Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam hidup ini, setiap manusia harus memahami betapa pentingnya kesadaran diri.
Kesadaran diri manusia tergolong dalam beberapa dimensi yaitu body, mind, heart, and soul.
Menurut Collin Rose dalam bukunya Accelerated Learning For The 21th Century
memperkenalkan pola pikir b e r s i f a t M - A - S - T - E - R y a i t u M o t i v a t i n g y o u r m i n d ,
A c q u i r i n g t h e information, Searching out the meaning, Trigering the memory, Exhibing
what you know, dan Reflecting how you have learned. Keenam langkah ini membantu kita
mengalami proses belajar, menggerakkan kembali mesin berpikir manusia. Pada tahun
1989, Greenan membuat model Emotional I n t e l l i g e n c e y a n g d i p e r b a h a r u i
S a l o v e y d a n M e y e r ( 1 9 9 0 ) d a n Goleman (1995). Lima cara mengembangkan
Emotional Intelligence yaitu kesadaran diri, motivasi pribadi, pengaturan diri sendiri,
empati, dan kemampuan bersosialisasi. Setelah manusia memahami tentang kesadaran diri,
maka pengenalan terhadap diri sendiri menjadi lebih efisien yang akan melahirkan
konsep diri yang baik dan positif serta menghasilkan harga diri yang kuat dan kepercayaan
yang tinggi.

Maka dari itu self awareness atau bisa di bilang kesadaran diri ini merupakan
sesuatu hal yang penting untuk di pelajari dan di praktikan dalam kehidupan sehari- hari
karena dengan mengetahui apa kekurangan dan kelebihan diri sendiri kita dapat membuka
potensi-potensi diri kita sendiri

Komponen kecerdasan emosional yang pertama dan mempunyai satu pemahaman emosi
kekuatan, kelemahan, kebutuhan, dan pendorong diri sendiri yang dilakukan dengan kesadaran diri.

1
B. KAJIAN TEORITIS

1. Tinjauan Self Awareness

a. Pengertian Self Awareness

Self Awareness (kesadaran diri) adalah perhatian yang berlangsung ketika seorang mencoba
memahami keadaan internal dirinya. Prosesnya berupa semacam refleksi dimana seseorang secara
sadar memikirkan hal-hal yang ia alami berikutnya emosi-emosi mengenai pengalaman tersebut.
Dengan kata lain, self awareness adalah keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar tentang
emosi yang sedang kita alami dan juga pikirab-pikiran kita mengenai emosi tersebut.

Kesadaran diri merupakan proses mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu
menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi kita dengan
orang lain. Kesadaran diri adalah perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba
memahami kesediaan internal dirinya.

Kesadaran diri juga merupakan keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar tentang emosi
yang sednag kita alami dan juga pikiran-pikiran kita mengenai emosi tersebut. Kesadaran akan diri
sendiri yang diawali dengan mengenal diri sendiri dan kemudian memlih menjadi diri sendri
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mengopimalkan pengembangan diri.
Pemngembangan diri selalu diawali dengan kesadaran akan apa yang terjadi pada diri sendiri.

Menurut Brigam (dalam Sosiawan, 2009) self awareness merupakan keadaan pada manusia
ketika mengarahkan perhatiannya ke dalam untuk memfokuskan pada diri sendiri atau sederajat
perhatian yang diarahkan ke dalam untuk memusatkan perhatian aspek diri.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi self awareness

