Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Komunikasi Bisnis

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang,


kelompok,organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

Istilah “komunikasi”ini berasal dari Bahasa latin, yaitu “communis” yang


berarti”sama”(common). Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting bagi pencapaian
tujuan suatu organisasi. Seorang pimpinan memerintahkan bawahannya untuk membuat surat
pesanan barang, menjawab atau membuat surat aduan, membuat surat edaran umum,
membuat surat kontrak kerjasama, membuat surat balasan / tanggapan, dan sejenisnya
merupakan hal yang rutin dalam dunia bisnis.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi bisnis
adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam
bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Sebagai awal bahasan dalam
komunikasi bisnis, maka akan dibahas antara lain bentuk dasar komunikasi yang mencakup
komunikasi verbal dan nonverbal, proses komunikasi, sebab-sebab timbulnya
kesalahpahaman dalam komunikasi, dan bagaimana cara memperbaiki atau meningkatkan
komunikasi.

Bentuk Dasar Komunikasi

Komunikator yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi bila ingin
menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang mampu
membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik, bagaimana
mengajak peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam diskusi, bagaimana menyelipkan
humor yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana menyiapkan ruangan yang mampu
menghidupkan diskusi, apakah dilakukan melalui tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).

Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia
bisnis maupun nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk
komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut

:
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communications)

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan


kepada pihak lain melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari
seperti Anda mengirim surat atau telepon kepada orang tua Anda, teman Anda, pacar Anda,
Anda berbincang-bincang atau ngobrol dengan teman Anda, Anda ngerumpi dengan tangga
sebelah, Anda membaca puisi di depan kelas, Anda mempresentasikan makalah dalam suatu
acara seminar, Anda membaca surat kabar, majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio,
menyaksikan dan mendengarkan acara televisi dan sejenisnya merupakan contoh bentuk-
bentuk komunikasi verbal.

Dalam dunia bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal antara lain penyampaian
pesan melalui surat, memo, teknologi komunikasi modern, rapat pimpinan, briefing kepada
karyawan, wawancara kerja, dan presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan
tentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa
yang akan dikatakan.

2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah


komunikasi nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata,
mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language) sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku
yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:

Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan
tentang berbagai perasaan orang baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan berbagai macam
perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal
didalam cara yang cukup mendasar.

Ada beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya seperti arti suatu warna dan gerak-
isyarat tertentu, yang akan bervariasi dari suatu waktu ke waktu. Warna gelap seperti hitam
mempunyai makna kedukaan atau kesusahan. Coba Anda perhatikan pada saat terjadinya
musibah kematian seseorang (layatan), maka kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian
warna gelap (hitam). Lain halnya dengan warna-warna cerah yang banyak dikenakan pada
saat-saat berlangsungnya suatu pesta. Itulah sebabnya maka warna juga termasuk kedalam
salah satu bentuk komunikasi nonverbal.

Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal


penyampaian suatu pesan yaitu secara spontan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan
sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan. Misalnya,
ketika seseorang mengatakan "Tolong, bukakan pintu itu," maka pada saat itu seseorang
dengan sadar telah mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Tetapi, ketika seseorang
berkomunikasi secara nonverbal, ia seringkali melakukan sesuatu secara tidak sadar.

Tujuan Komunikasi Nonverbal

Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun ia seringkali berkaitan


erat dengan ucapan (lisan). Dalam artian bahwa sering terjadi penggabungan antara
komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu situasi tertentu. Kata-kata yang disampaikan
dalam suatu percakapan membawa sebagian dari suatu pesan. Sedangkan bagian yang lain
adalah sinyal-sinyal nonverbal. Apabila Anda mengamati acara "Dunia Dalam Berita" di
TVRI, Anda akan dapat memperhatikan kombinasi komunikasi baik itu verbal maupun
nonverbal.

