Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL SERTA KONSEP DIRI

Disusun Oleh :
Cut nora humaira (211010320010)
Sajidah mutamimah (211010320005)
Ulfa rahmawati (211010320003)
Sity humaira (211010320013)

Dosen Pembimbing :
Asmaul Husna,S.ST.M.Kes

MATA KULIAH HAMBATAN KOMUNIKASI


PROGRAM STUDI S-1 GIZI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hambatan Komunikasi. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Hambatan Komunikasi atas bimbingan nya dan arahan
dalam pembuatan makalah ini. Penulis mengharapkan dengan membaca makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca semua. Dalam hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi penulis semua, dan pada hal ini dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis
mengenai Antar Personal Serta Konsep Diri. makalah ini masi jauh dari kata sempurna, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulis dari para pembaca demi
perbaikan makalah ini menuju arah yang lebih baik.

Banda Aceh, 16 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1. Pengertian Komunikasih...............................................................................................3
2.2. Definisi Komunikasi antarpersonal...............................................................................3
2.3. Sudut Pandang definisi komunikasi..............................................................................6
2.4. Hambatan komunikasi antar pribadi............................................................................11
2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri...........................................................13
BAB III..........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................15
3.2. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia tidak hanya menanggapi atau membuat persepsi tentang orang lain,
tetapi juga mempersepsi dirinya sendiri. Setiap manusia menjadi subjek dan objek
persepsi sekaligus. Untuk melihat suatu persoalan ini lebih jelas, kita dapat melihat
pemikiran Charles H. Cooley. Menurutnya, manusia dapat melakukan hal tersebut karena
kita membayangkan diri kita sebagai orang lain. Gejala ini disebutnya looking glass
self(diri cermin), yakni seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita. Pertama, kita
membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain. Kedua, kita membayangkan
bagaimana orang menilai penampilan kita. Ketiga, kita mengalami perasaan bangga atau
kecewa.
Dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan penilaian diri kita
yang disebut konsep diri. Walaupun konsep diri merupakan tema utama psikologi
Humanistik yang muncul belakangan ini, pembicaraan tentang konsep diri dapat dilacak
sampai William James, James membedakan antara "The I", diri yang sadar dan aktif, dan
"The Me", diri yang menjadi objek renungan kita. Pada Psikologi Social-yakni psikologi
social yang berorientasi pada sosiologi-konsep diri dikembangkan oleh Charles Horton
Cooley (1864-1929), George Herbert Mead (1863-1931), dan memuncak pada aliran
interaksi simbolis, yang tokoh terkemukanya adalah Horbert Blumer. Di kalangan
Psikologi social-yang berorientasi pada psikologi-konsep diri tenggelam ketika
behaviorisme berkuasa. Pada tahun 1943, Gordon E. Allport menghidupkan kembali
konsep diri. Pada teori motivasi Abraham Maslow (1967.1970) dan Carl Rogers (1970)
konsep diri muncul sebagai tema utama Psikologi Humanistik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam makalah ini Bagaimana
Komunikasi Antar Personal serta konsep diri?

1
1.3. Tujuan Penulisan
untuk lebih mengetahui dan memahami mengenai Komunikasi Antar Personal serta
konsep diri

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunikasi


Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi, dilihat dari sudut pandang
biologi komunikasi dari eksperimentasi adalah kecendrungan bertindak dengan upaya
individu yang terlibat secara aktif dalam aspek kehidupan manusia.1 Para ahli
memberikan batasan istilah dengan maksud untuk memberikan pemahaman tentang apa
yang dimaksud dengan pengertian komunikasi. Berikut ini akan penulis sajikan beberapa
definisi komunikasi tersebut sehingga dapat di ambil kesimpulan apa yang di maksud
dengan pengertian komunikasi yang sesungguhnya.
Istilah komunikasi di adopsi dari bahasa inggris yaitu “Communication”.istilah ini
berasal dari bahasa latin”communicare”yang bermakna membagi sesuatu dengan orang
lain, memberikan sebagian untuk seseorang, tukar-menukar, memberitahukan sesuatu
kepada seseorang, bercakap cakap, bertukar fikiran, berhubungan, berteman, dan lain
sebagainya Di dalam ensiklopedia bebas Wikipedia, komunikasi didefinisikan
sebagai”the imparting or interchange of thoughts, opinions, or information by speech,
writing, or signs”.komunikasi,menurut Wikipedia,adalah proses saling bertukar pikiran,
opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau isyarat.proses komunikasi tersebut bisa
berupa satu arah maupun dua arah.komunikasi satu arah dirasakan kurang efektif,karena
di antara dua bela pihak yang sedang menjalin komunikasi hanya ada satu pihak yang
aktif,sedangkan pihak lain bersifat pasif. Sedangkan komunikasi dua arah prosesnya di
rasakan lebih efektif karena kedua belah pihak yang sedang menjalin komunikasi sama-
sama aktif, karena di dalam prosesnya terjadi dialog, yaitu satu pihak berbicara pihak
yang lain mendengarkan dan sebaliknya.

