disusun oleh :
S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
Jln. K.H Ahmad Dahlan No. 6 Bandung Telp. 022-7305269
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas “Konsep Diri”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
serta dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep diri.
2. Untuk mengetahui bagaimana teori perkembangan dari konsep diri.
3. Untuk mengetahui bagaimana rentang respon dari konsep diri.
4. Untuk mengetahui komponen dari konsep diri.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses pengkajian pada kasus dengan
gangguan konsep diri.
6. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala dari gangguan konsep diri.
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis untuk klien dengan
gangguan konsep diri .
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
Keterangan :
a. Aktualisasi diri : pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman sukses.
b. Konsep diri positif : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam perwujudan dirinya.
c. Harga diri rendah : perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berdaya dan pesimis.
d. Kerancuan identitas : kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai
indentifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososisal dewasa
yang harmonis.
e. Dipersonalisasi : perasaan tidak realistis dalam kegiatan dari diri sendiiri,
kesulitan membedakan diri sendiri, merasa tidak nyata dan asing baginya.
5
g. Kejenuhan pekerjaan.
5) Identitas Diri
a. Tidak ada percaya diri.
b. Sukar mengambil keputusan.
c. Ketergantungan.
d. Masalah dalam hubungan interpersonal.
e. Ragu/ tidak yakin terhadap keinginan.
f. Proyeksi (menyalahkan orang lain).
3.2 Pembahasan
1. Definisi, faktor predisposisi dan faktor presipitasi, tanda dan gejala
a. Definisi
Konsep diri sebagai keseluruhan ide, pikiran, kepercayaan dan
keyakinan yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi
individu tersebut dalam berhubungan dengan orang lain. Termasuk
disini adalah persepsi individu terhadap sifat dan kemampuannya,
interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan
dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. (Stuart. W.
Gail: 2015)
13
14
Asuhan Keperawatan Jiwa pada Ny. M (32 tahun) dengan Gangguan Konsep
Diri
I) PENGKAJIAN
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri : Klien mengatakan dia takut jika
efek operasi membuat keinginan seksual,daya tarik, dan kemampuan untuk
melakukan hubungan intim dan melayani suaminya terganggu sedangkan
klien dan suaminya berencana untuk memiliki anak. Klien juga cemas jika
suaminya akan meninggalkannya dimasa depan.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran : klien mengatakan takut
bahwa histerektomi akan menyebabkan klien kehilangan kecantikan dan
masa mudanya.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri : Klien mengatakan merasa tidak
adekuat dan tidak lagi seperti seorang wanita.
a. Cemas/gelisah
17
b. Susah tidur
a. gangguan berhubungan
2. Kerancuan Identitas
a. Perasaan takut
9). Psikososial
Konsep diri :
c. Peran diri : klien merupakan seorang istri dan klien takut efek operasi akan
berpengaruh dalam keinginan seksualnya, kemampuan melakukan
hubungan intim dan melayani suaminya.
d. Ideal diri : klien dan suami memiliki rencana untuk memiliki anak, tapi
sekarang setelah dilakukan histerektomi ia takut suaminya akan
meninggalkannya. Klien takut histerektomi akan menyebabkan dia
kehilangan masa depannya.
e. Harga diri : klien takut suaminya akan meninggalkannya di masa depan
histerektomi total
2. Suami klien tidak
terlihat mengunjungi
klien selama di RS dan
hanya berbica melalui
telepon
Do :
5.Identifikasi
kelompok
pendukung
(suami dan
keluarga) yang
tersedia bagi
pasien
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Konsep diri sebagai keseluruhan ide, pikiran, kepercayaan dan keyakinan
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu tersebut
dalam berhubungan dengan orang lain. Termasuk disini adalah persepsi
individu terhadap sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan
serta keinginannya.
Secara umum konsep diri belum ada saat bayi dilahirkan tetapi konsep diri
ini berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan dapat
membedakan dirinya dengan orang lain dan objek disekitarnya sebagai
individu yang terpisah. Komponen konsep diri salah satunya adalah gambaran
diri (body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran diri
(self role) dan identitas diri (self identity).
4.2 Saran
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk
mengerti perilaku dan pandangan klien tentang diri, masalah serta
lingkungannya. Didalam perawatan kesehatan mental-psikiatri hal ini menjadi
topik utama yang harus diperhatikan sehingga asuhan keperawatan yang
diberikan bersifat komprehensif dengan memmandang manusia secara utuh
baik bio-psiko-sosial maupun spiritual.
24
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden. 2013. Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Stuart. W. Gail. 2015. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart
Elsevier.
Pelajar.
Salemba Medika.