Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DIRI REMAJA

Mentalitas – Konsep diri : Cara bagaimana kita melihat diri sendiri.


A. Pengertian Konsep Diri
Yaitu sebuah gambaran, pandangan, keyakinan, dan penghargaan atau perasaan
seseorang tentang dirinya sendiri. Penghargaan diri atau nilai diri dan pandangan individu
mengenai siapa diri individu.
Konsep diri adalah inti dari kepribadian dalam diri seseorang. Inti kepribadian individu
punya peranan yang sangat penting dalam menentukan dan mengarahkan perkembangan
kepribadian serta perilaku seseorang di tengah-tengah masyarakat.
Secara sederhana, konsep diri adalah pandangan atau penilaian seseorang pada dirinya
sendiri. Seorang ahli di bidang psikologi bernama Eastwood Atwater membagi konsep diri
menjadi tiga bentuk, antara lain;
 Body image, yaitu kesadaran seseorang melihat tubuh dan dirinya sendiri.
 Ideal self, yaitu harapan dan cita-cita seseorang tentang dirinya sendiri.
 Social self, yaitu bagaimana ia berpikir orang lain melihat dirinya.
Penilaian terhadap diri sendiri sangat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan, mulai
dari sosial hingga lingkungan pekerjaan sekalipun. Seseorang memiliki penilaian negatif
terhadap diri sendiri bila memandang dirinya tidak berdaya, lemah, malang, gagal, tidak disukai,
tidak kompeten dan sebagainya.

B. Komponen Konsep Diri


Konsep diri terdiri dari beberapa komponen, di antaranya:
1. Gambaran Diri
Citra tubuh atau gambaran diri adalah sikap individu terhadap dirinya (fisik) baik
disadari maupun tidak disadari. Komponen ini mencakup persepsi masa lalu dan/atau
sekarang mengenai ukuran dan bentuk tubuh serta potensinya.
2. Ideal Diri
Ideal diri merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar pribadi dan terkait dengan cita-cita. Pembentukan ideal
diri mulai terjadi sejak masa anak-anak dan dipengaruhi oleh orang-orang yang dekat
dengan dirinya.
3. Harga Diri
Harga diri merupakan persepsi individu terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Komponen
konsep diri yang satu ini mulai terbentuk sejak kecil karena adanya penerimaan dan
perhatian dari sekitarnya.
4. Peran Diri
Peran diri adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan kelompok sosial terkait dengan fungsi seseorang di dalam masyarakat.
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dimiliki oleh seseorang
dari hasil observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa dirinya berbeda dengan
orang lain. Komponen konsep diri ini mulai terbentuk dan berkembang sejak masa
kanak-kanak.

C. Aspek-aspek Konsep Diri


1. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki individu merupakan apa yang individu ketahui tentang
dirinya. Dalam benak setiap individu ada satu daftar julukan yang menggambarkan
tentang dirinya, hal ini mengacu pada istilah-istilah kuantitas seperti nama, usia, jenis
kelamin, kebangsaan, pekerjaan, agama dan sebagainya dan sesuatu yang merujuk pada
istilah-istilah kualitas, seperti individu yang egois, baik hati, tenang dan bertemperamen
tinggi. Pengetahuan bisa diperoleh dengan membandingkan diri individu dengan
kelompok pembandingnya (orang lain).
2. Harapan
Harapan merupakan aspek dimana individu mempunyai berbagai pandangan ke
depan tentang siapa dirinya, menjadi apa di masa mendatang, maka individu mempunyai
pengharapan terhadap dirinya sendiri. Singkatnya, individu mempunyai harapan bagi
dirinya sendiri untuk menjadi diri yang ideal dan pengharapan tersebut berbeda-beda
pada setiap individu
3. Penilaian
Individu berkedudukan sebagai penilai terhadap dirinya sendiri setiap hari.
Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini
dengan apa yang menurutnya dapat dan terjadi pada dirinya. Intinya, setiap individu
berperan sebagai penilai terhadap dirinya sendiri dan dengan menilai hal ini merupakan
standar masing-masing individu.

D. Jenis-Jenis Konsep Diri


Secara umum, self-concept dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Konsep Diri Positif
Orang yang memiliki konsep diri positif akan lebih mudah beradaptasi dengan
banyak situasi. Ia memandang hal-hal buruk memiliki hikmah dan bukan sebagai akhir
dari segalanya. Orang seperti ini biasanya lebih percaya diri, optimis dan selalu berpikir
ada yang bisa dipecahkan.
Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri positif adalah:
 Menganggap orang lain sama dengan dirinya
 Punya keyakinan mampu mengatasi bermacam masalah
 Bisa menerima pujian tanpa merasa malu
 Punya kesadaran bahwa orang lain punya perasaan, keinginan, dan perilaku yang
belum tentu diterima semua anggota masyarakat
 Keinginan dan kemampuan dalam memperbaiki diri sendiri
2. Konsep Diri Negatif
Orang-orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung lebih pesimistik dan
sulit melihat kesempatan dalam kesulitan. Bahkan, mereka merasa kalah sebelum
mencoba. Jika pun gagal, orang-orang seperti ini akan menyalahkan keadaan, orang lain
atau diri sendiri.
Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri negatif adalah:
 Merasa pesimis setiap kali menghadapi persaingan
 Sangat sensitif terhadap kritikan
 Responsif terhadap pujian
 Cenderung bersikap hiperkritis
 Punya perasaan tidak disenangi oleh orang lain
Contoh Konsep Diri

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pembentukan pola pikir seseorang


dipengaruhi oleh banyak hal. Termasuk pada pola asuh orang tua dan lingkungan sekitar,
karena hal ini akan menjadi bahan informasi seorang anak akan label yang diberikan oleh
orang lain padanya.

