IMPRESSION
MANAGEMENT
IGNATIUS HARYANTO
SELF IN INTERPERSONAL COMMUNICATION
Cultural
teaching
OTHERS’ IMAGES
• “looking glass self” (Charles Horton Cooley, 1922) jika ingin tahu seberapa
asertif kita dimana orang di sekitar kita, kita akan melihat nilai kita dari cara
orang lain memperlakukan atau bereaksi terhadap kita. Sebagai anak kita
menghormati / memandang kepada orang tua kita, kepada guru-guru kita, sebagai
orang dewasa kita memandang kepada teman-teman kita, kekasih kita, atau teman
sepekerjaan. Jika orang-orang penting di sekitar kita ini menghargai kita, maka
kita akan memiliki image positif terhadap diri kita dan hal itu akan tercermin dari
perilaku mereka pada diri kita
SOCIAL COMPARISONS
• Cara lain membangun self-concept kita adalah dengan melakukan perbandingan dengan
orang lain, terutama dengan teman-teman dekat kita. Pada saat kita menerima hasil ujian
kerap kali kita ingin tahu nilai teman untuk mengetahui atau membandingkan hasil kita
dengan teman lain.
• Ada studi yang menyebutkan bahwa di media social, perempuan cenderung
menggunakannya untuk membandingkan dirinya dengan orang lain, sementara lelaki
lebih ingin melihat profil orang lain dan ingin menambah teman (Haferkamp, Eimler,
Papadakis & Kruck, 2012)
CULTURAL TEACHINGS
• Lewat orangtua, guru, media, kita diperkenalkan dengan sejumlah kepercayaan (beliefs), nilai
(values) dan sikap (attitudes), misalnya terkait dengan “Sukses” – apa itu sukses, seperti apa jalan
meraih sukses.
• Selain itu juga misalnya konsep terkait masalah agama, ras, nasionalisme, prinsip etis yang harus
dijaga, diikuti,
• Dalam pandangan budaya tertentu kesuksesan ditentukan oleh hal yang beragam (merantau untuk
kalangan masyarakat Minang, bisa naik haji, bisa ke tanah suci, dll). Jika kita berhasil maka ini
memberikan nilai positif pada diri kita. Tetapi sebaliknya ada juga budaya yang melihat jika
seseorang sudah berusia 30 tahun tetapi tak memiliki hubungan yang lebih serius dianggap gagal.
SELF-EVALUATION
• Cara lain dalam melihat diri kita adalah dengan cara kita melakukan evaluasi terhadap
apa yang telah kita lakukan, lalu kita interpretasikan dan kemudian dievaluasi.
Interpretasi dan evaluasi ini juga menolong untuk membentuk self-concept
SELF-AWARENESS
• Self awareness menggambarkan seberapa jauh anda mengenal diri anda sendiri,
kekuatan-kekuatan kita, kekurangan-kekurangan kita, pikiran kita, perasaan kita, dan
tendensi personal kita. Semakin kita mengerti tentang mengapa kita melihat diri kita
seperti ini, semakin kita akan mengerti siapa diri kita.
• Tambahan pandangan bisa kita lihat dari “Johari model of the self”, yang terdiri dari 4
identitas kita (Luft, 1984)
JOHARI MODEL – DEVELOPED BY JOSEPH LUFT
& HARRY INGHAM
DIKENALI DIRI SENDIRI TIDAK DIKENALI DIRI
SENDIRI
DIKENALI ORANG LAIN OPEN SELF: informasi tentang BLIND SELF: informasi yang
diri kita yang diketahui kita dan kita tidak ketahui tapi orang lain
orang lain ketahui
TIDAK DIKENALI ORANG HIDDEN SELF: informasi UNKNOWN SELF: informasi
LAIN tentang diri kita yang kita tentang diri kita yang tidak kita
ketahui tetapi orang lain tidak ketahui dan juga tidak ketahui
ketahui orang lain
5 CARA UNTUK MENINGKATKAN SELF-
AWARENESS:
• 1. Tanyalah pada diri kita, siapakah kita
• 2. Mendengarkan orang lain
• 3. Mencari informasi tentang diri kita secara aktif
• 4. Lihat identitas diri kita yang lain
• 5. Tingkatkan keterbukaan kita (sampe hal 80)
SELF ESTEEM
Persepsi adalah proses dimana anda menjadi sadar akan obyek-obyek, peristiwa-
peristiwa dan terutamanya orang-orang lewat indra anda: dilihat, dibaui, dirasakan,
disentuh, dan didengar.
Persepsi adalah proses yang aktif, bukan pasif.
Persepsi kita adalah hasil dari yang muncul (ada) di luar diri anda, dan dari dalam
diri anda (pengalaman, keinginan, kebutuhan, cinta dan benci.