Menurut Important Areas of Self Awareness dari Allan & Waclawski (1999); Atwater &
Yammarino (1992); Goleman (1998); Judge et al, (2003); Parker & Kram (1993); Sosik &
Megarian (1999); Cools & Van den Broeck (2007) di dalam self awareness yang dapat membangun
kesuksesan seorang individu didalam meningkatkan potensi dirinya :
1. Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence): mengindentifikasi kesadaran emosi dan cara
mengontrolnya; kemampuan untuk dapat mengatur diri sendiri dan hubungan dengan orang
lain.
2. Nilai-nilai Pribadi (Personal Values): Mengidentifikasi standar pribadi dan penilaian moral;
dinamika terhadap perilaku seseorang yang merupakan kesatuan dari sikap, orientasi dan
tingkah laku dalam pribadi orang tersebut misalnya; baik buruknya, berguna-tidak berguna,
diinginkan-tidak diinginkan, benar-salah, bermoral-tidak bermoral.
3. Gaya Kognitif (Cognitive Style): Mengidentifikasi perolehan informasi dan melakukan
evaluasi; mengacu pada perilaku individu dalam mengumpulkan dan memproses informasi.
Bentuk proses yang terjadi biasanya melalui interpertasi, menghakimi atau melakukan
respon terhadap informasi tersebut.

2
4. Orientasi terhadap perubahan (Orientation Toward Change): mengidentifikasi penyesuaian
dan tanggung jawab; focus pada metode yang di gunakan individu untuk mengatasi
perubahan dalam lingkungan mereka.
5. Evaluasi Diri (Core Self Evaluation): mengidentifikasi atribut kepribadian yang mendasar
seperti: Self Esteem, Self Efficiacy, Self Control dan kestabilan emosi yang berpengaruh
terhadap kebahagiaan individu tersebut; membangun aspek penting dari kepribadian untuk
dapat di kembangkan.

c. Teori Self Awareness

Teori Self Awareness adalah kesadaran, keadaan, kesediaan, atau mengetahui sesuatu kedalam
pengenalan atau pemahaman peristiwa lingkungan atau kejadian-kejadian internal.

Penelitian ini menggunakan landasan teori Duval & Wicklund (1972), Self awareness yakni
memfokuskan perhatian pada kesadaran diri sendiri. Self awareness mengacu pada kapasitas dalam
menjadi objek yang dituju oleh satu perhatian atas diri sendiri. Paham ini dapat terjadi di saat
organisasi sosial tidak memfokuskan diri pada lingkungan eksternal, tapi lingkungan internal atau
dapat di katakan sebagai pengamat reflektif dalam memproses informasi pribadi. Dalam
penempatan self awarenees oada suatu organisasi dapat memfokuskan perhatian pada aspek
penempatan diri dimuka umum/tidak(public/private self aspect).

Steven & Howard (2003) mengemukakan bahwa self-awareness adalah kemampuan untuk
mengenali perasaan dan mengapa seseorang merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku
seseorang terhadap orang lain. Kemampuan tersebut diantaranya;

1. kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan
mempertahankan pendapat (sikap asertif),
2. kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dan berdiri dengan kaki sendiri
(kemandirian),
3. kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri
meskipun seseorang memiliki kelemahan (penghargaan diri),
4. kemampuan mewujudkan potensi yang seseorang miliki dan merasa senang (puas) dengan
potensi yang seseorang raih di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi).

Chaplin (2002) menyatakan bahwa self-awareness adalah kesadaran mengenai proses-proses


mental sendiri atau mengenai eksistensi sebagai individu yang unik. Bagi seorang individu, self
awareness berfungsi untuk mengendalikan seluruh emosi agar dapat dimanfaatkan dalam menjalin
relasi sosial dengan orang lain (Auzoult & Hardy-Massard, 2014). Ia harus mampu mengendalikan
diri dari sifat-sifat emosi negatif, dan lebih menonjolkan hal-hal yang positif, sehingga tidak
mengganggu hubungan sosial dengan orang lain.

