Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

DEFINISI DIRI, PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN ASPEK-


ASPEK YANG ADA DI DALAMNYA

Dosen Pengampu :
Novia Nuraini SST., MKM.

Disusun Oleh :

Dara lintang (P3.73.24.3.22.101)


Febrisya Deananda L.M (P3.73.24.3.22.015)
Naila Ulya Wildani (P3.73.24.3.22.030)
Meta Yuni Arzeti (P3.73.24.3.22.023)
Rafli Hendrian Saputra (P3.73.24.3.22.034)
Sephia Nur Rahmah (P3.73.24.3.22.039)

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tema dari makalah ini adalah “definisi diri,
pengembangan kepribadian dan aspek di dalamnya”. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Epidemiologi
yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
karena sudah menjelaskan materi sehingga saya bisa mengerjakan makalah ini dengan baik
dan lancar. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan. Semua
ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan
kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Bekasi , 1 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................................................II
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian Konsep Diri...........................................................................................................2
B. Aspek Aspek Konsep Diri.......................................................................................................2
C. Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri..............................................................................5
D. Komponen konsep diri............................................................................................................6
E. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif.........................................................................7
F. Terbentuknya Konsep Diri.....................................................................................................8
G. Pengertian Kepribadian Secara Umum.................................................................................9
H. Struktur Kepribadian........................................................................................................10
I. Tahap pembentuk kepribadian............................................................................................11
J. Faktor pembentuk kepribadian................................................................................................12
K. Macam-macam tipe kepribadian.............................................................................................14
L. Perbedaan Introvert dengan Extrovert...................................................................................16
M. Pengertian Kepribadian..........................................................................................................17
BAB III...............................................................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................................................21
A. kesimpulan.............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial, artinya manusia dalam kehidupan


sehari-hari tidak bisa lepas satu sama lain. Dapat dikatakan bahwa manusia
membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk
bersosialisasi dan saling berinteraksi satu dengan lainnya. Dari proses interaksi
sosial yang tumbuh dalam lingkungan tersebut akan muncul konsep diri.
Konsep diri ini akan mempengaruhi jiwa dan kepribadian individu. Konsep
diri adalah cara individu dalam melihat dirinya secara utuh, menyangkut
fisik, emosi, intelektual, sosial dan spriritual. Termasuk persepsi individu tentang sifat
dan potensi yang dimilikinya, interaksi individu dengan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan dan keinginan.

Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Manusia adalah
makhluk yang memiliki dorongan untuk selalu berkembang. Perkembangan yang
berlangsung akan membantu dalam pembentukan konsep diri individu yang
bersangkutan.

Keberhasilan individu dalam berkembang ini salah satunya bergantung dengan


cara individu dalam memandang kualitas akan kemampuan yang dimiliki. Oleh
karena itu, konsep diri merupakan hal yang penting untuk dimengerti setiap
individu agar mampu berkembang lebih baik lagi. Makalah ini akan membahas
mengenai konsep diri agar individu mampu berkembang secara optimal.

Sebah istilah yang sangat kompleks dimana memaknai sebuah kata tersebut
melalui kaca mata yang di gunakan. Sebelum isltilah ini muncul tentunya ada sebuah
Disiplin ilmu yang menyebabkan istilah tersebut  muncul yaitu Psikologi, atau lebih
Simpleks lagi Psikologi kepribadian.Selain itu ada jugak yang mempunyai pendapat
bahwa, Munculnya istilah kepribadian itu dari ilmu jiwa agama, dimana istilah itu
pengambilanya di sesuaikan dengan ruang metafisik yaitu Jiwa. kepribadian mewakili
karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang
konsisten.

B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan konsep diri
2. apaa saja aspek dan unsur-unsur konsep diri

C. Tujuan

1
1. Mengetahui apa itu konsep diri

2. Memahami aspek dan unsur-unsur dari konsep diri

3. Mengetahui apa itu pembentukan kepribadian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri

Berpikir mengenai dirinya sendiri adalah aktivitas manusia yang tidak dapat dihindari.
Pada umumnya, secara harfiah orang akan berpusat pada dirinya sendiri. Sehingga self (diri)
adalah pusat dari dunia sosial setiap orang. Sementara, seperti yang telah kita ketahui, faktor
genetik memainkan sebuah peran terhadap identitas diri atau konsep diri. Yang sebagian
besar didasari pada interaksi dengan orang lain yang dipelajari dimulai dengan anggota
keluarga terdekat kemudian masuk ke interaksi dengan mereka di luar keluarga. Dengan
mengamati diri, yang sampailah pada gambaran dan penilaian diri, ini disebut konsep diri.
Menurut Hurlock konsep diri ialah konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep
ini merupakan bayangan cermin, ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan orang
lain, apa yang kiranya reaksi orang terhadapnya. Konsep diri ideal ialah gambaran mengenai
penampilan dan kepribadian yang didambakannya
Menurut Rogers (1997) adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang didasari dan
disimbolisasikan, yaitu “aku” merupakan pusat referensi setiap individu yang secara
perlahan-perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang
mengatakan”apa dan siapa aku sebenarnya” dan “apa sebenarnya yang harus aku perbuat”.
Konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut atau cita – cita yang
dimilikinya (Brehm dan Kassin, 1993),atau dapat dimengerti sebagai pengetahuan dan
keyakinan yang dimiliki individu tentang karakteristik atau ciri- ciri pribadinya (Worchel
dkk, 2000)

B. Aspek Aspek Konsep Diri

Menurut Agoes Dariyo (2007), konsep diri bersifat multi aspek yaitu meliputi :
1. Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis dalam diri berkaitan dengan unsure – unsur, seperti warna kulit,
bentuk, berat atau tinggi badan, raut muka, memiliki kondisi badan yang sehat, normal/ cacat
dan lain sebagainya. Karakteristik mempengaruhi bagaimana seseorang menilai diri sendiri,
demikian pula tak dipungkiri orang lain pun menilai seseorang diawali dengan penilaian
terhadap hal – hal yang bersifat fisiologis. Walaupun belum tentu benar masyarakat sering
kali melakukan penilaian awal terhadap penilaian fisik untuk dijadikan sebagian besar respon
perilaku seseorang terhadap orang lain.
2. Aspek Psikologis

3
Aspek- aspek psikologis meliputi tiga hal yaitu :
a.) Kognitif ( kecerdasan, minat, dan bakat, kreativitas, kemampuan konsentrasi) Kecerdasan
adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak (Terman). Kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya( Colvin). Ada pula yang mendefinisikan 18 intelegensi sebagai”
intelek plus penetahuan (Henmon). Teknik utuk memproses informasi yang disediakan oleh
indra (Hunt)5 Beberapa ciri tingkah laku yang intelegen ialah berikut ini:

 Purposeful behavior, artinya tingkah laku yang intelegen selalu terarah pada tujuan atau
mempunyai tujua yang jelas

 Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, semua tenaga dan alat alat
yang diperlukan dalam suatu pemecahan masalah berada dalam suatu koordinasi. Tidak acak
acakan

 Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga
dan tangkas atau lincah

 Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis dan kaku, tetapi
selalu siap untuk mengadakan penyesuaian / perubahan terhadap situasi yang baru.