2.2. Definisi Komunikasi antarpersonal


Kalau kita menyimak definisi komunikasi maka komunikasi selalu menjelaskan
proses pengiriman (pengalihan, transferring) informasi dari pengirim kepada penerima.
menurut Operrario dan Fiske (2001), untuk membedakannya dengan jenis (konteks, level)
komunikas yang lain maka kita berpatokkan pada beberapa aspek antara lain,

3
jumlahkomunikator dan komunikan, kedekatan fisik, sifat kegeseraan umpan balik,
jumlah saluran sensoris yang digunakan, derajat formalitas, dan hakikat tujuan komu-
nikasi. Untuk memahami konsep dan makna komunikasi antarpersonal maka di bawah ini
saya mengutip sejumlah definisi (dengan beberapa catatan "kecil" dari definisi) sebagai
berikut:
1. Komunikasi antarpersonal telah didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi pada
basis tertentu dengan sejumlah partisipan tertentu. Komunikasi antarpersonal terjadi
antara dua orang ketika mereka mempunyai hubungan yang dekat sehingga mereka
bisa segera menyampaikan umpan balik segera dengan banyak cara (Miller, 1978).
2. Joseph A.Devito (1989) dalam bukunya Interpersonal Communication; komunikasi
antarpersonal adalah:
a. Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara
sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik
seketika.
b. Komunikasi yang menghubungkan (connected) antara para mitra yang romantik,
para pelaku bisnis, dokter dan pasien, dan lain-lain, yang meliputi seluruh kehi-
dupan manusia sehingga komunikasi antarpribadi terjadi karena interaksi antar-
pribadi yang memengaruhi individu lain dalam berbagai cara tertentu.
c. Interaksi verbal dan nonverbal antara dua atau lebih orang yang saling bergan
tung satu sama lain, interdependent people, di mana yang dimaksudkan dengan
"interdependent individuals" adalah komunikasi antarpersonal yang terjadi an-
tara orang-orang yang saling terkait di mana di antara mereka saling memenga-
ruhi satu sama lain. Misalnya, "interdependent people" seperti hubungan antara
seorang bapak dengan anak, dua orang yang sedang bercinta, dua orang teman
karib, dan terkadang juga komunikasi di antara beberapa orang dalam kelompok
kecil yang karib seperti keluarga.
3. Tan dalam Liliweri (1991) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah ko-
munikasi tatap muka antara dua orang atau lebih.
4. Komunikasi antarpersonal adalah prosedur yang membuat dua orang bertukar in-
formasi, perasaan yang disampaikan melalui pesan verbal dan nonverbal. Definisi ini
menggarisbawahi fakta penting bahwa komunikasi antarpersonal tidak hanya

