INTERPERSONAL
1. Ira Andriana
2. Julia
3. Vera Kurniawaty
4. Ria Elmiana
5. Susanti
6. Fitriyanto
7. Santi Martha Edison
8. Tamrin
9. Sudiana
( KELOMPOK 2 )
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Kesadaran diri (self awareness)......................................................3
2.2 Eksplorasi perasaan........................................................................5
2.3 Kemampuan Menjadi Model..........................................................9
2.4 Panggilan Jiwa (altruisme).............................................................9
2.5 Etika dan tanggung jawab perawat.................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat dari pembuatan makalah ini, baik bagi kami maupun bagi teman-teman,
sebagai sarana wawasan dan pengetahuan mengenai beberapa hal yang berkenaan
dengan Self awareness, Eksplorasi Perasaan, Kemampuan menjadi model, panggilan
jiwa, dan Etika dan tanggungjawab dalam hubungan interpersonal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kesadaran diri atau (self-awareness) di yakini merupan satu dari sekian kunci
keberhasilan hidup. salah satu defensi dari self-awareness menyebutkan, ada 3 hal yang
harus di kenali dan di sadari sepenuhnya.
1. Pertama nilai dan tujuan yang di miliki;
2. Kedua kebiasaan, gaya, kekuatan dan kelemahan diri;
3. Ketiga, hubungan antara perasaan,pemikiran dan tingkah laku.
Rumus ABC;
affect [perasaan],
cognition [pemikiran],
Demikian rumus ABC yang di ajukan O,keefe dan berger. Inilah aspek terakhir
dari self-awareness. Penetapan visi kesadaran akan kekuatan dan kelemahan
4
kita,semuanya tidak akan berarti kalau kita tidak melakukan aksi apa-apa. Di sinilah
rumus.ABC.berperan.
Aktivitas yang di putuskan untuk di lakukan hendaknya mampertimbangkan
ketiga hal ini. Meski hasil analisa pemikiran mengatakan satu aktivitas akan
menggantungkan, tapi tidak akan terlaksana kalau ternyata tidak sesuai dengan hati
(perasaan) atau sangat berbeda dari kebiasaan. Karena itu, harus di cari alternatif
aktivitas.yang.menyeimbangkan.ketiga.hal.ini.
Demikin juga, merubah tingkah laku bangsa tidaklah mudah. Banyak contoh
kegagalan penerapan teknologi karena masyarakat tidakmau meninggalkan kebiasaan
lama. Hasil pemikiran berupa teknologi tepat guna sekalipun, belum tentu dapat
diterapkan.tanpa.pedekatan.yang.persuasif.
self-awareness
mempunyai tiga komponen ini memang penting untuk meningkatkan prestasi
kita. Baik prestasi individu, kelompok bahkan bangsa . Tentu kita tidak harus selalu
melihat ke dalam diri. Tapi mesti pula melihat faktor ekternal. Untuk itu self-awareness
ini harus di lengkapi dengan environmental-awareness, kesadaran untuk melihat
kondisi lingkunggan sekitar kita, baik itu kawan maupun lawan. Dengan demikian kita
mampu.membedakan.dan.menyadari.nya.
5
Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspek-aspek yang
dimiliki dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara therapeutic
kepada klien. Salah satu aspek analisa kesadaran diri perawat dalam komunikasi
therapeutic adalah eksplorasi perasaan.
Eksplorasi adalah tehnik untuk menggali perasaan ,pikiran dan pengalaman klien.
Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri
atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan tehnik ini memungkinkan
klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam
masalah yang dialami klien ( Antai-Otong dalam Suriyani, 2005 ) tehnik ini
bermamfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang
masalah yang dialami klien.terdapat 3 jenis tehnik eksplorasi yaitu :
1. Eksplorasi perasaan, yaitu tehnik untuk menggali perasaan klien yang tersimpan.
Contoh “Bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan…”
2. Eksplorasi pikiran, yaitu tehnik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien.
Contoh : “ saya yakin anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide anda tentang sekolah
sambil bekerja”
3. Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau tehnik untuk menggali pengalaman-
pengalaman klien. Contoh : “ saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui,
namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan
pengaruhnya terhadap pendidikan anda”.
Agar perawat dapat berperan efektif dan therapeutic, ia harus menganalisa dirinya
melalui eksplorasi perasaan. Seluruh prilaku dan pesan yang disampaikan perawat
( verbal dan non verbal ) hendaknya bertujuan therapeutic untuk klien.dengan mengenal
dan menerima diri sendiri, perawat akan mampu mengenal dan menerima keunikan
klien.analisa hubungan intim yang therapeutic antara perawat klien perlu dilakukan
untuk evaluasi perkembangan huibungan dan menentukan tehnik dan keterampilan
yang tepat dalam setiap tahap untuk mengatasi masalah klien dengan prinsip disini dan
saat ini ( here and now )
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang
muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain , dimana eksplorasi
perasaan membantu seseorang untuk mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap
yang sangat berpengaruh.ini menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif yang
komplit dan sikap yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai seseorang adalah tidak
6
responsif, kesalahan, mudah ditemui, tidak mengenai orang tertentu dimana mutu
hubungan therapeutic perawat sangat terbuka, sadar dan kontrol diri, akal, perasaan
dimana dapat membantu pasien.
