KONSEP DIRI
Disusun Oleh :
DIANA NIM 821233023
YULLI PREHATIWI NIM 821233115
RISTA ARIESTA NIM 821233091
FITRI UTAMI PUTRI NIM 821233042
BUDI GUUSTAMAN NIM 821233017
TRIPURBOYO WAHYU NIM 821233106
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena berkat kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Keperawatan Psikiatri yang berjudul “Konsep Diri” dengan baik dan tepat
waktu.
Tidak lupa, tim penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR.
Ns. Florensa, M. Kep., Sp. Kep. Jiwa selaku dosen pengampu mata kuliah
Masalah Psikososial Tatanan Keperawatan yang sudah membantu kami dalam
proses penyusunannya.
Penyusun menyadari jika makalah yang sudah dibuat masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga penyusun sangat berharap saran
dan kritiknya kepada penyusun agar di kemudian hari bisa membuat satu makalah
yang lebih berkualitas.
Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat
bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................3
A. Pengertian Konsep Diri.................................................................................3
B. Rentang Respon Konsep Diri........................................................................3
C. Bagian-Bagian Dari Konsep Diri..................................................................4
D. Faktor Pembentuk Konsep Diri.....................................................................7
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri.........................................9
F. Masalah Dengan Konsep Diri.....................................................................12
G. Perbedaan Konsep Diri Positif Dan Negatif...............................................15
H. Pengkajian Konsep Diri..............................................................................18
I. Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Pasien Dengan Harga Diri Rendah
21
BAB III PENUTUP...............................................................................................30
A. Kesimpulan.................................................................................................30
C. Saran............................................................................................................31
Daftar Pustaka........................................................................................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu terdapat sifat-sifat positif dan sifat-sifat negatif dan masing-
masing individu diharuskan bertarung dalam dirinya sendiri untuk mengelola
sifat-sifat baik dan buruk agar menjadi makhluk yang mulia. Sifat-sifat buruk
manusia bisa menjadi dominan ketika ia selalu mempertaruhkan hawa nafsu.
Apabila dominasi ini tidak dilawan maka akan menyebabkan ia terjatuh
kedalam keburukan yang semakin lama semakin menguat (Azizi, 2014).
Dalam perjalanan memahami kompleksitas interaksi manusia, menjelajahi
ranah konsep diri menjadi sangat penting. Konsep diri merupakan bagian dari
individu yang sangat berperan penting. Konsep diri merupakan aspek
fundamental dari hubungan interpersonal, menjadi fondasi di atasnya
pertumbuhan pribadi dan interaksi sosial berkembang (Sukweenadhi, 2023).
Konsep diri tidak langsung dimiliki ketika seseorang lahir kedunia melainkan
sebuah proses yang terus berkembang dan membedakan individu satu dengan
yang lainnya. Konsep diri adalah cara pandang individu dalam memandang
dirinya secara utuh (Sialagan & Ginting, 2023). Konsep diri biasanya dapat
dikembangkan melalui pengalaman interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
2
Konsep diri adalah gambaran atau representasi dari seseorang terkait diri kita,
jika kita tidak melakukan interaksi dengan orang lain sama sekali, maka kita
tidak akan paham bagaimana penilaian orang lain terhadap diri kita. Pada
dasarnya dalam konsep diri, individu menilai dirinya sendiri berdasarkan
pengalamannya (Hartanti, 2018).
Konsep diri memiliki tiga dimensi yang meliputi dimensi pengetahuan yang
dimana individu memiliki pengetahuan terhadap dirinya sendiri terkait dengan
gambaran dirinya dan kekurangan maupun kelebihan dirinya sendiri, kedua
adalah harapan yang dimana individu tersebut memahami kemungkinan
dirinya di masa mendatang akan menjadi apa, lalu yang ketiga adalah
penilaian yang terkait dengan kemampuan individu dalam menilai dirinya
sendiri terkait “siapa saya” dan “seharusnya saya menjadi apa” (Calhoun &
Acocella, 1995). Hasil penilaian terhadap diri sendiri tersebut akan memiliki
pengaruh bahwa semakin individu tidak sesuai antara harapan dengan
kondisinya saat ini maka ia akan semakin memiliki harga diri yang rendah
(Hartanti, 2018).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan konsep psikososial dalam praktek
keperawatan mencakup konsep diri.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian konsep diri
b. Mahasiswa mampu memahami tentang rentang respon konsep diri
c. Mahasiswa mampu memahami tentang bagian-bagian dari konsep diri
d. Mahasiswa mampu memahami tentang faktor pembentuk konsep diri
3
nilai yang dianut oleh komunitas, seperti nilai kejujuran, kerja keras,
atau kepatuhan, dapat membentuk pandangan individu terhadap diri
mereka sendiri.