Proses Komunikasi

Sesuatu yang Anda nikmati saat ini seperti buku yang sedang Anda baca ini, compact
disc yang anda dengarkan, acara-acara televisi yang Anda tonton, internet yang Anda
nikmati, personal computer yang Anda miliki, dan sejenisnya tidaklah datang begitu saja,
tetapi melalui suatu proses yang cukup lama. Begitu halnya dengan komunikasi, ia perlu
proses juga.

Apabila Anda perhatikan, seseorang yang sedang berbicara, menulis, mendengarkan,


atau membaca, maka kegiatan komunikasi yang mereka lakukan adalah lebih dari satu
tindakan.

Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana


seseorang mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama
(selaras, serasi), menulis, mendengarkan, dan pertukaran
Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

           Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing
(internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam
wilayah suatu negara. Apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah
lain atau negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat
penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara,
agar tidak terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.

Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

            Sudah saatnya para pengambil keputusan, khususnya manajemen puncak,
mengantisipasi era perdagangan bebas dan globalisasi sejak dini. Era yang ditandai dengan
semakin meluasnya berbagai produk dan jasa termasuk teknologi komunikasi ini,
menyebabkan pertukaran informasi dari suatu negara ke negara lain semakin leluasa,
sehingga seolah dunia tidak terikat dengan sekat-sekat yang membatasi wilayah suatu negara.

Dalam menyikapi era perdagangan bebas dan globalisasi, perusahaan-perusahaan


besar mencoba melakukan bisnis secara global. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan besar
yang beroperasi di tanah air baik di bidang manufaktur, eksplorasi, maupun jasa,
menggunakan beberapa konsultan asing untuk membantu mengembangkan perusahaan
mereka, begitupun sebaliknya.

Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas
budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.
Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam
melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun tulisan. Dengan semakin
terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong
dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada
saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya.

Memahami Budaya dan Perbedaannya

Budaya menggambarkan proses komunikasi dalam model yang diciptakannya.


Menurutnya, komunikasi akan tercapai jika kita memperhatikan faktor-faktor SMCR
(Sources, Message, Channel, and Receiver). Antara sources dengan receiver yang
diperhatikan adalah kemampuan berkomunikasi, sikap, pengetahuan sistem sosial, dan
kebudaayaan. Namun, dalam hal ini, komunikasi antarbudaya yang dijelaskan melalui teori
etnosentrisme ini berbasis pada konteks komunikasi kelompok (etnik). Menurut Lehman,
Himstreet dan Baty dalam Purwanto (2006), budaya diartikan sebagai sekumpulan
pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat
tentu saja sangatlah banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan
keyakinan atau kepercayaan masyarakat itu sendiri.

Maka dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan


yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Menurut Lehman, Himstreet dan Baty dalam Joko Purwanto (2006) setiap elemen
terbangun oleh beberapa komponen utamanya, yaitu: nilai-nilai (baik atau buruk, diterima
atau ditolak), norma-norma (tertulis dan tidak tertulis), simbol-simbol (warna logo suatu
perusahaan), bahasa, dan pengetahuan.

Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup anatara lain: bahasa, kepercayaan/keyakinan,


sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan organisasi sosial.

Budaya memiliki beberapa elemen, yaitu budaya material, lembaga sosial, sistem
kepercayaan, estetika, dan bahasa.

Budaya material (material culture) dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu teknologi dan
ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau
membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada
umumnya. Pendududk di negara maju dan mempunyai tingkat teknologi tinggi akan lebih
mudah mengadopsi teknologi baru dibandingkan penduduk di negara dengan tingkat
teknologi rendah.

Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu cara orang menggunakan segala
kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang
lain. Termasuk di dalamnya adalah segala bentuk kegiatan yang menghasilkan barang dan
jasa, distribusi, konsumsi, cara pertukaran, dan penghasilan yang diperoleh dari kegiatan
kreasi.

Pengertian Komunikasi dalam organisasi

Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi


organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan
dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus
komunikasi vertikal dan herizontal.

Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Ada beberapa fungsi komunikasi di dalam organisasi diantaranya:

1.Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya seluruh
anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baiik dan lebih tepat.

