Anda di halaman 1dari 9

BAB 2.

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

Dari semua komponen tindakan komunikasi, yang paling penting adalah diri (self). Siapa Anda
dan bagaimana Anda mempersepsikan diri sendiri dan orang lain akan sangat mempengaruhi
komunikasi Anda dan tanggapan Anda terhadap komunikasi orang lain. Dalam bab ini kita akan
membahas mengenai kesadaran diri dan mengamati diri kita sendiri, kemudian pengungkapan diri,
bentuk komunikasi di mana kita mengungkapkan sesuatu tentang diri kita.

A. KESADARAN DIRI

Kesadaran diri merupakan landasan bagi semua bentuk dan fungsi komunikasi (Kleinke, 1978).
Kesadaran diri dijelaskan dengan baik dalam Johari Window (Luft, 1970). Johari Window dibagi
menjadi empat jendela atau kuadran pokok yang masing-masing berisi diri (self) yang berbeda.

Gambar 2.1. Johari Window

Sumber: Luft, 1970

1) Open self (daerah terbuka)


Daerah terbuka berisi semua informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan,
dan sebagainya yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Informasi seperti nama, warna
kulit, usia, dan agama merupakan contoh daerah terbuka. Daerah terbuka masing-masing orang
akan berbeda tergantung dengan siapa orang ini berkomunikasi. Kepada orang yang membuat
kita nyaman dan mendukung kita, kita cenderung membuka diri kita selebar-lebarnya.
Semakin kecil kuadran pertama, semakin buruk komunikasi. Komunikasi sangat tergantung pada
sejauh mana kita membuka diri. Jika kita tidak membiarkan orang lain mengenal kita, komunikasi
akan menjadi sangat sulit, bahkan tidak mungkin.
2) Blind Self (daerah buta)
Daerah buta berisi informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain, tetapi diri kita sendiri
tidak mengetahuinya. Bisa berupa kebiasaan mengusap hidung, mengerutkan dahi ketika serius,
atau tidur mendengkur. Sebagian besar orang sangat cemas jika memiliki daerah buta, sehingga
merasa perlu melakukan terapi misalnya. Daerah buta ini akan selalu ada pada diri kita masing-
masing. Walaupun kita dapat mengurangi daerah ini, namun menghilangkannya tidaklah
mungkin.
3) Unknown Self (daerah gelap)
Daerah gelap adalah bagian dari diri kita yang tidak diketahui baik oleh kita sendiri maupun oleh
orang lain. Informasi ini tenggelam di alam bawah sadar atau sesuatu yang luput dari perhatian.
Ada kalanya daerah ini terungkap melalui perubahan temporer atau kondisi eksperimen seperti
hipnosis atau deprivasi sensori, atau melalui berbagai tes proyektif atau mimpi. Eksplorasi daerah
gelap melalui interaksi yang terbuka, jujur, dan empatik dengan rasa saling percaya dengan orang
lain – orang tua, sahabat, konselor- merupakan cara efektif untuk mendapatkan gambaran ini.
4) Hidden self (daerah tertutup)
Daerah tertutup mengandung semua hal yang Anda ketahui tentang diri sendiri dan tentang
orang lain, tetapi hanya Anda simpan untuk Anda sendiri. Ini adalah daerah tempat Anda
merahasiakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan orang lain. Pada ujung-ujung ekstrim
terdapat mereka yang terlalu terbuka (overdisclosurers) – yang menceritakan semuanya kepada
siapa saja, dan mereka yang terlalu tertutup (underdisclosurers) – yang akan berbicara tentang
Anda tapi tidak tentang dirinya sendiri. Namun demikian, kebanyakan dari kita berada di antara
kedua ekstrim ini, kita merahasiakan hal-hal tertentu dan membuka hal-hal tertentu (orang
terbuka yang selektif).

B. MENUMBUHKAN KESADARAN DIRI

Beberapa saran mengenai bagaimana Anda dapat meningkatkan kesadaran-diri Anda sendiri,
yaitu:

1) Dialog dengan diri sendiri


Tidak seorang pun mengetahui diri Anda lebih baik daripada diri Anda sendiri. Masalahnya kita
jarang sekali menanyai diri sendiri tentang diri sendiri. Salah satu caranya adalah dengan
melakukan tes “Siapa saya?” secara informal (Bugental dan Zelen, 1950), kemudian dijawab