4
mement- ingkan tentang 'apa' diucapkan, yaitu, bahasa yang digunakan, tapi
'bagaimana' cara bahasa itu diucapkan, misalnya, pesan nonverbal yang dikirim,
seperti nada suara dan ekspresi wajah. Komunikasi antarpersonal sebagai komunikasi
yang memiliki karak- teristik khas sebagai berikut: (1) komunikasi dari satu orang
kepada satu orang lain, (2) komunikasi yang terjadi secara tatap muka, (3) komunikasi
yang mencerminkan bentuk dan isi komunikasi yang bersifat interaksi antarpersonal,
dan (4) dengan ko- munikasi yang mengutamakan karakteristik individu, peran
individu dalam relasi so- sial di antara mereka (Hartley, 1999)
5. Kebanyakan pakar ilmu komunikasi mendefinisikan komunikasi antarpersonal ber-
dasarkan tingkat (kepersonalan) "personalness," atau kualitas penerimaan keberteri-
maan (perceived quality) interaksi (Harley, 2002). Menurut dia, komunikasi antar-
personal meliputi komunikasi yang dilakukan secara personal antara beberapa jumlah
kecil orang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat (more than acquaintances).
6. Komunikasi antarpersonal adalah bentuk khas dari komunikasi manusia... yang ti- dak
hanya mendefinisikan komunikasi yang terjadi oleh sejumlah orang tetapi juga oleh
kualitas komunikasi. Komunikasi antarpersonal terjadi bukan hanya ketika Anda
berinteraksi dengan seseorang, tetapi ketika Anda memperlakukan orang yang lain
sebagai manusia yang unik (Beebe, & Redmond, 2002).
7. Komunikasi antarpersonal meliputi komunikasi yang dilakukan oleh beberapa orang
terbatas dan tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan tujuan tertentu melalui inter-
aksi dengan orang lain (Canary, Cody, & Manusov, 2003).
8. Littlejohn dalam Majid Tehranian (2003); mengutip Dean Barnlund menawarkan
definisi komunikasi antarpribadi dengan kriteria seperti komunikasi terjadi secara
tatap muka, komunikasi terjadi lebih mendalam karena jarak fisik yang berdekatan,
proses komunikasi terjadi secara "interdependently" atau masing-masing pihak ber-
gantung pada petunjuk satu sama lain, mereka bertukar pesan melalui kode-kode ver-
bal dan nonverbal, juga komunikasi terjadi relatif tidak terstruktur.
9. Komunikasi antarpersonal terjadi ketika kita berinteraksi dengan orang lain
(Hybelsdan Weaver 11, 2004).

5
10. Komunikasi antarpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap
muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada
kerumunanorang (Wiryanto, 2004).
11. Komunikasi antarpersonal diartikan (Verderber, Verderber, & Berryman-Fink, 2007);
(1) proses dalam mana seseorang menciptakan dan mengelola relasi, menguji respons
timbal balik ketika mereka menciptakan makna bersama, dan (2) sehingga dikenal
sebagai "dyadic communication".
12. Komunikasi antarpersonal mengacu pada pertukaran pesan verbal dan nonverbal an-
tara orang-orang, terlepas dari hubungan di antara mereka. Komunikasi antarper-
sonal meliputi pertukaran pesan dalam segala macam interaksi, mulai dari interaksi
fungsional yang santai sampai pada interaksi yang intim" (Guerrero, Andersen &
Afifi, 2007).
13. Komunikasi antarpersonal mengacu pada komunikasi diad di mana ada dua
individuyang berbagi peran sebagai pengirim dan penerima, kemudian menjadi
terhubung me-lalui kegiatan dan saling menciptakan makna (Trenholm & Jensen,
2008).
14. Komunikasi antarpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non-
verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
antarindividu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).
15. Komunikasi antarpersonal berkaitan dengan aktivitas menciptakan dan berbagi makna
antara orang-orang dalam suatu hubungan (Seiler dan Beall, 2008).
16. Komunikasi antarpersonal adalah proses yang membantu kita untuk mengekspresikan
perasaan kita, ide, dan pikiran dan berbagi dengan orang-orang di sekitar kita.
http://www.buzzle.com/articles/interpersonal-communication.html (diakses pada
tanggal 27 April 2013).
17. Komunikas antarpersonal secara khas didefinisikan sebagai komunikasi antara bebe-
rapan orang (2-5 orang), yang sering dimaksudkan sebagai proses transaksional an-
tara seorang komunikator yang bertindak mengirimkan dan menerima pesan.

2.3. Sudut Pandang definisi komunikasi


Judkins, Joel and Robyn Bergstrom, (2005), dalam "A Summary of Interpersonal
Communication Theories" mengungkapkan bahwa ada begitu banyak variasi definisi

