Anda di halaman 1dari 26

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN KONSEP DIRI : HAGA DIRI RENDAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa I

Dosen: Imam Abidin, S. Kep., Ners

Disusun Oleh:

Rifania Alfionita 191FK03010

Kelas:

2A Kecil

PROGRAM STUDI SARJANA

KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas tepat pada Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Imam Abidin, S. Kep.,
Ners Kep selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1 yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................... 3

2.1 Konsep Diri ......................................................................................................... 3

2.1.1 Pengertian ..................................................................................................... 3

2.1.2 Komponen Konsep Diri ................................................................................ 3

2.1.3 Rentang Respon Konsep Diri ....................................................................... 7

2.2 Pengertian Harga Diri Rendah............................................................................. 7

2.3 Etiologi Harga Diri Rendah ................................................................................. 8

2.3 Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah ................................................................. 9

2.4 Klasifikasi Harga Diri Rendah .......................................................................... 10

2.5 Proses terjadi atau Patofisiologi Harga Diri Rendah ......................................... 11

2.6 Penatalaksanaan Harga Diri Rendah ................................................................. 12

2.7 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus ......................................................... 13

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 22

3.1 Saran .................................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diri merupakan bagian yang paling kompleks dari semua kualitas manusia.
Pemahaman konsep diri klien merupakan bagian terpenting dari semua asuhan
keperawatan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif (Stuart, 2016)

Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari konsep diri.
Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik perilaku sesuai
dengan ideal diri. Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai dengan meningkatnya
usia.

Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri termasuk hilangnya percaya diri, merasa gagal mencapai keinginan. Harga
diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk yang berisiko
mengalami depresi dan skizofrenia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Konsep Diri?
2. Apa saja komponen Konsep Diri?
3. Apa saja Rentang Respon Konsep Diri?
4. Apa yang dimaksud dengan Harga Diri Rendah?
5. Apa saja etiologi terjadinya Harga Diri Rendah?
6. Apa saja tanda dan gejala Harga Diri Rendah?
7. Apa saja Klasifikasi Harga Diri Rendah?
8. Bagaimana proses terjadi atau Patofisiologi Harga Diri Rendah?

1
9. Bagaimana Penatalaksanaan Harga Diri Rendah?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Harga Diri Rendah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengatahui Pengertian Konsep Diri
2. Untuk mengatahui Komponen Konsep Diri
3. Untuk mengatahui Rentang Respon Konsep Diri
4. Untuk mengatahui Pengertian Harga Diri Rendah
5. Untuk mengatahui Etiologi terjadinya Harga Diri Rendah
6. Untuk mengatahui Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
7. Untuk mengatahui Klasifikasi Harga Diri Rendah
8. Untuk mengatahui Proses terjadi atau Patofisiologi Harga Diri Rendah
9. Untuk mengatahui Penatalaksanaan Harga Diri Rendah
10. Untuk mengatahui Asuhan Keperawatan Pada Harga Diri Rendah

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Diri


2.1.1 Pengertian
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan
kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu dirinya dan
memengaruhi hubungan dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk
waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam
dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas dunia

Konsep diri terbentuk dari pengalaman internal seseorang, hubungan


dengan orang lain dan inteaksi dengan dunia luar. Konsep diri dipelajari
sebagian melalui kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain dari waktu
ke waktu. Kondisi ini disebut “belajar tentang diri dari cermin orang lain”.
Konsep diri sesorang terletak pada apa yang ia pikirkan tentang oranglain
yang memikirkan tentang dirinya.

