Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

“KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN LINTAS BUDAYA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

RYAN HIDAYATULLAH (200901502002)


DIAN MAHARANI (200901501005)
FATIMAH HASBULLAH (200901501007)
HARISATUL JANNA (200901501006)
SYIFA IRTIYAH YUSUF (200901501008)
SAYIDAH NAFISAH (200901501009)
NURHAFIFAH HAMZAH (200901502001)

KELAS A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa kami haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘Komunikasi Antar Pribadi dan Lintas Budaya’ bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kombinasi Bisnis.

Makassar, 14 Maret 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Komunikasi Antarpribadi........................................................................3
B. Tujuan Komunikasi Antarpribadi..............................................................................3
C. Ciri-ciri dan Karakteristik Komunikasi Antarpribadi.............................................5
D. Pengertian Komunikasi Lintasbudaya........................................................................6
E. Karakteristik Komunikasi Lintas Budaya..................................................................8
F. Konseptualisasi Komunikasi Lintas Budaya............................................................10
G. Bentuk Komunikasi Lintas Budaya.......................................................................12
H. Alasan Pentingnya Mempelajari Komunikasi Lintas Budaya............................13
BAB III PENUTUP................................................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia selain sebagai sebagai mahkluk individu, juga sebagai makhluk sosial
yang berarti makhluk yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan interaksi
dengan orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Hal yang demikian memang
sudah menjadi kodrat manusia yang dibawa sejak lahir. Manusia akan selalu hidup
Bersama dengan berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang mempengaruhinya.
Untuk itu manusia dikenal dengan insan komunikasi.
Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita memperlajari mengenai
fenomena yang terjadi dalam proses perubahan komunikasi. Tujuannya adalah agar
terwujudnya komunikasi yang efektif. Komunikasi berawal dari gagasan yang ada
pada diri seseorang yang diolah menjadi pesan kemudian pesan tersebut disampaikan
dan mendapat tanggapan.

B. Rumusan Masalah
1) Apa itu komunikasi antarpribadi?
2) Bagaimana tujuan komunikasi antarpribadi?
3) Bagaimana ciri-ciri dan karakteristik komunikasi antarpribadi?
4) Apa itu komunikasi lintas budaya?
5) Bagaimana karakteristik komunikasi lintas buday?
6) Bagaimana konseptualisasi komunikasi lintas budaya?
7) Bagaimana bentuk komunikasi lintas budaya?
8) Apakah penting mempelajari komunikasi lintas budaya?

C. Tujuan Penulisan
1) Mengidentifikasi pengertian dari komunikasi antarpribadi
2) Mengidentifikasi tujuan komunikasi antarpribadi?
3) Mengidentifikasi karakteristik komunikasi antarpribadi
4) Menidentifikasi pengertian dari komunikasi lintas budaya
5) Mengidentifikasi karakteristik komunikasi lintas budaya
6) Mengidentifikasi konseptualisasi komunikasi lintas budaya
7) Mengidentifikasi bentuk komunikasi lintas budaya

1
8) Mengidentifikasi pentingnya mempelajari komunikasi lintas budaya

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Menurut Iriantara (2014), definisi komunikasi antarpribadi dengan memahami
dua kata yang membentuk istilah, yakni komunikasi dan antarpribadi. Komunikasi,
secara sederhana bisa kita artikan, sebagai proses pertukaran pesan antara
komunikator dan komunikan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan antarpribadi
dapat diartikan sebagai “berhubungan dengan atau melibatkan relasi personal atau
sosial yang mengembangkan sistem-sistem ekspektasi bersama, pola-pola keterikatan
emosional dan cara-cara penyesuaian sosial.” Bila dipadukan, kedua kata itu dalam
istilah komunikasi antarpribadi maka bisa diartikan sebagai proses pertukaran pesan
antara komunikator dan komunikan untuk mengembangkan sistem ekspektasi
bersama, pola-pola keterikatan secara emosional dan cara-cara penyesuaian sosial”.
Ini berarti, dalam komunikasi antarpribadi ada relasi yang sifatnya
pribadi di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Bila di antara pihak-pihak yang
terlibat saling mengenal secara pribadi maka komunikasinya makin bersifat personal
(mempribadi). Bila sebaliknya yang terjadi maka komunikasi yang berlangsung akan
bersifat tidak mempribadi (impersonal). Bila komunikasinya impersonal maka
komunikasi yang berlangsung adalah komunikasi di antara orang-orang dengan status,
fungsi, dan perannya masing-masing seperti komunikasi antara salesman dan (calon)
konsumennya. Ini berbeda dengan komunikasi yang berlangsung antara suami dan
istrinya atau komunikasi yang berlangsung di antara sepasang kekasih.
Ada juga yang menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi itu merupakan
satu bentuk komunikasi yang khusus yang terjadi manakala dua orang atau lebih
berinteraksi secara simultan satu sama lain dan sama-sama saling mempengaruhi satu
sama lain. Di sini yang ditekankan adalah adanya interaksi yang simultan dan saling
mempengaruhi. Interaksi dan saling mempengaruhi tersebut tidak hanya dilakukan
melalui kata-kata, tapi juga lewat pesan nonverbal seperti kontak mata, senyum, atau
mimik wajah yang menyertai percakapan yang akrab di antara orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi antarpribadi itu.

B. Tujuan Komunikasi Antarpribadi


Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi antarpribadi, antara lain:

3
1. Menyampaikan Informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang lain, tentu saja seseorang memiliki
berbagai macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain, agar orang tersebut mengetahui
sesuatu.
2. Berbagai pengalaman
Selain menyampaikan informasi, komunikasi antar pribadi juga memiliki
tujuan untuk saling membagi pengalaman pribadi kepada orang lain mengenai
hal hal yang menyenangkan maupun hal hal yang menyedihkan/
menyusahkan. Saling berbagi rasa ini pada umumnya tidak disampaikan
kepada setiap orang tetapi kepada seseorang yang dapat dipercaya atau teman
dekatnya saja.
3. Menumbuhkan simpati
Simpati adalah suatu sikap positif yang ditunjukkan oleh seseorang yang
muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk ikut merasakan bagaimana
beban derita, musibah,kesedihan dan kepiluan yang sedang dirasakan oleh
orang lain. Komunikasi juga dapat digunakan untuk menumbuhkan rasa
simpati seseorang kepada orang lain.
4. Melakukan kerja sama
Tujuan komunikasi antarpribadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerja
sama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu
atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Adanya kerja sama yang baik antara seseorang dengan orang lain di dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
5. Menceritakan kekecawaan atau kekesalan
Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan
kecewa atau kekesalan secara tepat secara tidak langsung akan dapat
mengurangi beban pikiran. Dalam Bahasa Jawa, orang yang sudah dapat
mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain yang dianggap dapat membantu
memberikan solusi, akan merasa “plong” atau lega, seperti tidak ada beban
pikiran dalam dirinya.
6. Menumbuhkan motivasi\

4
Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan
kuat dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya,
seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain
dengan berbagai cara.

C. Ciri-ciri dan Karakteristik Komunikasi Antarpribadi


1. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi mengandung beberapa ciri-ciri antara lain:
- Keterbukaan (openess).
Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan
bahwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut
atau malu. Kedua- keduanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-
masing.
- Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu,
melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah
merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu memahami motivasi
dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan
empati, baik secara verbal maupun non-verbal.
- Dukungan (supportiveness)
Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari
pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian keinginan atau hasrat
yang ada dimotivasi untuk mencapainya.dukungan membantu seseorang untuk
lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta merih tujuan yang
didambakan.
- Rasa positif (positiveness)
Setiap pembicaraan yang disampaikan dapat gagasan pertama yang positif,
rasa positif menghindarkan pihak- pihak yang berkomunikasi untuk tidak
curiga atau prasangka yang menggangu jalannya interaksi keduanya.
- Kesamaan (equality)

5
Suatu komunikasi lebih akrab dalam jalinan pribadi lebih kuat, apabila
memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan, sikap, usia, ideologi
dan sebaiknya
2. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
- Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berpusat pada diri (self-
centered), karena pemaknaan atas pesan dilakukan oleh diri yang terlibat
dalam proses komunikasi.
- Komunikasi antarpribadi itu transaksional, karena mereka yang terlibat di
dalam prosesnya saling berkomunikasi dengan menerima dan menyampaikan
pesan secara verbal dan nonverbal.
- Komunikasi antarpribadi menunjukkan adanya kedekatan di antara pribadi
yang terlibat, baik kedekatan secara fisik sehingga terlibat dalam komunikasi
tatap muka maupun kedekatan secara psikologis sehingga terlibat dalam
komunikasi yang mengungkapkan diri masing-masing.
- Dalam komunikasi antarpribadi bukan hanya terjadi pertukaran pesan dan
makna, tapi juga di dalamnya ada hubungan antarpribadi di antara orang yang
terlibat dalam proses komunikasi antarpribadi.
- Dalam komunikasi antarpribadi, kegiatan komunikasinya tidak bisa diubah
atau diulang. Ini berbeda dengan pesan dalam komunikasi massa, yang bisa
dihapus atau disensor, dalam komunikasi antarpribadi pesan yang sudah
disampaikan tidak dapat ditarik kembali. Paling-paling hanya bisa meminta
maaf. Namun, maaf tidak menghilangkan kata-kata yang telah terucap, kata
maaf tersebut hanya mengajak lawan komunikasi kita untuk melupakannya.

D. Pengertian Komunikasi Lintasbudaya

Ruang lingkup komunikasi lintas budaya di antaranya yaitu: (a) mempelajari


proses komunikasi antarpribadi dan komunikasi antar manusia yang berbeda budaya;
(b) mempelajari perbandingan pola-pola budaya dan komunikasi antarpribadi lintas
budaya; (c) mempelajari bagaimana budaya mempengaruhi proses komunikasi; (d)
mempelajari hambatan-hambatan apa saja dalam komunikasi lintas budaya; (e)
mempelajari apa itu gegar budaya dan (f) mempelajari bagaimana meningkatkan
keterampilan dan komunikasi lintas budaya.

6
Pentingnya untuk mempelajari komunikasi lintas budaya karena, fakta
pertama, bahwa kita hidup dalam masa ketika perubhan teknologi, pola migrasi,
ekonomi, politik dan kepadatan penduduk telah mengakibatkan kita berinteraksi atau
berrkomunikasi lintas budaya. Fakta berikutnya, komunikasi sangat dipengaruhi oleh
budaya. Oleh sebab itu budaya sebagai latar belakang dan pengalaman yang
diperoleh, akan membantu dalam berinteraksi dengan dunia dan menentukan
bagaimana dunia ini seharusnya (Samovar, Porter and McDaniel, 2010).

Seperti dikutip dari Castilo (2015), pertama faktor-faktor seperti penciptaan


teknologi baru, globalisasi ekonomi, daan perubahan pola imigrasi membuat lebih
mungkin terjadinya komunikasi dalam konteks lintas budaya. Kedua, dalam interaksi
lintas budaya, faktor-faktor yang mempengaruhi presepsi antar kelompok, seperti
setereotipp dan prasangka, dapat memengaruhi penilaian seseorang tentang orang
lain. Tanpa apresiasi yang jelas tentang dampak faktor budaya ini terhadap proses
komunikasi, akan menimbulkan hambatan dalam konteks lintas budaya. Oleh sebab
itu penting untuk mempelajari komunikasi lintas budaya.

Berikut definisi komunikasi lintas budaya menurut beberapa ahli. Menurut


Hum and Tomalin (2013) komunikasi lintas budaya adalah subjek multifaset yang
memiliki unsur-unsur dari sejumlah disiplin ilmu yaitu; antropologi; ilmu bahasa;
filsafat; dan psikologi. Lebih lanjut Hum and Tomalin (2013) menyatakan komunikasi
lintas budaya adalah tentang komunikasi antara komunikator dan komunikan dari
budaya yang brlainan baik secara tatap muka maupun pada jarak yang berjauhan.
Komunikasi dapat melibatkan bahasa lisan dan tulisan, bahasa tubuh dan bahasa etika
dan protokol.

Komunikasi lintas budaya adalah komunikasi yang terjadi antara anggota dari
budaya yang berbeda. Komunikasi terjalin antara orang-orang yang memiliki siistem
simbol dan presepsi budaya yang cukup berbeda (Samovar, Porter and McDaniel,
2010).

Stringer and Cassiday (2009) menyatakan komunikasi lintas budaya adalah


komunikasi yang terjadi antar manusia dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Ini dapat mencakup seluruh rentang perbedaan dari kebangsaan, usia, hingga
departemen yang berbeda dalam organisasi yang sama.

7
Menurut antropolog Amerika, Edward T Hall (1989) dalam Carte and Fox,
(2004), inti dari komunikasi lintas budaya yang efektif lebih berkaitan dengan
mengirimkan pesan yang benar. Dengan kata lain, harus tetap berpikiran terbuka,
berempati, mengajukan pertanyaan preseptif, dan mengdengarkan secara efektif pada
saat mereka menyampaikan pesan dan bagaimana suaranya saat mengatakannya.

Dari definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi lintas
budaya adalah suatu studi yang mempelajari bagaimana seseorang melakukan
komunikasi secara personal dengan orang lain yang memiliki budaya yang berbeda.
Masing-masing orang memiliki latar belakang budaya yang berbeda satu sama lain.
Pada komunikasi lintas budaya, ditekankan bahwa kita dapat memprioritaskan
hubungan dan kegiatan komunikasi yang berlangsung tanpa membuat kultur baru dari
dua budaya yang berbeda.

E. Karakteristik Komunikasi Lintas Budaya


Karakteristik komunikasi lintas budaya berkaitan dengan dua atau lebih
kebudayaan yang terlibat dalam sebuah komunikasi. Kemudian tujuan yang sama
yang akhirnya menciptakan komunikasi itu lalu menghasilkan keuntungan dan
kerugian di antara dua budaya atau lebih yang terkait. Komunikasi lintas budaya
dijalin baik secara individu, anggota masyarakat maupu dijalin secara berkelompok
atau dewasa ini dapat dilakukan melalui sebuah media. Harus dipahami, tidak semua
komunikasi lintas budaya menghasilkan feedback yang dimaksud, hal ini tergantung
kepada penafsiran dan penerimaan dari sebuah kebudayaan yang terlibat, mau atau
tidaknya dipengaruhi. Selanjutnya, jika ada dua kebudayaan yang melebur karena
pengaruh komunikasi yang dijalin maka akan menghasilkan kebudayaan baru.
Adapun karakteristik budaya itu yakni:
1. Komunikasi dan Bahasa
Sistem komunikasi, verbal dan nonverbal, satu unsur yang
membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya. Ada sekitar 15 bahasa
utama atau lebih dan tiap-tiapnya terdapat dialek, logat, jargon dan ragam
lainnya. Belum lagi gerak gerik Bahasa tubuh yang mungkin universal namun
beda makna secara local atau kultural.
2. Pakaian dan penampilan
Meliputi pakaian, perhiasan dan dandanan. Pakaian ini akan menjadi
ciri yang menandakan seseorang berasal dari daerah mana. Atau ciri lukisan

8
pada muka dan badan orang Papua atau orang Indian yang ada saat akan
berperang menandakan keberanian.
3. Makanan dan kebiasaan makan
Ciri ini menyangkut hal dalam pemilihan, penyajian, dan cara makan.
Dilarangnya seorang muslim untuk mengonsumsi daging babi, tidak berlaku
bagi mereka orang Cina. Orang Sunda terkesan senang makan tanpa alat
makan (tangan saja) akan terlihat kurang sopan bagi mereka orang-orang
barat.
4. Waktu dan kesadaran akan waktu
Hal ini menyangkut pandangan orang akan waktu. Sebagian orang
tepat waktu dan sebagian lain berpandangan merelatifkan waktu. Ada orang
yang tidak mempedulikan jam atau menit tetapi hanya menandai waktunya
dengan matahari terbit atau saat matahari terbenam saja.
5. Penghargaan dan pengakuan
Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan
memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan
baik dan berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas.
6. Hubungan-hubungan
Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-
hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan,
kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan.
7. Nilai dan norma
Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan
norma-norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa
berkenaan dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga
kepatuhan mutlak atau kebolehan bagi anak-anak; dari penyerahan istri secara
kaku kepada suaminya hingga kebebasan wanita secara total.
8. Rasa diri dan ruang
Kenyamanan yang dimiliki seseorang atas dirinya bisa diekspresikan
secara berbeda oleh masing-masing budaya. Beberapa budaya sangat
terstruktur dan formal, sementara budaya lainnya lebih lentur dan informal.
Beberapa budaya sangat tertutup dan menentukan tempat seseorang secara
persis, sementara budaya-budaya lain lebih terbuka dan berubah.
9. Proses mental dan belajar
9
Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang
aspek lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang
mencolok dalam cara orang-orang berpikir dan belajar.
10. Kepercayaan dan sikap
Semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap hal-hal
supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktik keagamaan atau
kepercayaan mereka.
Asumsi dasar bahwa komunikasi sangat berhubungan dengan perilaku
manusia dan kepuasan terpenuhi kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia
lainnya. Ketika kita berbicara, sebenarnya kita sedang berperilaku. Melambaikan,
tersenyum, bermuka masam, menganggukan kepala atau memberikan suatu isyarat,
kita juga sedang berperilaku. Pendekatan dalam komunikasi berfokus pada pemberian
makna kepada perilaku. Pemberian di sini berarti bahwa kita memberikan makna yang
telah kita miliki kepada perilaku yang telah kita observasi di lingkungan. Berbagai
makna telah tumbuh sebagai akibat dari pengaruh budaya terhadap kita sebagai hasil
dari pengalaman-pengalaman pribadi. Makna adalah relative bagi masing-masing
orang sebagai manusia yang unik dengan latar belakang yang berbeda-beda dan
memiliki pengalaman yang unik pula.

F. Konseptualisasi Komunikasi Lintas Budaya


Istilah “lintas budaya” digunakan dalam antarbudaya yang merujuk pada
proses komunikasi yang bersifat komparatif. Komunikasi lintas budaya diartikan
sebagai proses pertukaran simbolik di mana individu dari dua (atau lebih) komunitas
budaya yang berbeda menegosiasikan makna bersama dalam situasi interaktif.
Karakteristik utama dari definisi ini meliputi konsep-konsep berikut: pertukaran
simbolik, proses, komunitas budaya yang berbeda, menegosiasikan makna bersama,
dan situasi interaktif. Karakteristik komunikasi lintas budaya dalam setiap proses
pertemuan budaya sebagai berikut:
1. Pertukaran simbolik, mengacu pada penggunaan simbol verbal dan nonverbal
antara dua individu untuk mencapai makna bersama. Sementara simbol verbal
mewakili aspek digital dari proses pertukaran pesan dan simbol nonverbal
seperti senyuman mewakili aspek analogis dari proses pertukaran pesan.
Aspek komunikasi digital mengacu pada informasi konten yang disampaikan
kepada pendengar.
10
2. Proses, isyarat verbal terpisah (dengan suara awal dan akhir yang jelas),
nonverbal isyarat bersifat kontinu (isyarat nonverbal yang berbeda mengalir
secara bersamaan tanpa awal dan akhir yang jelas) selama proses pertukaran
pesan. Sementara dalam pesan verbal selalu menyertakan penggunaan
nonverbal seperti aksen dan vocal. Dalam intonasi, kita bisa menggunakan
pesan nonverbal seperti sentuhan tanpa kata-kata. Namun, perubahan postur
nonverbal yang cepat dapat membuat lawan bicara kebingungan.
3. Komunitas budaya yang berbeda, komunitas budaya mengacu pada
sekelompok individu yang hidup bersama dan berinteraksi dalam unit terbatas
yang menjunjung tinggi seperangkat tradisi. Unit ini dapat merujuk ke lokasi
geografis dengan batas yang jelas seperti suatu negara. Unit ini juga dapat
merujuk ke sebuah keyakinan dan nilai-nilai bersama yang dipercaya oleh
sekelompok individu yang menganggap diri mereka bersatu bahkan jika
mereka tersebar secara fisik (misal orang-orang Islam, meskipun tersebar ke
seluruh dunia, mereka melihat diri mereka sebagai komunitas budaya yang
bersatu melalui agama).
4. Menegosiasikan makna bersama, mengacu pada tujuan umum dari setiap
pertemuan komunikasi antarbudaya. Dalam negosiasi bisnis antarbudaya atau
hubungan antarbudaya, prioritas kita adalah bahwa kita ingin pesan kita
dipahami oleh lawan bicara. Kata “negotiate” menjelaskan sifat kreatif
memberi dan menerima dari proses komunikasi manusia yang lancar.
Misalnya, jika dua komunikator menggunakan bahasa yang sama untuk
berkomunikasi, mereka dapat meminta satu sama lain untuk mendefinisikan
dan mengklarifikasi bagian mana pun dari pesan yang dipertukarkan oleh
mereka sebagai tidak jelas atau ambigu. Setiap pesan verbal dan/atau
nonverbal mengandung banyak lapisan makna.
5. Situasi interaktif, semua adegan interaktif mencakup fitur konkret dan fitur
psikologis dari suatu pengaturan. Setiap episode komunikasi terjadi dalam
situasi interaktif. Burgoon, Buller, dan Woodall (Ting Toomey, 1999)
menyimpulkan bahwa situasi interaktif biasanya mencakup komponen gestalt
berikut:
a. Elemen perilaku adalah perilaku verbal dan nonverbal spesifik yang
terjadi dalam suatu situasi.

11
b. Tujuan atau motivasi peserta, misalnya, apakah ini bisnis yang
berkenalan atau situasi negosiasi bisnis? Apa tujuan yang diharapkan
untuk dicapai dalam situasi tertentu?
c. Aturan perilaku, aturan untuk berkenalan berbeda dari situasi negosiasi
tawar-menawar/konsesi.
d. Berbagai peran yang harus dimainkan orang. Individu memiliki peran
yang ditentukan berbeda (misalnya peran pembeli dan penjual) untuk
dimainkan dalam situasi interaktif yang berbeda.
e. Pengaturan fisik dan peralatan. Sebagai contoh, lingkungan kelas
dengan papan tulis dan tempat duduk lurus berbeda dengan lingkungan
kantor dengan meja, lemari arsip, dan objek pribadi.
f. Konsep kognitif. Fitur psikologis dari situasi seperti dimensi publik-
swasta, dimensi formal-informal, dimensi tugas-sosial, dimensi
kompetitif-kooperatif.
g. Keterampilan sosial yang relevan. Keterampilan yang tepat dan efektif
diperlukan untuk mencapai tujuan interaksi dalam situasi tersebut.

G. Bentuk Komunikasi Lintas Budaya


Menurut (Devito, 1997) bentuk-bentuk komunikasi lintas budaya yaitu sebagai
berikut.
1. Komunikasi antarkelompok agama yang berbeda. Misalnya, antara orang
Katolik Roma dengan Episkop, atau antara orang Islam dengan Yahudi.
2. Komunikasi antara subkultur dan kultur yang berbeda seperti dokter dengan
pengacara atau tuna netra dengan tuna rungu.
3. Komunikasi antara subkultur dan kultur yang dominan seperti antara kaum
lansia dengan kaum muda.
4. Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda seperti pria dan wanita.

Komunikasi antar kelompok agama yang berbeda dikatakan bentuk


komunikasi lintas budaya karena di dalam satu agama memiliki satu budaya yang
berbeda dengan agama lain dalam melakukan ibadah. Hal tersebut dijadikan pembeda
di dalam komunikasi lintas budaya. Waktu ibadah, cara beribadah, bahasa yang
digunakan dalam beribadah, pakaian yang dikenakan saat beribadah.

12
Komunikasi antara subkultur dan kultur yang berbeda. Contohnya komunikasi
antara seorang dokter dan pengacara yang memiliki budaya kerja yang berbeda. Cara
kerja berbeda adalah dua hal yang tidak dapat digabungkan menjadi satu, karena ilmu
kedokteran dan ilmu hukum adalah hal yang bertolak belakang. Komunikasi lintas
budaya yang dilakukan adalah dengan menghargai perbedaan dan memahami pesan
dari kacamata orang yang sedang berkomunikasi dengan kita.

Komunikasi lintas budaya selanjutnya ialah komunikasi antara subkultur


dengan kultur yang dominan. Di mana satu kultur lebih dominan terhadap kultur lain.
Contohnya kaum lansia dengan kaum muda, yang lebih dominan di contoh ini adalah
kaum muda. Di mana kaum muda baru tumbuh dan berkembang mengikuti zaman
yang semakin canggih, didukung oleh jaringan internet yang sangat cepat, dan
mengenal berbagai macam media sosial seperti facebook, twitter, Instagram, path,
tiktok, dan lain sebagainya. Sedangkan kaum lansia hanya mengetahui sedikit dari
cara menggunakan facebook. Komunikasi lintas budaya dapat dilakukan oleh
keduanya dengan saling bertukar informasi mengenai kemajuan teknologi.

Bentuk lain menurut Joseph dalam melakukan komunikasi lintas budaya


adalah komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda. Di mana pria dan wanita
memiliki budaya yang berbeda, mulai dari kesehariannya, pola pikir, hobi, pakaian,
cara bicara, suara, body language, dan sebagainya. Perbedaan yang ada perlu diterima
dan dipahami, agar hubungan komunikasi menjadi lancar dan harmonis.

H. Alasan Pentingnya Mempelajari Komunikasi Lintas Budaya


Mempelajari komunikasi lintas budaya sangatlah diperlukan, untuk
mempermudah proses komunikasi dengan publik. Terlebih dalam program studi
hubungan masyarakat, di mana mahasiswa akan memulai komunikasi dengan pihak
perusahaan atau instansi saat PKL, komunikasi dengan banyak organisasi dalam
menyelenggarakan event yang mendukung mahasiswa dalam memperdalam peran
sebagai PRO. Alasan dan tujuan mempelajari komunikasi lintas budaya juga
disampaikan oleh Litvin (Suryandi, 2019). Litvin menyebutkan beberapa alasan di
antaranya sebagai berikut.
1. Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman
budaya sangat diperlukan.

13
2. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota
budaya tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.
3. Nilai-nilai setiap masyarakat sebaik nilai-nilai masyarakat lainnya.
4. Setiap individu dan/atau budaya berhak menggunakan nilai-nilainya sendiri.
5. Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan
pola-pola budaya mendasar yang berlaku.
6. Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk
mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain.
7. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan
orang lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan,
aspirasi, perasaan dan masalah manusia.
8. Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antarpribadi adalah suatu
usaha yang memerlukan keberanian dan kepekaan. Semakin mengancam
pandangan dunia orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang
harus kita pelajari dari dia, tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.
9. Pengalaman-pengalaman antarbudaya dapat menyenangkan dan
menumbuhkan kepribadian.
10. Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan
perpindahan seseorang dari pandangan yang monocultural terhadap interaksi
manusia ke pandangan multikultural.
11. Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah
menyusahkan atau memudahkan. Situasi-situasi komunikasi antarbudaya
tidaklah static dan bukan pula stereotip. Karena itu, seorang komunikator tidak
dapat dilatih untuk mengatasi situasi. Dalam konteks ini kepekaan,
pengetahuan dan keterampilannya bisa membuatnya siap untuk berperan serta
dalam menciptakan lingkungan komunikasi yang efektif dan saling
memuaskan.

Sedangkan mengenai tujuan mempelajari Komunikasi Lintas Budaya


Litvin (Suryandi, 2019) menguraikan bahwa tujuan itu bersifat kognitif dan afektif
yaitu sebagai berikut:

1. Menyadari bias budaya sendiri.


2. Lebih peka secara budaya.

14
3. Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya
lain untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan orang
tersebut.
4. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.
5. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang.
6. Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu
menerima gaya dan isi karyanya sendiri.
7. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara
semesta wacana dan makna bagi para anggotanya.
8. Membantu memaham kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh
pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-
kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannnya.
9. Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi
bidang komunikasi lintas budaya.
10. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda dapat dipelajari
secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami.

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi dan antarpribadi. Komunikasi,


secara sederhana bisa kita artikan, sebagai proses pertukaran pesan antara
komunikator dan komunikan untuk mencapai tujuan tertentu. Ada juga yang
menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi itu merupakan satu bentuk komunikasi
yang khusus yang terjadi manakala dua orang atau lebih berinteraksi secara simultan
satu sama lain dan sama-sama saling mempengaruhi satu sama lain.Komunikasi
Antarpribadi mengandung beberapa ciri-ciri antara lain: Keterbukaan (openess),
Empati, Dukungan (supportiveness), Rasa positif (positiveness) dan Kesamaan
(equality).

Komunikasi lintas budaya adalah subjek multifaset yang memiliki unsur-unsur


dari sejumlah disiplin ilmu yaitu; antropologi; ilmu bahasa; filsafat; dan psikologi.
Ruang lingkup komunikasi lintas budaya di antaranya yaitu: (a) mempelajari proses
komunikasi antarpribadi dan komunikasi antar manusia yang berbeda budaya; (b)
mempelajari perbandingan pola-pola budaya dan komunikasi antarpribadi lintas
budaya; (c) mempelajari bagaimana budaya mempengaruhi proses komunikasi; (d)
mempelajari hambatan-hambatan apa saja dalam komunikasi lintas budaya; (e)
mempelajari apa itu gegar budaya dan (f) mempelajari bagaimana meningkatkan
keterampilan dan komunikasi lintas budaya.

B. Saran
Kami akan sangat berterima kasih apabila para pembaca memberikan saran
dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat lebih sempurna. Saya berharap
agar makalah ini dapat digunakan sebaik mungkin sebagai sumber informasi,
penambah wawasan, dan sebagai bacaan bagi para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Djoko (2011). Komunikasi Bisnis: Edisi 4. Jakarta:Erlangga

Iriantara, Y. (2014). Komunikasi Antarpribadi. Universitas Terbuka: Jakarta

Hasmawati, F. (2020). Dalam Komunikasi Antar Pribadi. Jurnal Komunikasi Islam dan
Kehumasan (JKPI), 4(2), 69–65

Novianti, R. D., Sondakh, M., & Rembang, M. (2017). Komunikasi antarpribadi dalam
menciptakan harmonisasi (suami dan istri) keluarga di Desa Sagea, Kabupaten
Halmahera Tenagh. VI (2).

Dyaah Gandaasari, dkk. (2021). Komunikasi Lintasbudaya. Yayasan Kita Menulis:


Medan

Sari, Wina Puspita dan Menati Fajar Rizki. (2021). Komunikasi Lintas Budaya. Solok:
Insan Cendekia Mandiri.

Rozi, Fakhrur. (2018). Diktat Komunikasi Lintas Budaya. Medan.

17

Anda mungkin juga menyukai