”Diri Sosial”
Dosen pengampu :
Nur Cahaya Nasution, MA
Disusun Oleh :
Evi Widiastuti : 2113000054
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah mel
impahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam.Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala
hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen
pengampu dan teman-teman ku sekalian.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT .Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar
bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan
keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya. Akhirnya kami tetap berharap
semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan kami dan bermanfaat khususnya
bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca.Amin Yaa Robbal 'Alamin.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari manusia merupakan suatu hal yang menarik. Banyak
hal-hal yang tak terduga yang sering kita temui ketika mencoba memahami
manusia. Dibutuhkan upaya yang ekstra untuk memahami manusia baik
secara individu maupun secara sosial.
Walaupun mempelajari manusia merupakan sesuatu yang tidak bisa
dikatakan mudah, namun usaha-usaha tetap dilakukan demi memahami
manusia. salah satu usaha yang dapat dilakukan antara lain dengan
mempelajari tingkah laku individu. Hal ini sudah dilakukan sejak lama oleh
para ahli, bahkan hingga saat ini, demi memperoleh pemahaman tentang
manusia. Walaupun demikian, tidak sepenuhnya pertanyaan tentang
manusia dapat terjawab sepenuhnya.
Salah satu alasan utama mengapa manusia sulit memahami tingkah
laku manusia seutuhnya adalah sifat dan keadaan manusia yang bersifat
kompleks dan unik. Dikatakan kompleks karena kehidupan manusia
melibatkan berbagai aspek antara lain aspek kognitif, afektif, psikolmotorik,
dan sosial yang saling berinteraksi dan bersifat dinamis (farozin, dan
fathiyah : 2).
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, sebagai
makhluk sosial manusia akan senantiasa berinteraksi dengan individu-
individu lain. Interaksi antar individu inilah yang menyebabkan
keanekaragaman tingkah laku yang ada pada diri individu saat ini. Manusia,
dalam interaksi sosialnya selalu saling menilai dan atas dasar penilaian
itulah manusia berperilaku (Muhammad Anas; 17).
Dalam kesempatan ini pemakalah akan membahas tentang konsep
diri, namun dalam kacamata psikologi sosial. Seperti apa gambaran individu
tentang dirinya sendiri dan kemudian bagaimana pemahaman tentang
dirinya tersebut mempengaruhi tingkah lakunya dalam interaksinya dengan
individu-individu yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Konsep Diri?
2. Bagaimana Proses Pembentukan Konsep Diri?
3. Apa Saja Jenis-Jenis Konsep Diri?
4. Bagaimana Ciri – Ciri Konsep Diri?
5. Faktor Apa Yang Mempengaruhi Konsep Diri?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memenuhi Apa Yang Dimaksud Dengan Konsep Diri!
2. Untuk Memenuhi Bagaimana Proses Pembentukan Konsep Diri!
3. Untuk Memenuhi Apa Saja Jenis-Jenis Konsep Diri!
4. Untuk Memenuhi Bagaimana Ciri – Ciri Konsep Diri!
5. Untuk Memenuhi Faktor Apa Yang Mempengaruhi Konsep Diri!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri seseorang adalah penerimaan dirinya sendiri, baik kelemahan
maupun keunggulan yang dimilikinya, baik secara fisik maupun mental serta
pemahamannya terhadap pergaulan ditengah masyarakat dimana individu itu
berada dan berfungsi sebagai makhluk sosial.
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan,
pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi lain
menyebutkan bahwa konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran
seseorang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri meliputi kemampuan, karakter
diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri.1
Konsep diri mencakupi seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya dan kepandaiannya,
kegagalannya dan sebagainya. Hal ini akan menentukan individu dalam
kenyataan, dan juga akan menentukan siapa individu itu menurut pikiran
individu sendiri dan akan menjadi apa individu menurut pikirannya sendiri.
Menurut Jalaludin Rahmat mengemukakan konsep diri adalah pandangan
dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis.
Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif tetapi juga penilaian kita.2
Sedangkan menurut William D. Brooks mengemukakan bahwa konsep diri
merupakan semua persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik,
sosial, psikologis yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan
orang lain.3
1
Prof . DR. Nina W. Syam, M.S, Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi (Bandung :
Simbiosa Rekatama Media 2012) hal 55.
2
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya 2005),H.78.
3
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : CV Pustaka Setia 2003),H.98.
Adapun menurut Hurlock konsep diri merupakan pengertian dan harapan
seseorang mengenai bagaimana dirinya yang dicita-citakan dan bagaimana
dirinya dalam realita yang sesungguhnya, baik secara fisik maupun
psikologisnya. Konsep diri seseorang berkaitan dengan kepribaadiannya,
kepribadian seseorang dapat diamati dari prilakunya dalam berbagai situasi dari
pola reaksinya, sedangkan konsep diri tidak langsung dapat diamati seperti
halnya prilaku ekspresi seseorang. Konsep diri terlihat dari pola reaksi tetap
yang mendasari pola prilku seseorang.