2.1.2 Komponen Konsep Diri


1. Persepsi Diri
Persepsi seseorang tentang realistis dipilih dan didasarkan pada
pengalaman konsisten dengan pandangan seseorang saat ini terhadap
diri. Kebutuhan, nilai-nilai dan keyakinan seseorang sangat
mempengaruhi persepsi. Orang lebih cenderung untuk mempengaruhi
apa yang berarti dan sesuai dengan kebutuhan dan nilai pribadinya saat
ini. Konsep diri yang positif dihasilkan dari pengalaman positif yang
mengarah ke kompetensi yang dirasakan dan diterima oleh orang lain
yang berbeda dari diri sendiri. Konsep diri negative berhubungan
dengan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk

3
2. Citra Tubuh
Konsep tubuh seseorang merupakan pusat konsep diri, tubuh adalah
bagian yang paling penting yang terlihat dari diri dan tubuh adalah
jangkar untuk kesadaran diri. Sikap seseorang terhadap tubuhnya apat
mencerminkan aspek-aspek penting dari identitas.
Citra tubuh adalah jumlah dari sikap sadar dan bawah sadar sesorang
terhadap tubuh sendiri. Hal ini termasuk persepsi sekarang dan masa
lalu serta perasaan tentang ukuran, fungsi, bentuk atau penampilan dan
potensi. Citra tubuh terus berubah saat persepsi dan pengalaman baru
terjadi dalam kehidupan. Seseorang yang menerima dirinya lebih
mungkin memiliki harga diri yang tinggi daripada orang yang tidak
suka dirinya
3. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi seseorang tentang bagaimana berperilaku
berdasarkan standar pribadi tertentu. Ideal diri menimbulkan harapan
diri berdasarkan norma-norma masyarakat yang dicobanya untuk
menyesuaikan diri. Pembentukan ideal diri dimulai sejak pada masa
kanak-kanak dan dipengaruhi oleh orang yang berarti, yang meminta
atau berharap pada anak.
Berbagai faktor mempengaruhi ideal diri. Pertama, seseorang
cenderung menetapkan tujuan dalam rentang yang dibentuk oleh
kemampuan pribadi. Seseorang biasanya tidak menetapkan tujuan yang
dicapai tanpa usaha atau diluar kemampuannya
Ideal diri juga dipengaruhi oleh:
a) Faktor budaya, dengan membandingkan standar diri sendiri
dengan standar teman sebaya.
b) Ambisi
c) Keinginan untuk unggul dan sukses
d) Kebutuhan untuk bersikap realistis

4
e) Keinginan untuk mengindari kegagalan, perasaan cemas dan
rendah diri.

Ideal diri penting dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan jiwa.


Ideal diri harus tidak terlalu tinggi dan menuntut atau tidak jelas dan
samar, namun harus cukup tinggi dan cukup jelas untuk memberikan
dukungan terus menerus terhadap harga diri seseorang.

4. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian harga diri pribadi seseorang berdasarkan
seberapa baik perilakunya cocok dengan ideal diri. Seberapa sering
seseorang mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi perasaan
kompeten (harga diri tinggi) atau rendah diri (harga diri rendah)
Harga diri tinggi adalah perasaan penerimaan diri, tanpa syarat,
meskipun salah, kalah, dan gagal, sebagian pembawaan yang berharga
dan penting. Harga diri melibatkan penerimaan tanggung jawab penuh
untuk kehidupan sendiri.
Harga diri yang tinggi telat dikaitkan dengan ansietas yang rendah,
fungsi kelompok yang efektif dan penerimaan dan toleransi dari orang
lain. Setelah harga diri dicapai, orang bebas untuk berkonsentrasi pada
pencapaian potensial
5. Penampilan Peran
Peran adalah sekumpulan pola perilaku yang diharapkan secara sosial
berhubungan dengan fungsi seseorang dalam kelompok sosial yang
berbeda. Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam
kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan
memvalidasi pada orang yang berarti. Harga diri tinggi dihasilkan dari
peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan ideal diri
seseorang.