b. Harapan sosial
Harapan yang ditetapkan oleh masyarakat terhadap individu juga
dapat mempengaruhi konsep diri. Misalnya, jika masyarakat
mengharapkan individu untuk sukses dalam karir atau memiliki
penampilan fisik tertentu, individu tersebut mungkin akan
membentuk konsep diri berdasarkan harapanharapan tersebut.
c. Lingkungan belajar
Lingkungan belajar, seperti sekolah atau tempat kerja, juga dapat
mempengaruhi konsep diri seseorang. Interaksi dengan teman
sebaya, guru, atau rekan kerja dapat membentuk pandangan
individu terhadap diri mereka sendiri. Misalnya, jika individu
mendapatkan dukungan dan pengakuan atas prestasi mereka di
lingkungan belajar, hal ini dapat memperkuat konsep diri yang positif.
2. Pengaruh Keluarga
Keluarga memiliki pengaruh yang mendalam pada perkembangan
konsep diri seseorang. Interaksi, dukungan, dan dinamika dalam unit
keluarga berkontribusi pada pembentukan harga diri, nilai diri, dan
keseluruhan identitas diri (Marshall, 1989 dalam Sukweenadhi, 2023).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri oleh
keluarga antara lain:
a. Perhatian dan penerimaan: Anak yang merasa diterima dan dicintai
oleh keluarga cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi.
b. Model perilaku: Anak cenderung meniru perilaku orang tua dan
anggota keluarga lainnya, sehingga perilaku keluarga dapat
membentuk konsep diri anak.
c. Komunikasi: Komunikasi yang terbuka dan positif antara anggota
keluarga dapat membantu anak merasa didengar dan dihargai, serta
membentuk persepsi positif tentang dirinya.
10
pola hidup seperti diabetes melitus, stroke dan lain lain. Adanya ketidak
seimbangan fungsi neurofisiologid dan biokimia tubuh juga akan menjadi
factor yang memepengaruhi konsep diri seperti adanya masalah pada
neurotransmitter.
2. Psikologis
Kondisi psikologis dipengaruhi oleh situasi dan kondisi setiap orang,
perkembangan yang dialami dan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Adapun diantaranya adalah kejadian-kejadian yang dapat meliputi:
a. Kehilangan orang yang dicintai, kejadian kejadian yang tidak
menyenangkan, perpisahan dengan orang yang disayangi.
b. Kegagalan-kegagalan seperti kehilangan pekerjaan, kegagalan dalam
prestasi akademik dan yang lainnya.
c. Tuntutan dari orang tua yang mendominasi dan tidak realistis.
d. Adanya rasa kurang bertanggung jawab dari individu.
e. Adanya penolakan baik dari orang tua dan lingkungan tempat tinggal.
f. Adanya rasa ketergantunga terhadap orang lain.
g. Adanya pengaruh penilaian secara internal dari setiap individu
h. Adanya idela diri yang tidak realistis/ tidak sesuai dengan kenyataan.
i. Adanya Riwayat kegagalan yang berulang dialami.
j. Adanya kebutuhan yang dirasakan tidak terpenuhi, adanya suatu
keinginan dan harapan yang diinginkan namun tidak dapat dicapai
3. Perkembangan
a. Tahap perkembangan pada masa bayi, toddler dan prasekolah :
1) Adanya perpisahan dengan anak, orang yang dekat dengan anak
mengalami perpisahan dengan anaknya akan dapat mempengaruhi
proses perkembangan anak, adanya rasa tidak nyaman karena
berada jauh dari orang yang disayangi.
