Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DIRI, KONSEP SPIRITUAL


DAN KONSEP SEKSUALITAS

Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan


Dosen Pengampu : Ns. Thirsa Mongi. S.kep., M.kes

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Clarisa T. Manampiring 2114201009
2. Fajar Agung G.H Wongkar 2114201011
3. Amelia anggi Brek 2114201017
4. Apriyani Pattiasina 2114201025
5. Gabriel Marvil Rondonuwu 2114201028
6. Ireyne frethi Langi 2114201037

Kelas : A1-21, semester III

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya segingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Konsep Diri, Konsep Spiritual dan Konsep Seksualitas” dan makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas dengan mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan dan
dibimbing oleh Dosen kami Ns. Thirsa Mongi. S.kep., M.kes.

Selain itu, agar pembaca dapat memperluas ilmu yang berkaitan dengan judul
makalah, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan hasil kegiatan
yang telah dilakukan. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, terutama
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan...................................................................................................4

A. Rumusan Masalah..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan............................................................................................5
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................5

Bab II Pembahasan..................................................................................................6

A. Konsep Diri....................................................................................................6
B. Konsep Spiritual.............................................................................................8
C. Konsep Seksualitas.........................................................................................12

Bab III Penutup........................................................................................................16

A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................16

Daftar Pustaka..........................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep diri merupakan bagian yang penting dari kepribadian seseorang yaitu
sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah laku. Jika manusia
memandang dirinya tidak mampu, tidah berdaya dan hal-hal negatif lainnya, ini akan
mempengaruhi dia dalam berusaha Konsep diri menjadi sangat mempengaruhi kepribadian
seseorang, dengan konsep diri yang dimiliki seseorang, dia akan bertingkah laku sesuai
dengan konsep dirinya. Setiap perbuatan atau tingkah laku seseorang berdasarkan konsep
yang dibentuknya untuk menampilkan seseorang yang dia bentuk.

Sedangkan Spiritualitas adalah salah satu aspek kehidupan pasien yang sangat
penting untuk dipenuhi dalam perawatan kesehatan. Pentingnya spiritualitas dalam pelayanan
kesehatan dapat dilihat dari definisi kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
yang menetapkan empat unsur kesehatan yaitu sehat fisik, psikis, sosial, dan spiritual.WHO
juga mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik
(organobiologik), mental (psikologik), sosial, dan spiritual, yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Dengan demikian dimensi spiritual merupakan salah satu unsur atau
aspek yang membentuk manusia secara utuh.

Sedangkan Seksualitas adalah sebuah rasa yang mengarahkan hasrat atau berahi
manusia. Seksualitas berhubungan erat dengan tatanan nilai, norma, pengetahuan, aturan di
mana seseorang hidup dan berinteraksi dan yang berkaitan dengan persoalan filsafat,
psikologi, ekonomi, agama dan bahasa (Kartono, 2009). Seksualitas sejatinya merupakan hal
yang positif, selalu berhubungan dengan jati diri seseorang dan juga kejujuran seseorang
terhadap dirinya. Sayangnya, masyarakat umumnya masih melihat seksualitas sebagai hal
yang tabu dibicarakan. Seksualitas adalah perasaan seseorang terhadap dirinya dan cara
mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang
dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat
gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai,
fantasi, dan emosi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep Diri?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep Spiritual?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep Seksualitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu konsep Diri
2. Untuk mengetahui apa itu konsep Spiritual
3. Untuk mengetahiu apa itu konsep Seksualitas

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Bagi Pembaca, khususnya dalam bidang keperawatan hasil ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan/wawasan tentang konsep Diri, konsep Spiritual, dan konsep
Seksualitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai konsep Diri, konsep
Spiritual dan konsep Seksualitas.
b. Bagi Penembangan Ilmu
Menambah informasi lebih lanjutbagi akademik atau instusi pendidikan
tentang ketiga konsep tersebut.
c. Bagi Penelitian Lebih Lanjut
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan atau penelitian lebih lanjut
tentang konsep Diri, konsep Spiritual dan konsep Seksualitas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri

Konsep Diri Konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya.
Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisik. Konsep diri bukan hanya
sekadar gambaran desktiptif, tetapi juga penilaian seseorang tentang dirinya. Jadi konsep diri
meliputi apa yang seseorang pikirkan dan apa yang seseorang rasakan tentang dirinya.
Konsep diri pada dasarnya merupakan suatu skema, yaitu terorganisasi mengenai sesuatu
yang kita gunakan untuk mengetahuan yang menginterpretasikan pengalaman (Sarwono,
2009). Menurut Rogers (dalam Sobur, 2016) konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan
aku. Menurutnya, konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan
faktor yang dipelajar dan terbentuk dari pengalaman individu dengan hubungan `terhadap
individu lainnya. Sedangkan menurut Feist J dan Feist G.J (2014) konsep diri adalah
keseluruhan aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari (walaupun
tidak selalu akurat) oleh individu tersebut. Menurut Sobur (2016) konsep diri adalah semua
persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis,
yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain.