5
Faktor yang mempengaruhi penyesuaian individu untuk berperan
meliputi sebagai berikut:
1) Pegetahuannya tentang harapan peran yang spesifik
2) Respons yang konsisten dari orang yang berarti untuk peran
seseorang
3) Kecocokan dan kesinambungan berbagai peran
4) Kesesuaian norma-norma budaya dan harapan sendiri untuk
perilaku peran
5) Pemisahan situasi yang akan menyebabkan peran perilaku yang
tidak sesuai
6. Identitas Diri
Identitas adalah kesadaran diri yang didasarkan pada observasi dan
penilaian diri, serta menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan
orang lain.
Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri,
hormat terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri, dan
menerima diri. Ciri individu dengan identitas diri yang positif adalah
sebagai berikut:
1) Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang
lain
2) Mengakui jenis kelamin sendiri
3) Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu keselarasan
4) Menilai diri sendiri sesuai penilain masyarakat
5) Menyadari hubungan masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang
6) Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari

6
2.1.3 Rentang Respon Konsep Diri
a. Aktualisasi Diri
Pernyataan tentang konsep diri dengan yang positif dengan latar
belakang pengalaman yang sukses.
b. Konsep Diri Positif
Pasien mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan
dirinya, dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara
jujur dalam menilai suatu masalah sesuai dengan norma-norma sosial
dan kebudayaan suatu tempat jika menyimpang merupakan respon
adaptif.
c. Harga Diri Rendah
Transisi antara adaptif dan maladaptif, sehingga individu cenderung
berfikir ke arah negatif.
d. Kerancuan identitas
Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek masa kanak-
kanak kedalam kematangan aspek psikologis, kepribadian pada masa
dewasa secara harmonis.
e. Depersionalisasi Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan dan tidak
dapat membedakan dirinya dari orang lain sehingga mereka tidak
dapat mengenal dirinya.

2.2 Pengertian Harga Diri Rendah


Harga Diri Rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan dapat dinyarakan
dalam tingkat ansietas sedang dan berat. Harga diri rendah melibatkan evaluasi diri
yang negative dan berhubungan dengan perasaan yang lemah, tak berdaya, putus
asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak berharga dan tidak memadai.
Harga diri rendah juga memainkan peran besar terjadinya depresi. Respons depresi

7
mungkin menunjukan penolakan dan kebencian diri yang dinyatakan dengan cara-
cara langsung atau tidak langsung.

Harga diri rendah adalah ”perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri”. Harga diri rendah adalah “penilaian tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri”

Harga Diri (Self esteem) dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam


perkembangan fungsi ego, dimana anak-anak yang dapat beradaptasi terhadap
lingkungan internal dan eksternal biasanya memiliki perasaan aman terhadap
lingkungan dan menunjukkan self esteem yang positif. Sedangkan individu yang
memiliki harga diri rendah cenderung untuk mempersepsikan lingkungannya
negatif dan sangat mengancam. Mungkin pernah mengalami depresi atau
gangguan dalam fungsi egonya

2.3 Etiologi Harga Diri Rendah


Harga diri rendah dapat disebabkan karena adanya ketidakefektifan koping
individu akibat kurangnya umpan balik yang positif. Penyebab lainnya juga
yaitu:

1. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas


keberhasilannya.
2. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
3. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan
4. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya.

8
Menurun Nanda (2015) faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi:

1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis
2. Faktor Prespitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah ditimbulkan dari sumber
internal dan eksternal misalnya ada salah satu anggota keluarga yang
mengalami gangguan mental sehingga keluarga merasa malu dan rendah
diri. kemudian hilangnya sebagian anggota tubuh, perubahan penampilan
atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya
produktivitas.

