Nina Sabnita
Program Studi Diploma III Pajak
1
BAB 1. PENGANTAR KOMUNIKASIA.
DEFINISI KOMUNIKASI
Menurut Himstreet dan Baty, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
antarindividu melalui sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan. Sementara itu menurut Boove, komunikasi adalah suatu proses pengiriman
dan penerimaan pesan.
Devito menyebutkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih,
yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise) , terjadi dalam suatu
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik.
Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua pihak dan cenderung lebih fleksibel
(luwes) dan informal. Karena bersifat informal dan lebih santai, maka tidak menjadi masalah apabila
dalam komunikasi menggunakan bahasa daerah, bahasa gaul, bahasa prokem, atau bahasa
campuran.
Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam dunia bisnis, seorang komunikator yang baik disamping harus memiliki
keterampilan komunikasi yang baik juga harus mampu menggunakan berbagai alat dan media
komunikasi yang ada untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara eektif dan
efisien sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai.
Perbedaan antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi bisnis dapat dilihat dalam Tabel
2
B. ELEMEN/KOMPONEN KOMUNIKASI
Elemen-elemen komunikasi menurut Devito (2011) digambarkan dalam Gambar
Sumber-penerima merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, bahwa setiap orang adalah
sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar). Anda mengirim pesan ketika Anda
berbicara atau tersenyum. Anda menerima pesan dengan mendengarkan dan membaca. Tetapi,
ketika mengirim pesan, Anda juga menerima pesan, baik pesan yang berasal dari diri Anda sendiri
maupun dari orang lain, melalui indera-indera Anda.
3
mendengarkan atau membaca. Sebagaimana sumber-penerima, encoding-decoding j uga merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Pesan komunikasi dapat memiliki banyak bentuk. Selain dalam bentuk verbal berupa lisan dan
tulisan, kita juga berkomunikasi secara nonverbal, melalui cara berjalan, berjabat tangan, gerakan
alis, menggelengkan kepala, dan tersenyum.
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Biasanya komunikasi berlangsung
melalui beberapa saluran (tidak hanya satu). Sebagai contoh, dalam berinteraksi tatap muka kita
berbicara dan mendengarkan (saluran suara) tetapi kita juga memberikan isyarat bahasa tubuh dan
menerima sinyal secara visual.
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal
dari diri sendiri maupun orang lain, misalnya berupa gerakan tangan, kerutan dahi, senyuman, dan
tamparan. Umpan maju (feedforward) adalah informasi tentang pesan yang akan disampaikan. Kita
sering mengantarkan pesan kita dengan pernyataan seperti “Mungkin saya salah dalam hal ini, tetapi
…” atau “Jangan salah paham, tetapi …”. Ungkapan ini mengisyaratkan kepada pendengar tentang
pesan yang ingin segera disampaikan
Gangguan (noise) adalah gangguan yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima
dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada bila
membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan yang diterima. Gangguan ini dapat berupa:
Meskipun biasanya tak terhindarkan, gangguan dapat dikurangi dengan cara antara lain: memilih
media dan tempat yang tepat, menggunakan bahasa yang lebih akurat, dan meningkatkan
keterampilan mendengarkan.
Efek komunikasi adalah dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam komunikasi.
Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsukensi. Dampak/efek komunikasi antara lain yaitu:
4
- efek intelektual/kognitif berupa meningkatkan wawasan dan pengetahuan; -
efek afektif berupa perubahan sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan; dan -
efek psikomotorik berupa perilaku verbal dan nonverbal yang lebih baik.
Apakah komunikasi itu etis atau tidak, landasannya adalah gagasan kebebasan memilih (notion
of choice) serta asumsi bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihannya sendiri.
Komunikasi dikatakan etis apabila menjamin kebebasan seseorang untuk memilih dengan akurat.
Komunikasi dikatakan tidak etis bila terdapat gangguan kebebasan memilih sehingga
menghalanginya dalam mendapatkan informasi yang relevan dalam menentukan pilihan.
Komunikasi yang tidak etis adalah komunikasi yang memaksa seseorang:
Dalam etik yang berdasarkan kebebasan memilih ini ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi. Pertama, kita mengasumsikan bahwa orang yang berkomunikasi sudah cukup umur dan
dalam kondiri mental yang memungkinkan mereka dapat memilih secara bebas. Dan kedua,
kebebasan memilih ini juga tidak boleh menghalangi kebebasan orang lain.