 Succes oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari perasaan aman, tenang, gairah,
dan penuh kepercayaan akan sukses/ optimis 5Rahmat.J, psikologi Komunikasi, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2007,hlm 160 19

 Cleary motivated behavior, artinya tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan
manfaat bagi orang lain atau masyarakat.

 Rapid behavior, yaitu tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat
bagi orang lain atau masyarakat.

 Rapid behavior, yaitu tingkah laku yang efisien, efektif, dan cepat atau menggunakan waktu
yang singkat.

 Broad behavior, yaitu tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas
yang meliputi sikap dasar serta jiwa yang terbuka.
b.) Afeksi (ketahanan, ketekunan, keuletan kerja, motivasi berprestasi, toleransi stress)
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan
bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki
kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta
didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
jenjang, yaitu:
1. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)

4
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau c.
Konasi ( kecepatan dan ketelitian kerja, coping stress, resilliensi).
Dalam istilah sehari-hari konasi disebut juga dengan kehendak atau hasrat. Kehendak
ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari
dalam,dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dan hasrat ialah suatu keinginan tertentu
yang dapat diulang-ulang. Tenaga-tenaga yang kita gunakan dalam istilah itu sebagai suatu
tenaga atau suatu kekuatan yang mendorong kita supaya bergerak dan berbuat sesuatu Konasi
disebut juga dengan kemauan yang merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia,
dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan
dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada
suatu arah. Adapun tujuan kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan yang mana harus
diartikan dalam suatu hubungan. Misalnya seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi
sarjana dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun walaupun mungkin sambil bekerja.
Ciri-ciri Hasrat
a. Hasrat merupakan motor penggerak perbuatan dan kelakuan manusia.
b. Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu baik positif maupun negative. Positif
berarti mencapai barang sesuatu yang dianggap berharga atau berguna baginya. Sedang
negative berarti 24 menghindari sesuatu yang dianggap tidak mempunyai harga atau guna
baginya.
c. Hasrat selamanya tidak terpisah dari gejala mengenal(kognisi) dan perasaan(emosi).
d. Hasrat diarahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan Pemahaman dan penghayatan
unsur unsur aspek psikologis tersebut akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri.
Penilaian yang baik akan meningkatkan konsep diri yang baik (positive self- concept),
sebaliknya penilaian yang buruk cenderung akan mengembangakan konsep diri yang negatif
(negative selfconcept ).Konsep diri pribadi, yaitu cara seseorang dalam menilai kemampuan
yang ada pada dirinya dan menggambarkan identitas dirinya. Konsep diri seseorang dapat
dianggap positif apabila ia memandang dirinya sebagai pribadi yang penuh kebahagiaan,
memiliki optimisme dalam menjalani hidup, mampu mengontrol diri sendiri, dan sarat akan
potensi. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif apabila ia memandang dirinya
sebagai individu yang tidak pernah (jarang) merasakan kebahagiaan, pesimis dalam
menjalani kehidupan, kurang memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, dan potensi diri yang
tidak ditumbuhkembangkan secara optimal.
3. Aspek Psiko- sosiologis
Pemahaman individu yang masih memiliki hubungan dengan lingkungan sosialnya.
Seseorang yang menjalin hubungan dengan lingkungannya dituntut untuk dapat memiliki
kemampuan berinteraksi sosial, komnikasi, menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan
mereka. Tuntutan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi agar individu
mentaati aturan- aturan sosial. Individu pun jugan berkepentingan untuk memenuhi

5
kebutuhan hidupnya melalui lingkungan sosial. Dengan demikian terjadi hubungan
mutualisme antara individu dengan lingkungan sosialnya. Konsep diri sosial, yaitu
persepsi.Pikiran, perasaan, dan evaluasi seseorang terhadap kecenderungan sosial yang ada
pada dirinya sendiri, berkaitan dengan kapasitasnya dalam berhubungan dengan dunia di luar
dirinya, perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosialnya. Konsep diri dapat
dianggap positif apabila ia merasa sebagai pribadi yang hangat, penuh keramahan, memiliki
minat terhadap orang lain, memiliki sikap empati, supel, merasa diperhatikan, memiliki sikap
tenggang rasa, peduli akan nasib orang lain, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial di
lingkungannya. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif apabila ia merasa tidak
berminat dengan keberadaan orang lain, acuh tak acuh, tidak memiliki empati pada orang
lain, tidak 26 (kurang) ramah, kurang peduli terhadap perasaan dan nasib orang lain, dan
jarang atau bahkan tidak pernah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas sosial.
4. Aspek Psiko- Spiritual
Kemampuan dan pengalaman individu yang berhubungan dengan nilai nilai dan ajaran
agama. Aspek spiritual disebut juga dengan aspek theologis yang bersifat transcendental.
Aspek spiritual meliputi tiga unsur yaitu ketaatan beribadah, kesetiaan berdo’a, dan berpuasa
serta kesetiaan menjalankan ajaran agamaDiri yang berhubungan dengan aspek spiritual ini
bersifat vertikal yang artinya keberadaan individu masih berhubungan erat dengan Tuhan.
5. Aspek Psikoetika dan Moral
Suatu kemampuan memahami dan melakukan perbuatan berdasar nilai- nilai etika dan
moralitas. Oleh karena itu, proses penghayatan dan pengamatan individu terhadap nilai- nilai
moral tersebut menjadi sangat penting, karena akan dapat menopang keberhasilan seseorang
dalam melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan orang lain

C. Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri

Dalam bukunya Hurlock mengungkapkan kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja
meliputi:
a) Usia Kematangan Remaja yang matang lebih awal, diperlakukan seperti orang yang
hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan baik.
b) Penampilan Diri Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber
memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik 9 Hurlock, B,
Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2,Erlangga, Jakarta,2005,Hlm: 58 29 fisik menimbulkan
penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
c) Kepatutan Seks Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan prilaku membantu
remaja mencapai konsep diri yang baik.
d) Nama dan julukan Remaja peka dan malu bila teman – teman sekelompok menilai
namanya buruk atau bila mereka memberi julukan yang bernada cemooh.