1
dengan “Saya adalah…” sebanyak mungkin dengan menuliskan apa saja yang muncul di pikiran
kita. Bisa juga dengan menuliskan sebanyak mungkin kekuatan dan kelemahan diri Anda,
dilanjutkan dengan menuliskan apa-apa saja yang ingin diperbaiki dari diri Anda. Selanjutnya
perlu diingat bahwa Anda terus berubah. Karenanya, persepsi-diri serta tujuan Anda juga
berubah, sering kali secara drastis. Perbaiki catatan Anda secara sering dan berkala.
2) Mendengarkan
Orang lain senantiasa memberikan umpan balik yang sangat kita perlukan untuk menigkatkan
kesadaran-diri. Dalam setiap interaksi antarpribadi, orang mengomentari kita dengan berbagai
cara – tentang apa yang akan kita lakukan, apa yang kita katakana, bagaimana penampulan kita.
Misalnya dengan komentar “Anda terlihat lelah pagi ini.” Perhatikanlah dengan cermat informasi
ini (baik verbal maupun nonverbal) dan menfaatkanlah untuk meningkatkan kesadaran diri Anda.
3) Mengurangi daerah buta
Secara aktif carilah informasi untuk mengurangi daerah buta Anda. Orang akan mengungkapkan
informasi seperti itu bila Anda mendorong mereka. Manfaatkanlah situasi tertentu setiap hari
untuk mendapatkan informasi diri, seperti bertanya “Apakah tadi sikap saya terlalu keras kepada
anak-anak?”
4) Amatilah diri anda yang berbeda-beda
Masing-masing kita dipandang berbeda oleh setiap orang. Kita anak bagi orang tua kita, sahabat
teman kita, atau anggota tim bagi rekan kerja kita. Bagi setiap mereka, kita adalah orang yang
berbeda-beda – tetapi sebenarnya adalah semua pendangan mereka itu. Berlatihlah melihat diri
sendiri seperti cara orang yang berinteraksi dengan kita melihat kita.
5) Memperluas daerah terbuka
Kesadaran-diri umumnya meningkat bila Anda memperluas daerah terbuka Anda. Bila Anda
mengungkapkan diri kepada orang lain, Anda sekaligus juga mengungkapkan diri Anda kepada
diri sendiri. Dengan bantuan umpan balik dari orang lain, Anda mendapatkan pendangan baru.
Semua itu membantu meningkatkan kesadaran-diri Anda.

C. MENGENAL DIRI SENDIRI

Salah satu cara mengenal diri sendiri adalah dengan mengetahui karakter-karakter yang ada.
Banyak para ahli psikologi kepribadian yang sudah meneliti tentang tipe-tipe kepribadian manusia
(personality). Tipe kepribadian adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengategorikan
kecenderungan seseorang dalam berpikir dan bertindak dengan cara tertentu. Sigmund Freud
menemukan 3 sistem/struktur kepribadian yaitu Id, Ego dan Super Ego. Selain itu ada Erick Erikson
dengan pendekatan psikososial yang dikenal sebagai ego psychology. Dan masih banyak lagi.

2
Salah satu yang paling terkenal belakangan ini adalah pembagian 4 macam kepribadian
manusia, yang dijelaskan oleh Florence Littaeur dalam bukunya Personality Plus (1992), yaitu:

1) Sangunis Populer: ramah, hangat, bersahabat, ceria, penuh ide, antusias, namun labil, mudah
panik, egosentris dan tidak disiplin.
2) Koleris Kuat: berkemauan keras, tegas, produktif, pemimpin, namun dominan, bossy, dan kejam.
3) Melankolis Sempurna: analitis, perfeksionis, berbakat, tekun, disiplin, tetapi pemurung,
sensitive/perasa dan tertutup.
4) Plegmatis Damai: tenang, objektif, diplomatis, dapat diandalkan, praktis, namun penakut,
menghindari konflik, tidak punya tujuan/kemauan, dan tidak tegas.

Gambar 2.2 Empat macam karakter manusia

Sumber: Littauer, Florence (1992)

Tes kepribadian berdasarkan 4 karakter ini dapat dilakukan pada link berikut ini
(https://www.quibblo.com/quiz/gT2G--d/Tes-Kepribadian-Sanguin-Koleris-Melankolis-atau-
Plegmatis)

3
Selain itu ada juga pembagian karakter menurut Isabel Briggs Myers dan ibundanya, Katharine
Briggs pada tahun 1960-an yang mengembangkan teori dari psikolog bernama Carl Jung menjadi 16
macam tipe kepribadian. Tipe kepribadian ini dikenal dengan istilah Myers-Birggs Type Indicator
(MBTI). Mereka membuat 16 tipe berdasarkan perpaduan empat kunci sifat dasar manusia, yaitu:
1) Introvert (I) vs. Esktrovert (E) – Sifat dasar seseorang untuk memusatkan perhatiannya.
2) Sensing (S) vs. Intuition (N) – Sifat dasar seseorang untuk memahami sebuah informasi.
3) Thinking (T) vs. Feeling (F) – Sifat dasar seseorang untuk menarik kesimpulan dan mengambil
keputusan.
4) Judging (J) vs. Perceiving (P) – Sifat dasar tentang pola hidup seseorang.