Salah satu hal mengapa persepsi menjadi penting dalam komunikasi interpersonal
karena ini akan mempengaruhi bagaimana pilihan komunikasi anda nantinya.
Pesan yang anda kirim dan anda dengarkan akan sangat tergantung dari bagaimana persepsi
anda melihat dunia, bagaimana anda menilai / mengevaluasi situasi yang spesifik,
bagaimana anda melihat diri anda sendiri dan juga orang-orang yang anda temui.
Komunikasi interpersonal adalah proses yang terus menerus terjadi sehingga bercampur
antara satu dengan lainnya. Ada 5 tahap dari persepsi interpersonal:
1. Stimulation
2. Organization
3. Interpretation – Evaluation
4. Memory
5. Recall
STIMULATION (5 TAHAP PERSEPSI
INTERPERSONAL)
• Pada tahap ini indra kita terstimulasi (kita mendengar suatu lagu baru, bertemu teman baru,
mencium bau parfum di mal, merasakan minuman baru dari suatu caffee, menerima kiriman pesan
dari seseorang yang belum kita kenal, merasakan keringat dari seseorang yang baru saja
berolahraga). Perubahan dan kebaruan biasanya menarik perhatian, juga terkait dengan sesuatu
yang kontras
• Dalam tahap ini kita juga melakukan selective perception, yang terkait selective attention dan
selective exposure. Selective attention – anda akan memilih memperhatikan hal-hal yang kiranya
akan memenuhi kebutuhan kita atau yang kita anggap menarik. Selective exposure – anda
memilih untuk lebih menampilkan diri pada sekelompok orang atau mengirimkan pesan yang akan
sejalan dengan kepercayaan anda, berguna untuk tujuan anda dan sudah terbukti memuaskan
ORGANIZATION (5 TAHAP PERSEPSI
INTERPERSONAL)
• Pada tahap kedua ini anda mengorganisir informasi yang didapat dari indra-indra anda.
Tiga cara seseorang menata persepsi adalah lewat: aturan, jadwal / rencana, dan dengan
secara tertulis
• Aturan yang dimaksud di sini adalah pengaturan yang dilakukan terhadap memiliki
kedekatan secara fisik. Benda-benda yang secara fisik dekat akan dianggap sebagai unit
dan dengan cara ini anda akan cenderung menerima orang yang sering berada di sekitar
anda (contoh: teman kuliah anda mungkin beberapa adalah bekas teman SMA anda).
Aturan lain adalah kesamaan, anda melihat orang yang berbaju sama sebagai satu
kelompok tertentu (penggemar musik rock banyak yang pergi ke konser dengan baju
hitam), seragam kantor menjadi penanda mudah untuk menemukan ‘teman’ dalam
kerumunan.
• Pengorganisasian lewat schemata / jadwal, adalah cara untuk kita
mengorganisir berbagai informasi yang ada (perhatikan cara anda menulis
nama-nama kontak di hape yang menyangkut teman SD, SMP, SMA,
teman kuliah, teman kerja, teman sehobi dan lain-lain)
• Pengorganisasian lewat script / sesuatu yang sudah terencana. Misalnya
anda punya kebiasaan yang rutin jika anda akan memilih tempat makan
bersama kawan (dimana lokasinya, pilihan makanannya, berapa lama di
sana, apa yang akan dilakukan kemudian)
INTERPRETATION – EVALUATION (5 TAHAP
PERSEPSI INTERPERSONAL)
• Kedua proses ini berjalan bersamaan, tak bisa dipisah-pisah, dan sangat dipengaruhi oleh
pengalaman kita, keinginan kita, kebutuhan kita, nilai-nilai, kepercayaan yang menurut
kita harus dituruti, harapan kita, kondisi fisik dan emosional kita. Interpretasi dan
evaluasi kita juga dipengaruhi oleh aturan, schemata dan skrip serta juga gender
• Penilaian kita terhadap orang yang berbeda budaya dengan kita terkadang sangat
etnosentrik, kita memiliki kepercayaan tertentu, dan pengalaman tertentu dan penilaian
kita belum tentu sepenuhnya benar (antara orang dari Barat dan dari Timur, makan
dengan menggunakan tangan, bersendawa pada saat makan/ setelah makan), mencopot
alas kaki saat masuk ke rumah orang dll
MEMORY (5 TAHAP PERSEPSI INTERPERSONAL)
• Persepsi tersebut akan disimpan untuk kemudian akan dipanggil (recall) pada waktu-
waktu tertentu. Misalnya ada kesan umum olahragawan yang kemudian menjadi
mahasiswa akan lebih menonjol dari sisi aktivitas olahraga, tetapi tidak dari sisi
akademisnya. Ataupun mahasiwa yang menjadi aktivis kampus ada persepsi tertentu dari
mahasiswa lainnya baik positif ataupun negatif.
RECALL (5 TAHAP PERSEPSI INTERPERSONAL)