Anda di halaman 1dari 9

2020

MODUL KOMUNIKASI PUBLIK

PRODI DIPLOMA III PAJAK


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
PENDAHULUAN
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu kompetensi yang penting yang harus
dimiliki oleh seorang calon Aparatur Sipil Negara (ASN). Keterampilan berkomunikasi yang baik dan
efektif juga merupakan hal penentu dalam pencapaian karir seseorang. Tidak hanya dalam karir,
keterampilan komunikasi juga sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, sebab manusia tidak
dapat terhindar dari berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan komunikasi dimulai dari kemampuan berkomunikasi dengan diri sendiri
(intrapersonal). Jika seseorang dapat berkomunikasi dengan diri sendiri dengan baik, maka
komunikasi dengan manusia lain akan jauh lebih mudah, baik kepada sedikit maupun banyak orang.
Di sini kita akan mengenal dua macam komunikasi yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Setelah
komunikasi antarpribadi (interpersonal), keterampilan selanjutnya adalah berkomunikasi dalam
kelompok dan organisasi, baik tertulis maupun tidak tertulis. Kemampuan inilah yang harus
ditingkatkan karena mahasiswa diharapkan sudah memiliki kemampuan komunikasi yang baik ketika
mereka lulus dan masuk ke dalam dunia kerja sebagai ASN. Sebagai tambahan, mahasiswa juga akan
dibekali dengan kemampuan komunikasi antarbudaya dan komunikasi massa.
Modul ini dibuat sebagai bahan/materi penunjang mata kuliah Komunikasi Publik, selain dari
referensi yang digunakan dosen di dalam kelas. Mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa untuk
memberikan pengetahuan sekaligus keterampilan tentang bagaimana melakukan aktivitas
komunikasi bisnis di dalam organisasi publik.
Materi Komunikasi Publik meliputi pemahaman dasar komunikasi yang meliputi komunikasi
intrapersonal, interpersonal, kelompok, organisasi, antarbudaya, publik dan massa. Selain itu mata
kuliah ini juga menjelaskan dan mempraktikkan teori dan teknik membuat pesan elektronik, materi
presentasi/penyuluhan, dan sosial media dalam organisasi publik, serta berbicara di depan umum.
Pemberian Mata Kuliah Komunikasi Publik utamanya diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan ​komunikasi mahasiswa, tidak hanya pengetahuan saja. Oleh karena itu, modul ini
bukan sumber referensi satu-satunya dalam mata kuliah ini, melainkan hanya sumber penunjang.
Praktik komunikasi baik di dalam maupun di luar kelas, baik daring maupun luring, adalah sangat
dianjurkan.

Nina Sabnita
Program Studi Diploma III Pajak

1
BAB 1. PENGANTAR KOMUNIKASI​A.
DEFINISI KOMUNIKASI
Menurut Himstreet dan Baty, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
antarindividu melalui sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan. Sementara itu menurut Boove, komunikasi adalah suatu proses pengiriman
dan penerimaan pesan.

Devito menyebutkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih,
yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (​noise)​ , terjadi dalam suatu
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik.

Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua pihak dan cenderung lebih fleksibel
(luwes) dan informal. Karena bersifat informal dan lebih santai, maka tidak menjadi masalah apabila
dalam komunikasi menggunakan bahasa daerah, bahasa gaul, bahasa prokem, atau bahasa
campuran.

Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam dunia bisnis, seorang komunikator yang baik disamping harus memiliki
keterampilan komunikasi yang baik juga harus mampu menggunakan berbagai alat dan media
komunikasi yang ada untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara eektif dan
efisien sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai.

Perbedaan antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi bisnis dapat dilihat dalam Tabel

1.1. Tabel 1.1 Perbedaan Komunikasi Antarpribadi dengan Komunikasi Bisnis

Uraian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi Bisnis​ ​Orientasi/tujuan


Kepentingan pribadi Kepentingan bisnis​ Pokok bahasan Masalah pribadi Masalah bisnis
Bahasa yang digunakan Informal, bahasa campuran Formal, baku​ Format penulisan
Tidak standar, fleksibel Standar
Gaya penulisan Tidak standar Standar
Kertas surat yang digunakan Tanpa kop surat Dengan kop surat ​Stemple/cap
Tanpa stemple Dengan stemple​ Contoh Surat keluarga Surat bisnis
Sumber: Djoko Purwanto (2011, p.4)