6
e) Hubungan Keluarga Seorang remaja yang mempunyai hubungan erat dengan seseorang
anggota keluarga akan mengidentifikasikan ciri denga orang tersebut dan ingin
mengembangkan pola kepribadian yang sama. Apaila tokoh tersebut sesama jenis, maka
remaja akan tertolong untuk mengembankan konsep diri yang layak untuk seksnya.
f) Teman – teman Sebaya Teman – teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja
dalam dua cara yakni pertama konsep diri remaja merupakan cerminan dan anggapan tentang
konsep teman dan dirinya. Kedua berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri- ciri
kepribadian diakui oleh kelompok. 30
g) Kreativitas Remaja yang semasa kanak kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan
dala tugas akdemis, mengembangkan peran individualitas dan identitas yang memberi
pengaruh yang baik pada konsep dirinya.
h) Cita –cita Bila remaja mempunyai cita- cita yang tidak realistis, ia akan mengalami
kegagalan yang menimbulkan ketidak percayaan dirinya dan timbul perasaan tidak mampu
serta reaksi yang bertahan dimana ia menyalahkan orag lain atas kegagalannya. Sebaliknya,
remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhsilan daripada
kegagalan. Hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan kepuasan diri yang lebih besar
yang memberikan konsep diri yang baik.

D. Komponen konsep diri

Konsep diri menurut Rakhmat (2007) tidak hanya merupakan gambaran deskriptif
semata, akan tetapi juga merupakan penelitian seseorang individu mengeai dirinya sendiri.
Sehingga konsep diri merupakan suatu yang dipikirkan dan dirasakan oleh seoarang individu.
Ia mengemukakan ada dua komponen konsep diri yaitu komponen kognitif (self image) dan
komponen afektif (self esteem). Komponen kognitif (self image) merupakan pengetahuan
individu tentang dirinya yang mencakup pengetahuan ”siapa saya”, di mana hal ini akan
memberikan gambaran sebagai pencitraan diri.
Adapun komponen afektif (self esteem) merupakan penilaian individu terhadap dirinya
yang akan membentuk bagaimana penerimaan diri dan harga diri individu yang bersangkutan.
Jadi kesimpulannya adalah yakni konsep diri merupakan sesuatu yang dirasakan dan
dipikirkan oleh seorang individu berkaitan dengan diinya. Atau bisa disebut juga dengan
komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif, sedangkan komponen afektif
merupakan data yang bersifat subyektif. 13 Hurlock (1980) dalam bukunya juga mengatakan
konsep diri mempunyai tiga komponen yakni:
a. The Perceptual Component atau konsep fisik,
yaitu gambaran yang dimiliki seseorang terhadap penampilan fisiknya dan kesan yang
ditimbukannya terhadap orang lain. Komponen ini meliputi daya tarik tubuh dan keserasian
jenis kelamin,
b. The Conceptual component atau konsep diri psikologis,

7
yaitu konsep seseorang tentang ciri- ciri khusus yang berbeda dengan orang lain yang
meliputi kepercayaan diri, ketidaktergantungan, keberanian, kegagalan dan kelemahan.
c. The Attitude Component atau komponen sikap,
yaitu perasaan yang dimiliki seseoarang terhadap diriya sekarang maupun di masa yang akan
datang, rasa bangga atau rasa malu. Komponen ini meliputi keyakinan, nilai, aspirasi, dan
komitmen yang membentuk dirinya.

E. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif

Secara umum konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif dan
konsep diri negatif. Konsep diri positif merupakan perasaan harga diri yang positif,
penghargaan diri yang positif dan penerimaan diri yang positif. Sedangkan konsep diri yang
negatif merupakan rendah diri, membenci dan tiadanya perasaan yang menghargai pribadi
dan penerimaan diri. Konsep diri yang positif akan memungkinkan seseorang untuk bisa
bertahap menghadapi masalah yang mungkin saja muncul. Selain itu akan membawa dampak
positif pula pada orang lain disekitarnya. Sebaliknya konsep diri negatif itu akan
mempengaruhi baik itu hubungan interpersonal maupun fungsi mental lainnya (Benner,
1985) 15 Menurut Hamachek menyebutkan ada sebelas karakteristik orang yang mempunyai
konsep diri positif yaitu
1. Seseorang meyakini betul nilai dan prinsip – prinsip tertentu dan mempertahankannya,
meski menghadapi pendapat kelompok yang kuat
2. Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa bersalah yang berlebihan, atau
menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya
3. Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang terjadi esok
4. Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan ketika dia
menghadapi kegagalan dan kemunduran
5. Merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia ia tidak tinggi atau rendah, walaupun
terdapat perbedaan dalam berbagai hal
6. Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, paling
tidak bagi orang yang sangat berarti dalam hidupnya
7. Dapat menerima pujian tanpa berpura- pura rendah hati dan menerima penghargaan tanpa
rasa bersalah
8. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasikannya
9. Sanggup mengaku pada orang lain bahwa dia mampu merasakan berbagai dorongan dan
keinginan
10. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan

8
11. Peka pada kebutuhan orang lain, kebiasaan sosial yang telah diterima dan terutama sekali
pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang- senang dan mengorbankan orang lain (Rakhmat,
2007)
Sedangkan menurut Brooks dan Emmert terdapat lima tanda orang yang memiliki konsep diri
negatif yaitu:
a) Peka Pada Kritik Orang yang tidak peka terhadap kritik tidak tahan akan adanya kritikan
yang diajukan pada dirinya dan cenderung mudah marah. Kritikan terhadap dirinya sering
dipersepsikan sebagai usaha untuk menjatuhkan harga diri
b) Responsif Terhadap Pujian Orang yang seperti ini sangat antusias terhadap pujian. Segala
pujian yang menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatiannya.
c) Sikap Hiperkritis Selalu bersikap kritis terhadap orang lain. Selalu mengeluh serta
meremehkan apapun dan siapapun. Tidak bisa mengungkapkan penghargaan atau pengakuan
terhadap kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.
d) Cenderung merasa tidak disenangi orang lain Selalu merasa tidak diperhatikan orang lain,
karenanya ia selalu menganggap orang lain sebagai musuh sehingga tidak pernah terjalin
persahabatan yang akrab dan tidak akan menyalahkan diri sendiri. Sebaliknya ia selalu
menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak keras.
e) Bersifat pesimis tehadap kompetisi Enggan bersaing dengan orang lain dalam membuat
prestasi, menganggap dirinya tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

F. Terbentuknya Konsep Diri

Hardy dan Heyes (Sobur, 2003) menjelaskan konsep diri terbentuk dalam waktu yang
lama, dan pembentukan ini tidak bisa diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang
dapat mengubah konsep diri.
Sobur juga menyebutkan konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai tahapan. Yang
paling dasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas dasar
pengalamannya atas lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan rumahnya sendiri. Pengalaman
yang berbeda yang diterima melalui anggota rumah. Konsep tentang bagaimana dirinya
banyak bermula dari perbandingan antara dirinya dan saudara- saudaranya.