Gambar 2.3 Matriks MBTI

Gambar diambil dari: https://www.kona.com.au/myers-briggs-type-indicator-mbti/

4
(Jika ingin mengetahui karakter Anda versi MBTI, silakan ikuti tes pada link berikut ini:
https://sintesa.net/mbti/)

D. PENGUNGKAPAN DIRI

Pengungkapan diri adalah jenis komunikasi di mana kita mengungkapkan informasi tentang diri
kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan. Pernyataan tak disengaja tentang diri kita, gerakan
nonverbal yang tidak disadari serta pengakuan terbuka semuanya dapat digolongkan ke dalam
komunikasi pengungkapan diri.

Pengungkapan diri merupakan informasi/pengetahuan baru yang sebelumnya tidak diketahui


oleh penerima, yang berisi informasi mengenai diri sendiri seperti pikiran, perasaan, perilaku
seseorang, atau tentang orang lain yang sangat dekat yang sangat dipikirkannya. Pengungkapan diri
juga menyangkut informasi yang biasanya dan secara aktif disembunyikan dan melibatkan setidaknya
satu orang lain. Untuk menjadi pengungkapan diri, informasi harus diterima dan dimengerti oleh
orang lain.

Faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan diri antara lain:

1) Besar kelompok.
Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil daripada kelompok besar. Satu
orang pendengar merupakan lingkungan yang paling cocok untuk pengungkapan diri. Dengan
satu pendengar, pihak yang melakukan pengungkapan diri dapat meresapi tanggapan dengan
cermat.
2) Perasaan menyukai
Kita membuka diri kepada orang-orang yang kita sukai atau cintai dan yang kita percayai. Kadang,
pengungkapan diri juga mungkin terjadi dalam hubungan yang bersifat sementara ketimbang
permanen, seperti percakapan sesama penumpang pesawat selama perjalanan.
3) Efek diadik
Kita melakukan pengungkapan diri bila orang yang bersama kita juga melakukan pengungkapan
diri. Pengungkapan diri menjadi lebih akrab bila itu dilakukan sebagai tanggapan atas
pengungkapan diri orang lain.
4) Kompetensi
Orang yang kompeten lebih banyak melakukan pengungkapan diri daripada orang yang kurang
kompeten. Hal ini terjadi karena mereka lebih memiliki rasa percaya diri dan lebih banyak hal
positif tentang dirinya sendiri.
5) Kepribadian

5
Orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstrovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak
daripada mereka yang kurang pandai bergaul dan introvert.
6) Topik
Kita cenderung membuka diri tentang topik tertentu daripada topik yang lain. Misalnya kita lebih
terbuka tentang pekerjaan dan hobi kita daripada situasi keuangan atau masalah keluarga.
7) Jenis kelamin
Umumnya, pria lebih kurang terbuka daripada wanita. Wanita yang maskulin kurang membuka
diri daripada wanita yang lebih feminin. Pria dan wanita punya alasan yang berbeda untuk
menjadi tidak terbuka.

Mengapa seseorang harus mengungkapkan diri kepada orang lain? Salah satu manfaatnya
adalah kita mendapatkan perspektif baru tentang diri sendiri dan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai perilaku kita sendiri. Selain itu kita akan lebih mampu menanggulangi masalah atau
kesulitan kita, khususnya perasaan bersalah, melalui pengungkapan diri. Bahkan penerimaan diri (self-
acceptance) menjadi sulit tanpa pengungkapan diri.

Pengungkapan diri juga memperbaiki komunikasi dengan orang lain. Kita akan lebih memahami
pesan dari orang lain jika kita mengenalnya secara personal. Lebih lanjut, alasan utama pentingnya
pengungkapan diri adalah untuk membina hubungan dengan orang lain karena hubungan yang
bermakna dan mendalam tidak akan dapat terjadi jika kedua pihak tidak membuka dirinya satu sama
lain. Dengan mengungkapkan diri, kita memberitahu bahwa kita mempercayai dan menghargai
mereka, dan peduli dengan mereka dan hubungan itu sendiri.