3
C. TUJUAN PEMBUATAN SKALA

Berdasarkan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui perkembangan kesadaran diri remaja


2. Untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam penelitian tentang self awareness
3. Untuk mengetahui cara mendapatkan solusi saat mendapatkan masalah tentang self awareness
4. Untuk mengetahui proses kegiatan penelitian tentang self awareness
5. Untuk mengetahui dampak dari self awareness dalam berperilaku

D. MANFAAT PEMBUATAN SKALA

Manfaat dari pengukuran atau penelitian ini sebagai berikut :


1. Sebagai pembelajaran untuk penulis sendiri dan teman-teman mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Universitas Indraprasta PGRI.
2. Sebagai acuan di bidang penelitian dan diharapkan dapat memberikan pengetahuan untuk
mengenal fenomena yang terjadi di sekitar.
3. Menambah pengetahuan sebagai bekal dalam mengaplikasikan terhadap self awareness
4. Menambah wawasan mengenai penerapan teori-teori yang didapat dari materi pengukuran ini
5. Hasil dari penelitian dapat berguna bagi pembaca

E. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN SKALA

1. Tujuan Penelitian / Pembuatan Instrument

Tujuan penulis membuat instrument ini adalah untuk mengetahui perkembangan kesadaran diri
(self awareness) pada masyarakat yang berusia 15-19 tahun. Di latarbelakang oleh akibat masih
banyaknya anak remaja yang kurang beretika terhadap orang tua di keluarga, karena pengaruh
dampak globalisasi.

Oleh karena itu penulis ingin mengurangi akibat dari kurang nya kesadaran diri remaja terhadap
orang tua dengan cara membangun kepribadian akhlak mereka akan penting untuk menghormati
orang tua dan keluarganya.

4
2. Merumuskan dan Pengajuan Nama Instrumen / Skala

Penulis mengajukan judul skala “Self Awareness” kepada dosen pengampu : Bapak Itsar Bolo
Rangka, M.Pd, Kons. Pada tanggal 27 Oktober 2020 dan Alhamdulillah dengan penjelasan mengenai
tujuan penelitian di setujui oleh beliau.

3. Studi Literatur (Jurnal Penelitian)

Setelah judul skala di ACC Oleh beliau, penulis mulai mencari jurnal yang terkait dengan judul
skala yang di ajukan dan penulis menemukan 1 jurnal yang menjadi bahan dasar untuk di
kembangkan yaitu :

a. http://ejournal.uniksms.ac.id/indeks.

4. Penyusunan kisi-kisi Instrumen

Penulis menyusun kisi-kisi instrument ini berdasarkan, The Self Awareness yang di paparkan oleh
Azwar (2009; 65)

No Item Jumlah
Variabel Aspek Indikator
+ - Item
1.Kemampuan untuk
mengdiagnosa dan
mengenali emosi diri.

2. Kemampuan untuk 1, 2 8, 9 4
mengontrol Emosi
diri.
Kecerdasan Emosi
3. Kemampuan Untuk
Mengenali emosi 3, 4 10, 11 4
sendiri pada saat
berinteraksi dengan
orang lain.

SELF 4. Kemampuan untuk


AWARENESS dapat merespon tanda 5, 6 12, 13 4
emosi diri dengan
tepat.
Standar pribadi dan
penilaian moral yang
di lakukan merupakan
dinamika terhadap
7,19 14, 15
perilaku seseorang 4
Nilai-nilai Pribadi yang merupakan
sikap, orientasi dan
tingkah laku dalam
pribadi orang tersebut

5
4
Gaya kognitif 20, 21 16, 17
didasarioleh
peningkatan individu
Gaya kognitif dalam melihat,
menafsirkan dan
merespon informasi
dengan cara tertentu.

22, 23 18, 30
SELF 4
AWARENESS
1.Tolerance of
ambiguity, akan
melihat kemampuan
individu untuk dapat
mengatasi situasi yang 4
24, 25 31, 32
tidak pasti dan
terkadang sulit untuk
Orientasi terhadap mengambil keputusan
perubahan .
2. Locus of Control,
sikap individu untuk
dapat
26, 27 33, 34
mengembangkan 4
dirinya sehingga dapat
mencapai tujuan yang
di inginkan.
Peningkatan terhadap
individu yang
Evaluasi Diri 28, 29 35, 36
melakukan evaluasi
4
diri

Jumlah Item 18 18 36

5. Penulisan Item Pernyataan / Pertanyaan

Penulis mulai menyusun butiran pernyataan-pernyataan sebanyak 30 item untuk di periksa oleh judge
ahli terlebih dahulu sebelum penulis membuat angket yang akan disebarkan.