Berikutnya konsep diri sekunder. Konsep diri sekunder banyak diterima dari konsep
diri primer. Hubungan yang luas yang diterima orang lain di luar lingkungan rumahnya akan
memperoleh konsep diri yang baru dan berbeda dari apa yang sudah terbentuk dalam
lingkungan rumahnya dan hal ini menghasilkan konsep diri sekunder.

Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang- orang disekitarnya.
Apa yang dipersepsi individu mengenai individu, tidak terlepas dari struktur, peran, dan
status sosial yang disandang seoarang individu. Struktur, peran, dan status sosial merupakan
gejala yang dihasilkan dari adanya interaksi individu satu dan individu lain, antara individu
dan kelompok, atau kelompok dan kelompok ( Lindgre,1973)

9
G. Pengertian Kepribadian Secara Umum

Kepribadian atau personality berasal dari kata persona. Kata tersebut merujuk pada kedok
atau topeng, yaitu sebuah penutup muka yang kerap digunakan oleh pemain drama panggung.
Dimana hal tersebut menggambarkan sebuah perilaku, kepribadian, dan watak seseorang.
Biasanya topeng tersebut digunakan oleh para pemain drama di Zaman Romawi. Bagi bangsa
Roma, “persona” memiliki arti tentang bagaimana seseorang tampak di hadapan orang lain.
Secara umum, kepribadian seseorang merujuk pada bagaimana mereka tampil dan
memberikan kesan bagi orang lain. Jadi dapat kita simpulkan bahwa definisi kepribadian
secara umum itu bersifat lemah. Sebab, mereka hanya menilai perilaku seseorang bisa
diamati saja dan tidak menganggap bahwa mungkin ciri-ciri tersebut akan berubah seiring
berjalannya waktu.
Selain itu, definisi tersebut juga tergolong lemah karena sifatnya yang evaluatif atau
menilai. Bagaimanapun, pada dasarnya kepribadian seseorang tidak bisa dinilai dengan
“baik” atau “buruk”. Sebab hal itu bersifat netral.
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), mengungkapkan bahwa kepribadian seseorang
merupakan suatu totalitas psikofisik yang cukup kompleks dari tiap individu. Sehingga akan
tampak dalam tingkah laku mereka yang unik.
Kemudian, kepribadian menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim,
mengatakan bahwa kepribadian merupakan tingkah laku dan sifat khas seseorang yang bisa
membedakannya dengan individu lain. Selain itu, mereka juga menuliskan bahwa personality
adalah sebuah integrasi dari karakteristik yang terstruktur, minat, pola tingkah laku,
kemampuan dan juga potensi yang dimiliki oleh seseorang. Itu artinya, kepribadian adalah
semua hal dari diri seseorang yang diketahui oleh orang lain.
Sementara itu, Allport menganggap personality sebagai susunan dari sistem psikofisik
yang bersifat dinamis dalam diri seseorang. Hal itulah yang menentukan penyesuaian
seseorang terhadap lingkungannya. Sistem psikofisik yang dimaksud meliputi sikap,
kebiasaan, keyakinan, nilai, keadaan emosional, perasaan, dan juga motif yang sifatnya
psikologis. Namun memiliki dasar fisik dalam saraf, kelenjar, dan juga keadaan fisik
seseorang.

 Kepribadian Menurut Psikologi

Menurut teori dari George Kelly, Ia memandang kepribadian seseorang sebagai cara yang
unik dari setiap individu dalam mengartikan pengalaman yang ada di hidupnya. Sedangkan
menurut Gordon Allport menuliskan bahwa kepribadian sebagai sesuatu yang ada di dalam
diri setiap individu yang nantinya akan membimbing dan juga memberi arahan pada semua
tingkah laku seseorang.
Allport kepribadian merupakan suatu organisasi yang bersifat dinamis dari sistem
psikofisik individu yang bisa menentukan pikiran serta tingkah laku seseorang secara khas.Ia
juga menggunakan istilah sistem psikofisik dengan tujuan untuk menunjukkan raga dan juga
jiwa manusia merupakan suatu sistem yang terpadu dan tidak bisa dipisahkan. Kemudian di
dalam kedua hal tersebut selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku diri mereka
sendiri.

10
Sementara istilah khas yang digunakan Allport itu berarti bahwa semua orang yang ada di
dunia ini mempunyai kepribadian mereka sendiri. Tidak akan ada orang yang mempunyai
kepribadian yang sama. Oleh karena itu, tidak akan ada orang yang berperilaku sama.
Sigmund Freud menganggap kepribadian sebagai sebuah struktur yang terdiri dari tiga
macam sistem, yaitu sistem Id, Ego, dan Superego. Ia juga mengungkapkan tentang definisi
tingkah laku yaitu sebuah hasil dari konflik dan juga rekonsiliasi dari ketiga sistem
kepribadian tersebut.
H. Struktur Kepribadian

Struktur kepribadian merupakan unsur-unsur atau komponen yang membentuk diri


seseorang secara psikologis. Jung sebenarnya tidak membahas struktur kepribadian secara
khusus melainkan tentang jiwa. Menurut Jung dalam Syamsu dkk menjelaskan bahwa
“psyche embraces all thought, feeling and behavior, conscious and unconscious” atau
kepribadian itu adalah seluruh pemikiran, perasaan dan perilaku nyata yang disadari mapun
yang tidak disadari. Struktur kepribadian manusia terdiri dari:
1) Dimensi kesadaran
Dimensi kesadaran adalah penyesuaian terhadap dunia luar individu.16 Dimensi
kesadaran manusia mempunyai dua komponen pokok yaitu:

 Fungsi jiwa
Fungsi jiwa ialah bentuk suatu aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah
dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat fungsi jiwa yang
pokok. Pikiran dan perasaan adalah fungsi jiwa yang rasional. Pikiran dan perasaan
bekerja dengan penilaian. Penilaian menilai atas dasar benar dan salah. Adapun
perasaan menilai atas dasar menyenangkan dan tidak menyenangkan. Kedua fungsi
jiwa yang irrasional yaitu pendirian dan intuisi tidak memberikan penilaian,
melainkan hanya semata-mata pengamatan.

