Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI

KONSEP DIRI

DISUSUN OLEH :
1. ERNAWATI (P27820318002)
2. ELA SHINTA DEWI (P27820318003)
3. DIAH AYU DAMAYANTI (P27820318004)
4. MAULIDTA EGGA JULIANTINA (P27820318005)
5. APRILIA OCTAVIANI YETTA PUTRI (P27820318007)
6. YURI AULIA BERLIANA FAHRUDI (P27820318008)
7. SOFIA MAULIDA RUSDIAWATI (P27820318009)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO
Jl. Parangkusumo No. 1 Telp. (031) 3550163 Surabaya 60176

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Diridengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan doa-Nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang Konsep Diri. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 25 November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Konsep Diri .......................................................................................... 2
2.2. Unsur-Unsur Konsep Diri....................................................................................... 3
2.3 Rentang Respon Konsep Diri..................................................................................... 4
2..4 Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri ................................................................. 7
2.5 Gejala Gangguan Konsep Diri .................................................................................. 9
2.6 Penanggulangan Konsep Diri .................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep diri adalah kesadaran akan pandangan , pendapat, penilaian, dan sikap
seseorang terhadap dirinya sendiri yang meliputi fisik, diri pribadi, diri keluarga, diri
sosial juga etika. Konsep diri mulai terbentuk dan berkembang begitu manusia lahir.
Soeitoe menyatakan konsep diri seseorang terbentuk dari pengalaman sendiri dari
uraian yang diberikan oleh orang lain tentang dirinya. Pengalaman sendiri dan
informasi dari lingkungan terintegrasi kedalam konsep diri. Konsep diri merupakan
faktor bawaan tapi dibentuk dan berkembang melalui proses belajar yaitu dari
pengalaman-pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain. Individu
dengan konsep diri yang tinggi lebih banyak memiliki pengalaman yang
menyenangkan dari pada individu dengan konsep diri yang rendah.
Pada hakikatnya konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri
yang meliputi aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis yang didasarkan pada
pengalaaman dan interaksi kita dengan orang lain. Konsep merupakan bagian inti dari
pengalaman individu yang secara perlahan-lahan dibedakan dan disimbolisasikan
sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan. Jadi, konsep diri adalah kesadaran
batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan
membedakan aku dari aku yang bukan aku. Penulisan makalah ini dilatar belakangi
karna kita perlunya memahami pemahaman tentang konsep diri dan kedudukannya
dalam kehidupan sehari-hari. Konsep diri adalah Manusia adalah makhluk
biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi.
Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui
eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya.
Dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain.
Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian konsep diri ?
2. Apa unsur-unsur konsep diri ?

4
3. Bagaimana rentang respon konsep diri konsep diri ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi konsep diri?
5. Apa saja gejala gangguan konsep diri ?
6. Bagaimana cara penaggulangan konsep diri?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep diri
2. Untuk mengetahui unsur-unsur konsep diri
3. Untuk mengetahui rentang respon konsep diri
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsep diri
5. Untuk mengetahui gejala gangguan konsep diri
6. Untuk mengetahui cara penaggulangan konsep diri

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Diri

2.1.1 Rochman Natawidjaya (1979)

Menurut Rochman Natawidjaya pengertian konsep diri adalah persepsi individu


mengenai dirinya sendiri, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga
dirinya dan hubungannya dengan orang lain.

2.1.2 James F. Calhoun (1995)

Menurut James F Calhoun pengertian Konsep diri adalah gambaran mental individu
yang terdiri dari pengetahuan tentang dirinya sendiri, pengharapan diri, dan penilaian
terhadap diri sendiri.

2.1.3 Stuart & Sundeen (2005)

Menurut Stuart & Sundeen pengertian konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan,
dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya sendiri dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

2.1.4 Keliat (2005)

Menurut Keliat definisi konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara
utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.

2.1.5 Potter dan Perry (2005)

Menurut Potter & Perry pengertian konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan
pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar.
Konsep diri memberi individu kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri
terhadap situasi dan hubungan seseorang dengan orang lain.

2.1.6Burns

Menurut Burns dalam Pudjijogyanti (1993:2) pengertian konsep diri adalah hubungan
antara sikap dan keyakinan tentang diri sendiri.