6
Angket kesadaran diri

Nama Siswa :

Kelas :

Jenis Kelamin:

Petunjuk Pengisian Angket:

1. Masukkan tanda checklist pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan yang
diberikan sesuai dengan pilihan anda.
2. Untuk satu pertanyaan hanya satu pendapat
Sebagai alternative pendapat, SL (Selalu), S (Sering), KD (Kadang-kadang), JR (Jarang), TP
(Tidak Pernah).

NO ITEM PERNYATAAN SL S KD JR TP
1 Saya mengetahui makna emosi yang sedang saya rasakan dan mengapa
terjadi
2 Saya menyadari perasaan anda dengan yang mereka pikirkan
untuk mengetahui perasaan anda
3 Saya mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-
nilai dan sasaran-sasaran mereka
4 Saya Sadar tentang kekuatan dan kelemahan-kelemahan pada
diri pribadi
5 Saya menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari
pengalaman, terbuka bagi umpan balik yang tulus, terus
menerus belajar dan mengembangkan diri
6 Saya Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia
memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas
7 Saya Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan
keberadaan
8 Saya pernah mengikuti teman menggunakan obat-obatan
terlarang/Narkoba
9 Saya mementingkan kepentingan pribadi daripada orang lain
10 Saya mudah terpengaruh jelek dengan teman kelas
11 Saya arogan didalam lingkungan kelas
12 Saya sering tidak peduli dengan pesan moral guru
13 Saya tidak pernah ikut kopentisi yang di adakan sekolah
14 Saya tidak bahangga jika teman berhasil dalam mendapatkan
prestasi di kelas
15 Saya tidak suka kebisingan di dalam kelas
16 Saya tidak percaya diri dalam melaksanakan tugas
17 Saya tidak tegas membuat keputusan yang baik kendati dalam
keadaan pasti
18 Jika pada suatu saat saya dipanggil ke ruang BK saya akan akan
lebih baik berdamai dengan Guru BK dengan memberikannya
sejumlah Uang

7
19 Saya Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan
bersedia berkorban demi kebenaran
20 Saya mencari informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari
diri saya dari orang lain untuk meningkatkan kemampuan diri
21 Ketika saya mendapat kritik dari orang lain saya tidak marah dan
tidak keras kepala
22 Saya menyadari gaya belajar yang terbaik bagi diri saya
23 Saya memiliki pemahamam yang baik tentang apa artinya
menjadi dewasa secara emosional, dan saya menunjukan
kemampuan itu
24 Saya memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana ambigu
dan meragukan
25 Saya mampu menetapkan standar nilai dan prinsip
26 Saya merasa tanggung jawab atas semua kejadian yang terjadi
pada diri saya, baik kejadian positif maupun negatif
27 Saya jarang merasa marah, depresi, atau cemas tanpa
mengetahui sebabnya
28 Saya sadar area dimana konflik dan gesekan paling sering muncul
dalam interaksi saya dengan orang lain
29 Saya memiliki minimal 1 teman dekat dimana saya dapat berbagi
masalah pribadi dan berbagai perasaan
30 Saya tidak sabar bila menghadapi orang lain yang telah membuat
saya kesal
31 Saya bisa mengatakan kapan saya marah ketika menghadapi
sesuatu yang membuat saya kesal
32 Saya bisa mengatakan kapan saya menjadi marah ketika
menghadapi sesuatu yang membuat saya kesal
33 Saya sering menyontek pada saat ujian sekolah
34 Saya tidak pernah membantu teman jika berada dalam kesulitan
35 Saya marah jika teman saya tidak ikut serta dalam kerja
kelompok
36 Saya mencoret nama anggota kelompok belajar jika tidak hadir
dalam proses kerja kelompok

Jakarta, 17 November 2020

Dosen Ahli

Hengki Satrrianta M.Pd. Kons.

Anda mungkin juga menyukai