Pendirian mendapatkan pengamatan dengan sadar melalui indra. Adapun intuisi


mendapat pengamatan secara tidak sadar melalui naluri. Pada dasarnya setiap manusia
memiliki keempat fungsi jiwa itu, akan tetapi biasanya hanya salah satu fungsi saja
yang paling berkembang (dominan). Fungsi yang paling berkembang itu merupakan
fungsi superior dan menentukan tipe kepribadian orangnya. Jadi ada tipe pemikir, tipe
perasa, tipe pendirian dan tipe intuitif.

 Sikap jiwa
Sikap jiwa ialah arah dari energi psikis atau libido yang menjelma dalam
bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat
keluar ataupun ke dalam diri individu. Begitu juga arah orientasi manusia terhadap
dunianya, dapat keluar atau pun ke dalam dirinya. Tiap orang mengadakan orientasi
terhadap sekelilingnya berbeda satu sama lain. Berdasarkan atas sikap jiwanya,
manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu: Manusia yang bertipe ekstroversi
dan Manusia yang bertipe introversi.

2) Dimensi ketidaksadaran

11
Dimensi ketidaksadaran adalah suatu dimensi yang melakukan penyesuaian terhadap
dunia dalam individu. Dimensi ketidaksadaran kepribadian seseorang mempunyai dua
lingkaran yaitu:

 Ketidaksadaran pribadi
Ketidaksaran pribadi berisi hal yang diperoleh individu selama hidupnya namun
tertekan dan terlupakan. Ketidaksaran pribadi terdiri dari pengalaman yang disadari
tetapi kemudian di tekan, dilupakan, diabaikan serta pengalaman yang terlalu lemah
untuk menciptakan kesan sadar pada pribadi seseorang. Ketidaksadaran pribadi berisi
hal yang teramati, terpikirkan dan terasakan dibawah ambang kesadaran.
Ketidaksadaran pribadi berisi kompleks (konstelasi) perasaan,
pikiran, persepsi, ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks
memiliki inti yang bertindak sebagai magnet menarik berbagai pengalaman ke
arahnya.

 Ketidaksadaran kolektif
Ketidaksadaran kolektif atau transpersonal adalah gudang bekas ingatan laten yang
diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa
psikis perkembangan evolusi manusia yang menumpuk akibat dari pengalaman yang
berulang selama banyak generasi.

I. Tahap pembentuk kepribadian

Seseorang belajar menjadi anggota keluarga atau masyarakat melalui proses sosialisasi.
Dalam hal ini orang menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur dari faktor lingkungan
sosial. Sejak dari lahir hingga dewasa, seseorang mengalami proses sosialisasi melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
 Tahap meniru, Menjadi tahap pemulaan di mana seorang bayi menanggapi orang
lain sebagai bentuk imitasi atau peniruan. Mereka mengikutu perilaku tertentu
tanpa mengetahui maksud perilaku tersebut. mereka belum mampu menggunakan
simbol-simbol.
 Tahap bermain, Pada tahap ini anak-anak sudah mulai belajar dalam mengambil
peran orang yang berada di sekelilingnya. Misalnya, menirukan peran yang
dijalankan orangtuanya atau kakaknya di rumah. Di sini, kesadaran anak mulai
terbentuk. Seseorang sudah mengetahui siapa dirinya, siapa orangtuanya dan
saudaranya.
 Tahap bermain peran, Seorang anak mulai mengurangi proses peniruan. Mereka
secara langsung berani mengeluarkan kemampuan perannya sendiri dengan sadar.
Kemampuan tersebut dengan menempatkan diri pada posisi orang lain juga
meningkat. Dalam tahap ini, seseorang mengalami kemantapan diri melebihi dua
tahap sebelumnya.
 Tahap penerimaan, Pada tahap ini, seorang anak memasuki jenjang yang lebih
matang. Mereka mampu menerima peran yang ada di dalam lingkungan
masyarakat. Mereka mampu berinteraksi dengan orang lain karena telah
memahami perananya sendiri serta peran orang lain yang telah menjadi pasangan

12
interaksinya. Di tahap ini seorang manusia membentuk kepribadian yang terakhir
dalam membentuk kepribadian yang penuh.

J. Faktor pembentuk kepribadian

Kepribadian seseorang selalu berkembang sejalan dengan berbagai pengaruh yang


diperoleh melalui proses sosialisasi dan interaksi dengan orang lain. Beberapa faktor
membentuk kebiasan, sikap, dan sifat yang khas. Faktor tersebut adalah:
a. Faktor prenatal (prakelahiran)
Seorang anak berada dalam kandungan selama sembilan bulan sepuluh hari. Selama itu
beberapa hal dapat memengaruhi perkembangannya. Penyakit yang diderita ibunya bisa
memengaruhi pertumbuhan dari sang bayi yang ada di dalam perut. Keadaan kandungan juga
memengaruhi perkembangan kepribadian anak yang dilahirkan. Akibat kondisi yang tidak
menguntungkan, dapat menyebabkan bayi tersebut terlahir dengan beberapa kekurangan.
Semua itu dapat memengaruhi pembentukan kepribadian.
b. Faktor biologis
Faktor biologis berpengaruh dalam membentuk beberapa ciri kepribadian seseorang,
namun tidak menentukan semuanya. Faktor biologis akan berkembang secara optimal bila
mendapat pengaruh positif dari lingkungan. Secara biologis terdapat tiga faktor yang
mendasar, yaitu: Ciri fisik biologis Setiap manusia memiliki ciri fisik berbeda yang diwarisi
dari orang tuanya. Ada orang yang berbadan tinggi dan gagah, namun ada yang berbadan
kecil dan pendek. Perbedaan fisik biologis ini memberikan pengaruh pada ciri
kepribadiannya. Ciri psikologis Sebagian dari sifat dasar yangh diwariskan orang tua adalah
faktor kejiwaan atau psikologis. Unsur kejiwaan terdiri dari temperamen, emosi, nafsu, dan
kemampuan belajar. Tingkat kecerdasan Salah satu bagian kepribadian yang diwarisi dari
orang tua adalah kemampuan belajar atau tingkat kecerdasan.
c. Faktor geografis
Faktor geografis ini mampu membentuk kepribadian seseorang dalam hal ketekunan,
ambisi, kejujuran, kriminalitas, dan kelainan. Faktor geografis erat kaitannya dengan
lingkungan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar, baik keadaan fisik,
sosial, maupun budaya. Berikut penjelasannya:
Lingkungan fisik Lingkungan fisik termasuk dalam iklim, tipografi, dan sumber daya
alam. Hal ini memengaruhi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Tanah yang subur mampu
mendukung kehidupan penduduk dengan baik. Sedangkan daerah tandus menyebabkan
penduduknya merasa kesusahan. Keadaan lingkungan fisik juga memengaruhi terhadap
karakter seseorang. Misalnya, orang yang tinggal di pantai berbicara dengan nada keras,
karena suasana laut yang riuh. Sedangkan, yang tidak tinggal di pantai tidak akan berbicara
dengan suara keras.
Lingkungan sosial, Faktor lingkungan sosial bersifat dinamis, yang artinya faktor tersebut
tidak bersifat permanen dan akan terus mengalami perubahan. Unsur-unsur pembentuk
lingkungan sosial adalah kebudayaan, pengalaman kelompok, pengalaman unik, sejarah, dan