2.3 Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah


Tanda dan gejala harga diri rendah (NANDA, 2009; Stuart & Sundeen, 2009)
merupakan prilaku yang telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik
yang meliputi:

1. Ungkapan negatif tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus
menerus.
2. Perilaku yang ditampilkan berupa sikap malu/minder/rasa bersalah
3. Kontak mata kurang/tidak ada
4. Selalu mengatakan ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu
5. Bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif.
6. Gangguan dalam berhubungan
7. Rasa diri penting berlebihan, mudah tersinggung atau marah yang
berlebihan, ketegangan peran yang dirasakan
8. Pandangan hidup yang pesimis, khawatir, bimbang dan ragu

9
9. Menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik negatif
mengenai diri serta ada juga yang menyalahgunakan zat

Tanda Gejala lainnya, yaitu:

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap kepada dirinya sendiri (mengkritik/menyalahkan
diri sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya.
6. Penurunan produktivitas
7. Penolakan terhadap kemampuan diri
8. Kurang memprihatikan perawatan diri
9. Selera makan menjadi berkurang

2.4 Klasifikasi Harga Diri Rendah


Harga diri rendah dapat terjadi secara:

1. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misalnya harus menjalan operasi, terjadi
kecelakaan, perceraian, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai
Menurut Stuart (2013), Harga Diri Rendah Situasional adalah keadaan
dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami

10
perasaan negative mengenai dalam berespon terhdap suatu kejadian
(kehilangan dan perubahan)
2. Kronik
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Harga Diri Rendah Kronik Yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri telah
berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat. Pasien mempunyai cara
berfikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive.
Menurut Stuart (2013) Harga Diri Rendah Kronik adalah keadaan dimana
individu mengalami evaluasi diri yang negative mengenai diri atau
kemampuan dalam waktu lama

2.5 Proses terjadi atau Patofisiologi Harga Diri Rendah


Harga diri seseorang didapatkan dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi ketika perlakuan orang lain mengancam dirinya.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam tingkat tinggi sampai rendah. Seseorang
yang mempunyai harga diri tinggi maka dapat beradaptasi dengan lingkungan
secara efektif, sedangkan jika seseorang memiliki harga diri yang rendah maka
lingkungan yang dilihat akan terasa mengancam bagi dirinya sendiri.

Seseorang yang berada pada situasi stressor berusah menyelesaikannya tapi


tidak tuntas serta ditambah pikiran tidak mampu atau merasa gagal menjalankan
fungsi dan peran itu bisa disebut dengan kondisi harga diri rendah situasional, jika
pada situasi tersebut lingkungan tidak mendukung positif dan justru menyalahkan
secara terus menerus maka akan mengakibatkan harga diri rendah kronis

11
2.6 Penatalaksanaan Harga Diri Rendah
Menurut NANDA (2015), terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga diri
rendah yaitu:

1. Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang
lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik
diri, klien dapat membentuk kebiasaan yang buruk lagi
2. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada klien dengan
harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan
menggunakan stimulasi atau diskusi untuk mengetahui pengalaman atau
perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk kesepakatan persepsi
atau penyelesaian

Cara untuk meningkatkan harga diri rendah yaitu:

1. Berikan motivasi untuk pasien belajar selalu menghargai diri sendiri.


Walaupun terkadang orang lain memandang pasien rendah tapi tetapkan
keyakinan bahwa hanya diri pasienlah yang berhak atas hidupnya
2. Berikan pasien bimbingan konseling untuk belajar untuk menyukai diri
sendiri, menyukai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya, dan belajar
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
3. Motivasi keluarga kepada pasien bahwa pasien memiliki gambaran diri yang
positif, hal ini berhubungan dengan penerimaan diri, gambaran diri
merupakan cara pandang pasien terhadap diri pasien, yang keempat motivasi
keluarga untuk melakukan apa yang pasien anggap penting. walaupun pasien
merasa tidak mampu karena pasien malu dan takut

