DisusunOleh:
P032214401064
JURUSAN KEPERAWATAN
JANUARI 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu, ibuk Idayanti, S,P.d. S.Kep,
M.Kes yang telah mengajarkan saya materi tentang ``konsep diri`` ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian konsep diri...............................................................................3
2.2 memahami konsep diri..............................................................................5
2.3 mengembangkankonsepdiripositifagarbermanfaatdalam
kehidupanseharihari..............................................................................................8
BABIIIPENUTUP................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTARPUSTAKA............................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri.
Konsep diri (Self conept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan hal yang
utama yang perlu dipahami karena menyangkut pemahaman, keyakinan serta
kepercayaan seseorang tentang dirinya akan mempengaruhi hubungan dengan
orang lain. ‘Konsep diri” semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui dalam orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuan, interaksi dengan pengalaman dan objek serta keinginannya.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan
aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan
untuk berkembang yang pada akhirnya memnyebabkan iya sadar akan
keberadaan dirinya. Perkembangan yang langsung tersebut kemudian membantu
pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan induvidu bahwa
ia tidak mempunyai kemampuan yang iya miliki. Padahal segala keberhasilan
banyak bergantung pada cara individu memandang kualitas kemampuan yang
dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit
untuk dilakukan, maka dari itu sengatlah penting untuk seseorang perawat
memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru bisa
memahami klien.
4
B. Tujuan.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah memahami defenisi konsep
diri, mamahami faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, memahami
komponen konsep diri, memahami perkembangan konsep diri dan makna konsep
diri secara utuh dan kepentingannya bagi anak-anak,remaja,dewasa.
C. Manfaat.
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengetian konsep diri dan praktis dalam menumbuhkan konsep
diri positif
2. Konsep Diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi.
3. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Menurut para ahli :
1. Stuart & Sundeen,1998 Konsep diri merupakan suatu pikiran, keyakinan, dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan
memengaruhi hubungannya dengan orang lain.
2. Sunaryo, 2004 Konsep diri merupakan Cara individu melihat pribadinya secara
utuh,menyangkut aspek fisik,emosi, intelektual,sosial dan spritual, termasuk
didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya,
interaksinya dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan
dengan pengalaman dan objek tertentu, serta tujuan, harapan, dan keinginan
individu itu sendiri.(Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin,2008)
7
3. Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan
Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang
meladaptif. Setiap individu dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai
stresor, dengan adanya stresor akan menyebabkan ketidakkeseimbangan dalam
diri sendiri. Dalam menguasai ketidakseimbangan tersebut individu menggunakan
koping yang bersifat mambangun ataupun kopik yang bersifat merusak.
(Suliswati,dkk,2005)
Adaptatif Maldaptif
8
lebih sibuk memikirkan masalah kritikan-diri dan evaluasi-diri. Selama
masalah remaja awal, anak lebih berfokus pada perubah fisik dan emosi yang
terjadi dan pada penerimaan teman sebaya. Konsep diri diperjalas selama masa
remaja akhir ketika anak muda mengatur konsep diri mereka disekitar nilai,
tujuan, dan kompetensi yang didapat selama anak kanak-kanak.(Donna L.
Wong, dkk 2009)
Adapun teori perkembangan Konsep Diri yaitu secara umum disepakati
bahwa konsep diri belum ada sejak lahir tapi berkembang secara bertahap dan
juga dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang
lain dan objek disekitarnya. Konsep diri dipelajari dari pengalaman yang unik
melalui proses eksplorasi diri sendiri, hubungan dengan orang dekat dan berarti
bagi dirinya. Konsep diri yang berupa totalitas persepsi, penghargaan dan
penilaian seseorang terhadap dirinya sendirinya terbentuk berdasarkan proses
belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas yang berlangsung seiring tugas
perkembangan yang diemban. Konsep diri berkembang dengan baik apabila
budaya dan pengalaman dalam keluarga memberikan pengalaman yang positif,
individu memeperoleh kemampuan yang berarti serta dapat menemukan
aktualisasi diri sehingga individu menyadari potensi yang ada pada dirinya.