2.1.7 Clara R. Pudjijogyanti (1995)

6
Menurut Clara R. Pudjijogyanti pengertian konsep diri merupakan salah satu faktor
penentu perilaku seseorang, apakah akan baik atau buruk. Perilaku negatif seseorang
adalah perwujudan dari adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri.

2.2 Unsur-unsur Konsep Diri

2.2.1 Citra Tubuh (Body Image)

Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari
maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran
dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru.

Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak
anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan
mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu
ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual
dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).

2.2.2 Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah


laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di
masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan
sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan
menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk
mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.

Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang
yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring
dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan
membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui
proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan
penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran
serta tanggung jawab

7
2.2.3 Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai.
Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat
menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak
sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di
lingkungannya (Keliat BA, 2005).

Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga
diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat
mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan,
karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.

2.2.4 Peran

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok
sosial. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi
pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan
hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

2.2.5 Identitas Diri

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh
individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya
berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang
kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya.
Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya
konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek
terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.

2.3 Rentang Respon Konsep Diri


2.3.1 Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan
melatar belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan citra
tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga

8
diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam
dan rasa identitas yang jelas.Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi
diri sebagai individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan
mengembangkan potensinya secara keseluruhan.

2.3.2 Konsep diri positif


Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif
dalam beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan dengan mengungkapkan
keputusan akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan yang tinggi. Tanda-
tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah yakin akan
kemampuan dalam mengatasi masalah. Seseorang ini mempunyai rasa percaya diri
sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak
lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela
atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Menerima pujian tanpa
rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah
diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi
meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai
perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai
perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui oleh masyarakat. Mampu
memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak
disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya
sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya
menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

2.3.3 Harga diri rendah


Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan
ideal diri. Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri yang adatif
dengan konsep diri yang maladatif. Tanda dan gejala yang ditunjukkan sperti
perasaan malu terhadap diri sendiri, akibat tindakan penyakit, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, dan merendahkan martabat. Tanda dan gejala yang laindari
harga diri rendah diantaranya rasa bersalah pada diri sendiri, mengkritik diri

9
sendiri/orang lain, menarik diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis, perasaan
tidak mampu, perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri kurang, mudah
tersinggung dan marah berlebihan.

2.3.4 Kekacauan identitas


Kekacuan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-
aspek. Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan
konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi.
Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang intim karena identitas
seseorang diekspresikan dalam berhubungan dengan orang lain. Seksualitas juga
merupakan salah satu identitas. Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan
dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup. Kekacauan identitas dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang dapat dikenal dengan stressor identitas. Biasanya pada
masa remaja, identitas banyak mengalami perubahan, yang meyebabkan
ketidakamanan dan ansietas. Remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan fisik, emosional, dan mental akibat peningkatan kematangan. Stressor
identitas diantaranya kehilangan pekerjaan, perkosaan, perceraian, kelalaian,
konflik dengan orang lain, dan masih banyak lagi. Identitas masa kanak-kanak
dalam kematangan aspek psikososial, merupakan ciri-ciri masa dewasa yang
harmonis.

2.3.5 Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan yaitu
dengan tidak adanya rasa percaya diri, ketergantungan, sukar membuat
keputusan, masalah daalam hubungan interpersonal, ragu dan proyeksi. Jika
seseorang memiliki perilaku dengan depersonalisasi, berarti orang tersebut telah
mengalami gangguan dalam konsep dirinya. Orang dengan gangguan
depersonalisasi mengalami persepsi yang menyimpang pada identitas, tubuh, dan
hidup mereka yang membuat mereka tidan nyaman, gejala-gejala kemungkinan
sementara atau lama atau berulang untuk beberapa tahun. orang dengan gangguan
tersebut seringkali mempunyai kesulitan yang sangat besar untuk
menggambarkan gejala-gejala mereka dan bisa merasa takut atau yakin bahwa

10
mereka akan gila. Gangguan depersonalisasi seringkali hilang tanpa pengobatan.
Pengobatan dijamin hanya jika gangguan tersebut lama, berulang, atau
menyebabkan gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis
telah efektif untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan antidepresan
membantu seseorang dengan gangguan tersebut.