2. Fungsi Regulatif

fungsi ini berkaitan dengan peraturan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

3.Fungsi Persuasif

untuk memberikan dorongan dengan cara persuasif bukan hanya dengan kewenangan dan
perintah .

4.Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinan karyawan dapat


melaksanakan tugas dan peker6aan dengan baik.

A. PERENCANAAN PESAN
Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan pesan bisnis. Proses
itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide, saluran ; pengorganisasian ide;
membuat draf, merangkai kata / kalimat/ paragraph; dan merevisi.

Tujuan dalam perencanaan bisnis harus dievaluasi apakah tujuan realistis, waktu
tepat, dan dapat diterima. Tujuan juga harus diuji apakah sesuai dengan kemampuan,
ketepatan waktu dan orang, dan selaras dengan tujuan organisasi.

Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan analisis
audiens. Caranya adalah dengan mengembangkan profil audiens dan menganalisa pemuasan
konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens, memperkirakan jumlah, mengetahui
hubungan komunikator dengan audiens apakah kenal atau tidak. Perencanaan bisnis
merupakan satu langkah strategis bagi pencaaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh.
Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik mempermudah pencapaian tujuan
komunikasi.

Yang termasuk perencanaan pesan-pesan bisnis adalah :

1. Pemahaman Proses Komposisi

Penyusunan proses komposisi seperti halnya proses menciptakan lagu;merencanakan


lagu, membuat aransemen dan menentukan musisinya hinnga melakukan revisi-revisi hingga
lagu enak didengar. Begitu juga proses penyusunan pesan-pesan bisnis; perencanaan,
pengorganisasian, dan revisi.

2. Perencanaan

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam perencanaan diantaranya maksud komunikasi,


sasaran audiens, ide pokok, saluran yang digunakan.

3. Pengorganisasian

Organisasi dan komposisi erat kaitannya dengan penyusunan kata kalimat, dan
paragraf perlu diperhatikan penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang sederhana, mudah
dimengerti, dan dilaksanakan.

4. Revisi
Seluruh maksud dan isi pesan ditelaah kembali dari substansi pesan yang akan
disampaikan,gayapenulisa, struktur kalimat, dan bagaimana tingkat pemahaman. Pengecekan
dilakukan agar pesan tersampaikan sesuai perencanaan.

5. Penentuan Tujuan

Tahap pertama dalam merencanaka suatu pesan bisnis adalah memikirkan maksud
atau tujuan komunikasi. Untuk dapat melakukan hal itu, pertama anda harus menentukan
tujuan yang jelas sesuai tujuan organisasi.

6. Mengapa tujuan harus jelas

Penentuan tujuan yang jelas bagi suatu organisasi akan dapat membantu proses
pengambilan keputusan yang mencakup antara lain :

 keputusan untuk meneruskan pesan


 keputusan untuk menanggapi audiens
 keputusan untuk memusatkan isi pesan

7. Tujuan komuikasi bisnis.

Secara umum ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu : memberi informasi, persuasi,
dan melakukan kolaborasi

8. Cara menguji tujuan

Untuk menguji apakah suatu tujuan yang telah ditetapkan tersebut sudah baik atau
belum perlu pengujian dengan empat pertanyaan berikut.

 apakah tujuan tersebut realistik


 apakah waktunya tepat
 apakah orang yang mengirimkan pesan sudah tepat
 apakah tujuannya selaras dengan tujuan orgsnisasi perusahaan

9. Analisis Audiens

Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang jelas, langkah
berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan dihadapi.
B. PENGORGANISASIAN PESAN

Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada para
bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan-pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apayang dikehendaki.

Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang
disampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi, motivasi, maupun
praktis bagi audiens. Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu keharusan dan
menjadi tantangan bagi komunikator.