1. Pengembangan Konsep Diri

Konsep diri adalah kombinasi dinamis yang dibentuk selama bertahun-tahun dan didasarkan
pada hal berikut :

a. Reaksi orang lain terhadap tubuh seseorang


b. Persepsi berkelanjutan tentang reaksi orang lain terhadap diri
c. Hubungan dengan diri dan orang lain
d. Struktur keperibadian
e. Persepsi terhadap stimulus yang mempunyai dampak pada diri
f. Pengalaman baru atau sebelumnya
g. Perasaan saat ini tentang fisik, emosional dan sosial diri
h. Harapan tentang diri
2. Macam-macam Konsep Diri

Ada dua macam konsep diri adalah sebagai berikut :

1) Konsep diri negatif: peka pada kritik, responsifsekali pada pujian, hiperkritis,
cenderung merasatidak disenangi orang lain, bersikap pesimitis padakompetensi.
2) Konsep diri positif: yakin akan kemampuanmengatasi masalah, merasa setara dengan
oranglain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar akankeinginan dan perilaku tidak
selalu disetujui olehorang lain, mampu memperbaiki diri.

3. Hal-hal yang perlu dipahami Tentang Konsep Diri adalah :


1) Dipelajari melalui pengalaman dan interaksiindividu dengan orang lain.
2) Ditandai dengan kemampuan intelektual danpenguasaan lingkungan (positif).
3) Negatif ditandai dengan hubungan individu dansosial yang maladaptif.
4) Merupakan aspek kritikal yang mendasar danpembentukan perilaku individu.

4. Komponen Konsep Diri

1) Citra Tubuh (Body Image)


2) Ideal Diri (self Ideal)
3) Harga Diri (Self Esteem)
4) Peran (Self Rool)
5) Identitas (Self Idencity).
1. Body Image (Citra Tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari
maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru.
2. Ideal diri (Self Ideal), adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe
orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih.
3. Harga diri (Self Esteem), adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lainyaitu : dicintai, dihormati dan dihargai.
4. Peran (Self Rool) adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuanyang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam kelompok
sosial.
5. Identitas diri (Self Idencity) adalah kesadaran tentang diri sendiri yangdapat diperoleh
individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadaribahwa individu dirinya
berbeda dengan orang lain.

B. Konsep Spiritual
 Pengertian Spiritual
1) Spiritual berasal dari bahasa latin Spiritus, yang berarti : Bernafas atau Angin. Ini
berarti segala sesuatu yang menjadi pusat semua aspek darikehidupan seseorang
(McEwan,2005).
2) Spiritual merupakan sesuatu yg di percayai oleh seseorang dlmhubunganya dgn
kekuatan yg lebih tinggi (Tuhan), yg menimbulkansuatu kebutuhan serta kecintaan
thdp adanya Tuhan dan permohonanmaaf atas segala kesalahan yg pernah diperbuat.
(Burkhardt1993)
3) Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang MahaKuasa dan Maha
Pencipta (Hamid, 1999).
4) Spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikankeyakinan
dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untukmendapatkan maaf atau
pengampunan, mencintai, menjalin hubunganpenuh rasa percaya dgn Tuhan.
(Carson,1989).

a) Dimensi Spiritual

Spiritual sebagai konsep dua dimensi :

1. Dimensi VERTIKAL adalah hubungan dengan Tuhan atau yang Maha Tinggi
yang menuntun kehidupan seseorang.
2. Dimensi HORIZONTAL adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.