2
B. ELEMEN/KOMPONEN KOMUNIKASI
Elemen-elemen komunikasi menurut Devito (2011) digambarkan dalam Gambar

1.1. Gambar 1.1 Universal Komunikasi Antarmanusia

Sumber: Devito, 2011, p 24


Lingkungan (konteks) komunikasi ​setidaknya memiliki 3 dimensi. Pertama, dimensi fisik, yaitu
lingkungan nyata atau berwujud (​tangible​) berupa ruangan atau taman di mana komunikasi
berlangsung. Kedua, dimensi sosial-psikologis yang meliputi misalnya tata hubungan status di antara
mereka yang terlibat, peran serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi.
Dimensi ini mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, situasi
serius atau senda gurau. Dimensi yang ketiga adalah dimensi temporal (waktu) yang mencakup
waktu dalam sehari maupun waktu dalam hitungan sejarah dimana komunikasi berlangsung. Ketiga
dimensi ini saling berinteraksi, masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain.
Proses komunikasi tidak pernah statis.

Sumber-penerima ​merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, bahwa setiap orang adalah
sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar). Anda mengirim pesan ketika Anda
berbicara atau tersenyum. Anda menerima pesan dengan mendengarkan dan membaca. Tetapi,
ketika mengirim pesan, Anda juga menerima pesan, baik pesan yang berasal dari diri Anda sendiri
maupun dari orang lain, melalui indera-indera Anda.

Encoding-decoding ​merupakan tindakan menghasilkan dan menerima pesan. ​Encoding


​ ilakukan dengan
dilakukan dengan misalnya berbicara atau menulis, sedangkan ​decoding d

3
mendengarkan atau membaca. Sebagaimana sumber-penerima, ​encoding-decoding j​ uga merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Kompetensi komunikasi ​mengacu pada kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.


Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan komunikasi dalam
memengaruhi konten dan bentuk pesan, misalnya bahwa pesan tertentu layak dikomunikasikan
kepada pendengar dengan karakteristik tertentu dan tidak kepada pendengar atau lingkungan yang
lain. Dengan meningkatkan kompetensi Anda, Anda akan mempunyai lebih banyak ragam pilihan
yang lebih luas dalam melakukan berbagai kegiatan komunikasi.

Pesan komunikasi dapat memiliki banyak bentuk. Selain dalam bentuk verbal berupa lisan dan
tulisan, kita juga berkomunikasi secara nonverbal, melalui cara berjalan, berjabat tangan, gerakan
alis, menggelengkan kepala, dan tersenyum.

Saluran komunikasi ​adalah media yang dilalui pesan. Biasanya komunikasi berlangsung
melalui beberapa saluran (tidak hanya satu). Sebagai contoh, dalam berinteraksi tatap muka kita
berbicara dan mendengarkan (saluran suara) tetapi kita juga memberikan isyarat bahasa tubuh dan
menerima sinyal secara visual.

Umpan balik ​adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal
dari diri sendiri maupun orang lain, misalnya berupa gerakan tangan, kerutan dahi, senyuman, dan
tamparan. Umpan maju (​feedforward)​ adalah informasi tentang pesan yang akan disampaikan. Kita
sering mengantarkan pesan kita dengan pernyataan seperti “Mungkin saya salah dalam hal ini, tetapi
…” atau “Jangan salah paham, tetapi …”. Ungkapan ini mengisyaratkan kepada pendengar tentang
pesan yang ingin segera disampaikan

Gangguan (​noise​) ​adalah gangguan yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima
dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada bila
membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan yang diterima. Gangguan ini dapat berupa:

- gangguan fisik (suara lain),


- psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita), atau
- semantik (salah mengartikan makna).

Meskipun biasanya tak terhindarkan, gangguan dapat dikurangi dengan cara antara lain: memilih
media dan tempat yang tepat, menggunakan bahasa yang lebih akurat, dan meningkatkan
keterampilan mendengarkan.

Efek komunikasi ​adalah dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam komunikasi.
Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsukensi. Dampak/efek komunikasi antara lain yaitu:

4
- efek intelektual/kognitif berupa meningkatkan wawasan dan pengetahuan; -
efek afektif berupa perubahan sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan; dan -
efek psikomotorik berupa perilaku verbal dan nonverbal yang lebih baik.