Ø Hal-hal yang Menyebabkan Pesan-pesan Tak Terorganisasi dengan Baik

Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada para
bawahannya, kadang kala tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan
yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang
dikehendakinya. Tidak terorganisasinya pesan dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa
hal sebagai berikut:

1. Bertele-tele, dengan kata lain pesan-pesan awal terlalu bertele-tele, sehingga pembaca
memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami maksud pesan yang disampaikan.

2. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan, adanya informasi yang tidak relevan akan
membuang waktu dan juga dapat membuat pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas serta
sulit dipahami.

3. Menyajikan ide-ide secara tidak logis, hal ini akan menyebabkan audiens sulit untuk
memahami poin-poin penting yang disampaikan, sehingga komunikasi akan tidak lancar.

Pentingnya Pengorganisasian yang Baik

4. Informasi penting kadang kala tidak tercakup di dalam pembahasan, karena asyik
membahas hal-hal yang hanya bersifat pendukung saja, poin-poin yang seharusnya
memperoleh porsi bahasan lebih besar menjadi terabaikan.

Ø pentingnya pengorganisasian yang baik


Dengan mengatur ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang tersampaikan
akan dapat memuaskan kebutuhan informasi, motivasi maupun praktis bagi audiens.
Mengorganisasi pesan secara baik adalah suatu tantangan bagi komunikator. Untuk dapat
mengorganisasi pesan dengan baik, ada 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Subjek dan tujuan harus jelas.

b. Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.

c. Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.

d. Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.

Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami pesan
yang disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu audiens, dan
mempermudah pekerjaan komunikator.

Ø Pengorganisasian Pesan-pesan Melalui Outline

1. Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide-ide

Apabila menyusun pesan yang panjang dan kompleks, outline sangat diperlukan.
Outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lainnya. Susunan outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok:

a. Mulailah dengan ide pokok

Ide pokok akan membantu dalam menetapkan tujuan dan strategi umum dari
suatu pesan.

b. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting

Poin-poin pendukung akan memperkuat tentang ide-ide pokok yang kita tentukan.

c. Ilustrasi dengan bukti-bukti

Memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan.


Semakin banyak bukti-bukti yang disajikan, outine yang dibuat akan menjadi semakin baik.
Ø Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional

Untuk dapat menentukan urutannya, ada 2 pendekatan penting, yaitu:

a. Pendekatan Langsung (deduktif)

Ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti dengan bukti-bukti pendukungnya.

b. Pendekatan Tidak Langsung (induktif)

Bukti-bukti muncul terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan ide pokoknya.

C. PEREVISIAN PESAN

Setelah tahapan perencanaan, pengorganisasian, dan pembuatan (penulisan) pesan-


pesan bisnis, langkah selanjutnya adalah melakukan koreksi, penyempurnaan atau
perbaikan(revisi) terhdap pesan-pesan bisnis. Revisi sangat diperlukan agar pesan-pesan
bisnis yangtelah direncanakan dan dibuat tersebut dapat ditinjau ulang atau disempurnakan
umtuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan ketik atau kekurangan lainnya,
sehinggasesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki.Revisi merupakan langkah
terakhir dalam mengembangkan pesan-pesan bisnis secaraefektif. Setiap pesan bisnis perlu
diedit baik menyangkut masalah isi dan pengorganisasiannya. Gaya penulisan yang efektif
dimulai dengan pemilihan kata yang tepat. Dalam memilih kata perlu diperhatikan antara lain
memilih kata yang sudah familier sudah dikenal secara umum, singkat, dan hindarkan kata
yang memiliki pengertian ganda."enulisan pesan-pesan bisnis yang peling efektif akan
mencakup keseimbangan pemilihan terhadap ketiga jenis kalimat yaitu kalimat sederhana,
majemuk, dan kompleks. Kalimat-kalimat yang singkat dan menggunakan kalimat aktif akan
mempermudah audiensanda dalam memahami maksud dan tujuan suatu pesan-pesan
bisnis.Dalam mengembangkansuatu paragraph dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
antara lain denganmenggunakan ilustrasi , perbandingan, pembahasan mengenai sebab akibat,
melakukan klasifikasi (pengelompokan) dan pembahasan menegenai pemecahan masalah
(problem solving) pustakaan perhatian pada ide tunggal, dan usahakan untuk setiap paragraf
singkat saja.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, pesan-pesan bisnis mencakup pesan-pesan
bisnis

btertulis dan pesan-pesan bisnis yang disampaikan secara lisan.