12
2.7 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus

KASUS

Klien Y seorang perempuan 21 Tahun yang sedang menempuh pendidikan tinggi


disebuah sekolah tinggi di bandung. Karena berat badannya yang melebihi
IMT/BMI setelah dihitung, akhirnya klien setiap bertemu dengan temannya selalu
minder, menghindari banyak orang, dan jarang bersosialisasi dengan temannya.
Saat dikaji oleh Ns. D, klien merasa dan mengatakan malu dengan body image nya
yang berbeda dengan orang lain dan tidak tampak cantik, ditambah dia merasa
tidak berguna sebagai anak yang belum bisa membuat orang tuanya bangga dengan
dia. Dengan kondisi tersebut, klien sampai sekarang memiliki perilaku anoreksia
nervosa. Ns. D mencoba melakukan anamnesa awal dan melakukan komter
terhadap Ns. D.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “KLIEN Y”

DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

I. Identitas Klien
Nama : Klien Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 Tahun
Pendidikan : Sedang menempuh pendidikan tinggi disebuah sekolah
tinggi di bandung.
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2021

13
II. Alasan Masuk
Klien merasa dan mengatakan malu dengan body image nya yang berbeda
dengan orang lain dan tidak tampak cantik, ditambah dia merasa tidak berguna
sebagai anak yang belum bisa membuat orang tuanya bangga dengan dia
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Situasioanal

III. Faktor Predisposisi


1. Pemeriksaan Fisik:
Berat badannya yang melebihi IMT/BMI setelah dihitung
2. Psikososial
a. Konsep Diri
1) Gambaran diri : Klien merasa dan mengatakan malu dengan
body image nya yang berbeda dengan orang
lain dan tidak tampak cantik
2) Identitas : Klien merupakan seorang perempuan berusia
21 Tahun
3) Peran : Klien merupakan seorang mahasiswa yang
sedang menempuh pendidikan tinggi disebuah
sekolah tinggi di bandung
4) Harga Diri : Klien mengatakan setiap bertemu dengan
temannya selalu minder, menghindari banyak
orang, dan jarang bersosialisasi dengan
temannya. Klien merasa tidak berguna sebagai
anak yang belum bisa membuat orang tuanya
bangga dengan dia.

Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Situasional

14
3. Hubungan Sosial:
a. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Karena berat badannya yang melebihi IMT/BMI setelah dihitung,
akhirnya klien setiap bertemu dengan temannya selalu minder,
menghindari banyak orang, dan jarang bersosialisasi dengan
temannya.

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial : Menarik Diri

IV. MEKANISME KOPING


Maladptif:
Jelaskan:
Klien merasa dan mengatakan malu dengan body image nya yang berbeda
dengan orang lain dan tidak tampak cantik, ditambah dia merasa tidak berguna
sebagai anak yang belum bisa membuat orang tuanya bangga dengan dia.
Dengan kondisi tersebut, klien sampai sekarang memiliki perilaku anoreksia
nervosa
Masalah Keperawatan: Koping Individu Tidak Efektif

V. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


a. Masalah Keperawatan
1. Harga Diri Rendah Situasioanal
2. Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Koping Individu Tidak Efektif
b. Data pendukung
DS:
 Klien setiap bertemu dengan temannya selalu minder, menghindari
banyak orang, dan jarang bersosialisasi dengan temannya.
 Klien merasa dan mengatakan malu dengan body image nya yang
berbeda dengan orang lain dan tidak tampak cantik, ditambah dia

15
merasa tidak berguna sebagai anak yang belum bisa membuat orang
tuanya bangga dengan dia

DO:

 Berat badannya yang melebihi IMT/BMI setelah dihitung


 Klien sampai sekarang memiliki perilaku anoreksia nervosa
c. Pohon Masalah

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Situasional

Koping Individu Tidak Efektif

VI. ANALISA DATA


Data Senjang Masalah
DS: Harga diri rendah
- Klien merasa dan mengatakan malu dengan situasional
body image nya yang berbeda dengan orang
lain dan tidak tampak cantik
- Klien mengatakan merasa tidak berguna
sebagai anak yang belum bisa membuat orang
tuanya bangga dengan dia
DO:
- Berat badannya yang melebihi IMT/BMI
setelah dihitung