Efek komunikasi menyebabkan ada masalah ​etik​. Karena komunikasi mengandung


konsekuensi, maka ada aspek benar-salah dalam setiap tindak komunikasi. Etis atau tidak etis dalam
berkomunikasi sangat sulit ditentukan karena etik berkaitan dengan falsafah hidup pribadi
seseorang sehingga tidak mudah untuk membuat pedoman yang berlaku bagi setiap orang. Namun
demikian, pertimbangan etik tetaplah merupakan bagian integral dalam komunikasi.

Apakah komunikasi itu etis atau tidak, landasannya adalah gagasan kebebasan memilih (​notion
of choice)​ serta asumsi bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihannya sendiri.
Komunikasi dikatakan etis apabila menjamin kebebasan seseorang untuk memilih dengan akurat.
Komunikasi dikatakan tidak etis bila terdapat gangguan kebebasan memilih sehingga
menghalanginya dalam mendapatkan informasi yang relevan dalam menentukan pilihan.
Komunikasi yang tidak etis adalah komunikasi yang memaksa seseorang:

- mengambil pilihan yang secara normal tidak akan dipilihnya, atau


- tidak mengambil pilihan yang secara normal akan dipilihnya.

Dalam etik yang berdasarkan kebebasan memilih ini ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi. Pertama, kita mengasumsikan bahwa orang yang berkomunikasi sudah cukup umur dan
dalam kondiri mental yang memungkinkan mereka dapat memilih secara bebas. Dan kedua,
kebebasan memilih ini juga tidak boleh menghalangi kebebasan orang lain.

C. TUJUAN KOMUNIKASI

Setidaknya ada empat tujuan komunikasi menurut Devito, yaitu:

1. Untuk ​penemuan diri (​personal discovery​)


Dengan berkomunikasi dengan orang lain, kita belajar mengenai diri kita sendiri selain juga
tentang orang lain. Kita memperoleh umpan balik yang berharga mengenai perasaan, pemikiran
dan perilaku kita. Salah satu cara melakukan penemuan diri adalah melalui proses
pembandingan sosial, melalui pembandingan kemampuan, sikap, pendapat, nilai dan lainnya.
2. Untuk ​berhubungan dengan orang lain
Yaitu membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Kita ingin merasa dicintai dan
disukai dan kemudian juga ingin mencintai dan menyukai orang lain dengan cara berinteraksi
dengan orang tua, sahabat, dan rekan kerja.

5
3. Untuk ​meyakinkan
Media massa hadir untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan berperilaku kita. Media
hidup melalui iklan yang mengarahkan kita untuk membeli produk tertentu. Kita juga
menghabiskan banyak waktu untuk melakukan persuasi, baik sebagai sumber ataupun
penerima. Kita berusaha mengubah orang lain atau membuat orang lain bertindak seperti yang
kita inginkan.
4. Untuk ​bermain
Kita berkomunikasi untuk bermain dan menghibur diri dengan mendengarkan humor, musik,
film, dan pertunjukan. Kadang hiburan ini menjadi tujuan akhir, namun bisa juga hiburan
merupakan cara untuk mengikat perhatian orang lain untuk mencapai tujuan kita yang lain.

D. PRINSIP KOMUNIKASI

Ada 8 prinsip komunikasi menurut Devito, yaitu:

1. Komunikasi adalah paket isyarat


Perilaku komunikasi yang melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh, atau paduan keduanya
biasanya terjadi dalam bentuk “paket” yang saling memperkuat dan mendukung. Semua bagian
dalam sistem pesan bekerja Bersama untuk mengomunikasikan makna tertentu. Pesan bisa jadi
kontradiktif. Sebagai contoh, seseorang mengatakan bahwa dia sangat senang bertemu Anda,
tapi berusaha menghindari kontak mata dan melihat ke sana kemari. Pesan ini, yang disebut
“​discordance”​ (diskordansi) merupakan akibat dari keinginan untuk mengomunikasikan dua
emosi atau perasaan yang berbeda. Misalnya dia memang senang berkenalan dengan Anda tapi
juga sedang gelisah menunggu seseorang.
2. Komunikasi adalah proses penyesuaian
Komunikasi hanya dapat terjadi bila komunikator menggunakan sistem isyarat yang sama. Hal
ini terlihat jelas pada orang yang menggunakan bahasa yang berbeda. Namun tidak hanya itu,
meskipun memiliki bahasa yang sama, isyarat yang digunakan orang tua kadang berbeda
dengan anak-anak, misalnya istilah/perbendaharaan kata yang bisa memiliki makna yang
berbeda. Oleh karena itu, seni komunikasi adalah mengidentifikasi isyarat orang lain, mengenali
bagaimana isyarat itu digunakan, dan memahami artinya.
3. Komunikasi mencakup dimensi isi (konten) dan hubungan (​relational)​
Komunikasi tidak hanya soal konten tapi juga menyangkut hubungan antara kedua pihak.
Sebuah pesan bisa saja memiliki konten yang sama namun aspek hubungan yang berbeda, dan
sebaliknya. Contohnya ketika seorang atasan mengatakan kepada bawahannya “Temui saya

6
setelah rapat ini!” atau “Bisakah kita bertemu setelah rapat ini?” memiliki isi/konten pesan yang
sama. Namun kita bisa melihat perbedaan aspek hubungan di sana. Pada kalimat pertama
tampak hubungan jelas antara atasan dan bawahan, namun pada kalimat kedua atasan
mengisyaratkan hubungan yang lebih setara dan penghargaan kepada bawahannya.
4. Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer
Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Jika salah satu
mengangguk, yang lain mengangguk. Jika yang satu pasif, yang lainnya akan cenderung pasif.
Hubungan simetris ini bersifat kompetitif, masing-masing pihak berusaha mempertahankan
kesetaraan atau keunggulan dari yang lain.
Dalam hubungan komplementer, kedua pihak memiliki perilaku yang berbeda, yang satu
merupakan stimulus perilaku yang lain. Orang menempati posisi yang berbeda, misalnya atasan
bawahan, guru-murid, aktif-pasif, kuat-lemah. Meskipun cenderung lebih produktif, hubungan
komplementer juga memiliki masalah. Salah satunya adalah yang disebabkan kekakuan yang
berlebihan.
5. Rangkaian komunikasi di-pungtuasi (​punctuation)​
Komunikasi merupakan peristiwa yang kontiniu, tidak ada awal dan akhir yang jelas. Kita
cenderung membagi proses ini ke dalam sebab dan akibat, atau stimulus dan anggapan. Kita
men segmentasi arus komunikasi menjadi potongan-potongan sebab atau stimulus dan efek
atau tanggapan. Hal ini disebut ​punctuation (​ pungtuasi).
6. Komunikasi adalah proses transaksional
Maksudnya adalah komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya
saling terkait dan bahwa komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu
kesatuan/keseluruhan. ​7. Komunikasi tak terhindarkan
Komunikasi tidak hanya berlangsung dengan sengaja, memiliki tujuan dan motif tertentu.
Komunikasi juga bisa terjadi meskipun seseorang tidak merasa berkomunikasi atau tidak ingin
berkomunikasi. Misalnya ketika seorang murid yang melihat ke luar jendela ketika gurunya
sedang mengajar, guru bisa menafsirkan pesan bahwa murid tersebut tidak berminat terhadap
pelajaran yang disampaikannya. Murid sebenarnya tidak sedang berniat melakukan komunikasi
dengan sengaja, meskipun demikian gurunya tetap menangkap pesan yang disampaikan. Dalam
situasi ini, maka komunikasi telah terjadi.
​ enanggapi pesan dari orang lain.
Selanjutnya, bisa dalam situasi interaksi, kita tidak bisa ​tidak m
Misalnya ketika kita melihat seseorang melirik kita, kita pasti bereaksi dengan cara tertentu.
Seandainya pun kita tidak bereaksi tertentu, ketiadaan reaksi ini sendiri merupakan reaksi, dan
itu adalah berkomunikasi.

7
8. Komunikasi bersifat tak reversible
Proses komunikasi hanya bersifat satu arah, tidak bisa dibalik. Sekali Anda mengomunikasikan
sesuatu kepada orang lain, Anda tidak bisa tidak mengomunikasikannya. Tentu saja Anda bisa
mengurangi dampak dari pesan yang sudah disampaikan, misalnya dengan mengatakan bahwa
Anda sedang marah dan tidak bermaksud mengatakan seperti itu. Tetapi apapun yang dilakukan
untuk mengurangi atau menghilangkan dampak dari pesan, sekali pesan itu terkirim dan
diterima, maka tidak bisa dibalikkan. Oleh karena itu kita harus selalu berhati-hati dalam
berkomunikasi agar tidak mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinya ingin kita tarik kembali.
8
9

Anda mungkin juga menyukai