2.4 Faktor yang mempengaruhi konsep diri


2.4.1 Keadaan fisik
Keadaan fisik seseorang dapat mempengaruhi individu dalam menumbuhkan
konsep dirinya. Individu yang memiliki cacat tubuh cenderung memiliki kelemahan-
kelemahan tertentu dalam memandang keadaan dirinya, seperti munculnya perasaan
malu, minder, tidak berharga dan perasaan ganjil karena melihat dirinya berbeda
dengan orang lain.

2.4.2 Kondisi keluarga


Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam membentuk konsep diri
anak. Perlakuanperlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak akan membekas
hingga anak menjelang dewasa dan membawa pengaruh terhadap konsep diri anak
baik konsep diri ke arah positif atau ke arah negatif. Cooper Smith dalam Clara R
Pudjijogyanti (1995: 30-31) menjelaskan bahwa kondisi keluarga yang buruk dapat
menyebabkan konsep diri yang rendah. Yang dimaksud dengan kondisi keluarga
yang buruk adalah tidak adanya pengertian antara orang tua dan anak, tidak adanya
keserasian hubungan antara ayah dan ibu, orang tua yang menikah lagi, serta
kurangnya sikap menerima dari orang tua terhadap keberadaan anak-anak.
Sedangkan kondisi keluarga yang baik dapat ditandai dengan adanya intregitas dan
tenggang rasa yang tinggi serta sikap positif dari anggota keluarga. Adanya kondisi
semacam itu menyebabkan anak memandang orang tua sebagai figur yang berhasil
dan menganggap orang tua dapat dipercaya sebagai tokoh yang dapat mendukung
dirinya dalam memecahkan seluruh persoalan hidupnya. Jadi kondisi keluarga yang
sehat dapat membuat anak menjadi lebih tegas, efektif, serta percaya diri dalam
mengatasi masalah kehidupan dirinya sebagai pembentuk kepribadiannya.

2.4.3 Reaksi orang lain terhadap individu

11
Dalam kehidupan sehari-hari, orang akan memandang individu sesuai dengan
pola perilaku yang ditunjukkan individu itu sendiri. Harry Stack Sullivan (Jalaludin
Rakhmat, 1996: 101) menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati dan
disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan
menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan diri kita,
menyalahkan kita dan menolak kita, kita cenderung akan membenci diri kita.

2.4.4 Tuntutan orang tua terhadap anak


Pada umumnya orang tua selalu menuntut anak untuk menjadi individu yang
sangat diharapkan oleh mereka. Tuntutan yang dirasakan anak akan dianggap
sebagai tekanan dan hambatan jika tuntutan tersebut ternyata tidak dapat dipenuhi
oleh anak. Selain itu sikap orang tua yang berlebihan dalam melindungi anak akan
menyebabkan anak tidak dapat berkembang dan mengakibatkan anak menjadi
kurang tingkat percaya dirinya dan memiliki konsep diri yang rendah.

2.4.5 Jenis kelamin, ras dan status sosial ekonomi


Konsep diri dapat dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut. Clara R Pudjijogyanti
(1995: 29) memberikan pendapatnya melalui penelitian-penelitian para ahli bahwa
berbagai hasil penelitian yang dilakukan tersebut membuktikan bahwa kelompok
ras minoritas dan kelompok sosial ekonomi rendah cenderung mempunyai konsep
diri yang rendah dibandingkan dengan kelompok ras mayoritas dan kelompok
sosial ekonomi tinggi, selain itu untuk jenis kelamin terdapat perbedaan konsep diri
antara perempuan dan laki-laki. Perempuan mempunyai sumber konsep diri yang
bersumber dari keadaan fisik dan popularitas dirinya, sedangkan konsep diri laki-
laki bersumber dari agresifitas dan kekuatan dirinya. Dengan kata lain, wanita akan
bersandar pada citra kewanitaannya dan laki-laki akan bersandar pada citra kelaki-
lakiannya dalam membentuk konsep dirinya masing-masing.

2.4.6 Keberhasilan dan kegagalan


Konsep diri dapat juga dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan yang
telah dialaminya. Keberhasilan dan kegagalan mempengaruhi penyesuaian pribadi
dan sosialnya dan ini berarti mempunyai pengaruh yang nyata terhadap konsep
dirinya. Keberhasilan akan mewujudkan suatu perasaan bangga dan puas akan hasil
yang telah dicapai dan sebaliknya rasa frustasi bila menjadi gagal.

12
2.4.7 Orang-orang yang dekat dengan kita
Tidak semua individu mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita.
Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan kita,
yaitu yang disebut significant others, yaitu orang lain yang sangat penting. Mereka
adalah orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Dari
mereka secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Senyuman, pujian,
penghargaan, pelukan mereka menyebabkan kita menilai diri secara positif. Tetapi
ejekan, cemoohan, hardikan membuat kita menilai memandang diri secara negatif.

2.5 Gejala gangguan konsep diri


Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala,
seperti :
2.5.1 Syok Psikologis.
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan
dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan.syok psikologis digunakan sebagai
reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan
tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti
mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.

2.5.2 Menarik diri


Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena
tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien menjadi
pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam
perawatannya.

2.5.3 Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.


Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri
yang baru. Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses
yang adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap maka
respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu :
 Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.

13
 Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
 Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
 Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
 Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
 Mengungkapkan keputusasaan.
 Mengungkapkan ketakutan ditolak.
 Depersonalisasi.
 Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.

2.6 Penanggulangan konsep diri

Cara menanggulangikonsepdirinegatif antara lain:

1. MeningkatkanimandantaqwakepadaTuhan Yang MahaEsa,


sehinggakitaselaluberpegangteguhpadakebajikandantidakmudahterpengaruhhal-
halnegatif. Denganmeningkatkanimandantaqwakitabisamengetahuimanahal yang
baikuntukdilakukandanburukbiladilakukan.
2. Meningkatkandiridalampengetahuan interpersonal
sehinggadapatmemunculkanperasaanpositif. Perasaanpositifakanmenimbulkan
rasa tenangdanberpikirpositifterhadapsesuatuhal.
3. Selaluberpikirpositifdalamsegalahal.
Denganberpikirpositifdiriakanterhindardaripemikirannegatif-negatif, sesuatu yang
diawalidenganpositifakanberbuahhasil yang positifjuga.
4. Optimisdalammencapaisesuatu yang inginkitadapatkan.
Optimisadalahmemilikiniat yang bersungguh-
bersungguhdandiiringidengansemangatdankerjakeras.
Denganhaltersebutkitadapatdenganmudahmencapaitujuankita.
5. Peranan orang
tuadalamkonsepdirisangatpentinggunauntukmemenuhifisikdanpsikologisanak,
jadisudahkewajiban orang tuauntuksenantiasamenanamkanhal-
halpositifpadaanaknya. Sebisamungkinsebagai orang tuadalamsehari-
hariharusbisamemberikancontohperilaku yang
terpujisehinggaanaktermotivasiuntukmengikutiperilakutersebut.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan
semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk
memahami konsep diri terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri
sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi
konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar
fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan
intenal idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang
menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di
dalam masyarakat.Untuk membangun konsep diri kita harus belajar menyukai diri
sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke
yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami
konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat
beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.

3.2 Saran

Untukmembangunkonsepdiri, kitaharusbelajarmenyukaidirisendiri,
mengembangkanpikiranpositif, memperbaikihubungan interpersonal ke yang
lebihbaik, sikapaktif yang positif, danmenjagakeseimbanganhidup.

Semua yang
kitalakukanpastiadamanfaatnyabegitujugadalammemahamikonsepdiri,
kitamenjadibanggadengandirisendiri, percayadiripenuh,
dapatberadaptasidenganlingkungan, danmencapaisebuahkebahagiaandalamhidup.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.nl/amp/s/dosenpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-
konsep-diri/amp
midwiferypuji.blogspot.com/2016/09/makalah-konsep-diri.html?m=1
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-konsep-diri.html
http://danumanyut-putraraharja.blogspot.com/2012/01/askep-konsep-diri.html
http://www.masbow.com/2009/07/konsep-diri.html
http://janewinarni.wordpress.com/2011/04/17/konsep-diri/

16

Anda mungkin juga menyukai