C. TUJUAN KOMUNIKASI
5
3. Untuk meyakinkan
Media massa hadir untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan berperilaku kita. Media
hidup melalui iklan yang mengarahkan kita untuk membeli produk tertentu. Kita juga
menghabiskan banyak waktu untuk melakukan persuasi, baik sebagai sumber ataupun
penerima. Kita berusaha mengubah orang lain atau membuat orang lain bertindak seperti yang
kita inginkan.
4. Untuk bermain
Kita berkomunikasi untuk bermain dan menghibur diri dengan mendengarkan humor, musik,
film, dan pertunjukan. Kadang hiburan ini menjadi tujuan akhir, namun bisa juga hiburan
merupakan cara untuk mengikat perhatian orang lain untuk mencapai tujuan kita yang lain.
D. PRINSIP KOMUNIKASI
6
setelah rapat ini!” atau “Bisakah kita bertemu setelah rapat ini?” memiliki isi/konten pesan yang
sama. Namun kita bisa melihat perbedaan aspek hubungan di sana. Pada kalimat pertama
tampak hubungan jelas antara atasan dan bawahan, namun pada kalimat kedua atasan
mengisyaratkan hubungan yang lebih setara dan penghargaan kepada bawahannya.
4. Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer
Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Jika salah satu
mengangguk, yang lain mengangguk. Jika yang satu pasif, yang lainnya akan cenderung pasif.
Hubungan simetris ini bersifat kompetitif, masing-masing pihak berusaha mempertahankan
kesetaraan atau keunggulan dari yang lain.
Dalam hubungan komplementer, kedua pihak memiliki perilaku yang berbeda, yang satu
merupakan stimulus perilaku yang lain. Orang menempati posisi yang berbeda, misalnya atasan
bawahan, guru-murid, aktif-pasif, kuat-lemah. Meskipun cenderung lebih produktif, hubungan
komplementer juga memiliki masalah. Salah satunya adalah yang disebabkan kekakuan yang
berlebihan.
5. Rangkaian komunikasi di-pungtuasi (punctuation)
Komunikasi merupakan peristiwa yang kontiniu, tidak ada awal dan akhir yang jelas. Kita
cenderung membagi proses ini ke dalam sebab dan akibat, atau stimulus dan anggapan. Kita
men segmentasi arus komunikasi menjadi potongan-potongan sebab atau stimulus dan efek
atau tanggapan. Hal ini disebut punctuation ( pungtuasi).
6. Komunikasi adalah proses transaksional
Maksudnya adalah komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya
saling terkait dan bahwa komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu
kesatuan/keseluruhan. 7. Komunikasi tak terhindarkan
Komunikasi tidak hanya berlangsung dengan sengaja, memiliki tujuan dan motif tertentu.
Komunikasi juga bisa terjadi meskipun seseorang tidak merasa berkomunikasi atau tidak ingin
berkomunikasi. Misalnya ketika seorang murid yang melihat ke luar jendela ketika gurunya
sedang mengajar, guru bisa menafsirkan pesan bahwa murid tersebut tidak berminat terhadap
pelajaran yang disampaikannya. Murid sebenarnya tidak sedang berniat melakukan komunikasi
dengan sengaja, meskipun demikian gurunya tetap menangkap pesan yang disampaikan. Dalam
situasi ini, maka komunikasi telah terjadi.
enanggapi pesan dari orang lain.
Selanjutnya, bisa dalam situasi interaksi, kita tidak bisa tidak m
Misalnya ketika kita melihat seseorang melirik kita, kita pasti bereaksi dengan cara tertentu.
Seandainya pun kita tidak bereaksi tertentu, ketiadaan reaksi ini sendiri merupakan reaksi, dan
itu adalah berkomunikasi.
7
8. Komunikasi bersifat tak reversible
Proses komunikasi hanya bersifat satu arah, tidak bisa dibalik. Sekali Anda mengomunikasikan
sesuatu kepada orang lain, Anda tidak bisa tidak mengomunikasikannya. Tentu saja Anda bisa
mengurangi dampak dari pesan yang sudah disampaikan, misalnya dengan mengatakan bahwa
Anda sedang marah dan tidak bermaksud mengatakan seperti itu. Tetapi apapun yang dilakukan
untuk mengurangi atau menghilangkan dampak dari pesan, sekali pesan itu terkirim dan
diterima, maka tidak bisa dibalikkan. Oleh karena itu kita harus selalu berhati-hati dalam
berkomunikasi agar tidak mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinya ingin kita tarik kembali.
8
9