Namun demikian, pengungkapan diri juga memiliki beberapa risiko, antara lain:

1) Penolakan pribadi dan sosial


Pengungkapan diri kepada orang yang kita percayai tidak selalu berujung penerimaan.
Tentu saja, orang tersebut ternyata menolak kita.
2) Kerugian material
Sebagai contoh, seorang politisi yang mengungkapkan bahwa dirinya pernah dirawat
psikater mungkin akan kehilangan dukungan partainya, atau seorang guru yang mengakui
bahwa dirinya pernah kecanduan minuman keras bisa saja kehilangan pekerjaannya.
3) Kesulitan intrapersonal
Penolakan dari orang lain, terutama orang-orang terdekat dan orang yang dipercayai bisa
membuat pengungkapan diri justru membuat seseorang sulit menerima dirinya sendiri,
bahkan menyalahkan dirinya.

6
Karena pengungkapan diri bisa menimbulkan manfaat sekaligus juga bahaya, pelajarilah secara
cermat kemungkinan konsekuensinya sebelum memutuskan untuk melakukan pengungkapan diri.
Berikut adalah beberapa pedoman yang dapat diikuti ketika melakukan pengungkapan diri:

1) Motivasi pengungkapan diri


Pengungkapan diri haruslah didorong oleh rasa kepentingan terhadap hubungan, terhadap
orang lain yang terlibat, dan terhadap diri sendiri. Pengungkapan diri hendaklah bermanfaat
dan produktif bagi semua pihak yang terlibat.
2) Kepatutan pengungkapan diri
Pengungkapan diri haruslah sesuai dengan lingkungan (konteks) dan hubungan antara
pembicara dan pendengar. Sebelum melakukan pengungkapan diri yang penting tanyai diri
sendiri, apakah ini adalah waktu dan tempat yang tepat. Sebaiknya kita tidak mengungkapkan
hal yang terlalu pribadi kepada orang yang tidak terlalu akrab, terutama jika pengungkapan
tersebut bersifat negatfif.
3) Pengungkapan diri orang lain
Selama pengungkapan diri Anda, berikan kesempatan bagi lawan bicara untuk melakukan
pengungkapan dirinya juga. Jika lawan bicara tidak mengungkapkan dirinya, maka
pengungkapan diri ini bisa kita pertimbangkan kembali. Ketiadaan timbal balik ini merupakan
isyarat bahwa orang tersebut pada saat itu dan suasana itu tidak menyambut baik
pengungkapan diri Anda. Jadi ungkapkan diri secara bertahap agar jika ternyata tanggapan
yang positif tidak Anda terima, Anda dapat menarik diri di waktu yang tepat.
4) Beban yang mungkin ditimbulkan dari pengungkapan diri
Pertimbangkan dengan cermat masalah yang mungkin ditimbulkan akibat pengungkapan diri.
Mampukah Anda kehilangan pekerjaan atau kehilangan pasangan jika Anda mengungkapkan
bahwa Anda pernah masuk penjara -misalnya?

Apabila seseorang mengungkapkan dirinya kepada Anda, maka ingatlah pedoman menanggapi
pengungkapan diri berikut ini:

1) Manfaatkan keterampilan mendengarkan efektif dan aktif.


Dengarkan berbagai makna yang dikemukakan, dengarkan dengan empati, dan dengarkan
dengan pikiran terbuka. Jangan mendengar untuk menjawab. Ajukan pertanyaan untuk
memastikan pemahaman Anda, juga untuk mengisyaratkan perhatian dan keinginan Anda
terhadap permasalahannya.
2) Dukung dan kukuhkan pengungkap.

7
Nyatakan dukungan bagi orang ini selama dan setelah pengungkapan dirinya. Hindarkan evaluasi,
seperti kata-kata “Seharusnya kamu tidak melakukan itu” atau “Benarkah kami sering melakukan
kecurangan itu?”. Pusatkan pemahaman dan empati pada pembicara.
3) Menjaga kerahasiaan
Bila seseorang membuka dirinya, itu karena ia ingin Anda mengetahui perasaan dan pikirannya,
karena kedekatan dan kepercayaannya kepada Anda. Maka hargailah kepercayaan tersebut
dengan menyimpan rahasianya kepada diri Anda sendiri dan jangan pernah mengkhianatinya.
4) Jangan menfaatkan pengungkapan diri orang lain untuk merugikannya.
Banyak pengungkapan diri adalah tentang kesalahan masa lalu dan kekurangan/kelemahan diri.
Memanfaatkan keterbukaan orang lain hanya akan merusak hubungan baik yang tidak akan
pernah pulih seperti sedia kala.

Anda mungkin juga menyukai