KONSEP DIRI
DISUSUN OLEH :
1. ERNAWATI (P27820318002)
2. ELA SHINTA DEWI (P27820318003)
3. DIAH AYU DAMAYANTI (P27820318004)
4. MAULIDTA EGGA JULIANTINA (P27820318005)
5. APRILIA OCTAVIANI YETTA PUTRI (P27820318007)
6. YURI AULIA BERLIANA FAHRUDI (P27820318008)
7. SOFIA MAULIDA RUSDIAWATI (P27820318009)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO
Jl. Parangkusumo No. 1 Telp. (031) 3550163 Surabaya 60176
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Diridengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan doa-Nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang Konsep Diri. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Bagaimana rentang respon konsep diri konsep diri ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi konsep diri?
5. Apa saja gejala gangguan konsep diri ?
6. Bagaimana cara penaggulangan konsep diri?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep diri
2. Untuk mengetahui unsur-unsur konsep diri
3. Untuk mengetahui rentang respon konsep diri
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsep diri
5. Untuk mengetahui gejala gangguan konsep diri
6. Untuk mengetahui cara penaggulangan konsep diri
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut James F Calhoun pengertian Konsep diri adalah gambaran mental individu
yang terdiri dari pengetahuan tentang dirinya sendiri, pengharapan diri, dan penilaian
terhadap diri sendiri.
Menurut Stuart & Sundeen pengertian konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan,
dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya sendiri dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
Menurut Keliat definisi konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara
utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Menurut Potter & Perry pengertian konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan
pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar.
Konsep diri memberi individu kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri
terhadap situasi dan hubungan seseorang dengan orang lain.
2.1.6Burns
Menurut Burns dalam Pudjijogyanti (1993:2) pengertian konsep diri adalah hubungan
antara sikap dan keyakinan tentang diri sendiri.
6
Menurut Clara R. Pudjijogyanti pengertian konsep diri merupakan salah satu faktor
penentu perilaku seseorang, apakah akan baik atau buruk. Perilaku negatif seseorang
adalah perwujudan dari adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri.
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari
maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran
dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru.
Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak
anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan
mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu
ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual
dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang
yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring
dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan
membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui
proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan
penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran
serta tanggung jawab
7
2.2.3 Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai.
Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat
menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak
sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di
lingkungannya (Keliat BA, 2005).
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga
diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat
mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan,
karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.
2.2.4 Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok
sosial. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi
pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan
hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh
individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya
berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang
kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya.
Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya
konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek
terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
8
diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam
dan rasa identitas yang jelas.Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi
diri sebagai individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan
mengembangkan potensinya secara keseluruhan.
9
sendiri/orang lain, menarik diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis, perasaan
tidak mampu, perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri kurang, mudah
tersinggung dan marah berlebihan.
2.3.5 Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan yaitu
dengan tidak adanya rasa percaya diri, ketergantungan, sukar membuat
keputusan, masalah daalam hubungan interpersonal, ragu dan proyeksi. Jika
seseorang memiliki perilaku dengan depersonalisasi, berarti orang tersebut telah
mengalami gangguan dalam konsep dirinya. Orang dengan gangguan
depersonalisasi mengalami persepsi yang menyimpang pada identitas, tubuh, dan
hidup mereka yang membuat mereka tidan nyaman, gejala-gejala kemungkinan
sementara atau lama atau berulang untuk beberapa tahun. orang dengan gangguan
tersebut seringkali mempunyai kesulitan yang sangat besar untuk
menggambarkan gejala-gejala mereka dan bisa merasa takut atau yakin bahwa
10
mereka akan gila. Gangguan depersonalisasi seringkali hilang tanpa pengobatan.
Pengobatan dijamin hanya jika gangguan tersebut lama, berulang, atau
menyebabkan gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis
telah efektif untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan antidepresan
membantu seseorang dengan gangguan tersebut.
11
Dalam kehidupan sehari-hari, orang akan memandang individu sesuai dengan
pola perilaku yang ditunjukkan individu itu sendiri. Harry Stack Sullivan (Jalaludin
Rakhmat, 1996: 101) menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati dan
disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan
menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan diri kita,
menyalahkan kita dan menolak kita, kita cenderung akan membenci diri kita.
12
2.4.7 Orang-orang yang dekat dengan kita
Tidak semua individu mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita.
Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan kita,
yaitu yang disebut significant others, yaitu orang lain yang sangat penting. Mereka
adalah orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Dari
mereka secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Senyuman, pujian,
penghargaan, pelukan mereka menyebabkan kita menilai diri secara positif. Tetapi
ejekan, cemoohan, hardikan membuat kita menilai memandang diri secara negatif.
13
Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
Mengungkapkan keputusasaan.
Mengungkapkan ketakutan ditolak.
Depersonalisasi.
Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan
semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk
memahami konsep diri terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri
sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi
konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar
fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan
intenal idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang
menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di
dalam masyarakat.Untuk membangun konsep diri kita harus belajar menyukai diri
sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke
yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami
konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat
beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.
3.2 Saran
Untukmembangunkonsepdiri, kitaharusbelajarmenyukaidirisendiri,
mengembangkanpikiranpositif, memperbaikihubungan interpersonal ke yang
lebihbaik, sikapaktif yang positif, danmenjagakeseimbanganhidup.
Semua yang
kitalakukanpastiadamanfaatnyabegitujugadalammemahamikonsepdiri,
kitamenjadibanggadengandirisendiri, percayadiripenuh,
dapatberadaptasidenganlingkungan, danmencapaisebuahkebahagiaandalamhidup.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.nl/amp/s/dosenpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-
konsep-diri/amp
midwiferypuji.blogspot.com/2016/09/makalah-konsep-diri.html?m=1
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-konsep-diri.html
http://danumanyut-putraraharja.blogspot.com/2012/01/askep-konsep-diri.html
http://www.masbow.com/2009/07/konsep-diri.html
http://janewinarni.wordpress.com/2011/04/17/konsep-diri/
16