b) Karakteristik
1. Hubungan dengan diri sendiri (Kekuatan dalam / self reliance)
 Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya)
 Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada kehidupan/masa depan, ketenangan
pikiran,harmoni/keselarasan dengan diri sendiri)
2. Hubungan dengan alam
 Secara Harmoni di antaranya : mengetahui tentang alam, iklim, margasatwa
danberkomunikasi dengan alam (berjalan kaki dan bertanam), mengabdikan dan
melindungialam.
3. Hubungan dengan orang lain
 Harmoni/Suportif diantaranya : berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secaratimbal
balik, mengasuh anak, orang tua dan orang sakit dan meyakini kehidupandan
kematian (mengunjungi,melayat)
 Tidak harmonis diantaranya : konflik dengan orang lain, resolusi yang
menimbulkanketidak harmonisan dan friksi/perpecahan dan hubungan dengan
Ketuhanan.
 Agamis atau tidak agamis diantaranya: sembahyang/ berdoa/ meditasi,perlengkapan
keagamaan dan Bersatu dengan alam.

c) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas


 Perkembangan, semakin dewasa idealnya semakin matangtingkat spiritualitas
seseorang.
 Keluarga, memiliki peran yang sangat penting dalammemenuhi kebutuhan spiritual,
individu yang dibesarkandalam keluarga agama Islam cenderung 90% islam.
 Ras / Suku, di Indonesia timur seperti Papua mayoritasberagama Kristen dan di Aceh
mayoritas beragama Islam.
 Agama yang dianut, keyakinan pada agama tertentu dapatmenentukan arti pentingnya
kebutuhan spiritual.
 Kegiatan Keagamaan, kegiatan agama dapat mengingatkankeberadaan dirinya dengan
Tuhan, dan selalu mendekatkandiri kepada penciptanya

d) Masalah kesehatan Spiritual

Manifestasi perubahan fungsi spiritual :

 Verbalisasi distres
Individu yang mengalami gangguan fungsi spiritual, biasanya akanmeverbalisasikan
yang dialaminya untuk mendapatkan bantuan.
 Perubahan perilaku
Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsispiritual.
Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan ataumenunjukkan kemarahan
setelah mendengar hasil pemeriksaanmungkin saja sedang menderita distress
spiritual.

 Klien yang membutuhkan bantuan kebutuhan spiritual

 Klien kesepian

Klien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkanbantuan karena
mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan,tidak ada yang menyertainya
kecuali Tuhan.

 Klien Ketakutan dan Cemas

Adanya ketakutan dan kecemasan dapat menimbulkan perasaan kacau, yangdapat membuat
pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, danketenangan yang paling besar adalah
bersama Tuhan.

 Klien yang Harus Mengubah Gaya Hidup

Pola gaya hidup dapat mengacaukan keyakinan individu bila kearah yang lebih buruk dan
sebaliknya masalah kebutuhan spiritual yang muncul kitamengenalnya dengan distress
spiritual, dimana suatu keadaan ketika individuatau kelompok mengalami atau beresiko
mengalami gangguan dalam kepercayaan atau sistem nilai yang memberikannya kekuatan,
harapan dan arti kehidupan.

e) Macam-macam Distres Spiritual, Diantaranya:

 Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangandari orang yang dicintai atau
dari penderitaan yang berat.
 Spiritual yang khawatir yaitu terjadinya pertentangankepercayaan dan sistem nilai
seperti adanya aborsi.
 Spiritual yang hilang yaitu adanya kesulitan menemukanketenangan dalam kegiatan
keagamaan.

f) Keterkaitan Spiritual, Kesehatan Dan Sakit

Pengaruh dari keyakinan spiritual yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:

 Menuntun kebiasaan hidup


Praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatanmungkin mempunyai makna keagamaan bagi pasien.Sebagai contoh, ada
agama yg menetapkan makanan diit yg boleh dan tidak boleh dimakan. Begitu pula
metode keluarga berencana.
 Sumber dukungan
Pada saat mengalami stress, individu akan mencari dukungan dari
keyakinanagamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan
sakityang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses
penyembuhanyang lama dengan hasil yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa,
membaca kitabsuci, dan praktik keagamaan lainnya.
 Sumber kekuatan dan penyembuhan
Individu cenderung dapat menahan stress baik fisik maupun psikis yang luar biasa
karena mempunyai keyakinan yang kuat. Keluarga klien akan mengikutisemua proses
penyembuhan yang memerlukan upaya ekstra, karena keyakinan bahwa semua upaya
tersebut akan berhasil.
 Sumber konflik
Pada suatu situasi tertentu, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik
kesehatan, misalnya ada orang yang memandang penyakit sebagaisuatu bentuk
hukuman karena pernah berdosa. Ada agama tertentu yangmenganggap manusia
sebagai makhluk yg tidak berdaya dalammengendalikan lingkungannya, oleh karena
itu penyakit diterima sebagainasib bukan sebagai sesuatu yg harus disembuhkan.
C. Konsep Seksualitas

