Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa I
Disusun Oleh:
Kelas:
2A Kecil
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas tepat pada Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Imam Abidin, S. Kep.,
Ners Kep selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1 yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari konsep diri.
Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik perilaku sesuai
dengan ideal diri. Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai dengan meningkatnya
usia.
Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri termasuk hilangnya percaya diri, merasa gagal mencapai keinginan. Harga
diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk yang berisiko
mengalami depresi dan skizofrenia.
1
9. Bagaimana Penatalaksanaan Harga Diri Rendah?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Harga Diri Rendah?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
2. Citra Tubuh
Konsep tubuh seseorang merupakan pusat konsep diri, tubuh adalah
bagian yang paling penting yang terlihat dari diri dan tubuh adalah
jangkar untuk kesadaran diri. Sikap seseorang terhadap tubuhnya apat
mencerminkan aspek-aspek penting dari identitas.
Citra tubuh adalah jumlah dari sikap sadar dan bawah sadar sesorang
terhadap tubuh sendiri. Hal ini termasuk persepsi sekarang dan masa
lalu serta perasaan tentang ukuran, fungsi, bentuk atau penampilan dan
potensi. Citra tubuh terus berubah saat persepsi dan pengalaman baru
terjadi dalam kehidupan. Seseorang yang menerima dirinya lebih
mungkin memiliki harga diri yang tinggi daripada orang yang tidak
suka dirinya
3. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi seseorang tentang bagaimana berperilaku
berdasarkan standar pribadi tertentu. Ideal diri menimbulkan harapan
diri berdasarkan norma-norma masyarakat yang dicobanya untuk
menyesuaikan diri. Pembentukan ideal diri dimulai sejak pada masa
kanak-kanak dan dipengaruhi oleh orang yang berarti, yang meminta
atau berharap pada anak.
Berbagai faktor mempengaruhi ideal diri. Pertama, seseorang
cenderung menetapkan tujuan dalam rentang yang dibentuk oleh
kemampuan pribadi. Seseorang biasanya tidak menetapkan tujuan yang
dicapai tanpa usaha atau diluar kemampuannya
Ideal diri juga dipengaruhi oleh:
a) Faktor budaya, dengan membandingkan standar diri sendiri
dengan standar teman sebaya.
b) Ambisi
c) Keinginan untuk unggul dan sukses
d) Kebutuhan untuk bersikap realistis
4
e) Keinginan untuk mengindari kegagalan, perasaan cemas dan
rendah diri.
4. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian harga diri pribadi seseorang berdasarkan
seberapa baik perilakunya cocok dengan ideal diri. Seberapa sering
seseorang mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi perasaan
kompeten (harga diri tinggi) atau rendah diri (harga diri rendah)
Harga diri tinggi adalah perasaan penerimaan diri, tanpa syarat,
meskipun salah, kalah, dan gagal, sebagian pembawaan yang berharga
dan penting. Harga diri melibatkan penerimaan tanggung jawab penuh
untuk kehidupan sendiri.
Harga diri yang tinggi telat dikaitkan dengan ansietas yang rendah,
fungsi kelompok yang efektif dan penerimaan dan toleransi dari orang
lain. Setelah harga diri dicapai, orang bebas untuk berkonsentrasi pada
pencapaian potensial
5. Penampilan Peran
Peran adalah sekumpulan pola perilaku yang diharapkan secara sosial
berhubungan dengan fungsi seseorang dalam kelompok sosial yang
berbeda. Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam
kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan
memvalidasi pada orang yang berarti. Harga diri tinggi dihasilkan dari
peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan ideal diri
seseorang.
5
Faktor yang mempengaruhi penyesuaian individu untuk berperan
meliputi sebagai berikut:
1) Pegetahuannya tentang harapan peran yang spesifik
2) Respons yang konsisten dari orang yang berarti untuk peran
seseorang
3) Kecocokan dan kesinambungan berbagai peran
4) Kesesuaian norma-norma budaya dan harapan sendiri untuk
perilaku peran
5) Pemisahan situasi yang akan menyebabkan peran perilaku yang
tidak sesuai
6. Identitas Diri
Identitas adalah kesadaran diri yang didasarkan pada observasi dan
penilaian diri, serta menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan
orang lain.
Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri,
hormat terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri, dan
menerima diri. Ciri individu dengan identitas diri yang positif adalah
sebagai berikut:
1) Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang
lain
2) Mengakui jenis kelamin sendiri
3) Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu keselarasan
4) Menilai diri sendiri sesuai penilain masyarakat
5) Menyadari hubungan masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang
6) Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari
6
2.1.3 Rentang Respon Konsep Diri
a. Aktualisasi Diri
Pernyataan tentang konsep diri dengan yang positif dengan latar
belakang pengalaman yang sukses.
b. Konsep Diri Positif
Pasien mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan
dirinya, dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara
jujur dalam menilai suatu masalah sesuai dengan norma-norma sosial
dan kebudayaan suatu tempat jika menyimpang merupakan respon
adaptif.
c. Harga Diri Rendah
Transisi antara adaptif dan maladaptif, sehingga individu cenderung
berfikir ke arah negatif.
d. Kerancuan identitas
Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek masa kanak-
kanak kedalam kematangan aspek psikologis, kepribadian pada masa
dewasa secara harmonis.
e. Depersionalisasi Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan dan tidak
dapat membedakan dirinya dari orang lain sehingga mereka tidak
dapat mengenal dirinya.
