KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Disusun Oleh:
Liza (2001125090)
Ilmu Komunikasi
Universitas Riau
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada teman-teman, kerabat, dan semua pihak yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan bantuannya sehingga tugas makalah ini dapat
terselesaikan.
Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi.
Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapan kritik dan saran dari semua pihak yang
membangun, demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
I
II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
3.1. Kesimpulan..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai konsep diri interpersonal,
faktor-faktor personal, dan situsional yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal.
Atraksi Interpersonal dapat mempengaruhi komunikasi Interpersonal karena
atraksi interpersonal dapat berpengaruh pada keefektifan komunikasi dan
penafsiran pesan oleh komunikan.
2
1.3. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Burns (1993:6)
Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan dan
pendapat orang lain mengenai diri kita.
2. Mulyana (2007:7)
Konsep diri adalah pandangan mengenai siapa diri kita dan itu bisa diperoleh
lewat informasi yang diberikan lewat orang lain tentang diri kita. Pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki seseorang dapat
diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian, atau evolusi orang lain mengenai
diri orang tersebut. Individu akan mengetahui bahwa dirinya cantik, pandai, atau
ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya. Sebaliknya, individu
akan tidak tahu bagaimana ia dihadapan orang lain tanpa ada informasi atau
masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara
tidak langsung. Individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri
sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak,
dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak.
3. Hurlcok (1990:58)
Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini
merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka
sendiri yang meliputi karakteristik fisiki, psikologis, sosial, emosional, aspirasi
dan prestasi.
4. William D. Brooks
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita (Rakhmat,
2005:105).
4
5. Centi (1993:9)
Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana
kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri kita
sendiri dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia
sebagaimana yang kita harapkan.
6. William James
Konsep diri adalah penilaian tentang diri kita (the I: diri yang sadar dan aktif &
the Me : diri yang menjadi objek renungan kita).
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat
psikologis, sosial, dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi
juga penilaian kita.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya
yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik
maupun lingkungan terdekatnya.
5
Citra Tubuh adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara
secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang
ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang
secara berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu.
(Stuart and Sundeen, 1998).
Fokus individu terhadap bentuk fisiknya lebih terasa pada usia remaja.
Bentuk badan, tinggi badan, serta tanda-tanda kelamin sekunder menjadi
citra tubuh.
Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek
psikologis indivud tersebut.
Cara tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon orang
lain terhadap dirinya dan sebagian lagi oleh kecemasan dan meningkatkan
harga diri.
Individu yang stabil, realitis, dan konsisten terhadap citra tubuhnya
terhadap citra tubuhnya dapat mencapai kesuksesan.
6
Masa remaja terbentuk mulai proses identifikasi terhadap orang tua,
guru dan teman
Ideal diri dipengaruhi oleh orang-orang yang di anggap penting
dalam memberikan tuntutan dan harapan
Ideal diri mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan
norma keluarga dan sosial
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen,
1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah
atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri
rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah
di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992).
Perkembangan individu
Ideal diri tidak realistis
Gangguan fisik dan mental
Sistem keluarga yang tidak berfungsi
Pengalaman traumatik yang berulang
Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang
ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang
7
diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. (Stuart and
Sundeen, 1998). Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharpkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992). Harga diri
yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memnuhi kebutuhan dan cocok
dengan ideal.
5. Identitas Diri
1. Orang lain
8
Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan, menyalahkan, dan menolak, kita
cenderung tidak akan menyenangi diri sendiri.
Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita.
Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri
kita. George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant others yang
artinya orang lain yang sangat penting.
Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang
diterimanya dan mudah marah.
Reponsif terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura
menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya
pada waktu menerima pujian.
Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak
diperhatikan. Karena itulah, ia bereaksi pada orang lain sebagai
9
musuh sehingga tidak dapat merasakan kehangatan dan keakraban
persahabatan.
Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Seperti terungkap dalam
keenganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat
prestasi. Ia tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan
dirinya.
Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri positif di tandai dengan lima hal,
yaitu:
2. Membuka Diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang
sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri
kita. Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan
model Johari Window². Model ini menerangkan bahwa jendela yang satu tidak
terpisah dengan jendela yang lain, pembesaran pada satu jenis jendela akan
membuat jendela yang lain akan mengecil.
b. Blind self, bagian ini menyajikan hal-hal tentang diri kita yang diketahui
atau disadari lain namun tidak diketahui atau disadari oleh diri kita sendiri.
c. Hidden self, bagian ini berisikan tentang data-data yang kita ketahui atau
sadari dari dalam diri kita sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain, yang
kita simpan untuk diri kita sendiri.
10
d. Unknown self, bagian ini merupakan aspek dari diri kita yang tidak kita
ketahui ataupun orang lain mengetahuinya. Makin luasnya open self
seseorang, makin terbuka pula ia pada orang lain. Hal tersebut menjadikan
hubungan di antara keduanya semakin erat.
4. Selektivitas
1. Terpaan selektif
2. Persepsi selektif
3. Ingatan selektif
Salah satu penentu keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri
(self concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan
tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada
manusia sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan
11
fungsi konsep diri sehingga terdapat beberapa pengertian. Konsep diri seseorang
dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut.
Ada tiga alasan pentingnya konep diri dalam menentukan perilaku seperti yang
diungkapkan Clara R. Pudjijogyanti (1995:5) :
12
3. Konsep diri menentukan pengharapan individu. Pengharapan ini
merupakan inti dari konsep diri. Sikap dan pandangan negatif terhadap
kemampuan diri akan menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi untuk
mencapai prestasi yang gemilang.