seks merupakan kegiatan fisik, sedangkan seksualitas bersifat total, multi-determined


dan multi-dimensi. Oleh karena itu, seksualitas bersifat holistik yang melibatkan aspek
biopsikososial kultural dan spiritual. Identitas seksual adalah pengenalan dasar tentang seks
diri sendiri secara anatomis yangsangat berhubungan dengan kondisi biologis, yaitu kondisi
anatomis dan fisiologis, organseks, hormon dan otak dan saraf pusat. Seorang anak dapat
menafsirkan secara jelas perilaku orang lain yang sesuai dengan identitas seksualnya, yang
bagaimana seorangmemutuskan untuk menafsirkan identitas seksual untuk dirinya sendiri
atau citra diriseksual ( sexual self-image) dan konsep diri.Peran jender berhubungan dengan
bagaimana identitas jender seseorang diekspresikansecara sosial dalam perilaku jenis seks
yang sama atau berbeda. Identitas jender mulai berkembang sejak usia 2 hingga 3 tahun yang
dipengaruhi oleh faktor biologis (embrionikdan sistem saraf pusat), anatomi genital dan pola
orang tua terhadap anak. Dengan demikian, sebenarnya peran jender terbina melalui
pengamatan.Dalam hal ini dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya seksualitas tidak terbatas
hanya di tempat tidur atau bagian tubuh saja, tetapi merupakan ekspresi kepribadian, perasaan
fisik dan simbolik tentang kemesraan, menghargai dan saling memperhatikan secara timbal
balik. Perilaku seksual seseorang sangat ditentukan oleh berbagai kebutuhan, antara lain
kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, rasa aman psikologis, serta harga diri sebagai wanita
atau pria. Pada kondisi dimana kesehatannya mengalami gangguan, seseorang kemungkinan
besar akan mengalami gangguan pemenuhan kemenuhan kebutuhan seksualitasnya, yang
dapat ditampilkan melalui berbagai perilaku sekseual.

 Seksualitas dalam arti sempit

Dalam arti sempit seks berarti kelamin. Yang termasuk dalam kelamin adalahsebagai
berikut:a. Alat kelamin itu sendirib.Kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang
mempengaruhi bekerjanya alatkelaminc. Anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah lainnya yang
membedakan laki-laki danperempuand.Hubungan kelamin

 Seksualitas dalam arti luas

Segala hal yang terjadi akibat dari adanya perbedaan jenis kelamin antara lain:a) Perbedaan
tingkah laku: lembut, kasar, genit, dllb) Perbedaan atribut: pakaian, nama, dllc) Perbedaan
peran. (Mardiana: 2012).
1. Fungsi Seksualitas
 Kesuburan
 Kenikmatan
 Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan
 Menegaskan maskulinitas atau feminitas
 Meningkatkan harga diri
 Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan
 Mengungkapkan permusuhan8) Mengurangi ansietas atau ketegangan
 Pengambilan resiko
 Keuntungan materi

2. Kesehatan Seksualitas

Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorangmencapai kesejahteraan fisik, mental dan


sosial yangterkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresiyang bebas namun
bertanggung jawab dalam kehidupanpribadi dan sosialnya misalnya dalam menjaga
hubungandengan teman atau pacar dalam batasan yangdiperbolehkan oleh norma dalam
masyarakat atau agama(BKKBN, 2006).

3. Pertumbuhan dan perkembangan seks manusiadisebut libido.


Terdiri dari beberapa tahap yaitu :

 Tahap oral (usia 1-2 tahun)


 Tahap anal (3-4 tahun
 Tahap falik (4-5 tahun)
 Tahap laten (pada usia sekitar 6 -12 thn)
 Tahap genital (13 thn - remaja)

4. Berkembangnya Seksualitas dan Pertalian Seksual


Menurut : (Glasier: 2005)
 Remaja
 Pasangan dan awal perkawinan
 Awal menjadi orang tua
 Usia paruh baya
5. Respon Seksualitas

Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi berturut-turut. “Normal”
pada umumnya mengacu pada panjang siklusmasing-masing fase, dan hasil bercinta yang
memuaskan. Empat tahapan siklus respon seksual :