13
pengetahuan. Unsur-unsur tersebut memberi pengaruh terhadap individu yang terlibat dalam
lingkungan sosialnya. Hal seperti ini menyebabkan kepribadian yang muncul pada setiap
individu juga berbeda-beda.
Selain itu, dapat menyebabkan perbedaan cara yang dilakukan oleh setiap individu dalam
membentuk kepribadiannya masing-masing.

14
K. Macam-macam tipe kepribadian
Tipe Kepribadian Manusia Menurut Hippocrates, Seorang tabib Yunani bernama Hippocrates
membuat pengelompokkan 4 kepribadian yang mungkin dimiliki oleh manusia, meliputi:
1. Koleris (pemarah, cepat atau mudah tersinggung)
Tipe kepribadian menurut Hippocrates yang pertama yaitu koleris. Biasanya, orang dengan
kepribadian koleris cenderung lebih produktif, suka kebebasan, tidak mudah menyerah, dan
berambisi. Di sisi lain, kepribadian koleris juga dikenal mudah emosi, keras kepala, dan
gampang tersinggung. Kendati begitu, mereka punya daya analisis tinggi dan sangat
profesional dalam bekerja.
2. Melankolis (analitis, bijak, dan tenang)
Ciri seseorang dengan tipe kepribadian melankolis yakni perfeksionis, peduli sekitar,
bijak, tenang, sangat detail, dan berpikir analitis.Menurut sudut pandang psikologi,
kepribadian psikologi termasuk individu yang sangat cerdas dan selalu fokus pada proses
daripada tujuan.
3. Plegmatis (santai dan damai)
Cinta damai, santai, dan cenderung netral dalam setiap situasi adalah ciri dari kepribadian
plegmatis. Mereka tidak suka memihak pada satu kubu tertentu. Dengan karakteristik itu
pula, orang plegmatis cocok menjadi pendengar setia, memiliki selera humor yang baik,
mudah bergaul, punya teman banyak, dan kerap menghindari hal-hal rumit. Jika saat ini
kamu sedang dekat dengan orang bertipe kepribadian plegmatis, maka ia bisa menjadi
pasangan setia sekaligus pelindung yang penuh kasih.
4. Sanguinis (optimis, aktif, dan sosial)
Orang dengan kepribadian sanguinis dikenal dengan karakter optimis, aktif, mudah
bergaul dengan orang baru, suka berbicara di depan publik, dan cenderung mendominasi
dalam kelompok. Tipe ini juga tidak suka hal-hal rumit, gampang lupa, egois, dan sulit
menjalin komitmen untuk kepentingan bersama. Dalam arti, tipe sanguinis lebih senang
menjadi pribadi independen. Namun sayangnya, kemandirian tipe sanguinis terkadang
bisa memberi celah negatif dalam urusan percintaan dan lainnya. Apalagi, mereka tipikal
mudah jenuh dengan satu hal yang sama.
Tipe Kepribadian Manusia Menurut Carl Gustav Jung Selain Hippocrates,
seorang ahli psikologi asal Swiss bernama Carl Gustav Jung menggolongkan kepribadian
manusia dalam beberapa tipe, yakni introvert, ekstrovert, dan ambivert.
Ketiga tipe kepribadian manusia menurut Carl Jung inilah yang paling sering didengar
dan sudah banyak diketahui orang-orang sampai sekarang.
a) Introvert
Introvert adalah tipe kepribadian yang cenderung fokus pada diri sendiri. Bisa
dibilang, tipe introvert punya pikiran dan dunia sendiri. Untuk karakteristik
mereka, biasanya introvert lebih memilih tertutup dengan lingkungan sekitarnya,
sulit bersosialisasi, pemalu, dan sebisa mungkin melakukan sesuatu sendirian.
b) Ekstrovert

15
Kebalikan dari introvert, tipe kepribadian ekstrovert justru cenderung suka
kehidupan ramai, lebih terbuka, serta pandai beradaptasi dengan lingkungan dan
orang baru. Mereka yang ektrovert juga suka bercerita, senang beraktivitas di luar
ruangan, percaya diri tinggi, serta mudah bekerja sama dalam kelompok. Namun
di sisi lain, ada kekurangan dari kepribadian ekstrovert, salah satunya mereka
sering mendahulukan tindakan daripada berpikir.
c) Ambivert
Nah, jika introvert dikenal sebagai si pendiam dan ekstrovert si banyak bicara,
maka beda halnya dengan kepribadian ambivert. Tipe kepribadian ambivert
berada di tengah-tengah, perpaduan antara introvert dan ekstrovert. Orang tipe
ambivert biasanya menjalani kehidupan lebih seimbang. Tanpa pengaruh dari
orang lain, mereka tau kapan harus menjadi ekstrovert dan kapan menginginkan
waktu untuk melakukan sesuatu sendirian.
Tipe Kepribadian Menurut Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
Selanjutnya, ada tipe kepribadian manusia dalam psikologi menurut teori Carl Jung,
yakni Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Dalam teori tersebut, tipe kepribadian MBTI
manusia secara garis besar dibagi dalam beberapa indikator, meliputi:
1.) Extraversion (E) – Introversion (I)
Indikator E dan I mengarah kuat pada respon seseorang dalam interaksi dengan
lingkungan sekitar. Ekstravert menaruh minat pada ragam interaksi sosial, sedangkan
introvert hidup dengan dunianya sendiri.

2. Sensing (S) – Intuition (N)

Indikator S dan N menggambarkan karakter manusia dalam hal mengumpulkan informasi

dari luar. Mereka punya daya kepekaan (sensing) ketika melihat hal nyata dengan panca

indera dan berorientasi pada fakta-fakta.

3. Thinking (T) – Feeling (F)

Indikator T dan F mengarah pada karakteristik orang dalam mengambil keputusan dari

setiap informasi yang diterima. Tentu, informasi itu tetap didasari pada fakta di lapangan.

