Anda di halaman 1dari 10

PENTING KOMUNIKASI BISNIS

“DASAR DASAR KOMUNIKASI BISNIS”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Kewirausahaan”
Tahun Ajaran 2022/2023
Dosen Pengampu
Dr. YANI DAHLIANI, M. M

Disusun oleh:

Muhammad Yusuf (20104742)

STIE MANDALA JEMBER

Jl. Sumatera No. 118-120 Kec. Sumbersari www.stie-mandala.ac.id


DASAR DASAR KOMUNIKASI

A. Pengertian Komunikasi Bisnis

Komunikasi bisnis adalah salah satu hal yang penting untuk bekal menjalankan suatu bisnis atau
perusahaan. Dapat diartikan, komunikasi bisnis ini menjadi cara komunikasi secara verbal dan
nonverbal yang berisi mengenai pendapat, ide, gagasan, maupun informasi yang dilakukan
secara personal dan impersonal.

Secara umum, pengertian komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan dan informasi yang
memiliki tujuan tertentu dan kemudian disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-
simbol atau sinyal. Komunikasi bisnis juga bisa disebut sebagai sebuah model komunikasi
transaksional.Pengertian Komunikasi Bisnis

Pengertian Komunikasi Bisnis Menurut para ahli

1. Katz

Menurut Katz, komunikasi bisnis merupakan suatu pertukaran ide, pesan, dan konsep yang
berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan komersial. Artinya, suatu komunikasi akan
dilakukan untuk mencapai terjadinya perdagangan.

2. Djoko Purwanto

Sementara itu, Djoko Purwanto beranggapan bahwa komunikasi bisnis merupakan komunikasi
yang digunakan di dalam dunia bisnis yang terdiri atas berbagai macam bentuk komunikasi, baik
secara verbal maupun nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan kepentingan
bisnis para pelaku komunikasi tersebut.

3. Rosenbalt

Rosenbalt mengungkapkan komunikasi bisnis merupakan sebuah proses pertukaran ide-ide atau
opini, informasi, perintah, dan sejenisnya yang diutarakan, baik secara personal maupun tidak
personal melalui tanda-tanda atau simbol tertentu demi mencapai tujuan-tujuan suatu
perusahaan.

4. William C. Himstreet

William C. Himstreet dan koleganya berpendapat bahwa komunikasi bisnis merupakan sebuah
proses pertukaran informasi antarindividu melalui sistem yang biasa, baik yang dipakai, dikenal,
atau digunakan, dengan menunjukkan simbol-simbol, sinyal, maupun perilaku atau tindakan
(yang dapat dipahami oleh pihak yang terlibat di dalam komunikasi tersebut).

2
5. Wyne Murlin Baty

Wyne Murlin Baty adalah seseorang yang membantu Himstrees untuk merumuskan apa itu
komunikasi bisnis. Sama halnya seperti rekannya, Wyne Murlin Baty berpendapat bahwa
komunikasi bisnis merupakan proses pertukaran informasi antarindividu melalui sistem yang
biasa dipakai, dikenal, atau digunakan dengan simbol-simbol.Pertukaran informasi tersebut juga
bisa memakai tanda lain berupa sinyal maupun perilaku atau tindakan (yang dapat dipahami oleh
pihak yang terlibat di dalam komunikasi tersebut).

B. Ruang Lingkup Komunikasi Bisnis

1. Komunikasi Bisnis Internal

Ini adalah komunikasi bisnis yang terjalin antarindividu dalam satu institusi, organisasi, atau
perusahaan. Contoh dari komunikasi bisnis internal ini misalnya komunikasi antara pemilik
perusahaan dengan para karyawannya, antara manajer dengan anak buahnya, atau antara sesama
karyawan.

2. Komunikasi Bisnis Eksternal

Komunikasi bisnis eksternal adalah komunikasi bisnis yang terjadi antara organisasi, instansi,
atau perusahaan dengan pihak lain. Misalnya, komunikasi bisnis yang dilakukan oleh manajer
marketing dengan pelanggan, atau antara direktur dengan pemasok bahan baku.

Dari ruang lingkup komunikasi bisnis tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi bisnis
sangat penting bagi jalannya sebuah perusahaan. Komunikasi bisnis yang baik, baik internal
maupun eksternal, akan mendukung kelancaran proses produksi.