6
"komunikasi antarpersonal', dan varias itu sangat tergantung dari sudut pandang, atau
pada bagian mana definisi itu ditekankan. Sebagai contoh, dalam buku ini ditampilkan
beberapa definisi komunikasi antarpersonal dengan tekanan pada aspek-aspek tertentu.
1. Tekanan pada Kebutuhan Antarpersonal
Kebutuhan Sosial Komunikasi antarpersonal dimaksudkan sebagai komunikasi antara
dua orang untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka sebagaimana yang diteorikan
oleh William Schutz dalam Liliweri (2007) Sebagai manusia kita memiliki berbagai
kebutuhan sosial yang perlu diupayakan untuk dipuaskan melalui komunikasi dengan
orang lain. Ada tiga kebutuhan sosial, (1) afeksi, kebutuhan menyatakan kasih dan
menerima cinta, (2) inklusi-terlibat dan dilibatkan orang lain, dan (3) control,
kebutuhan untuk memenga- ruhi.
a. Tujuan Praktis
Komunikasi antarpersonal ditujukan agar dua orang yang berkomunikasi itu dapat
memenuhi tujuan praktis yaitu kebutuhan dari kehidupan mereka. Mengutip
pendapat Abraham Maslow dalam Liliweri (2013) tentang "Teori Hierarki
Kebutuhan" maka komunikasi adalah alat yang digunakan untuk mencapai
kebutuhan dasar manusia. Maslow menyusun lima tingkatan hararki kebutuhan,
(1) kebutuhan fisik (makanan, udara, air), (2) kebutuhan keselamatan (shelter dll)
(3) kebutuhan sosial (kasih sayang, inklusi, kontrol), (4) kebutuhan self esteem,
dan (5) kebutuhan aktualisasi diri.

2. Tekanan pada Saluran


J.B. Walther (2005) dalam karyanya "Komputer Mediated Communication"
(CMC) menjelaskan bahwa peranan komputer di masa kinji dan akan dating sangatlah
besar. Semua orang berkomunikasi satu sama lain berpusat pada komputer, termasuk
komunikasi antarpersonal. Walther menunjukkan tiga keutamaan CMC, bahwa, (1)
komputer adalah saluran komunikasi, (2) situasi berkomunikasi melalui komputer be-
lum tentu kurang pribadi daripada dengan bentuk lain, dan (3) berkomunikasi melalui
komputer adalah unik, keunikan itu bisa diciptakan karena kita mempunyai kemam-
puan untuk mengelola strategis identitas kita, serta mengedit pesan serta tanggapan.

7
Dengan demikian komunikasi antarpersonal itu tergantung dari strategi penggunaan
komputer sebagai saluran untuk berkirim dan bertukar pesan.

3. Tekanan pada Transaksi

a. Sifat Komunikasi Transaksional


Sifat Komunikasi Transaksional (transacational nature communication) sebagai-
mana yang disampaikan K.J. Gergen (2005), bahwa, kita tidak berkomunikasi
kepada (to) orang lain tetapi kita berkomunikasi dengan (with) orang lain. Sifat
komunikasi transaksional juga menunjukkan bahwa setiap situasi komunikasi itu
selalu unik yang ditunjukkan dalam model yang mencerminkan beberapa hal
penting, (1) kita mengi- rim dan menerima pesan secara bersamaan, (2)
komunikasi adalah proses konstan dan terus berubah, (3) efek komunikasi terjadi
di saat bersamaan, (4) komunikasi kita berlangsung dalam sistem di mana efek
yang kita terima berupa makna, dan (5) bidang pengalaman adalah bagian dari
komunikasi. Dengan kata lain, komunikasi antarper- sonal adalah komunikasi
antara seseorang "dengan" orang lain ketika mereka mengi- rimkan dan menerima
pesan dalam makna tertentu dan dalam proses yang konstan dengan efek pada saat
bersamaan.
b. Komunikasi Antarpersonal
sonal. Kita semua berinteraksi mulai dari situasi yang impersonal hingga ke
personal. Buber menjelaskan tiga level interaksi, (1) I-IT - interaksi ini sangat
impersonal di mana kita memperlakukan orang lain sebagai objek, (2) I-YOU,
kita tidak memperlakukan orang lain sebagai objek, tambahan lagi kita tidak
memperlakukan orang lain sebagai individu yang unik, (3) I-THOU kita
berkomunikasi dengan orang lain, menganggap dia sebagai seorang yang unik,
penting, sebagai pribadi dan sebagai diri kita sendiri