Di sisi lain, indikator F berkaitan dengan emosi seseorang dalam menentukan sesuatu

atau pilihan, biasanya mereka cenderung menggunakan perasaan.

4. Judging (J) – Perceiving (P)

16
Indikator J dan P mengarah pada sikap tegas dari individu terhadap lingkungan luar, serta

proses pengambilan keputusan yang relatif fleksibel.

L. Perbedaan Introvert dengan Extrovert

1. Dilihat dari Cara Recharge Diri

Untuk membedakan introvert dan extrovert bisa Anda lihat dari cara Anda

melakukan recharge diri. Jika mereka yang memiliki kepribadian introvert, biasanya

melakukan recharge energi dengan memilih tempat yang sepi untuk mendapatkan energinya.

Berbeda dengan seseorang extrovert yang lebih senang melakukan recharge energi dengan

pergi ke tempat yang lebih ramai, mengobrol dengan teman-teman lain atau nongkrong.

2. Dilihat dari Cara Menghabiskan Waktu

Dilihat dari cara menghabiskan waktunya, mereka yang introvert lebih suka

menghabiskan waktunya di rumah dengan membaca buku atau menonton film. Berbeda

dengan mereka yang extrovert, lebih senang menghabiskan waktunya di luar rumah, seperti

mengobrol dengan teman-temannya di luar, bersosialisasi atau senang berinteraksi. Mereka

yang extrovert mungkin akan stres jika terlalu lama berada di dalam rumah.

3. Dilihat dari Tugas yang Dikerjakan

Seseorang yang introvert biasanya lebih senang mengerjakan tugasnya sendiri. Sehingga

ketika dihadapkan dengan tugas kelompok, seorang introvert tidak membutuhkan orang lain

untuk membantunya, mereka bisa menyelesaikannya sendiri dengan lebih fokus. Berbeda

dengan seorang extrovert, lebih senang mengerjakan tugas kelompok dengan banyak orang

sambil berbincang dengan beberapa teman kelompoknya.

17
4.  Dilihat dari Sudut Pandang Pertemanan

Orang yang memiliki kepribadian introvert biasanya mampu menjadi pendengar yang

baik. Sehingga curhat dengan seseorang yang introvert adalah pilihan terbaik yang bisa Anda

pilih. Sebab seorang introvert lebih senang mendengarkan daripada berbicara. Sedangkan

orang extrovert lebih senang dirinya yang bercerita secara terus menerus dan terkadang ia

lupa dengan bahasannya, karena saking banyaknya bahasan yang ia ceritakan.

5.  Dilihat dari Komunikasi dan Cara Membaca Informasi

Seorang introvert dan extrovert bisa Anda lihat perbedaannya dari cara komunikasi dan

membaca informasi. Seorang introvert biasanya senang mengomentari sesuatu informasi

setelah membacanya secara keseluruhan dan bersikap lebih tenang saat berbicara. Berbeda

dengan seorang extrovert, mereka bisa mengomentari suatu informasi sebelum membacanya

secara keseluruhan. 

6.  Berdasarkan Penilaian Orang Lain

Seorang introvert dan extrovert juga bisa Anda bedakan berdasarkan penilaian orang lain.

Orang introvert biasanya dikenal lebih sedikit berbicara, pendiam dan menutup diri dari

lingkungannya, sehingga tidak heran jika orang introvert jarang kelihatan mengobrol dengan

beberapa tetangga di sekitar rumah. Sedangkan orang extrovert sering dikenal sebagai orang

yang cerewet, tidak bisa diam dan senang mengobrol dengan banyak orang.

M. Pengertian Kepribadian

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses
sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan
tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak
maupun perbuatan.

 Kepribadian Menurut Pengertian Sehari-Hari


Di dalam kehidupan sehari-hari kepribadian juga bisa diartikan sebagai ciri-ciri yang
menonjol pada diri seseorang, seperti kepada orang yang sangat pemalu dipakaikan sebutan

18
“keperibadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan sebutan “kepribadian supel” serta
kepada orang yang lin-plan, penakut, dan semacamnya diberikan sebutan “tidak punya
kepribadian”.

 Kepribadian Menurut Psikologi


Dari sisi Pisikologi, Gordon Allport mengatakan bahwa kepribadian untuk suatu organisasi
(berbagai aspek psikis & fisik) yang juga merupakan struktur dan sekaligus proses. Jadi,
kepribadian ialah suatu yang bisa berubah. Secara khusus Allport mengatakan, kepribadian
secara teratur tumbuh dan juga mengalami perubahan.

 Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli


Berikut ini pengertian kepribadian  yang dikemukakan oleh seorang ahli yang definisinya
dapat dipakai sebagai acuan dalam mempelajari kepribadian yaitu:

 Yinger : Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu


dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian
instruksi.
 M.A.W Bouwer : Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi
corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
 Cuber : Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak
dan dapat dilihat oleh seseorang.
 Theodore R. Newcombe : Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian


Perkembangan kepribadian individu menurut Freud, dipengauhi oleh kematangan dan cara-
cara individu mengatasi ketegangan. Menurut Freud, kematangan adalah pengaruh asli dari
dalam diri manusia. Ketegangan dapat timbul karena adanya frustrasi, konflik, dan ancaman.
Upaya mengatasi ketegangan ini dilakukan individu dengan : identifikasi, sublimasi, dan
mekanisme pertahanan ego.

2. Tahap-tahap perkembangan kepribadian


Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan
perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu.
Selanjutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui6 fase,

yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh tertentu
yang sensitif terhadap rangsangan. Kelima fase perkembangan kepribadian adalah sebagai
berikut:

1. Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan. Bagian tubuh yang sensitif
terhadap rangsangan adalah mulut.
2. Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase ini bagian
tubuh yang sensitif adalah anus.
3. Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh yang sensitif
pada fase falis adalah alat kelamin.
4. Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas. Pada fase ini dorongan
seks cenderung bersifat laten atau tertekan.

19
5. Fase genital (genital stage) : terjadi sejak individu, memasuki pubertas dan
selanjutnya. Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada organ
reproduksi.

 Faktor-faktor pendukung perkembangan kepribadian

Faktor ini adalah alasan terbentuknya kepribadian dan watak ialah unsur-unsur badan dan
jiwa manusia dan lingkungan,yang kedua ini bisa di sebut sebagai faktor endogen dan
eksogen. Faktor endogen adalah semua faktor yang berada di dalam diri anak, sedangkan
faktor eksogen adalah semua faktor yang berada di luar diri anak . Faktor endogen dan
eksogen menjadi  determinan kepribadian manusia, karena pertumbuhan dan perkembangan
manusia, berarti perkembangan kepribadian dan wataknya ditentukan dan dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan kedua fakor tersebut.