7
mungkin menunjukan penolakan dan kebencian diri yang dinyatakan dengan cara-
cara langsung atau tidak langsung.
Harga diri rendah adalah ”perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri”. Harga diri rendah adalah “penilaian tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri”
8
Menurun Nanda (2015) faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi:
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis
2. Faktor Prespitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah ditimbulkan dari sumber
internal dan eksternal misalnya ada salah satu anggota keluarga yang
mengalami gangguan mental sehingga keluarga merasa malu dan rendah
diri. kemudian hilangnya sebagian anggota tubuh, perubahan penampilan
atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya
produktivitas.
1. Ungkapan negatif tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus
menerus.
2. Perilaku yang ditampilkan berupa sikap malu/minder/rasa bersalah
3. Kontak mata kurang/tidak ada
4. Selalu mengatakan ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu
5. Bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif.
6. Gangguan dalam berhubungan
7. Rasa diri penting berlebihan, mudah tersinggung atau marah yang
berlebihan, ketegangan peran yang dirasakan
8. Pandangan hidup yang pesimis, khawatir, bimbang dan ragu
9
9. Menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik negatif
mengenai diri serta ada juga yang menyalahgunakan zat
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap kepada dirinya sendiri (mengkritik/menyalahkan
diri sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya.
6. Penurunan produktivitas
7. Penolakan terhadap kemampuan diri
8. Kurang memprihatikan perawatan diri
9. Selera makan menjadi berkurang
1. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misalnya harus menjalan operasi, terjadi
kecelakaan, perceraian, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai
Menurut Stuart (2013), Harga Diri Rendah Situasional adalah keadaan
dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami
10
perasaan negative mengenai dalam berespon terhdap suatu kejadian
(kehilangan dan perubahan)
2. Kronik
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Harga Diri Rendah Kronik Yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri telah
berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat. Pasien mempunyai cara
berfikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive.
Menurut Stuart (2013) Harga Diri Rendah Kronik adalah keadaan dimana
individu mengalami evaluasi diri yang negative mengenai diri atau
kemampuan dalam waktu lama
11
2.6 Penatalaksanaan Harga Diri Rendah
Menurut NANDA (2015), terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga diri
rendah yaitu:
1. Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang
lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik
diri, klien dapat membentuk kebiasaan yang buruk lagi
2. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada klien dengan
harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan
menggunakan stimulasi atau diskusi untuk mengetahui pengalaman atau
perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk kesepakatan persepsi
atau penyelesaian
12
2.7 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus
KASUS
I. Identitas Klien
Nama : Klien Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 Tahun
Pendidikan : Sedang menempuh pendidikan tinggi disebuah sekolah
tinggi di bandung.
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2021
13
II. Alasan Masuk
Klien merasa dan mengatakan malu dengan body image nya yang berbeda
dengan orang lain dan tidak tampak cantik, ditambah dia merasa tidak berguna
sebagai anak yang belum bisa membuat orang tuanya bangga dengan dia
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Situasioanal
14
3. Hubungan Sosial:
a. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Karena berat badannya yang melebihi IMT/BMI setelah dihitung,
akhirnya klien setiap bertemu dengan temannya selalu minder,
menghindari banyak orang, dan jarang bersosialisasi dengan
temannya.
15
merasa tidak berguna sebagai anak yang belum bisa membuat orang
tuanya bangga dengan dia
DO:
Isolasi Sosial
16
DS: Isolasi Sosial
- Klien setiap bertemu dengan temannya selalu
minder, menghindari banyak orang, dan
jarang bersosialisasi dengan temannya.