16
DS: Isolasi Sosial
- Klien setiap bertemu dengan temannya selalu
minder, menghindari banyak orang, dan
jarang bersosialisasi dengan temannya.
- Klien merasa dan mengatakan malu dengan
body image nya yang berbeda dengan orang
lain dan tidak tampak cantik, ditambah dia
merasa tidak berguna sebagai anak yang
belum bisa membuat orang tuanya bangga
dengan dia
DS: Koping Individu Tidak
- Karena berat badannya yang melebihi Efektif
IMT/BMI setelah dihitung, akhirnya klien
setiap bertemu dengan temannya selalu
minder
- Klien merasa dan mengatakan malu dengan
body image nya yang berbeda dengan orang
lain dan tidak tampak cantic
- Klien merasa tidak berguna sebagai anak
yang belum bisa membuat orang tuanya
bangga dengan dia
- Klien menghindari banyak orang, dan jarang
bersosialisasi dengan temannya
DO:
- Klien sampai sekarang memiliki perilaku
anoreksia nervosa

17
VII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah situasional b.d Perubahan pada citra tubuh (D.0087)
2. Isolasi Sosial b.d Perubahan Penampilan Fisik (D.0121)
3. Koping Individu Tidak Efektif b.d Ketidakadekuatan Strategi Koping
(D.0096)

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN


DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN Tujuan Tindakan
DS: Setelah dilakukan Observasi:
- Klien merasa dan Asuhan Keperawatan, 1) Monitor verbalisasi yang
mengatakan malu diharapkan masalah merendahkan diri sendiri
dengan body image klien teratasi dengan (1.09308)
nya yang berbeda kriteria hasil: Terapeutik:
dengan orang lain - Perasaan malu 2) Monitor tingkat harga diri
dan tidak tampak menurun setiap waktu, sesuai
cantik (L.09069) kebutuhan (1.09308)
- Klien mengatakan - Penilaian diri 3) Diskusikan kepercayaan
merasa tidak positif meningkat terhadap penilaian diri
berguna sebagai (L.09069) (1.09308)
anak yang belum 4) Diskusikan pengalaman
bisa membuat orang yang meningkatkan harga
tuanya bangga diri (1.09308)
dengan dia 5) Diskusikan persepsi
DO: negative diri (1.09308)
- Berat badannya yang 6) Diskusikan alasan
melebihi IMT/BMI mengkritik diri atau rasa
setelah dihitung bersalah (1.09308)

18
7) Diskusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri yang
lebih tinggi (1.09308)
Edukasi:
8) Jelaskan kepada keluarga
pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
(1.09308)
9) Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
(1.09308)
10) Latih mengingkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
(1.09308)
Isolasi Sosial b.d Harga Setelah dilakukan Observasi:
Diri Rendah Asuhan Keperawatan, 1) Identifikasi kekuatan dan
Ds: diharapkan masalah kelemahan dalam menjalin
- Klien menghindari klien teratasi dengan hubungan (1.13489)
banyak orang, dan kriteria hasil: Terapeutik:
jarang bersosialisasi - Perasaan tertarik 2) Berikan umpan balik positif
dengan temannya pada orang lain terhadap aktivitas yang
- Klien merasa dan mengingkat dilakukan (1.13489)
mengatakan malu (L.13115) 3) Motivasi berpartisipasi
dengan body image dalam kegiatan individu,