2) Kurangnya stimulasi emosi mengakibatkan kurang terpenuhinya
kebutuhan emosisonalnya.
12
d. Mengalami kegagalan
e. Diejek, dikucilkan orang lain
f. Kenyataan tidak sesuai dengan harapan
3. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
Adapun tanda dan gejala harga diri rendah adalah (Keliat et al., 2020)
a. Tanda Mayor
1) Data subjektif
a) Menilai diri negatif/mengkritik diri
b) Merasa tidak berarti/tidak berharga
c) Merasa malu/minder
d) Merasa tidak mampu melakukan apapun
e) Meremehkan kemampuan yang dimiliki
f) Merasa tidak memiliki kelebihan
2) Data Objektif
a) Berjalan menunduk
b) Postur tubuh menunduk
c) Kontak mata kurang
d) Lesu dan tidak bergairah
e) Berbicara pelan dan lirih
f) Ekspresi muka datar
g) Pasif
b. Tanda Minor
1) Data subjektif
a) Merasa tidak konsentrasi
b) Mengatakan sulit tidur
c) Mengungkapkan keputusasaan
d) Enggan mencoba hal baru
e) Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
f) Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
2) Data Objektif
a) Bergantung pada pendapat orang lain
24
b) Evaluasi
"Bagaimana Eko, masih ada perasaan tidak berharga?
Bagaimana pula Bapak? Rasa khawatir sudah berkurang?"
c) Validasi
"Bagaimana latihannya? Bagus, apakah ada manfaatnya?"
d) Kontrak
(1) Tindakan dan tujuan
"Baiklah saya akan periksa kembali ya, dan akan
menjelaskan obat yang diberikan dokter untuk Eko, agar
pengobatan Eko bermanfaat."
(2) Waktu
"Tidak lama Pak dan Eko kira-kira 15 menit."
(3) Tempat
"Mari duduk di ruang konseling/di meja perawat."
2) Kerja
a) Pengkajian,
"Apakah masih ada perasaan tidak berharga, malu dan merasa
tidak percaya diri?"
"Apakah latihan menyapu dan merapikan tempat tidur sudah
dilakukan? Bagus. Bisa saya lihat jadwal kegiatannya? Apakah
bermanfaat? Ayo dilanjutkan dengan kegiatan lain, pilih dari
daftar kemarin."
29
b) Diagnosis
"Berarti harga diri dan percaya diri mulai meningkat ya. Ayo
lanjutkan kegiatannya."
c) Tindakan Keperawatan
(1) Penjelasan obat
"Baik Pak, saya akan jelaskan obat yang diberikan dokter
untuk Eko agar diminum dengan benar, dengan konsep 8
benar."
(a) Benar orang: "Pak setiap minum obat dicek tempat
obatnya nama Eko."
(b) Benar Obat: "Pertama Risperidon, warnanya ...
(c) Benar Manfaat: "Obat ini untuk meningkatkan
konsentrasi."
(d) Benar Dosis: "Dosisnya... 5 mg"
(e) Benar Frekuensi: "Dua kali jam 7 pagi dan jam 19
malam, sesudah makan."
(f) Benar Cara: "Diminum dengan air minum yang cukup
(g) Benar Kedaluwarsa: "Bisa dicek tanggal
kedaluwarsanya ya."
(h) Benar Dokumen: "Setelah diminum dicek list dijadwal
minum obat Pak"
"Bagaimana Pak, sudah jelas? Apakah ada pertanyaan?
Boleh diminum sekarang."
(2) Pemberian obat
"Eko, sebelum minum obat, saya cek dulu keamanannya
dan ketepatanya yah, nama lengkap adik siapa? Tanggal
lahirnya? Baik sudah tepat Eko, silakan diminum."
(3) Cek Obat telah diminum
"Silakan airnya dihabiskan Eko. Sudah tertelan? Baiklah."
3) Terminasi
a) Evaluasi subjektif
30
A. Kesimpulan
1. Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan penilian
yang diketahui individu tentang dirinya yang mempengaruhi individu
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Rentang respon konsep diri yaitu respon adaptif seperti aktualisasi diri,
konsep diri positif sedangkan respon maladaptif seperti harga diri rendah,
difusi identitas dan disosiasi deporsonalisasi.