 Faktor penghambat perkembangan kepribadian

Perkembangan seseorang akan terhambat dikarenakan dua faktor, antara lain:

1. Faktor Internal Diri


Perkembangan kepribadian akan mengalami hambatan yang berasal dari dalam diri individu
sendiri dikarenakan:

1. Individu tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas


2. Individu kurang bermotivasi dalam hidup
3. Individu enggan menelaah diri
4. Faktor usia

Pada tiga faktor penghambat internal di atas jelas terlihat bahwa individu terbelenggu
pada masa kanak-kanaknya, dan tidak dapat menjadi pribadi dewasa. Pada kondisi ini ,
individu bukanlah pribadi bebas yang mempunyai tujuan hidup dan berupaya untuk
merealisasikan tujuan hidupnya. Individu menjadi “ada” yang tiada dalam perkembangan
keberadaan dirinya. Sering dijumpai pernyataan umum yang menyatakan bahwa seseorang
itu dewasa usia, tetapi tidak dewasa pemikirannya.

Adapun faktor usia menjadi penghambat bagi perkembangan kepribadian seorang


individu dikarenakan individu yang telah berumur merasa bahwa mereka telah lebih banyak
mengetahui arti kehidupan, ada perasaan jenuh untuk berubah lagi setelah (mungkin)
perubahan yang dilakukan sepanjang usianya, dan juga adanya kemampuan fisik secara
motorik, memori ( pelupa) dan metabolism tubuh.

1. Faktor Eksternal Diri

Hambatan perkembangan kepribadian individu secara eksternal terjadi antaranya disebabkan:

1. Faktor tradisi budaya

20
Pada setiap budaya, seseorang mengalami tekanan untuk mengembangkan suatu pola
kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya. Kelompok menetapkan
budaya sebangai model untuk pola kepribadian yang disetujui dan menekankan individu-
individu yang tergantung didalamnya untuk berprilaku sesuai dengan norma budaya
kelompok yang bersangkutan. Karena tekanan tersebut, individu akhirnya menyesuaikan diri
mengkuti pola perilaku yang telah ditetapkan kelompok, dan pada akhirnya prilaku tersebut
menetap menjadi kecenderungan pola piker individu.

2. Penerimaan masyarakat/ social


Penerimaan masyarakat/ lingkungan social juga mempengaruhi keinginan individu untuk
mengembangkan kepribadiannya. penerimaan social yang tinggi menimbulkan rasa percara
diri tinggi yang berpengaruh pada peningkatan konsep diri positif.

Sedangkan, penerimaan masyarakat/ social yang rendah akan menjadikan seseorang menjadi
rendah diri, menarik diri dari kontak social, dan terjadi kecenderungan menutup diri yang
akan berpengaruh pada pengembangan konsep diri negative.

21
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan
Kepribadian bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari, dijalani, dan dikembangkan.
Kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun, dan diupayakan, sehingga ada
tahap-tahap pengembangan kepribadian, faktor – faktor penghambat kepribadian, sikap
positif dan negatif dalam kepribadian, dan cara  menanggulangi dampak negatif dari
kepribadian yang salah.

22
DAFTAR PUSTAKA

belajar, s. (2023). pengertian kepribadian. Dipetik februari 2, 2023, dari studybelajar.com:


https://www.studiobelajar.com/kepribadian/

kurniawan, A. (2022, desember 11). Pengertian Kepribadian – Konsep, Ciri, Faktor, Fungsi,
Perkembangan, Psikologi, Para Ahli. (a. kurniawan, Penyunting, & gurupendidik) Dipetik
februari 2, 2023, dari gurupenddidik.com: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-
kepribadian/

23
Pertanyaan Untuk Kelompok Dari Audiens

1. Bagaimana cara kita bisa mengetahui aspek diri? (Edwina 1A)


Jawab:

1. Ketahui dan Pahami Kelebihan dan Kelemahan.


2. Amati Bidang yang Dikuasai dan Kurang Dikuasai.
3. Bersikap Jujur pada Diri Sendiri.
4. Dengarkan Suara Hati.
5. Pusatkan Perhatian saat Menjalani Keseharian.
6. Sadari dan Pahami Peran dalam Kehidupan.

2. Jika ada orang yang berkonsep diri negative, misal rendah diri untuk meninggi, apa yang
harus kalian lakukan? (Edwina 1A)
Jawab:
Cukup mendengarkan saja orang tersebut, jika tidak bisa berkata yang tidak meninggung,
lebih baik diam. Daripada berdebat dan melukai hati orang tersebut.

3. Sebutkan contoh tentang dimensi kesadaran dan tidak sadar?


Jawab:
Dimesi tidak sadar itu contohnya ketika kita sedang tidur, sedangkan dimensi sadar ketika
kita sadar/ terbangun.
Missal jika di hipnoterapi itu dimensi bawah kita sadar, tapi fisik kita dalam keadaan
tidur.

4. Apakah kepribadian diri bisa berubah? Missal ekstrovet menjadi introvert (Edwina 1A)
Jawaban fadhilah 1:
Bisa, tergantung lingkungan sekitar, mungkin orang itu bertemu seseorang yang merubah
kepribadian dia, entah jadi ektrovert atau introvert.

5. Apakah kepribadian sama dengan sifat? (Edwina 1A)


Jawaban Naila 1A:
Kedua nya berkombinasi atau saling berkaitan, karena sifat-sifat dalam seorang
megarahkan untuk berfikir, berperasaan dan bertingkah laku dalam berhubungan dengan
kehidupannya.

6. Apa yang dimaksut pusat diri sendiri? (culbert 1)


Jawab:
Berpikir mengenai dirinya sendiri adalah aktivitas manusia yang tidak dapat dihindari.
Pada umumnya, secara harfiah orang akan berpusat pada dirinya sendiri. Sehingga self
(diri) adalah pusat dari dunia sosial setiap orang.

7. Cara membentuk pribadi yang baik jika di dalam lingkungan yang criminal? (adisty 1B)
Jawaban novia 1B:
Dengan berpegang teguh dengan keimanan, utama nya sholat.

24
8. Bagaimana cara berkomunikasi dengan orang introvert? (listya 1B)
Jawaban dara 1A:
Orang introvert itu tidak bisu, jadi harus ada pendekatan yang dapat membuat orang itu
mau atau tertarik berbicara dengannya. Dia dapat bersosialisasi di luar tetapi memang
lebih banyak menyendirinya.

25

Anda mungkin juga menyukai