19
nya yang berbeda - Perasaan nyaman kelompok dan sosial
dengan orang lain dengan situasi (1.13489)
dan tidak tampak sosial meningkat 4) Motivasi untuk
cantik, ditambah dia (L.13115) mempertahankan
merasa tidak komunikasi verbal
berguna sebagai (1.13489)
anak yang belum 5) Motivasi untuk melakukan
bisa membuat orang aktivitas diluar dan
tuanya bangga lingkungan baru (mis.
dengan dia Jalan-jalan, berbelanja)
(1.13489)
6) Diskusikan perencaan yang
akan datang (1.13489)
Edukasi:
7) Anjurkan interaksi dengan
orang lain yang memiliki
kepentingan dan tujuan
sama (1.13489)
Koping Individu Tidak Setelah dilakukan Observasi:
Efektif b.d Asuhan Keperawatan, 1) Identifikasi kemampuan
Ketidakadekuatan diharapkan masalah yang dimiliki (1.09312)
Strategi klien teratasi dengan 2) Identifikasi sumber daya
DS: kriteria hasil: yang tersedia untuk
- Karena berat - Kemampuan memenuhi tujuan (1.09312)
badannya yang membina 3) Identifikasi dampak situasi
melebihi IMT/BMI hubungan terhadap peran dan
setelah dihitung, meningkat hubungan (1.09312)
akhirnya klien setiap (L.09086)

20
bertemu dengan - Partisipasi sosial 4) Identifikasi metode
temannya selalu meningkat penyelesaian masalah
minder (L.09086) (1.09312)
- Klien merasa dan - Verbalisasi 5) Identifikasi kebutuhan dan
mengatakan malu kemampuan keinginan terhadap
dengan body image mengatasi dukungan sosial (1.09312)
nya yang berbeda masalah Terapeutik:
dengan orang lain meningkat 6) Diskusikan perubahan
dan tidak tampak (L.09086) peran yang dialami
cantic (1.09312)
- Klien merasa tidak 7) Diskusikan alasan
berguna sebagai mengkritik diri sendiri
anak yang belum (1.09312)
bisa membuat orang 8) Motivasi terlibat dalam
tuanya bangga kegiatan sosial (1.09312)
dengan dia 9) Motivasi mengidentifikasi
- Klien menghindari sistem pendukung yang
banyak orang, dan tersedia (1.09312)
jarang bersosialisasi Edukasi:
dengan temannya 10) Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
DO:
(1.09312)
- Klien sampai
sekarang memiliki
perilaku anoreksia
nervosa

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Harga diri rendah adalah “penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri”. Harga diri rendah
melibatkan evaluasi diri yang negative dan berhubungan dengan perasaan yang
lemah, tak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak
berharga dan tidak memadai. Penyebab terjadinya harga diri rendah terdapat 2
faktor, yaitu faktor predisposisi dan faktor prespitasi. Tanda dari gejala harga diri
rendah, seperti perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit, gangguan hubungan sosial (menarik diri).

Terdapat 2 jenis dari harga diri rendah, yaitu situasional dan kronik. Cara untuk
meningkatkan harga diri rendah yaitu: Berikan motivasi untuk pasien belajar selalu
menghargai diri sendiri. Walaupun terkadang orang lain memandang pasien
rendah tapi tetapkan keyakinan bahwa hanya diri pasienlah yang berhak atas
hidupnya, berikan pasien bimbingan konseling untuk belajar untuk menyukai diri
sendiri, menyukai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya, dan belajar untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki

3.1 Saran
Dari makalah yang saya buat mungkin terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
untuk lebih memperdalam pengetahuan maka saya minta kritik dan saran dari
pembaca

22
DAFTAR PUSTAKA

Dylan. (2017). Keperawatan harga diri rendah. Journal of Chemical Information and
Modeling, 110(9), 1689–1699.

Gail W. Stuart. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart Edisi
Indonesia Buku 1: Elsevier (Singapura)

Hendarmawan, S. (2018). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Keperawatan


Harga Diri Rendah Universitas Universitas Jember. 1–64.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89282?show=full

Marmono, L. D. (2018). Penerapan Latihan Mindfulness dengan Cara Mengenal


Kemampuan Diri Sendiri Pada Klien Harga Diri Rendah di Instalasi Pelayanan
Jiwa Terpadu Ruang Nakula Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. 2010, 12–
42.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: DPP PPNI

23

Anda mungkin juga menyukai