4. Tekanan pada Penggambaran Konsep Diri

8
a. Reflected Appraisal Theory
Komunikasi antarpersonal, menurut pandangan "The Looking Glass Theory" dari
Charles Cooley dalam Throop dan Ward. (2007) bahwa, kita berkomunikasi
antarper- sonal karena kita ingin mengembangkan konsep diri yang cocok sesuai
dengan cara orang lain memandang diri kita. Dengan dasar ini maka kita selalu
menentukan dengan siapa kita berkomunikasi antarpersonal, yakni orang-orang
yang dipandang cocok de- ngan diri dan pribadi kita.
b. Face Negotiation Theory
Teori ini berhubungan dengan penjelasan tentang komunikasi nonverbal, seperti
bahasa isyarat, bahasa tanda, dan manajemen kesan. Menurut Toomey (2004),
orang- orang dari budaya yang berbeda selalu menampilkan wajah bersama yang
sudah dine- gosiasikan (negotiating face) sehingga tampil dan diterima di depan
publik. Kata dia, orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda namun
mempunyai peran dan status yang sama relatif bisa memengaruhi mereka dalam
menangani konflik.
c. Presenting Self Theory
Teori dari Erving Goffman dalam Maning (1992) ini mengemukakan bahwa
priba- di yang kita tampilkan itu adalah cara yang kita inginkan untuk
ditampilkan kepada orang lain. Kita tampil sebagai seorang pemain drama yang
berada di atas panggung yang ditonton orang lain, kita menampilkan diri dan
bertindak dalam berbagai peran tertentu. Semua orang yang melihat tampilan kita
menjadikan kita sebagai citra publik.

5. Tekanan pada Seri Interaksi


a. Punctuation
Teori dari Watzalwick, Beavin, dan Jackson (1991) ini menerangkan bahwa, ko-
munikasi antarpersonal itu ibarat kita membaca satu atau beberapa kalimat yang
ada "punctuation" atau tanda baca. Jadi hanya dua orang yang tahu kapan
komunikasi antarpersonal dimulai, beristarahat atau jedah, dan berhenti. Semua
tanda baca meru- pakan episode interaksi. Kekeliruan karena over-generalisasi
(the fallacy of over-generalization), kekeliruan karena seseorang percaya pada

9
hal-hal tertentu namun dengan jumlah bukti yang sangat terbatas, atau percaya
pada sesuatu karena melebih-lebihkan kekurangan. Kekeliruan karena penyebab
(the fallacy of causation), kekeliruan karena asumsi bahwa emosi itu lebih
bersumber dari orang lain bukan dari diri sendiri.
6. Kekeliruan karena ketidakberdayaan-(the fallacy of helplessness), kekeliruan
kare-na asumsi bahwa kepuasan yang Anda peroleh dalam kehidupan berada di
luar kendali Anda.
7. Kekeliruan karena mengharapkan terjadinya bencana-(the fallacy of catastrophic
expectations), kekeliruan asumsi seseorang bahwa jika terjadi bencana maka akan
terjadi sesuatu.
Dan komunikasi antarpersonal, sebagai komunikasi antara dua orang yang ber-
langsung sangat pribadi, sering kali berbasis pada berbagai "common fallacy"
yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Jadi hanya kedua pihak yang saling
mengetahui jenis-jenis kekeliruan, apakah kekeliruan yang sempurna, kekeliruan
yang disetujui, kekeliruan karena kebingungan, kekeliruan karena over-
generalisasi, kekeliruan karena penyebab, kekeliruan karena ketidakberdayaan,
dan kekeliruan karena mengharapkan terjadinya bencana di antara mereka lalu
demi meningkatkan efektivitas komunikasi maka mereka berusaha untuk
memperbaikinya bersama-sama.

8. Tekanan pada Simbol Bahasa


Komunikasi antarpersonal dapat didefinisikan melalui pemahaman terhadap
beberapa konsep teoritis yang berkaitan dengan "Language is Symbolic"
(Bourdieu, 1991), "Coordinated Management of Meaning" (Pearce, 1994) dan
"Low Context and High Context Cultures." Kita dapat mengatakan bahwa
komunikasi antarpersonal adalah komunikasi antara dua orang yang bertatapmuka
langsung, yang mengirimkan dan bertukar simbol-simbol pesan yang bermakna
melalui percakapan antarpersonal dari orang-orang yang berbeda secara kultural
namun dapat menyatukan pemahaman atas pesan karena saling memahami
perbedaan budaya sebagaimana apa adanya.