Pengalaman ini kebanyakan akan terbawa sampai kehidupan dewasa. Berikut ini contoh
konsep diri;
Seorang anak yang kerap dipukul, dibentak, dihina dan tidak pernah dipuji umumnya
akan memiliki self-concept negatif karena menerima perlakuan tersebut sebagai bentuk hukuman
atas kesalahannya. Sebaliknya, bila ia tumbuh di lingkungan yang baik, ia akan merasa dihargai
dan tumbuh lebih positif.
Namun demikian, bukan berarti self-concept ini bersifat statis. Konsep ini bergantung
pada aspek-aspek lainnya sehingga suatu saat pandanya terhadap diri sendiri bisa saja berubah.

E. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri


Masalah yang terjadi pada manusia sebagian besar berakar pada cara pandangnya
terhadap diri sendiri. Pemahaman ini kerap berakar dari pikiran negatif baik pada diri sendiri,
seperti merasa inferior, tidak berguna, tidak cantik dan berbagai kritik pada diri sendiri yang
justru membangun problematika.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi self-concept seseorang selain pola asuh orang
tua, diantaranya:
1. Kegagalan
Disadari atau tidak, kegagalan yang terjadi secara terus menerus akan memberikan pertanyaan
besar pada kemampuan diri sendiri yang berujung pada anggapan lemah dan tidak berguna.
2. Depresi
Ketika seseorang dilanda depresi, ia akan cenderung memikirkan hal yang negatif.
3. Overthinking
Bersikap overthinking sangatlah tidak baik karena bisa mengarah ke pikiran yang buruk, terlebih
pada penilaian diri sendiri. Seseorang cenderung menilai diri sendiri ke arah yang negatif
sehingga berpikir terlalu berlebihan harus segera dihentikan.

F. Proses Pembentukan Konsep Diri


Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia
dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon
orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya.
Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru
dan negatif, ataupun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri
yang negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya: suka memukul, mengabaikan,
kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka
marah-marah, dan sebagainya—dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau
pun kebodohan dirinya.

Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari
lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa
dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif. Konsep diri ini mempunyai
sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan
dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi
sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik,
namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa "bodoh", namun
karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.

G. TEORI JOHARI WONDOW

Johari Window ( Jendela Johari )


Joseph Luft dan Harrington Ingham , mengembangkan konsep Johari Window sebagai
perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai
sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan
daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut
diantaranya :
1. Daerah publik,
2. Daerah buta,
3. Daerah tersembunyi, dan
4. Daerah yang tidak disadari.

DIRI TERBUKA DIRI BUTA

(Diketahui diri sendiri dan (Tidak diketahui diri sendiri,


orang lain) tetapi diketahui orang lain)

DIRI DIRI GELAP


TERSEMBUNYI/RAHASIA
(Tidak diketahui oleh diri
(Diketahui diri sendiri, tetapi sendiri maupun orang lain)
tidak diketahui orang lain)

Disini ada konsep Johari Window atau jendela Johari yang menggambarkan pengenalan
diri kita, ada empat Jendela Johari diantaranya :
 Jendela terbuka. A
Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu. Misalnya keadaan
fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
 Jendela tertutup. C
Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu. Misalnya isi
perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
 Jendela buta. B
Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu. Misalnya hal-hal
yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak tahu. Ini adalah
wilayah misteri dalam kehidupan. Jika kita ingin benar-benar mengetahui siapa diri kita, maka
kita harus bisa membuka jendela tersebut selebar mungkin, karena semakin kita memuka lebar
jendela itu, maka kita akan semakin mengerti siapa diri kita. Ada beberapa cara untuk kita agar
bisa membuka jendela itu selebar mungkin :
 Cobalah untuk selalu terbuka kepada orang lain, jangan menjadi orang yang
munafik..dengan berlagak diri kita itu perfect. Dengan adanya keterbukaan, maka teman-
teman kita pun akan bisa terbuka kepada kita.
 Bersikaplah apa adanya, karena dengan sikap kita yang natural tanpa dibuat-buat, maka
kita akan mulai bisa menjadi diri kita sendiri.
 Mau menerima saran maupun kriktik dari orang lain. Kritikan negative akan membuat
kita semakin baik.
 Cobalah untuk berteman dengan siapa saja, jangan hanya pada satu komunitas saja.
Selama itu membawa dampak yang positif.

Anda mungkin juga menyukai