Diri Diri
orang orang
lain lain
Pandangan Pandangan
orang lain orang lain
terhadap terhadap
diri saya diri saya
Kesimpulan
• Komponen Tindak Komunikasi terpenting:
– Bagaimana Anda mempersepsikan Diri Sendiri
– Bagaimana Anda mempersepsikan Orang Lain
– Bagaimana mempersepsikan pandangan Orang
lain terhadap Diri Sendiri
• Akan mempengaruhi komunikasi Anda
• dan tanggapan Anda terhadap komunikasi Anda dengan
Orang Lain.
Mengenali Diri Sendiri dan Orang Lain
Diketahui
Orang Lain Daerah Terbuka Daerah Buta
Tak
diketahui Daerah Tertutup Daerah Gelap
orang lain
• DAERAH TERBUKA (Open Self)
– Berisi semua informasi menyangkut semua perilaku, sikap, perasaan, motivasi, gagasan
yang diketahui diri sendiri dan orang lain.
– Contoh: nama, jenis kelamin, usia, keyakinan agama, politik.
– DAERAH TERBUKA tiap individu berbeda luasnya, tergantung kepada siapa ia
berkomunikasi.
• Pada orang yg membuat kita merasa nyaman dan mendukung, kita cenderung membuka diri lebar-
lebar.
• Pada orang lain, kita lebih suka menutup sebagian diri kita.
– DAERAH TERBUKA juga berbeda dari orang ke orang lain.
• Orang yg ekstrovert cenderung memiliki DAERAH TEBUKA yang lebih luas dibanding orang yg
introvert
– Luft, 1970:
• “Makin kecil DAERAH TERBUKA, makin buruk komunikasi”
• Komunikasi tergantung kepada sejauhmana kita membuka diri pada orang lain dan juga pada diri kita
sendiri.
• Jika kita tidak membiarkan orang lain mengenal kita, komunikasi menjadi sangat sukar, malah tidak
mungkin.
• Kita hanya dapat berkomunikasi secara bermakna hanya bila kita saling mengenal dan juga
mengenal diri sendiri.
• Untuk meningkatkan komunikasi, kita harus memperbesar daerah terbuka ini.
Daerah Terbuka
• DAERAH BUTA (Blind Self)
– Berisi semua informasi tentang diri kita yg diketahui orang lain tapi kita sendiri tidak
mengetahuinya.
• Berisi kebiasaan kecil. Misalnya kebiasaan mengungkapkan , “eee..”, “gitu loh!” dsb setiap kita
bicara, menggaruk kepala jika stress, dll.
– Setiap orang punya daerah buta, dan tidak menyadari atau tidak dapat
mengendalikannya.
– Komunikasi menuntut keterbukaan pihak-pihak yang terlibat. Semakin luas daerah
buta, semakin sulit komunikasi. Tapi, daerah ini selalu ada pada diri kita masing-
masing. Walau daerah ini bisa diciutkan, tp sulit untuk menghilangkannya sama sekali.
Daerah Buta
Daerah Gelap
Daerah Tertutup
– Pada titik ekstreem, ada orang yang terlalu terbuka atau terlalu tertutup
• Orang yg Terlalu Terbuka, membicarakan segala hal pada setiap orang: tidak bisa
membedakan antara orang yg boleh dan tidak boleh mendengar informasi itu; tidak bisa
membadakan informasi yang harus diungkapkan atau harus dirahasiakan.
• Orang yg Terlalu Tertutuo tidak mau pengatakan apa-apa. Mereka mau bicara tentang Anda
tapi tidak tentang Diri Mereka Sendiri.
MENUMBUHKAN KESADARAN DIRI
• Besar Kelompok
– Semakin kecil kelompok (diadik) semakin mudah kita membuka diri.
• Perasaan Menyukai
– Semakin kita menyukai komunikan, semakin mudah kita
mengungkap diri.
• Kompetensi
– Semakin tinggi kompetensi seseorang, semakin terbuka ia
• Kepribadian
– Orang yang ekstrovert lebih membuka dirinya dibanding orang yang
introvert
• Topik
– Topik tertentu lebih mudah diungkapkan daripada topik lainnya
• Gender
– Tipe maskulin lebih tertutup daripada feminin
PENGUNGKAPAN DIRI
Manfaat
• Pengetahuan Diri
– Mendapat perspektif baru tentang diri sendiri
• Kedalaman Hubungan
– Meningkatkan hubungan antarpelaku
• Efisiensi Komunikasi
– Adanya pemahaman/pengertian akan
meningkatkan efisiensi komunikasi antarpelaku
PENGUNGKAPAN DIRI
Bahaya
• Penolakan Pribadi dan Sosial
– Orang lain menolak diri kita setelah
mengetahui diri kita yg sebenarnya
• Kesulitan Intrapribadi
– Menumbuhkan masalah intrapribadi dari
pengungkap diri.