3. Bagian-bagian konsep diri yaitu terdiri dari lima hal yaitu body image/
gambaran diri, self ideal/ ideal diri, Self Identifity/ identitas diri, self
esteem/ harga diri dan self role/ peran diri.
4. Faktor pembentuk konsep diri yaitu diri terdiri dari faktor lingkungan,
pengaruh keluarga dan pengaruh pengalaman hidup.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti faktor biologis, psikologis, perkembangan dan
sosial budaya.
6. Masalah tentang konsep diri yaitu gangguan citra diri, gangguan identitas
diri, gangguan peran diri, ideal diri tidak realistis, gangguan harga diri,
7. Perbedaan konsep diri positif dan negatif yaitu pada konsep diri positif
hubungan sosial seseorang cenderung lebih percaya diri dan memiliki
pandangan positif sehingga dapat memperbaiki hubungan sosial
sedangkan konsep diri negatif cenderung merasa tidak mampu dan rendah
diri. Konsep diri positif pada peran sosial yaitu lebih optimis, selalu
menghargai diri sendiri, lebih percaya diri, responsif terhadap pujian dan
kritikan, tidak mudah menyerah sedangkan konsep diri negatif pada peran
sosial akan cenderung pesimis, minder dan sulit mengatasi masalah yang
dihadapi. Konsep diri positif terhadap pertumbuhan pribadi yaitu
32
C. Saran
Diharapkan dengan makalah ini dapat menambah referensi dalam memahami
teori konsep diri dan memberikan intervensi pada pasien dengan masalah
konsep diri seperti harga diri rendah. Namun didalam penyusunan makalah ini
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga penulis
menyarankan kepada pembaca agar dapat memahami lebih lanjut tentang teori
konsep diri dan asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
dengan mencari referensi dan literatur dari sumber yang berbeda. Dan kami
sangat terbuka apabila ada saran dan masukan yang sifatnya membangun
untuk penulisan makalah ini agar lebih menyempurnakan isi dari makalah ini.
Daftar Pustaka
Azizi, K. (2014). Hubungan Konsep Diri Dengan Rasa Percaya Diri Mahasiswa
STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun Akademik
2014/2015. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.
Hartanti, J. (2018). Konsep Diri: Karakteristik Berbagai Usia. Universitas PGRI
Adi Buana.
Jayanti, D. M. A. D., Sanjiwani, A. A. S., Wati, N. M. N., & Wahyudi, H. (2022).
Buku Ajar Psikososial Budaya dalam Keperawatan. CV. Literasi Nusantara
Abadi.
Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y. S. E., Daulina, N. H. C., Warsani, I. Y.,
Susanti, H., Hargiana, G., & Panjaitan, R. U. (2020). Asuhan Keperawatan
Jiwa. EGC.
Khasanah, N., Widayati, R. W., Fitriawan, A. S., & Syafitri, E. N. (2023). Buku
Ajar Psikososial Dalam Keperawatan. Cv. Dewa Phublishing.
Masdudi. (2015). Aplikasi Psikologi Perkembangan Dalam Perilaku Sosial
Individu. Eduvision.
Pongdatu, M., Suzanna, Yati, M., Armayani, Antari, I., Novia, K., Florensa,
Mulyanti, Dekawaty, A., & Fauziah, S. (2023). Asuhan Keperawatan Jiwa
(Suzanna, E. H. Mujahid, & L. Rangki (eds.)). Eureka Media Aksara.
Sialagan, A. M., & Ginting, F. S. H. (2023). Konsep Diri (Evidance Based
Practice) (L. G. Ayopma (ed.)). Penerbit Mitra Cendekia Media.
Stuart, G. W. (2013). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Kesehatan Stuart, 1 St
Indonesia Edition, By Budi Anna Keliat And Jesica Pasaribu. Elsevier
Singapore Pte Ltd.
Stuart, G. W. (2016). Prrinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
(Indonesia). Elseiver.
Sukweenadhi, J. (2023). Konsep Diri In: Hubungan Interterpersonal. Eureka
Media Aksara. https://repository.ubaya.ac.id/45426/