Pengalaman awal dalam kehidupan keluarga merupakan dasar pembentukan
konsep diri kerenakeluarga dapat kesempatan untuk identifikasi serta penggargaan
tentang tujuan, perilaku dan nilai.(Andan,2009)
9
hemat, dan punya cita rasa humor yang tinggi.” Dengan komitmen seperti
ini maka konsep diri semakin lama semakin luas dengan dinamika konsep
dirinya.
b) Memiliki harapan yang tinggi.
Istilah yang tepatnya bisa dikatakan “berani mimpi” remaja yang berani
mimpi, ingin mencapai cita-citanya akan memiliki ikonsep diri yang hebat.
Misalnya, ingin menjadi pengusaha yang jujur. Ingin menjadi da’i sejuta
umat, jadi politikus yang religius, atau mimpi besar lainnya. Ada juga
yang ingin meraih popularitas dalam bermasyarakat, misalnya seorang
hakim yang adil, penyanyi terkenal, atau motivator tersohor.
c) Mampu menilai diri sendiri.
Disadari atau tidak, kadang remaja sudah bisa merefleksi diri sendiri, dan
mengukur dirinya sendiri, dari berbagai aspek. Kemalasannya,
kegagalannya, semangat belajarnya, atau ketekunannya. Ketika mereka
gagal mereka bisa terpukul atau minder, bisa juga biasa-biasa saja, atau
malah kegagalan itu dijadikan cambuk supaya mereka tidak gagal lagi, dan
mencari kelemahan dirinya.
Untuk lebih jelasnya akan dibandingkan antara konsep diri yang negatif
dan konsep diri yang positif sehingga remaja bisa mengembangkan konsep
dirinya kearah positif dengan berbagai keuntungan atau berbagai manfaat
yang akan diperoleh;
d) Konsep diri positif.
Konsep diri positif ada dalam diri orang yang bisa menerima dirinya
secara apa adanya dengan segala resiko yang akan dihadapinya. Paham
akan kekuatan dan kelemahannya. Remaja ini memiliki pengetahuan yang
luas, mau belajar dengan aktif dan penuh dengan motivasi untuk menjadi
yang terbaik. Kekuatan cita-citanya sangat didambakan untuk bisa
terwujud. Mereka punya peta hidup, dan punya perencanaan yang jelas
tentang masa depannya. Mereka bisa menempatkan diri secara wajar dan
tepat, baik ketika senang atau menjadi juara, ataupun ketika sesekali
terpuruk. Mereka bermental juara dan mempunyai konsep diri yang sangat
10
poitif. Seorang remaja yang punya konsep diri positif dalam beribadah
sangat baik. Mereka bisa menjalin hubungan dengan dirinya sendiri,
paham siapa dia sebenarnya. Bisa menjalin hubungan dengan Tuhan dan
melaksanakan apa yang diperintah dan menjauhi apa yang dilarang,
kemudian mereka juga bisa menjalin hubungan dengan sesama manusia
yang mempunyai akal, naluri dan kasih sayang. Remaja yang seperti inilah
yang diharapkan bisa menjadi generasi yang berkualitas.
e) Konsep diri negatif.
Konsep diri negatif terbentuk pada remaja yang tidak paham siapa
sebenarnya dirinya, apa yang dibutuhkan, termasuk potensi yang ada di
dirinya pun mereka tidak paham. Mereka lebih suka menyerah sebelum
berperang, mereka sudah memvonis dirinya, bahwa mereka” bodoh”.
Mereka lebih suka berkhayal dan tidak realistis, remaja seperti inilah yang
mudah terseret ke dalam pergaulan yang menyesatkan. Mereka selalu
memposisikan dalam posisi ang tidak tepat. Keadaan diri remaja dengan
konsep diri negatif memang sangat memprihatikan. Mereka tidak punya
pendirian, mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif. Lebih mudah
mencari kambing hitam untuk menghindari tanggung jawabnya. Dan
sikapnya sangat apatis. Gejala-gejala seperti ini sudah banyak terlihat di
kalangan remaja saat ini. Maka perlu kesadaran dari remaja itu untuk bisa
mengubah konsep dirinya, agar tidak terlalu jauh tersesat. Karena remaja
yang sudah terlalu jauh masuk dalam kegiatan yang negatif, agak sulit
keluar dari kesesatan itu.