 Fase kegembiraan
adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa
jam. Beberapan karakteristik dari fase kegembiraan meliputi:
a) Peningkatan ketegangan otot
b) Peningkatan denyut jantung
c) Perubahan warna kulit
d) Aliran darah ke daerah genital
e) Mulainya pelumasan Vagina
f) Testis membengkak dan skrotum mengencang

 Fase plateau
adalah fase yang meluas ke ambangorgasme/puncak. Beberapa perubahan yang terjadi
dalam faseini meliputi:
a) Fase kegembiraan meningkat
b) Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagina
c) Klitoris menjadi sangat sensitive
d) Testis naik ke dalam skrotum
e) Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah
f) Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot

 Fase orgasme
adalah puncak dari siklus respons seksual,dan merupakan fase terpendek, hanya
berlangsung beberapa detik. Fase ini memiliki karakteristik seperti berikut:
a) Kontraksi otot tak sadar
b) Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dantingkat pernapasan
c) Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dankontraksi rahim berirama
d) Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan ejakulasi
e) Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh
6. Dimensi Seksual
Perry & Potter, 2005).Seksualitas memiliki dimensi - dimensi.Dimensi-dimensi
Seksualitas seperti sosiokultural, dimensiagama dan etik, dimensi psikologis dan dimensi
biologis.
 Dimensi Sosiokultural
Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah
perilaku yang diterima di dalam kultur.
 Dimensi Agama dan etik
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik. Ide tentang
pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan seksualitas
membentukdasar untuk pembuatan keputusan seksual.
 Dimensi Psikologis
Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai
dandihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku
orangtua. Orang tua biasanya mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-
anaknya
 Dimensi Biologis
Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan
yangditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang telah
dibuahiterorganisir dalam kromosom yang menjadikan perbedaan seksual.

7. Permasalahan Seksualitas
Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalahantara lain :
 Ketidaktahuan mengenai seks
 Kelelahan
 Konflik
 Kebosanan
8. Membantu Kesulitan Seksual

Kemampuan yang dapat sangat membantu tidak hanya memfasilitasi pasien dalam
mengekspresikan kekhawatiran mereka mengenai kesulitan seksual, tetapi juga dengan
mendengarkan secara empati. Tidak jarang, ini merupakan pertama kali pasien benar-benar
mengutarakan masalah mereka dan mampu melakukannya, Maka masalah dan kemungkinan-
kemungkinan penyebabnya lebih mudah dibawa ke dalam perspektif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah psikososial sendiri menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-faktor


psikologis. Psikososial meliputi, konsep diri, kesehatan spiritual, konsep seksualitas, konsep
stress, dan konsep kehilangan, kematian dan berduka. Konsep diri diartikan sebagai
pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Konsep diri bukan hanya sekedar
gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian seseorang tentang dirinya. Jadi konsep diri
meliputi apa yang seseorang pikirkan dan apa yang seseorang rasakan tentang dirinya.
Kesehatan spiritual adalah kondisi yang dalam pandangan sufistik disebut sebagai
terbebasnya jiwa dari berbagai penyakit. Kondisi spiritual yang sehat terlihat dari hadirnya
ikhlas. Konsep seksualitas merupakan komponen identitas personal individu yang tidak
terpisahkan dan berkembang dan semakin matang sepanjang kehidupan individu.
Seksualitas ialah interaksi faktor-faktor biologis, psikologi personal, dan lingkungan.

B. Saran

Diharapkan pemahaman mengenai konsep Diri, konsep Spiritual, dan konsep


Seksual dapat di pahami dan dimengerti oleh pembaca, khususnya bagi tenaga keperawatan
dan mahasiswa keperawatan sehingga dapat menerapkannya baik dalam kehidupan sehari-
hari maupun di klinik keperawatan dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://pdfcoffee.com/makalah-psikososial-dan-budaya-dalam-keperawatan-konsep-
psikososial-pdf-free.html
2. https://www.scribd.com/document/441756991/Makalah-Konsep-Seksualitas-docx
3. https://www.academia.edu/44078562/
SPIKOSOSIAL_DAN_BUDAYA_DALAM_KEPERAWATAN
4. https://www.slideshare.net/ValnyMajid/kebutuhan-psikososial-konsep-diri-
seksualitas-spritual-stress-dan-koping-238665523
5. https://www.scribd.com/presentation/452000045/konsep-diri-kesehatan-spiritual-
dan-seksual

Anda mungkin juga menyukai