Konsep diri adalah pandangan atau perasaan individu tentang dirinya
sendiri. Persepsi tentang diri kita boleh bersifat psikologis, sosial dan fisik.4
Atau dapat diartikan bahwa konsep diri bagaimana individu mengamati dirinya
sendiri, sampailah pada gambaran dan penilaian dari individu inilah yang
disebut konsep diri, konsep diri bukan sekedar mengamati tapi juga menilai diri
kita sendiri.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah
pandangan individu mengenai siapa dirinya dan itu dapat diperoleh lewat
informasi yang diberikan orang lain pada diri individu.
4
Elida Prayitno, Psikologi Perkembangan Remaja, (Padang : Jurusan Bimbingan Konseling FIP
UNP.2002 Cet 1) hal. 118.
lingkungan yang kurang mendukung cendrung mempunyai konsep diri yang
negatif.
Kondisi ini disebabkan sikap orangtua yang misalnya sering marahmarah,
memberi hukuman akibat kekurangan dan lainnya. Akan tetapi jika lingkungan
memberikan sikap yang baik dan positif anak akan merasa dirinya cukup
berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif. Konsep diri ini
mempunyai sifat yang dinamis artinya tidak luput dari perubahan. Dari aspek-
aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, ada pula yang mudah
sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat.5
Selanjutnya konsep diri terbentuk melalui beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pemekaran diri sendiri (extension of the self) yang ditandai dengan
kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai
bagian dari dirinya sendiri. Perasaan egoisme berkurang dan tumbuh
perasaan ikut memiliki, salah satu tandanya yang khas adalah
tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam
sekitarnya.
b. Kemampuan untuk melihat diri sendiri (self objectivication) ditandai
dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri
(self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of
humor) termasuk yang menjadikan dirinya sebagai sasaran.
c. Memiliki filsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life) hal ini
dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannya dn mengucapkannya
dalam kata-kata.6
Selanjutnya cooley menyatakan konsep diri seseorang diperoleh dari
hasil penilaian atau evaluasi orang lain terhadapnya. Apa yang dipikirkan
orang lain tentang individu menjadi sumber informasi tentang siapa dirinya,
5
Prof. DR. Nina W. Syam M.S, Psikologi Sosial, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset) hal 56-
57.
6
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja,(Jakarta : Rajawali Pers) hal 81-82.
selain itu hasil dari tindakan yang dilakukan juga akan membentuk konsep
diri seseorang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan konsep diri pada
diri seseorang terbentuk dalam waktu yang relatif lama, konsep diri
terbentuk berdasarkan persepsi seseorang terhadap sikap orang lain
terhadap dirinya.
7
Prof . DR. Nina W. Syam, M.S, Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, (Bandung :
Simbiosa Rekatama Media 2012) hal 55.
8
Ibid, hal 55-56.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri
positif merupakan penerimaan diri dan bagaimana seseorang mampu
memperbaiki dirinya, sedangkan seseorang yang menganggap dirinya lemah
dan tak berdaya merupakan konsep diri negatif karna seseorang tersebut
pasrah akan keadaannya.
9
Safitri Rahmadani, Positive Komunication, (Jakarta : Smartbooks Diglossia Media 2006) hal 88-90.
bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan
membuat orang merasa dirinya tidak berguna.
3. Depresi Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai
pemikiran yang cendrung negatif dalam memandang dan merespon
segala sesuatu termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau
stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif.
4. Kritik internal Terkadang mengkritik diri sendiri memang
dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang
telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi
menjadi regulator atau ramburambu dalam bertindak dan berprilaku
agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat
beradaptasi dengan baik. 10
10
Prof.Dr.Mohammad Ali, Psikologi Remaja,(Jakarta,PT Bumi Aksara) hal 9.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa dirinya dan itu
dapat diperoleh lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu.
proses pembentukan konsep diri pada diri seseorang terbentuk dalam waktu
yang relatif lama, konsep diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang
terhadap sikap orang lain terhadap dirinya.
Konsep diri positif merupakan penerimaan diri dan bagaimana seseorang
mampu memperbaiki dirinya, sedangkan seseorang yang menganggap dirinya
lemah dan tak berdaya merupakan konsep diri negatif karna seseorang tersebut
pasrah akan keadaannya.
Orang yang memiliki ciri-ciri konsep diri positif apabila ia merasa yakin
akan kemampuannya mengatasi masalah. Ia dapat mengenal dirinya dengan
baik sehingga bisa menerima dirinya apa adanya. Sedangkan orang yang
memiliki ciri-ciri konsep diri negatif dikatakan bahwa ia cendrung bersikap
pesimis terhadap apapun yang dilakukan.
Banyak faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang, mulai dari faktor
yang berasal dari diri sendiri seperti keadaan fisik, keluarga, lingkungan dan
lain-lainnya.
B. Saran
Demikianlah penyusunan makalah kami, semoga bermanfaat bagi para
pembaca khususnya bagi penulis sendiri. Saran dan kritik dari pembaca yang
bersifat membangun kami harapkan untuk selanjutnya agar makalah kami
menjadi lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA