Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Konsep Diri & Penyesuaian Diri

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi

Dosen Pengampu: Asma'ul Husna, S.Ag. M.Pd.

Disusun oleh:

Nurrudin 22106011382

M.Abdun Nafi 22106011271

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualiaikum warohmatullahi wa barokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan rahmat
hidayah serta inayahnya kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan baik meskipun masih banyak kekurangannya.

Sholawat serta salam kita curahkan kepada nabi agung Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya diyaumul kiyamah nanti.Adapun tujuan
penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu dosen Asma’ul husna,S,Ag
M,,Pd.selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca
juga penyusun makalah

Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu kritik dan
saran sangat kami harapkan agar dapat membantu memperbaiki makalah ini.Kami
selaku penulis banyak kekurangan mohon maaf.

Wassalamualaikum warohmatullahi wa barokatuh


Penulis

Semarang, November 2022

i
DAFTAR ISI

Cover Makalah....................................................................................................................

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II ISI...........................................................................................................................3

A. Pengertian Konsep Diri............................................................................................3


1. Pengertian Konsep Diri Menurut Para Ahli.......................................................3
2. Dimensi Konsep Diri.........................................................................................4
3. Perkembangan Konsep Diri...............................................................................5
B. Penyesuaian diri.......................................................................................................8
1. Terori Penyesuaian Diri.....................................................................................8
2. Definisi Penyesuaian Diri (Adaptasi)................................................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................................11

Kesimpulan..........................................................................................................................11

Daftar Pustaka......................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu penentu keberhasilan perkembangan adalah konsep diri.


Konsep diri merupakan bagian penting dalam setiap pembahasan tentang
kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada diri manusia,
sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dengan makhluk hidup
lainnya.

Konsep diri seseorang diekspresikan melalui sikapnya yang merupakan aktualisasi


dari orang tersebut.

Perasaan individu bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan yang dimilikinya.


Padahal, semua kesuksesan sangat tergantung pada bagaimana individu
mempersepsikan kualitas kemampuannya. Pandangan dan sikap negatif terhadap
kualitas kemampuannya mengakibatkan individu memandang semua tugas
sebagai tugas yang sulit untuk diselesaikan, oleh karena itu sangat penting bagi
seorang perawat untuk memahami konsep diri. Pahami diri Anda terlebih dahulu
sebelum Anda bisa memahami oranglain.

Konsep diri adalah manusia, dan manusia merupakan makhluk biopsikososial


yang unik dan menerapkan sistem terbuka dan berinteraksi satu sama lain.
Manusia selalu berusaha menjaga keseimbangan dalam hidupnya. Keseimbangan
yang dijaga oleh setiap individu untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. .

Konsep diri tidak ada sejak lahir, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui
eksplorasi diri terhadap hubungan dengan orang-orang yang dekat dan berarti
baginya. Dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan
orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana
individu itu. 1

1
Sitepu, J. M., & Sitepu, M. S. (2021, June). Perkembangan Konsep Diri Anak Usia Dini
Di Masa Pandemic. In Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial Dan Humaniora (Vol.
1, No. 1, pp. 402-409)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Konsep Diri?
2. Apasaja Dimensi Konsep Diri?
3. Bagaimana Perkembangan Konsep Diri?
4. Bagaimana Penyesuaian Diri?
C. Tujuan
1. Agar Mengetahui Pengertian Konsep Diri
2. Agar Mengetahui Dimensi Konsep Diri.
3. Agar Mengetahui Perkembangan Konsep Diri.
4. Agar Mengetahui Penyesuaian Diri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri

. Konsep diri merupakan bagaimana seseorang memangdang dirinya sediri


degnan pandangan yang terkadang berbeda dari pandangan orang lain. Konsep
diri merupakan gagasan tentang menganal diri sendiri cukup dengan pandangan,
keyakinan, dan dari penilaian yang seseorang berikan kepada dirinya. Konsep diri
yang tepat akan membantu remaja untuk mengenali dirinya dan merupakan alat
kontrol bagi perilaku remaja. Apabila konsep diri remaja positif maka perilaku
yang ditampilkan juga positif. Sebaliknya, apabila konsep diri remaja negatif
maka perilaku yang ditampilkan akan negatif. Lingkungan keluarga, khususnya
pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penting bagi pembentukan
konsep diri remaja. Remaja akan mempersepsikan pola asuh yang diterapkan
orang tua dan persepsi pola asuh tersebut akan menjadi dasar bagi remaja untuk
menilai dirinya.2

1. Pengertian Konsep Diri Menurut Para Ahli

Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai


“suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri“.

Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang
tertentu dari konsep diri.

Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran


diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan,
dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.

Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan
keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984),
mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri

2
Ibid. Hal. 411

3
keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan,
persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.

Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh


pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya,
kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.

Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan
dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan
semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam
berhubungan dengan orang lain.3

2. Dimensi Konsep Diri

Dimensi konsep diri menurut Calhoun & Acocella (1990) memiliki tiga
dimensi yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, harapan tentang diri sendiri dan
penilaian diri.

a. Pengetahuan tentang diri sendiri

Dimensi pertama dari konsep diri adalah tentang apa yang kita ketahui
tentang diri kita sendiri, termasuk dalam hal ini jenis kelamin, suku,
pekerjaan, usia dan sebagainya. Kami memberi diri kami nama panggilan
tertentu.

b. Harapan tentang diri sendiri

Pandangan kita terhadap diri sendiri tidak terlepas dari apa yang akan
kita lakukan di masa depan. Harapan dapat dikatakan sebagai diri yang ideal.
Setiap harapan dapat menghasilkan kekuatan pendorong untuk mencapai
harapan itu di masa depan.

3
Muawanah, L. B., & Pratikto, H. (2012). Kematangan emosi, konsep diri dan kenakalan
remaja. Jurnal Psikologi Tabularasa, Vol. 7 Hal 8.

4
c. Penilaian diri

Penilaian menyangkut unsur evaluasi, seberapa besar kita menyukai


diri kita sendiri. Semakin besar perbedaan antara citra diri ideal kita dan diri
sejati kita, semakin rendah harga diri kita. Sebaliknya, orang yang memiliki
harga diri tinggi akan menyukai siapa dirinya, apa yang dilakukannya dan
sebagainya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dimensi penilaian


merupakan komponen yang signifikan dalam pembentukan konsep diri.
Deaux (1993) mengatakan bahwa kesenjangan antara diri kita yang
sebenarnya dan diri ideal kita akan menyebabkan depresi, sedangkan semakin
kecil kesenjangan antara diri kita yang sebenarnya dan diri ideal kita akan
mengarah pada kepuasan.

3. Perkembangan Konsep Diri4


a. Bayi

Apa yang pertama kali dibutuhkan seorang bayi adalah pemberi perawatan
primer dan hubungan dengan pemberi perawatan tersebut. Bayi
menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan
pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain. Kontak dengan
orang lain, dan penggalian lingkungan memperkuat kewaspadaan diri. Tanpa
stimulasi yang adekuat dari kemampuan motorik dan penginderaan,
perkembangan citra tubuh dan konsep diri mengalami kerusakan. Pengalaman
pertama bayi dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan oleh kasih sayang
dan sikap ibu adalah dasar untuk perkembangan citra tubuh.

b. Anak Usia Bermain

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dari beberapa


buku, jurnal dan informasi yang diperoleh dari internet dan media cetak. Dari

4
Hentika, Y. (2019). Konsep Diri Lansia di Panti Jompo. SCHOULID: Indonesian Journal of
School Counseling, Vol. 3. Hal. 46-49.

5
hasil studi literatur, perkembangan konsep diri pada anak usia dini pada
dasarnya banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan bermain dan lingkungan sekitar, namun pada masa pandemi
seperti ini anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. , bahkan di
sekolah dan belajar di rumah. secara online. Hal ini menyebabkan terjadinya
pergeseran perilaku anak, karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan
smartphone daripada berinteraksi dengan lingkungan sosial.

c. Masa Remaja

Kematangan emosi, konsep diri, dan kenakalan remaja diteliti pada 120
remaja madya. Peneliti mengembangkan tiga instrumen pengukuran
penelitian, yaitu skala kenakalan remaja, skala kematangan emosi, dan skala
konsep diri. Data dianalisis dengan regresi berganda. Varian proporsi
kenakalan remaja dapat dijelaskan melalui kematangan emosi dan konsep diri.
Kematangan emosi dan

Konsep diri secara bersamaan memprediksi kenakalan dalam hubungan


searah dan linier; Kematangan emosi merupakan kapasitas psikologis yang
berpotensi memungkinkan terjadinya penurunan kenakalan remaja; Konsep
diri merupakan kapasitas psikologis yang tidak potensial untuk
memungkinkan terjadinya pengurangan atau peningkatan kenakalan remaja.
Data kenakalan remaja tidak berdistribusi normal dan relatif tinggi. Prediksi
penelitian, temuan hanya berlaku untuk kelompok remaja dengan tingkat
kenakalan yang tinggi. Temuan dibahas dalam hal implikasinya bagi remaja
tengah dalam konteks.

d. Masa Dewasa

Belajar bagi orang dewasa dapat menjadi suatu kebutuhan, ketika orang
dewasa memiliki kesadaran akan kebutuhannya, artinya orang dewasa tersebut
telah memiliki konsep diri yang matang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan implikasi asumsi konsep diri menurut Knowless dalam
pembelajaran orang dewasa. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah
penelitian kepustakaan atau library research. Pengumpulan data dalam

6
penelitian ini berasal dari beberapa sumber antara lain; Buku dan referensi
seperti pendapat ahli dan jurnal yang relevan. Hasil penelitian ini
menunjukkan;

a. Kematangan konsep diri dapat dilihat dari perkembangan


pembentukan konsep diri orang dewasa yang dipengaruhi oleh
kesadaran diri (self-awareness), interaksi, harga diri (self-esteem),
peran individu, dan pengalaman.
b. Setelah melewati fase pembentukan konsep diri, orang dewasa
termasuk dalam tipe konsep diri positif.
c. Kondisi ketika orang dewasa belajar, tentunya ada keterlibatan dengan
kematangan konsep diri, seperti yang diungkapkan oleh Knowless
mengenai asumsi belajar orang dewasa, salah satunya adalah konsep
diri. Oleh karena itu, terdapat implikasi asumsi konsep diri dalam
pembelajaran orang dewasa, yang ditandai dengan tipe konsep diri
positif dan perkembangan pembentukan konsep diri.
e. Lansia.

Perubahan fisik dan psikososial menyebabkan perubahan sosial pada usia


lanjut dimana golongan usia lanjut tidak dihormati atau tidak dipikirkan
dengan baik tetapi hanya bersifat toleran sehingga menyebabkan perubahan
konsep diri terutama pada karakter sosial usia lanjut dalam masyarakat. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasional.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua usia lanjut 60-75 tahun. Dengan
variabel bebas adalah karakter sosial dan variabel terikat konsep diri. Analisis
data yang digunakan adalah uji chi-square dengan standar signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan dengan chi square
didapatkan hasil X2 hitung (18,14) sedangkan X2 tabel (5,991) disimpulkan
bahwa X2 hitung > X2 tabel2 tabel ini berarti Ho ditolak dan HI diterima
artinya ada hubungan antara karakter sosial dengan konsep diri pada usia
lanjut. Keterkaitan yang ada antara karakter sosial dengan konsep diri di masa
depan sehingga mereka harus selalu memperhatikan kondisi atau kesehatan
mereka juga harus menyadari diri sendiri dan orang lain. Dalam kehidupan

7
yang semakin maju agar dapat secara permanen menjaga kondisi fisik yang
baik, maka diperlukan harmonisasi kebutuhan fisik dengan kondisi psikis
maupun sosial, sehingga mereka harus memiliki upaya untuk mengurangi
aktivitas yang memaksa fisik mereka. Usia lanjut harus dapat mengatur tata
cara hidup dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara
seimbang.5

B. Penyesuaian diri

Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu ketika
dihadapkan pada situasi dari dalam dan dari luar dirinya. Ketika individu
mengatasi kebutuhan, desakan, ketegangan dan konflik yang dialami agar dapat
menghadapi kondisi tersebut dengan baik. Ada beberapa jenis penyesuaian,
termasuk penyesuaian sosial.6

Hurlock (1990) menyatakan bahwa penyesuaian sosial adalah keberhasilan


seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain pada umumnya dan
kelompok pada khususnya. Menurut Jourard (dalam Hurlock, 1990) salah satu
indikasi keberhasilan penyesuaian sosial adalah kemampuan menjalin hubungan
yang dekat dengan seseorang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penyesuaian sosial adalah perilaku yang
mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dan kelompok
sesuai dengan keinginan dari dalam dan lingkungannya.

Penyesuaian sosial menunjukkan kemampuan untuk bereaksi secara efektif


dan sehat terhadap realitas sosial, situasi dan hubungan sosial, sehingga kebutuhan
hidup sosial terpenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Proses
sosialisasi dimulai sejak awal masa kanak-kanak, ketika anak belajar
menyesuaikan diri dengan struktur standar tertentu yang ada dalam keluarga

5
Ibid, Hal. 20
6
Yusuf, R. N., Musyadad, V. F., Iskandar, Y. Z., & Widiawati, D. (2021). Implikasi Asumsi
Konsep Diri Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3, Hal. 1154-
1160.

8
tempat individu tersebut tinggal. Ketika seseorang berkembang, dia juga akan
belajar untuk menyesuaikan diri dengan standar kelompok lain, serta aturan
lingkungan yang lebih besar.

Menurut Schneiders, penyesuaian diri adalah suatu proses yang meliputi respon
mental dan perilaku dimana seorang individu berusaha untuk menguasai atau
mengatasi kebutuhan internal, berhasil, konflik dengan sukses dan mempengaruhi
suatu tingkat keseimbangan antara lingkungan dimana individu tersebut berada.

Dalam kehidupannya, individu akan terus menerus melakukan


penyesuaian baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Menurut Schneiders (1964:429) penyesuaian diri dibagi menjadi empat, yaitu
penyesuaian diri (personal adjustment), penyesuaian sosial (social adjustment),
penyesuaian perkawinan ( Marriage adjustment), dan penyesuaian terhadap
pekerjaan (vocational adjustment).

Untuk mencapai peningkatan penyesuaian sosial, individu dapat


menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain, memperhatikan orang lain,
mengembangkan persahabatan yang baik dengan orang lain, berperan aktif dalam
kegiatan sosial, dan menghargai nilai-nilai yang berlaku. Ada tiga aspek
penyesuaian sosial yang saling berkaitan, yaitu lingkungan keluarga (rumah),
sekolah dan masyarakat.

1. Terori Penyesuaian Diri

Salah satu Hakikat Manusia dalam Perspektif Psikologis adalah proses


penyesuaian diri. Adaptasi merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan
oleh segala macam makhluk hidup yang ada di belahan bumi manapun. Tidak
hanya manusia, hewan dan tumbuhan juga mengalami penyesuaian. Baik itu
penyesuaian diri, penyesuaian diri dengan orang lain bahkan penyesuaian diri
dengan lingkungan sekitar. Mereka yang tidak mampu melakukan penyesuaian
mudah hilang, diusir dan tidak dapat melanjutkan keberadaannya. Penyesuaian
atau biasa dikenal dengan istilah adjustment merupakan istilah yang memiliki
banyak arti dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Tidak ada yang namanya

9
penyesuaian baik atau buruk. Penyesuaian diri merupakan bentuk reaksi individu
atau organisme tertentu terhadap tuntutan situasi eksternal.

2. Definisi Penyesuaian Diri (Adaptasi)

Berikut adalah beberapa definisi Teori Adaptasi:

a. Menurut ilmu psikologi, yang dimaksud dengan penyesuaian diri adalah


pemuasan kebutuhan, keterampilan menghadapi frustasi dan konflik,
ketenangan jiwa/jiwa, dan atau terbentuknya gejala.
b. Penyesuaian diri adalah kemampuan beradaptasi, kemampuan
mempengaruhi, kehidupan yang seimbang, kemampuan memanfaatkan
pengalaman, toleransi terhadap frustasi, humor, sikap tidak ekstrim,
objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951)
c. Penyesuaian diri adalah interaksi yang Anda lakukan secara terus
menerus atau terus menerus dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia
Anda (Calhoun dan Acocella dalam Sobur, 2003:526).
d. Penyesuaian diri adalah konstruksi psikologis yang memiliki arti luas dan
kompleks dan biasanya melibatkan segala bentuk reaksi individu
terhadap tuntutan dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu
itu sendiri. Dengan kata lain, masalah penyesuaian diri berkaitan dengan
aspek-aspek yang menyangkut kepribadian individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan di dalam dan di luar dirinya (Desmita, 2009: 191).
e. Penyesuaian diri adalah upaya yang dilakukan manusia dalam mencapai
keselarasan/kesatuan dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar dalam
rangka menghancurkan permusuhan, iri, dengki, prasangka, gangguan
depresi, ekspresi marah, dan emosi negatif yang dianggap pribadi.
tanggapan yang kurang tepat dan kurang efisien.
f. Penyesuaian diri adalah suatu bentuk proses yang meliputi reaksi mental
dan perilaku, di mana individu berusaha untuk berhasil mengatasi
kebutuhan batin, ketegangan, konflik, dan frustrasi, sehingga tingkat
keselarasan antara tuntutan dan apa adanya. yang diinginkan oleh
lingkungan tempat tinggalnya dapat terwujud dengan baik.

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh
dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi
seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih dahulu harus
menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab
keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi konsep dirinya,
disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar fisiknya
yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
 Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan
intenal idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri
yang menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran
atau posisi di dalam masyarakat.Untuk membangun konsep diri kita harus
belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif,
memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang
positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
 Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam
memahami konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya
diri penuh, dapat beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah
kebahagiaan dalam hidup.
 Dengan demikian, konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang
berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan,
pengalaman, dan pola asuh orangtua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang. Sikap dan respons
orangtua serta lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk
menilai siapa dirinya. Anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola
asuh yang keliru atau negatif, seperti perilaku orangtua yang suka
memukul, mengabaikan, kurang memberikan kasih sayang, melecehkan,
menghina, tidak berlaku adil, dan seterusnya, ditambah dengan lingkungan
yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif.
Hal ini adalah karena anak cenderung menilai dirinya berdasarkan apa
yang ia alami dan dapatkan dari lingkungannya. Jika lingkungan
memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya
berharga, sehingga berkembangan konsep diri yang positif.

11
DAFTAR PUSAKA

J. M., Sitepu, & M. S. Sitepu, (2021, June). Perkembangan Konsep Diri Anak Usia Dini Di
Masa Pandemic. In Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial Dan Humaniora (Vol. 1,
No. 1, Hal. 402-409).

L. B., Muawanah, & H. Pratikto, (2012). Kematangan emosi, konsep diri dan kenakalan
remaja. Jurnal Psikologi Tabularasa, Vol. 7.

Hentika, Y. (2019). Konsep Diri Lansia di Panti Jompo. SCHOULID: Indonesian Journal
of School Counseling, 3 Hal. 46-49.

Yusuf, R. N., Musyadad, V. F., Iskandar, Y. Z., & Widiawati, D. (2021). Implikasi Asumsi
Konsep Diri Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4),
1144-1160.

12

Anda mungkin juga menyukai