1. Pesan – pesan Bisnis Tertulis.

a. Mengedit isi dan cara pengorganisasiannya

Pada face awal pengeditan, perlu perhatian secara seksama terutama pada pesan-pesan awal
dan akhir, karena pesan – pesan tersebut mempunyai pengruh besar terhadap audiens.
Perhatikan bahwa pembuka surat atau memo haruslah relevan, menarik, dan memberikan
reaksi pada pembacanya. Untuk pesan-pesan yang lebih panjang, beberapa paragraf pertama
mencakup subjek, maksud, dan organisasi bahan.

b. Mengedit mekanik atau teknis penulisan

Setelah melakukan pengeditan isi, pengorganisasian, dan gaya penulisannya, langkah


berikutnya adalah melakukan pengeditan dari sudut mekanik atau teknis penulisan suatu
pesan – pesan bisnis yang mencakup antara lain:

1) Susunan kalimat yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang
ada, sehingga mudah dipahami dengan baik.

2) Penggunaan kapitalisasi secara tepat (perhatikan kata-kata yang harus ditulis dengan
huruf kapital).

3) Penulisan tanda baca secara benar (perhatikan penggunaan tanda baca koma, titik, titik
koma, tanda tanya, dan tanda seru).

4) Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat dipahami
dengan mudah.

5) Perhatikan pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini dapat
menghilangkan makna suatu pesan – pesan bisnis yng telah disampaikan.

c. Mengedit format dan layout

Langkah terakhir dalam mengedit suatu pesan bisnis adalahmengedit format atau layout
secara keseluruhan. Di samping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan
– kesalahan tulis, dan tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh diabaikan begitu saja.
Jika format penulisannya menarik, di tata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas yang
digunakan berkualitas baik, audiens anda akan senang memacanya.

Pengertian pesan rutin

Pesan rutin atau routine massages adalag pesan yang disampaikan kepada pihak
internal dan eksternal organisasi dalam proses pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan
perusahaan.

Pesan rutin adalah pesan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis sehari-hari yang
berulang, perlu dilakukan atau dijawab secepatnya, dengan menggunakan pendekatan
langsungPesan rutin sangat beragam seperti; surat masuk, surat keluar, memo, yang berisi
pesanan barang, keluhan, rekomendasi, permintaan informasi, kredit, penawaran, pengaduan,
undangan.Pesan rutin umumnya pendek dan sederhana.Pesan rutin akan efektif apabila
menerapkan strategi yang jelas.

Stategi Permintaan rutin

 Nyatakan permintaan /pesan (Pembukaan)


 Tulis dalam nada yang sopan, tidak menuntut dan personal
 Nyatakan permintaan Anda secara spesifik dan tepat.
 Jelaskan dan berikan alasan pada permintaan Anda (Isi).
 Beri alasan bahwa permintaan anda penting.
 Jelaskan setiap potensi manfaat bila merespon permintaan anda.
 Perincilah permintaan yg kompleks ke dalam daftar permintaan.
 Mintalah dilakukan tindakan spesifik (Penutup)
 Informasikan kontak yanng dapat dihubungi untuk memenuhi permintaan Anda.
 Ekspresikan rasa terima kasih Anda
 Nyatakan dengan jelas setiap tenggat waktu permintaan Anda. (Bovee & Thill, 2007)

Pengertian Pesan Positif


Pesan positip adalah pesan-pesan bisnis yang memberi-kan kesan menyenangkan
kepada pihak lain, yang meliputi goodnews dan goodwillPengorganisasian permintaan pesan
rutin dan positif menggunakan pendekatan langsung (deduktif).

Anda mungkin juga menyukai