Atraksi berasal dari bahasa latin “attrahere” (att : menuju) dan “trahere”:
menarik. Jadi atraksi interpesonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif
dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain, maka makin besar
kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Daya tarik seseorang
sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seseorang,
maka kita cenderung melihat sesuatu dari diri seseorang tersebut secara positif,
sebaliknya, jika kita tidak menyukai seseorang, maka kita cenderung melihat
sesuatu dari diri seseorang tersebut secara negative.
1. Faktor Personal
13
Cognitive consistency dari Fritz Heider dalam Jalaluddin Rakhmay (2011),
manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya.
Reader dan English mengukur kepribadian subjek-subjeknya dengan rangkaian tes
kepribadian. Ditemukan mereka yang bersahabat menunjukkan korelasi yang erat
dalam kepribadiannya. Diketemukan, mereka yang bersahabat menunjukkan
korelasi yang erat dalam kepribadiannya.
14
mengalami penderitaan bersama-sama akan membentuk kelompok yang
bersolidaritas tinggi.
Manusia adalah makhluk sosial, itu sudah diketahui orang banyak. Manusia
mungkin tahan hidup terasing beberapa waktu, tetapi untuk waktu yang lama,
isolasi sosial adalah pengalaman yang tidak enak. Beberapa orang peneliti telah
menunjukkan bahwa tingkat isolasi amat besar pengaruhnya terhadap kesukaan
kita pada orang lain. Bagi orang yang terisolasi narapidana, petugas rimba atau
penghuni pulau terpencil kehadiran manusia merupakan kebahagiaan. Karena
manusia cenderung menyukai orang yang mendatangkan kebahagiaan, maka
dalam konteks isolasi sosial, kecenderungannya untuk menyenangi orang lain
bertambah.
2. Faktor Situsional
15
atau tampan biasanya lebih disenangi. Mereka, biasanya sangat mudah
memperoleh simpati dan perhatian orang. Mereka cenderung dinilai lebih berhasil
dalam hidupnya dan memiliki sifat-sifat yang baik. Beberapa penelitian
menunjukkkan bahwa orang-orang yang cantik atau tampan biasanya lebih efektif
dalam mempengaruhi pendapat orang dan biasanya diperlukan lebih sopan.
2.3. Familiarity
Konsep ini artinya adalah hal-hal yang sering kita lihat atau sudah kita kenal
dengan baik. Jika kita sering berjumpa dengan seseorang, biasanya kita akan
menyukainya. Prinsip ini biasa diperluas. Pendapat dan sikap kita biasanya
dipengaruhi pesan yang diulang-ulang (repetisi). Prinsip ini misalnya sangat
dikenal dalam periklanan. Robert B. Zajonc dalam Jalaluddin Rakhmat (2001)
memperlihatkan foto-foto wajah dalam subjek-subjek eksperimennya. Ia
menemukan makin sering subjek melihat wajah tertentu maka ia akan
menyukainya. Dari penelitian tersebut kemudian melahirkan sebuah teori
“more exposure” (terpaan saja). Hipotesisi itu dipakai sebagai landasan ilmiah
akan pentingnya repitisi pesan dalam mempengaruhi pendapat dan sikap.\
Konsep ini erat kaitannya dengan familiarity. Hubungan kita dengan orang
lain tergantung dengan seberapa dekat orang tersebut dengan kita. Penelitian
16
menunjukkan bahwa orang cenderung menyenangi mereka yang tempat
tinggalnya berdekatan dan persahabatan lebih mudah tumbuh di antara
tetangga yang berdekatan. Disini perlu dipertanyakan apakah karena saling
menyukai orang berdekatan atau karena berdekatan orang menjadi saling
menyukai. Pada dasarnya, kedua hal itu benar.
2.5. Kemampuan
Orang yang pertama dinilai paling menarik dan orang ketiga dinilai paling
tidak menarik. Orang yang sempurna tanpa kesalahan adalah yang kedua
dalam hal daya tarik. Dan orang biasa yang tidak berbuat salah, menduduki
urutan ketiga.
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak
semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk emosional.
Oleh karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat
segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika kita
membencinya, kita cenderung melihat karakterisitiknya secara negatif. Atraksi
tidak saja memengaruhi keputusan dalam bidang politik, tetapi juga menentukan
pola komunikasi interpersonal.
2. Efektivitas Komunikasi
17
Kita dapat menyatakan bahwa komunikasi akan lebih efektif bila para
komunikan menyatakan bahwa komunikasi akan lebih efektif bila para
komunikan saling menyukai. Nelson dan Meadow dalam buku Jalanuddin
Rakhmat (2011) membuktikan dengan eksperimen bahwa pasangan mahasiswa
yang mempunyai sikap yang sama membuat prestasi yang baik dalam
mengerjakan tugas-tugas mekanis dibandingkan dengan pasangan yang
mempunyai sikap yang berlainan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep diri adalah pandangan kita terhadap diri kita yang meliputi
karakteristik fisik, psikologis, dan sosial yang mana kita memperoleh informasi
tentang diri kita bisa melalui evaluasi dari orang lain maupun dari pembelajaran
terhadap diri kita sendiri. Pengaruh konsep diri bisa berasal dari orang lain
maupun kelompok rujukan.
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar
kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Faktor yang
mempengaruhi atraksi interpersonal di bagi menjadi dua yaotu Faktor personal
dan Faktor Situasional.
18
DAFTAR PUSTAKA
19