10
2.4. Hambatan komunikasi antar pribadi
Dalam berkomunikasi, umumnya ada pesan yang hendak disampaikan pembicara kepada
pendengar. Namun sering kali pesan yang disampaikan kurang terpahami atau tidak sampai
kepada penerima sehingga tujuan kita untuk menyampaikan pesan tersebut juga tidak
tercapai. Di bawah ini akan dibahas apa saja hal – hal yang dapat mengganggu proses
komunikasi sehingga pesan tidak terpahami dengan baik oleh penerima.
1. Pengaruh Status
Perbedaan status sering kali menjadi hambatan ketika berkomunikasi.
2. Perbedaan Cara Pandang
Setiap orang terkadang memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat masalah.
3. Perbedaan Kebudayaan
Adanya perbedaan budaya juga merupakan salah satu hal yang dapat menghambat
komunikasi.
4. Gangguan Lingkungan
Hambatan ini terjadi ketika kita berbincang di tempat yang kurang mendukung.
5. Gangguan Pada Media Yang Digunakan
Hal ini berlaku ketika kita menggunakan media untuk memperlancar komunikasi. Salah
satunya adalah menggunakan telepon atau handphone untuk berkomunikasi dengan
lawan bicara yang posisinya jauh dari kita.
6. Tidak Ada Tanggapan Dari Lawan Bicara
Komunikasi satu arah bisa terjadi ketika lawan bicara tidak memberi tanggapan atas
pesan yang kita sampaikan.
7. Penggunaan Bahasa Yang Berbeda
Peranan bahasa sangat penting dalam berkomunikasi karena bahasa merupakan salah
satu alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Oleh karena itu dalam berkomunikasi,
kita harus menggunakan bahasa yang dipahami oleh lawan bicara. Semisal orang jawa
ingin berbincang dengan orang sunda, namun keduanya menggunakan bahasa
daerahnya masing – masing.
8. Keterbatasan Fisik

11
Hal ini berkaitan dengan berkurangnya fungsi fisik yang digunakan untuk
berkomunikasi.
9. Perbedaan Generasi
Perbedaan generasi yang dimaksud disini adalah perbedaan usia yang terlampau jauh.
Akibatnya istilah – istilah yang digunakan bisa jadi berbeda antara generasi yang kebih
tua dengan yang lebih muda, sehingga ketika berkomunikasi pesan akan sulit terpahami
karena penggunaan istilah tidak dimengerti oleh penerima pesan.
10. Gangguan Emosional
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang adalah emosi. Ketika emosi
seseorang tidak stabil, hal ini akan berpengaruh ketika ia berinteraksi dengan orang
lain. Semisal orang yang sedang marah akan sulit menerima nasihat kita.
11. Kecepatan Dalam Berbicara
Terkadang kecepatan dalam berbicara juga dapat mempengaruhi pemahaman
pendengar terhadap pesan yang kita sampaikan. Pendengar bisa kurang memahami
pesan yang kita sampaikan ketika berbicara terlalu cepat sehingga pesan sulit ditangkap
oleh pendengaran lawan bicara kita.
12. Gangguan Semantik
Gangguan ini disebabkan karena kita salah mengucapkan atau salah menuliskan
sehingga menyebabkan kesalahpahaman atau salah penafsiran yang akhirnya pesan
yang disampaikan pun tidak terpahami sebagaimana mestinya.
13. Faktor Kepribadian
Terkadang ada kepribadian yang kita miliki yang dapat menghambat komunikasi.
14. Keterbatasan Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan juga menjadi salah satu hal yang dapat menghambat
komunikasi.
15. Kehilangan Kefokusan
Ketika seseorang berbicara kepada seseorang , namun saat itu orang tersebut sedang
kehilangan kefokusan ,pada apa yang dibicarakan oleh pembicara, akhirnya pesan tidak
diterima dengan baik oleh pendengar karena kehilangan fokus tadi menyebabkan tidak
mendengar pesan secara utuh.

12
2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor yang memengaruhi konsep diri adalah orang lain, significant others, reference
group. Menurut Staury dan Sundeen dalam Edi Harahap, ada beberapa fakto-faktor yang
memengaruhi perkembangan konsep diri.
1. Teori Perkembangan
Konsep diri belum ada sewaktu seseorang dilahirkan. Konsep secara bertahap sejak
lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam
melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan
berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau
pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan antarpribadi,
kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta
aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2. Significant Other
Significant Other adalah istilah lain untuk orang yang terpenting atau yang terdekat.
Dalam hal ini konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,
belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandang di merupakan
interprestasi diri dari pandangan orang lain terhadap dirinya Seorang anak sangat
dipengaruhi orang yang ada di dekatnya Seorang remaja dipengaruhi oleh orang lain
yangdekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus
hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi sangat penting dalan membentuk konsep diri.
3. Self Perception
Merupakan persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi
individu terhadap pengalamannya pada situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk
melalui pandangan diri dan pengalaman positif. Sehingga konsep merupakan aspek
kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri positif dapat
berfungsi lebih efektif bila dilihat dari kemampuan antarpribadi, kemampuan
intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri negatif dapat dilihat
dari hubungan individu dan sosial yang terganggu Menurut Stuart dan Sundeen (1998)
penilaian tentang konsep diri dapat dilihat berdasarkan rentang respons konsep diri.
Parks dalam Edi Harahap menyatakan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk
memahami dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Dari hubungan dan jalinan