Sebagai perawat, kita perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan kita dan
mengontrolnya agar kita dapat menggunakan diri kita secara therapeutic. Jika perawat
terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasi penting, yaitu
bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien sehingga
pada saat berbicara dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol
penampilannya.bagaimana perasaan perawat terhadap proses interaksi berpengaruh
terhadap respon dan penampilannya yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
perasaan klien ( Stuart, GW, 1998 )
Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan tampak pada
ekspresi wajah dan prilakunya. Kecemasan perawat ini akan membuat klien merasa
tidak nyaman dan karena adanya untuk pemindahan perasaan ( transfer feeling )
mungkin klien juga akan menjadi cemas dan hal ini akan mempengaruhi interaksi
secara keseluruhan.
Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu pasien.perasaan
merupakan tolak ukur untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain,membantu
orang lain.perawat akan menggunakan perasaan-perasaanya, kurang memperhatikan
kebutuhan pasien, tidak menepati janji sehingga pasien mengalami kemunduran,
distress sehingga pasien tidak mau menemui, marah karena pasien banyak permintaan
atau manipulasi dan kekuatan karena pasien terlalu tergantung pada perawat.
Perawat harus terbuka akan perasaan pasien dan bagaimana perawat mengerti
akan pasien serta bagaimana pendekatan dengan pasien. Perasaan perawat adalah
petunjuk tentang kemungkinan nilai dari masalah pasien.
PERASAAN TP J KK S
Keras kepala
Cinta
Marah
Cemburu
7
Kesah
Terima kasih
Memalukan
Hati-hati
Menantang
Bingung
Cemas
Seksi
Frustasi
Kagum
Puas
Sedih
Senang
Takut
Basah
Bangga
Depresi
Malu
Kesepian
Bersalah
Sabar
Pasrah
Gairah
Menghargai
Keterangan :
TP : Tidak Pernah KK : Kadang-kadang
J : Jarang S : Sering
Tehnik tersebut diatas tidak untuk membuat penilaian, namun sebagai upaya
individu atau klien untuk jujur dan berani mengungkapkan perasaannya. Dan
ungkapan-ungkapan perasaan tersebut terpais dapat mengidentifikasi apakah perasaan
klien positif atau negative. Bila perasaan positif, terapis ( perawat ) perlu mendukung
dan mengembangkan perasaan tersebut dan sebaliknya bila perasaan negative maka
8
perlu mengarahkan dan memberikan alternative agar klien dapat mengelola
perasaannya.
9
a) Empati Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasaan yang dialami oleh
orang lain.
b) Keinginan memberiKeinginan untuk memberi adalah maksuthati untuk memenuhi
kebutuhanorang lain.
c) Sukarela Sukarrela adalah apa yang diberikan itu semata-mata untuk orang lain,
tidakada kemungkinan untuk memperole imbalan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesadaran diri/ self awarness adalah keadaan dimana Anda bisa memahami diri
Anda sendiri dengan setepat-tepatnya. Anda disebut memiliki kesadaran diri jika Anda
memahami emosi dan mood yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi mengenai
diri Anda sendiri, dan sadar tentang diri Anda yang nyata. Pendek kata, kesadaran diri
adalah jika Anda sadar mengenai pikiran, perasaan, dan evaluasi diri yang ada dalam
diri Anda.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan
klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses
yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Komunikasi terapeutik berbeda dengan komunikasi sosial yaitu pada komunikasi
terapeutik selalu terdapat tujuan atau arah yang spesifik untuk komunikasi. Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien dan membina hubungan yang terapeutik antara perawat dan
klien.
Self awarness memegang peranan penting dalam proses terwujudnya asuhan
keperawatan yang terapeutik. Semakin tinggi self awarness seorang perawat, maka
akan semakin mudah terwujudlah komunikasi terapeutik terhadap klien. Dimensi self
awareness perawat mempunyai hubungan yang signifikan dengan penerapan
komunikasi terapeutik.
Ketika self awarness seorang perawat cukup baik, maka saat hubungan antara
perawat dan klien terjadi, maka perawat tersebut akan dengan mudah menjalin
hubungan yang terapeutik dengan klien. Dalam hal ini klien tidak selalu adalah pasien,
akan tetapi bisa berupa individu yang sehat, keluarga, kelompok atau bahkan di tingkat
masyarakat. Jadi dapat disimpulkan, bahwa dengan adanya self awarness yang baik
akan menjadikan seorang perawat mampu mengenali dirinya sendiri serta orang lain,
mampu mengendalikan dirinya untuk bersikap serta menjalin hubungan yang sesuai
dengan tujuannya.
12
Dengan self awarness yang kuat akan tercipta karakteristik perawat yang
terapeutik, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut, antara lain; Ikhlas (Genuiness),
Empati, Kehangatan, Jujur, Altruistik, Menggunakan etika, serta Bertanggung jawab.
3.2. Saran
Kami menyarankan agar perawat mengenali self awarness dengan baik. Sehingga
tercipta karakteristik perawat yang terapeutik, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
antara lain; Ikhlas (Genuiness), Empati, Kehangatan, Jujur, Altruistik, Menggunakan
etika, serta Bertanggung jawab. Tujuannya tercipta hubungan yang baik dengan
klien.Dengan harapan mencapai tujian yang diharapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Istifiyana R. (2013). Tingkat Kepuasan Klien akan Pola Komunikasi Terapeutik Perawat di
Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalimantan Barat. Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas ip
14