- Klien merasa dan mengatakan malu dengan
body image nya yang berbeda dengan orang
lain dan tidak tampak cantik, ditambah dia
merasa tidak berguna sebagai anak yang
belum bisa membuat orang tuanya bangga
dengan dia
DS: Koping Individu Tidak
- Karena berat badannya yang melebihi Efektif
IMT/BMI setelah dihitung, akhirnya klien
setiap bertemu dengan temannya selalu
minder
- Klien merasa dan mengatakan malu dengan
body image nya yang berbeda dengan orang
lain dan tidak tampak cantic
- Klien merasa tidak berguna sebagai anak
yang belum bisa membuat orang tuanya
bangga dengan dia
- Klien menghindari banyak orang, dan jarang
bersosialisasi dengan temannya
DO:
- Klien sampai sekarang memiliki perilaku
anoreksia nervosa
17
VII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah situasional b.d Perubahan pada citra tubuh (D.0087)
2. Isolasi Sosial b.d Perubahan Penampilan Fisik (D.0121)
3. Koping Individu Tidak Efektif b.d Ketidakadekuatan Strategi Koping
(D.0096)
18
7) Diskusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri yang
lebih tinggi (1.09308)
Edukasi:
8) Jelaskan kepada keluarga
pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
(1.09308)
9) Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
(1.09308)
10) Latih mengingkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
(1.09308)
Isolasi Sosial b.d Harga Setelah dilakukan Observasi:
Diri Rendah Asuhan Keperawatan, 1) Identifikasi kekuatan dan
Ds: diharapkan masalah kelemahan dalam menjalin
- Klien menghindari klien teratasi dengan hubungan (1.13489)
banyak orang, dan kriteria hasil: Terapeutik:
jarang bersosialisasi - Perasaan tertarik 2) Berikan umpan balik positif
dengan temannya pada orang lain terhadap aktivitas yang
- Klien merasa dan mengingkat dilakukan (1.13489)
mengatakan malu (L.13115) 3) Motivasi berpartisipasi
dengan body image dalam kegiatan individu,
19
nya yang berbeda - Perasaan nyaman kelompok dan sosial
dengan orang lain dengan situasi (1.13489)
dan tidak tampak sosial meningkat 4) Motivasi untuk
cantik, ditambah dia (L.13115) mempertahankan
merasa tidak komunikasi verbal
berguna sebagai (1.13489)
anak yang belum 5) Motivasi untuk melakukan
bisa membuat orang aktivitas diluar dan
tuanya bangga lingkungan baru (mis.
dengan dia Jalan-jalan, berbelanja)
(1.13489)
6) Diskusikan perencaan yang
akan datang (1.13489)
Edukasi:
7) Anjurkan interaksi dengan
orang lain yang memiliki
kepentingan dan tujuan
sama (1.13489)
Koping Individu Tidak Setelah dilakukan Observasi:
Efektif b.d Asuhan Keperawatan, 1) Identifikasi kemampuan
Ketidakadekuatan diharapkan masalah yang dimiliki (1.09312)
Strategi klien teratasi dengan 2) Identifikasi sumber daya
DS: kriteria hasil: yang tersedia untuk
- Karena berat - Kemampuan memenuhi tujuan (1.09312)
badannya yang membina 3) Identifikasi dampak situasi
melebihi IMT/BMI hubungan terhadap peran dan
setelah dihitung, meningkat hubungan (1.09312)
akhirnya klien setiap (L.09086)
20
bertemu dengan - Partisipasi sosial 4) Identifikasi metode
temannya selalu meningkat penyelesaian masalah
minder (L.09086) (1.09312)
- Klien merasa dan - Verbalisasi 5) Identifikasi kebutuhan dan
mengatakan malu kemampuan keinginan terhadap
dengan body image mengatasi dukungan sosial (1.09312)
nya yang berbeda masalah Terapeutik:
dengan orang lain meningkat 6) Diskusikan perubahan
dan tidak tampak (L.09086) peran yang dialami
cantic (1.09312)
- Klien merasa tidak 7) Diskusikan alasan
berguna sebagai mengkritik diri sendiri
anak yang belum (1.09312)
bisa membuat orang 8) Motivasi terlibat dalam
tuanya bangga kegiatan sosial (1.09312)
dengan dia 9) Motivasi mengidentifikasi
- Klien menghindari sistem pendukung yang
banyak orang, dan tersedia (1.09312)
jarang bersosialisasi Edukasi:
dengan temannya 10) Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
DO:
(1.09312)
- Klien sampai
sekarang memiliki
perilaku anoreksia
nervosa
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Harga diri rendah adalah “penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri”. Harga diri rendah
melibatkan evaluasi diri yang negative dan berhubungan dengan perasaan yang
lemah, tak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak
berharga dan tidak memadai. Penyebab terjadinya harga diri rendah terdapat 2
faktor, yaitu faktor predisposisi dan faktor prespitasi. Tanda dari gejala harga diri
rendah, seperti perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit, gangguan hubungan sosial (menarik diri).
Terdapat 2 jenis dari harga diri rendah, yaitu situasional dan kronik. Cara untuk
meningkatkan harga diri rendah yaitu: Berikan motivasi untuk pasien belajar selalu
menghargai diri sendiri. Walaupun terkadang orang lain memandang pasien
rendah tapi tetapkan keyakinan bahwa hanya diri pasienlah yang berhak atas
hidupnya, berikan pasien bimbingan konseling untuk belajar untuk menyukai diri
sendiri, menyukai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya, dan belajar untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki
3.1 Saran
Dari makalah yang saya buat mungkin terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
untuk lebih memperdalam pengetahuan maka saya minta kritik dan saran dari
pembaca
22
DAFTAR PUSTAKA
Dylan. (2017). Keperawatan harga diri rendah. Journal of Chemical Information and
Modeling, 110(9), 1689–1699.
Gail W. Stuart. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart Edisi
Indonesia Buku 1: Elsevier (Singapura)
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
23