13
komunikasi antarpribadi akan dapat melahirkan konsep diri masing- masing pribadi
tersebut, akan dapat melahirkan konsep dari masing-masing pribadi yang terlibat.
Komunikasi antarpribadi akan ada suatu hubungan antara konsep diri seseorang dengan
apa yang dipikirkan orang lain mengenai dirinya".
Hal utama bagi terjalinnya komunikasi public dan komunikasi antarpribadi
merupakan kepercayaan pada tingkat terendah antara partisipan komunikasi.
Komunikasi menawarkan kepercayaan antarpribadi yang berdasarkan pada pandangan
khusus sifat manusia. Mereka mengasumsikan bahwa walaupun manusia pada dasarnya
baik, terdapat batasan realistis dan keadaan mendesak yang membatasi pencapaian
potensi idealnya. Perilaku yang dapat meningkatkan kepercayaan antara seseorang
dengan orang lain bersifat menyenangkan, karena kepercayaan seseorang terhadap
orang lain dilingkungan kerjanya cenderung memberikan ransangan (stimulus). Oleh
karenanya kepercayaan merupakan citra pribadi yang dapat diperbaiki dan merupakan
kesehatan psikologis yang dapat dipelihara. Kedua pihak tentu saja mengetahui bahaya
memercayai orang lain secara berlebihan, karena orang lain tersebut dapat
menggunakan kepercayaan itu untuk tujuan menipu, dan pengalaman ini akan berlanjut
kepada rusaknya kepercayaan yang pada akhirnya menimbulkan keterasingan dan
melemahnya kepercayaan diri.
Giffin dan Barnes menyajikan tiga pedoman untuk memupuk kepercayaan dalam
komunikasi antarpribadi bagi seorang guru. Pertama, seorang individu harus aktif
memperluas pemahamannya terhadap apa yang ada di sekelilingnya. Hal ini pada
sebagian individu membutuhkan waktu yang relatif banyak. Kedua, "kepercayaan
seorang individu terhadap orang lain harus bersifat sementara. Kepercayaan yang
diberikannya harus dilakukan sedikit demi sedikit dan harus dijelaskan padanya, apa
yang dikhawatirkan, apa yang diharapkan dari perilaku orang lain tersebut dan apa
yang ingin dicapai. Ketiga, kepercayaan tidak hanya harus diberikan tetapi juga harus
diperoleh. Suatu tindakan kepercayaan menjadi tidak etis, kecuali bagi seorang
pendidik yang dipercayai dan memang layak untuk dipercaya.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi, dilihat dari sudut pandang biologi
komunikasi dari eksperimentasi adalah kecendrungan bertindak dengan upaya individu
yang terlibat secara aktif dalam aspek kehidupan manusia.1 Para ahli memberikan
batasan istilah dengan maksud untuk memberikan pemahaman tentang apa yang
dimaksud dengan pengertian komunikasi. Berikut ini akan penulis sajikan beberapa
definisi komunikasi tersebut sehingga dapat di ambil kesimpulan apa yang di maksud
dengan pengertian komunikasi yang sesungguhnya. Kalau kita menyimak definisi
komunikasi maka komunikasi selalu menjelaskan proses pengiriman (pengalihan,
transferring) informasi dari pengirim kepada penerima. menurut Operrario dan Fiske
(2001), untuk membedakannya dengan jenis (konteks, level) komunikas yang lain maka
kita berpatokkan pada beberapa aspek antara lain, jumlahkomunikator dan komunikan,
kedekatan fisik, sifat kegeseraan umpan balik, jumlah saluran sensoris yang digunakan,
derajat formalitas, dan hakikat tujuan komu- nikasi.

3.2. Saran
Sebaiknya dalam komunikasi harus lebih memperhatikan faktor-faktor dan hambatan-
hambatan dalam berkomunikasi agar komunikasi yang kita lakukan berjalan lancar

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai