Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting bagi pencapaian tujuan suatu
organisasi. Seorang pimpinan memerintahkan bawahannya untuk membuat surat
pesanan barang, menjawab atau membuat surat aduan, membuat surat edaran
umum, membuat surat kontrak kerjasama, membuat surat balasan / tanggapan, dan
sejenisnya merupakan hal yang rutin dalam dunia bisnis.
Komunikator yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi bila
ingin menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang
mampu membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik,
bagaimana mengajak peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam diskusi,
bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana
menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, apakah dilakukan melalui
tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam
praktek dunia bisnis maupun nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal.
Masing-masing bentuk komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai
berikut:
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communications)
2. Komunikasi Nonverbal
Ada beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya seperti arti suatu warna
dan gerak-isyarat tertentu, yang akan bervariasi dari suatu waktu ke waktu. Warna
gelap seperti hitam mempunyai makna kedukaan atau kesusahan. Coba Anda
perhatikan pada saat terjadinya musibah kematian seseorang (layatan), maka
kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian warna gelap (hitam). Lain halnya
dengan warna-warna cerah yang banyak dikenakan pada saat-saat berlangsungnya
suatu pesta. Itulah sebabnya maka warna juga termasuk kedalam salah satu bentuk
komunikasi nonverbal.
Proses Komunikasi
Sesuatu yang Anda nikmati saat ini seperti buku yang sedang Anda baca ini,
compact disc yang anda dengarkan, acara-acara televisi yang Anda tonton, internet
yang Anda nikmati, personal computer yang Anda miliki, dan sejenisnya tidaklah
datang begitu saja, tetapi melalui suatu proses yang cukup lama. Begitu halnya
dengan komunikasi, ia perlu proses juga.
Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing
(internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah
dalam wilayah suatu negara. Apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi
bisnisnya ke daerah lain atau negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau
negara tersebut menjadi sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami
produk-produk musiman di suatu negara, agar tidak terjadi kesalahan fatal yang
dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.
Sudah saatnya para pengambil keputusan, khususnya manajemen puncak,
mengantisipasi era perdagangan bebas dan globalisasi sejak dini. Era yang ditandai
dengan semakin meluasnya berbagai produk dan jasa termasuk teknologi
komunikasi ini, menyebabkan pertukaran informasi dari suatu negara ke negara lain
semakin leluasa, sehingga seolah dunia tidak terikat dengan sekat-sekat yang
membatasi wilayah suatu negara.
Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis
lintas budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di
antara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua
orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan
maupun tulisan. Dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional
masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah
kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya.
Budaya material (material culture) dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu teknologi
dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk
mengubah atau membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi
masyarakat pada umumnya. Pendududk di negara maju dan mempunyai tingkat
teknologi tinggi akan lebih mudah mengadopsi teknologi baru dibandingkan
penduduk di negara dengan tingkat teknologi rendah.
Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu cara orang menggunakan segala
kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain. Termasuk di dalamnya adalah segala bentuk kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa, distribusi, konsumsi, cara pertukaran, dan
penghasilan yang diperoleh dari kegiatan kreasi.