11
penuh kasih sayang, sedangkan anak membutuhkan kebebasan untuk
belajar dan menggali hal-hal baru.
Keluarga dan budaya
Individu sering mengadopsi nilai yang terkait dengan konsep diri dari
orang-orang yang terdekat dengan dirinya. Dalam konteks ini, anak-anak
banyak mendapat pengaruh nilai dari budaya dan keluarga tempat ia
tinggal. Selanjutnya, perasaan akan diri mereka akan banayk dipengaruhi
oleh teman sebayanya. Perasaan akan diri ini akan terganggu saat anak
harus membedakan anatara harapan orang tua, budaya, dan harapan teman
sebaya.
Faktor ekternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap
konsep diri mereka. Pada dasarnya, individu memiliki dua sumber
kekuatan, yakni sumber ekternal dan sumber internal. Sumber ekternal
meliputi dukungan masyarakat yang ditunjang dengan kekuatan ekonomi
yang memadai. Sedangkan sumber internal meliputi kepercayaan diri dan
nilai-nilai yang dimiliki.
Pengalaman
Ada kecenderungan bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari
pengalaman masa lalu yang sukses. Demikian pula sebaliknya, riwayat
kegagalan masa lalu akan membuat konsep diri menjadi rendah. Sebagai
contoh, individu yang pernah mengalami kegagalan. Sedangkan individu
yang pernah mengecap kesuksesan akan memiliki konsep diri yang lebih
positif.
Penyakit
Kondisi sakit juga dapat mempengar5uhi konsep diri seseorang. Seseorang
wanita yang menjalani operasi mastekomi mengkin akan mengaggap
dirinya kurang menarik, dan ini akan mempengaruhi caranya dalam
bertindak dan menilai diri sendiri.
Stresor
12
Stersor dapat memperkuat konsep diri seseorang apabila ia mampu
mengatasinya dengan sukses. Si sisi lain, stresor juga dapat meyebabkan
respon mal-adaptif, seperti akan menarik diri, anseitas, bahkan akan
menyalahgunakan zat. Mekanisme koping yang gagal dapat menyebabkan
seseorang merasa cemas, menarik diri, depresi, mudah tersinggung, rasa
bersalah, marah dan, dan hal ini akan menpengaruhi konsep diri mereka.
(Wahit Igbal Mubarak dan Chayatin 2008)
13
a) Mengenali dan Menerima Diri Sendiri
Pertama, pahami diri masing-masing, termasuk kekuatan dan kelemahan
diri.
"Bagaimana kita bisa menerima diri kalau kita tidak paham diri kita.
Termasuk di dalamnya kekuatan dan kelemahan atau area pengembangan
yang masih kita miliki," kata Atika.
b) Menetapkan Tujuan yang Realistis
Tetapkan tujuan yang sekiranya dapat kita realisasikan. Atia menyarankan,
coba buat resolusi yang realistis dan dapat dikerjakan.
"Semakin realistis dan operasional tujuan kita, maka kita memiliki
probabilitas untuk mencapainya," tuturnya.
c) Fokuslah pada dirimu
Terkadang kita sibuk membandingkan diri dengan orang lain, hal ini ada
benarnya dan ada salahnya. Melihat keberhasilan maupun identitas orang
lain tentu akan positif selama kita memiliki pemikiran positif. Jika
membandingkan diri dengan orang lain agar termotivasi tentu ini baik.
Namun jika kita merasa gagal tidak seperti orang lain dan sibuk
menyalahkan diri, ini menjadi tidak baik. Jadi, fokuslah pada potensimu
dan kembangkan. Semua orang memiliki kekurangan masing-masing, kita
hanya perlu memperbaiki semampu kita. Tidak perlu memaksakan diri.
Kegagalan bukanlah sesuatu yang buruk juga, dari kegagalan kita akan
mendapat pelajaran dan bisa lebih mengenali diri sendiri. Kenalilah dirimu
dengan hati nuranimu, hal ini akan membantumu membentuk konsep
dirimu.
d) Mencintai diri sendiri.
Jika kita tidak mencintai diri sendiri, lalu siapa yang akan mencintai kita?
Kita tidak bisa selamanya menggantungkan orang lain untuk terus-
menerus mencintai kita. Karena manusia itu dinamis, manusia pernah
melakukan kesalahan. Jika kita menggantungkan diri pada orang lain, kita
akan kecewa. Latihlah diri untuk mencintai dirimu apa adanya. Jika gagal,
katakan pada dirimu “it’s okay, besok kita coba lagi”. Tidak perlu terlalu
14
keras dan menyalahkan dirimu sendiri. Jika berhasil, katakan pada dirimu
“aku berhasil, aku bangga pada diriku sendiri”. Mencintai diri sendiri
tentunya berbeda dengan egois. Mencintai diri berguna untuk membentuk
konsep diri yang positif.
e) Bertanggungjawab terhadap pilihanmu.
Hidupmu adalah tanggungjawabmu. Berhasil atau gagal itu semua
tergantung dari dirimu. Kamu tidak bisa selamanya menyalahkan orang
lain jika gagal, kamu tetap perlu introspeksi diri. Kamu tidak selamanya
pula bisa bergantung pada orang lain untuk membantumu, kamu harus
berusaha semampumu sendiri. Ketika kita memiliki keinginan atau mimpi
atau harapan, kita akan membuat rencana. Menyusun rencana atau strategi
dengan berbagai pilihan yang ada, pilihlah dengan bijaksana. Jika kita
telah memilih, lakukan dengan penuh tanggungjawab. Tanggungjawab
adalah salah satu kunci untuk membantu kita memiliki konsep diri yang
positif.
f) Mempunyai tujuan yang realistis
Ketika kita memiliki mimpi atau tujuan hidup, kita harus realistis. Kita
ingin sukses tapi kita belum tau bagaimana memulainya. Kita ingin kaya,
tapi kita tidak tahu bagaimana mengelola uang. Realistis itu perlu dengan
mengetahui potensi kita, dengan menyusun strategi. Ketika kita kecil kita
ingin menjadi dokter, polisi, koki, dll. Lalu ketika semakin dewasa, impian
pada waktu kecil bisa berbeda dengan umur kita sekarang. Pada waktu
kecil, kita hanya memiliki tujuan tapi belum realistis, belum memiliki
strategi, kita hanya berdasarkan mengikuti orang lain. Pada saat ini,
tentukan kembali tujuanmu secara realistis, tentunya setelah kamu
mengenali dirimu dan kemudian kamu bertanggungjawab dengan
pilihanmu. Dengan adanya tujuan yang realistis, kamu akan lebih jelas
tahu mengenai konsep dirimu.
g) Kelilingi dirimu dengan lingkungan yang positif
Lingkungan sekitar sangatlah berperan penting dalam membantu kita
mencapai tujuan kita. Dengan siapa kita bergaul dan berkumpul akan
15
membentuk perilaku dan pemikiran kita. Kita memang tidak bisa memilih
dimana kita dilahirkan, tapi kita bisa memilih dengan siapa kita berteman.
Bukan berarti pilih-pilih teman tidak baik, tentunya kita ingin berkembang
kearah positif bukan? Jika kita memiliki tujuan baik, carilah teman yang
memiliki visi yang sama dan meminta orang-orang terdekat untuk
mendukung tujuanmu. Jika kita memilih stuck dalam kegiatan dan
lingkungan yang tidak membantu kita berkembang, kita akan kesulitan
sendiri. Diluar sana banyak kesempatan yang akan datang jika kita
memulai dengan perubahan kecil. Lingkunganmu akan mencerminkan
siapa kamu dan tentunya membentuk konsep dirimu.
16
BAB III
PENUTUP
17
18