C. Bentuk Dasar Komunikasi

Komunikator yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi bila ingin
menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang mampu
membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik, bagaimana mengajak
peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam diskusi, bagaimana menyelipkan humor yang
mampu menghidupkan suasana, bagaimana menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan
diskusi, apakah dilakukan melalui tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).

Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia bisnis
maupun nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk komunikasi
tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

3
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communications)

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak
lain melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari seperti Anda
mengirim surat atau telepon kepada orang tua Anda, teman Anda, pacar Anda, Anda berbincang-
bincang atau ngobrol dengan teman Anda, Anda ngerumpi dengan tangga sebelah, Anda
membaca puisi di depan kelas, Anda mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar,
Anda membaca surat kabar, majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio, menyaksikan dan
mendengarkan acara televisi dan sejenisnya merupakan contoh bentuk-bentuk komunikasi
verbal.

Dalam dunia bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal antara lain penyampaian pesan melalui
surat, memo, teknologi komunikasi modern, rapat pimpinan, briefing kepada karyawan,
wawancara kerja, dan presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan tentu memiliki
suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan dikatakan.

2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah
menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang ditunjukkan
dengan komunikasi nonverbal:

• Seseorang yang menggigit giginya sendiri (istilah Jawanya : getem-getem) untuk


menunjukkan kemarahan.

• Seseorang yang sedang tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan orang lain untuk
mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan. Seseorang yang membuang muka (istilah
Jawanya :mlengos) untuk menunjukkan suatu sikap rasa tidak senang terhadap orang lain.

• Seseorang yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap menolak atau
ketidaksetujuan terhadap sesuatu.

• Seseorang yang menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau OK.

Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan
tentang berbagai perasaan orang baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan berbagai macam
perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal didalam
cara yang cukup mendasar.

4
Ada beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya seperti arti suatu warna dan gerak-isyarat
tertentu, yang akan bervariasi dari suatu waktu ke waktu. Warna gelap seperti hitam mempunyai
makna kedukaan atau kesusahan. Coba Anda perhatikan pada saat terjadinya musibah kematian
seseorang (layatan), maka kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian warna gelap (hitam).
Lain halnya dengan warna-warna cerah yang banyak dikenakan pada saat-saat berlangsungnya
suatu pesta. Itulah sebabnya maka warna juga termasuk kedalam salah satu bentuk komunikasi
nonverbal.

D. Proses Komunikasi

Ada empat komponen utama dalam proses komunikasi. Komponen, elemen, atau unsur tersebut
termasuk encoding, media transmisi, decoding, dan umpan balik (feedback).

Ada dua faktor lain dalam proses komunikasi. Kedua faktor tersebut ada dalam bentuk pengirim
dan penerima. Proses komunikasi dimulai dengan pengirim dan diakhiri dengan penerima Proses
Komunikasi:Berikut ini penjelasan tentang unsur komunikasi sekaligus gambaran proses
komunikasi.

1. Pengirim (Sender)

Pengirim adalah individu, kelompok, atau organisasi yang memulai komunikasi yang dikenal
dengan sebutan komunikator (communicator). Sumber ini awalnya bertanggung jawab atas
keberhasilan pesan tersebut. Pengalaman, sikap, pengetahuan, keterampilan, persepsi, dan
budaya pengirim memengaruhi pesan.

“Kata-kata tertulis, kata-kata yang diucapkan, dan bahasa nonverbal yang dipilih adalah yang
terpenting dalam memastikan penerima menafsirkan pesan seperti yang dimaksudkan oleh
pengirim” (Burnett & Dollar, 1989).

2. Pesan (Message)

Semua komunikasi dimulai dengan pengirim pesan. Tentu saja, sebuah proses komunikasi
dimulai dengan adanya pesan (message) yang akan disampaikan. Pesan dalam komunikasi bisa
berupa ide, pemikiran, informasi, atau instruksi.

Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang
dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang
terjalin. (Wikipedia). Dalam literatur komunikasi, pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan melalui proses komunikasi (Tasmara, 1987).

5
Menurut Hafied (2004), pesan adalah serangkaian isyarat/simbol yang diciptakan oleh seseorang
untuk maksud tertentu dengan harapan bahwa penyampaian isyarat/simbol itu akan berhasil
dalam menimbulkan sesuatu.

Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur, yaitu kode pesan, isi pesan dan wujud pesan.

 Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga bermakna
bagi orang lain. Contoh: bahasa Indonesia adalah kode yang mencakup unsur bunyi,
suara, huruf dan kata yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.
 Isi pesan adalah bahan untuk atau materi yang dipilih yang ditentukan oleh komunikator
untuk mengomunikasikan maksudnya.
 Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri, komunikator
memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi pesan didalamnya.
(Siahaan,1991).

Pesan juga dapat dilihat dari segi bentuknya, Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab
terdapat tiga bentuk pesan yaitu:

 Informatif — yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan
mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif
tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
 Persuasif — yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran
manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi
berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan
akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
 Koersif — menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-
sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan
penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan di kalangan publik. Koersif
berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.(Widjaja
Wahab,1987:61)

3. Pengkodean (Encoding)

Langkah pertama yang dihadapi pengirim melibatkan proses pengkodean (encoding) pesan.
Untuk menyampaikan makna, pengirim harus memulai encoding, yaitu menerjemahkan
informasi menjadi pesan dalam bentuk simbol yang merepresentasikan ide atau konsep. Proses
ini menerjemahkan ide atau konsep ke dalam pesan berkode yang akan dikomunikasikan. Simbol
dapat mengambil berbagai bentuk seperti, bahasa, kata, atau gerak tubuh. Simbol-simbol ini
digunakan untuk menyandikan ide menjadi pesan yang dapat dipahami orang lain.

6
Saat menyandikan pesan, pengirim harus memulai dengan memutuskan apa yang ingin dia kirim.
Keputusan pengirim ini didasarkan pada apa yang dia yakini tentang pengetahuan dan asumsi
penerima, bersama dengan informasi tambahan apa yang dia ingin penerima miliki. Penting bagi
pengirim untuk menggunakan simbol yang familiar bagi penerima yang dituju. Cara yang baik
bagi pengirim untuk meningkatkan pengkodean pesan mereka, adalah dengan memvisualisasikan
komunikasi secara mental dari sudut pandang penerima.

4. Saluran (Channel)

Untuk mulai mengirimkan pesan, pengirim menggunakan beberapa jenis saluran (juga disebut
media). Saluran adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Sebagian besar
saluran berupa lisan atau tulisan, tetapi saat ini saluran visual menjadi lebih umum seiring
berkembangnya teknologi. Saluran umum termasuk telepon dan berbagai bentuk tertulis seperti
memo, surat, dan laporan. Efektivitas berbagai saluran berfluktuasi tergantung pada karakteristik
komunikasi. Misalnya, ketika umpan balik segera diperlukan, saluran komunikasi lisan lebih
efektif karena ketidakpastian dapat dibereskan saat itu juga.

Dalam situasi di mana pesan harus disampaikan kepada lebih dari sekelompok kecil orang,
saluran tertulis seringkali lebih efektif. Meskipun dalam banyak kasus, saluran lisan dan tertulis
harus digunakan karena yang satu melengkapi yang lain. Jika pengirim menyampaikan pesan
melalui saluran yang tidak sesuai, pesannya mungkin tidak sampai ke penerima yang tepat.

Itulah mengapa pengirim perlu mengingat bahwa memilih saluran yang sesuai akan sangat
membantu dalam keefektifan pemahaman penerima. Keputusan pengirim untuk menggunakan
saluran lisan atau tertulis untuk mengkomunikasikan pesan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pengirim harus mengajukan pertanyaan yang berbeda kepada dirinya sendiri, sehingga mereka
dapat memilih saluran yang sesuai.

 Apakah pesannya mendesak?


 Apakah umpan balik segera diperlukan?
 Apakah dokumentasi atau catatan permanen diperlukan?
 Apakah kontennya rumit, kontroversial, atau pribadi?
 Apakah pesan tersebut dikirim ke seseorang di dalam atau di luar organisasi?
 Apa keterampilan komunikasi lisan dan tertulis yang dimiliki penerima?
 Setelah pengirim menjawab semua pertanyaan ini, mereka dapat memilih saluran yang
efektif.

5. Penafsiran (Decoding)

Setelah saluran atau saluran yang sesuai dipilih, pesan memasuki tahap decoding dari proses
komunikasi. Decoding dilakukan oleh penerima. Setelah pesan diterima dan diperiksa, stimulus
7
dikirim ke otak untuk diinterpretasikan, untuk memberikan beberapa jenis makna padanya.
Tahap pemrosesan inilah yang merupakan decoding. Penerima mulai menafsirkan simbol yang
dikirim oleh pengirim, menerjemahkan pesan ke rangkaian pengalaman mereka sendiri untuk
membuat simbol itu bermakna. Komunikasi yang berhasil terjadi ketika penerima menafsirkan
pesan pengirim dengan benar.

6. Penerima (Receiver)

Penerima adalah individu atau individu yang menjadi tujuan pesan tersebut. Sejauh mana orang
ini memahami pesan akan bergantung pada sejumlah faktor, yang meliputi: seberapa banyak
individu atau individu mengetahui tentang topik, penerimaan mereka terhadap pesan, dan
hubungan serta kepercayaan yang ada antara pengirim dan penerima. Semua interpretasi oleh
penerima dipengaruhi oleh pengalaman, sikap, pengetahuan, keterampilan, persepsi, dan budaya
mereka. Ini mirip dengan hubungan pengirim dengan pengkodean.The Process of Managerial
Communication

7. Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik adalah mata rantai terakhir dalam rantai proses komunikasi. Setelah menerima
pesan, penerima menanggapi dengan cara tertentu dan memberi sinyal tanggapan itu kepada
pengirim. Sinyal tersebut dapat berupa komentar lisan, desahan panjang, pesan tertulis,
senyuman, atau tindakan lainnya. “Bahkan kurangnya tanggapan, dalam arti, merupakan bentuk
tanggapan” (Bovee & Thill, 1992).

Tanpa umpan balik, pengirim tidak dapat memastikan bahwa penerima telah menafsirkan pesan
dengan benar. Umpan balik adalah komponen kunci dalam proses komunikasi karena
memungkinkan pengirim untuk mengevaluasi keefektifan pesan. Umpan balik pada akhirnya
memberikan kesempatan bagi pengirim untuk mengambil tindakan korektif untuk
mengklarifikasi pesan yang disalahpahami.

“Umpan balik memainkan peran penting dengan menunjukkan hambatan komunikasi yang
signifikan: perbedaan latar belakang, interpretasi kata yang berbeda, dan reaksi emosional yang
berbeda” (Bovee & Thill, 1992).

Proses komunikasi adalah panduan sempurna untuk mencapai komunikasi yang efektif. Jika
diikuti dengan benar, proses tersebut biasanya dapat memastikan bahwa pesan pengirim akan
dipahami oleh penerima.

8. Gangguan (Noise)

8
Meskipun proses komunikasinya tampak sederhana, pada dasarnya tidak. Hambatan atau
gangguan tertentu muncul dengan sendirinya selama proses berlangsung. Hambatan tersebut
merupakan faktor yang berdampak negatif pada proses komunikasi. Beberapa hambatan umum
termasuk:

 penggunaan media (saluran) yang tidak tepat, tata bahasa yang salah, kata-kata yang
menghasut,
 kata-kata yang bertentangan dengan bahasa tubuh, dan jargon teknis.
 Kebisingan juga merupakan penghalang umum lainnya. Kebisingan dapat terjadi selama
tahap proses apa pun.
 Kebisingan pada dasarnya adalah segala sesuatu yang mendistorsi pesan dengan
mengganggu proses komunikasi.
 Kebisingan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk:
 radio yang diputar di latar belakang, orang lain mencoba memasuki percakapan Anda,
dan gangguan lain yang menghalangi penerima untuk memperhatikan.
 Komunikasi yang berhasil dan efektif dalam suatu organisasi bermula dari pelaksanaan
proses komunikasi.
 Semua anggota dalam suatu organisasi akan meningkatkan keterampilan komunikasi
mereka jika mereka mengikuti proses komunikasi, dan menjauh dari hambatan yang
berbeda.
 Terbukti bahwa individu yang memahami proses komunikasi akan berkembang menjadi
komunikator yang lebih efektif, dan komunikator yang efektif memiliki peluang lebih
besar untuk menjadi sukses.

Demikian proses komunikasi yang melibatkan unsur komunikasi, mulai dari komunikator hingga
umpan balik.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-komunikasi-bisnis/

https://presenta.co.id/artikel/mengenal-ruang-lingkup-fungsi-dan-tujuan-komunikasi-bisnis/

https://dipisolo.tripod.com/content/silabus/kombis.htm

https://romeltea.com/proses-komunikasi/

10

Anda mungkin juga menyukai