DEFINISI
Komunikasi AntarPribadi
Para ahli mendefinisikan KAP secara berbeda-beda
Kontak Keluar
Keterlibatan Keluar
Keakraban Keluar
Perusakan Keluar
Pemutusan Keluar
Model Hubungan Lima Tahap
(DeVito, 1986)
• Tahap-1: KONTAK
– Tahap pertama, membuat kontak. Anda melihat, mendengar, membaui seseorang.
Menurut riset, selama tahap inilah - 4 menit pertama interaksi awal - Anda
memutuskan apakah ingin melanjutkan hubungan atau tidak.
– Pada tahap ini, penampilan fisik penting, karena paling mudah diamati scr terbuka.
Namun kualitas lain seperti keramahan, sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan
juga penting. Jika Anda menyukai orang ini dan ingin melanjutkan hubungan, Anda
beranjak ke Tahap-2.
• Tahap-2: KETERLIBATAN
– Tahap pengenalan lebih lanjut ketika kita melibatkan diri untuk mengenal orang lain
dan juga mengungkapkan diri kita. Jika hubungan bersifat romantik, maka Anda
melakukan kencan di tahap ini. Jika merupakan hubungan persahabatan, Anda
melakukan kegiatan yg menjadi minat bersama.
• Tahap-3: KEAKRABAN
– Pada tahap ini, Anda melibatkan diri lebih jauh, dimana orang ini menjadi sahabat baik
atau kekasih Anda. Komitmen ini punya berbagai bentuk: pernikahan, membantu
orang itu, mengungkap rahasia terbesar Anda. Tahap ini hanya disediakan pada
hanya sedikit orang saja.
• Tahap-4: PERUSAKAN
– Terjadi penurunan hubungan di tahap ini, ketika ikatan antarpihak melemah. Di tahap
ini Anda mulai berfikir bahwa hubungan sebetulnya tidak sepeting apa yg Anda
pikirkan sebelumnya. Anda berdua semakin jauh. Makin sedkit waktu yang dilalui
bersama. Jika berlanut, Anda memasuki tahap Pemutusan.
• Tahap-5: PEMUTUSAN
– Memutuskan ikatan yang mempertalikan kedua belah pihak. Jika bentuk ikatan adalah
perkawinan, maka pemutusannya adalah perceraian.
Tahap Contoh Makna
“Hai, apa kabar?” Cara lain mengucapkan “Halo”, kita tidak benar-benar
ingin mendengar kabar seseorang
Dsb…
TUGAS KELOMPOK
A. Makalah teori: sejarah/latar belakang
munculnya teori, nama penemu, asumsi teori
(jika ada), contoh aplikasi teori dalam
kehidupan nyata.
1. Teori interaksi simbolik (George Herbert Mead)
2. Fundamental interpersonal Relationship Orientation
atau FIRO (William Schutz)
3. Teori Produksi Pesan (John Green)
4. Teori Atribusi (Fritz Haider)
5. Teori Konstruktivisme (Jesse Delia dkk)
6. Teori Pelanggaran Harapan (Judee Burgoon dkk)
7. Teori Pertukaran Sosial (John Tibaut dan
Harold Kelley)
8. Teori Penetrasi Sosial (Irving Alman dan
Dalmas Taylor)
9. Teori Manajemen Koordinasi Makna
(Barnet Pearce dan Vernon Cronen)
10. Teori Akomodasi Komunikasi (Howard
Giles dkk)
11. The Relationship Development Models
(Mark Knapp)
12. Teori Tindakan (John Austin, John Searle)
13. Uncertainty Reduction Theory (Pengurangan
Ketidakpastian) (Charles Berger dan Richard
Calabrese)
14. Politeness Theory (Teori Etika) (Penelope Brown
dan Stephen Levinson)
15. Relation Dialectics Theory (Leslie Baxter dkk)
16. Social Cognitive Theory (A. Bandura dan R.H
Walters)
17. Teori Ketentuan Sikap (I. Aljen dan M. Fishbein)
18. ACT Theory (John Anderson)
19. Teori Disonansi Kognitif (Leon Festinger)
20. Teori Elaborasi (Richard E. Petty dan J.
Cacioppo)