Anda di halaman 1dari 12

TEORI KONSEP DIRI DALAM KEPERAWATAN

PENGERTIAN KONSEP DIRI


Konsep diri adalah mencakup semua persepsi diri yaitu penampilan, nilai, dan keyakinan
yang mempengaruhi perilaku dan ditunjukkan ketika menggunakan kata-kata saya atau aku.
Konsep diri merupakan citra mental individu. Konsep diri yang positif penting untuk
kesehatan mental dan fisik individu. Individu yang memiliki konsep diri positif lebih mampu
mengembangkan dan mempertahankan hubungan interpersonal dan lebih tahan terhadap
penyakit psokologis dan fisik. Individu yang memiliki konsep diri yang kuat seharusnya lebih
mampu menerima atau beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi sepanjang
hidupnya. Cara pandang individu terhadap dirinya mempengaruhi interaksinya dengan orang
lain.
(Kozier, 2010)

Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan,
sikap, dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberi kerangka acuan yang
mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita kepada orang lain. Konsep
diri. Kita membentuk konsep diri dari usia muda. 
(Potter Perry, 2005)

Konsep diri adalah semua ide-ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain
( Stuart & sundeen, 1998)
Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep
diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan
orang lain. ( Tarwoto,  2004)
         Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya dalam hal harga diri dan martabat
(Videbeck, 2008).
Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh menyangkut fisik,
emosi, intelektual, sosial dan spiritual (Sunaryo, 2004) 
Konsep diri adalah bagaimana individu menggambarkan dirinya sendiri (Willoughby, King
dan Polatajko, 1996)

KOMPONEN KONSEP DIRI

1. Identitas Personal
Mencakup keyakinan dan nilai, kepribadian serta karakter. Identitas personal terdiri dari
identitas nyata dan tidak nyata (dunia maya).

2. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap, persepsi keyakinan, dan pengetahuan individu secara sadar
maupun tidak sadar terhadap tubuhnya, yaitu : ukuran, bentuk, struktur, fungsi serta
keterbatasan. Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal
maupun eksternal.

3. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku memenuhi idel diri.

4. Peran
Peran merupakan sekumpulan harapan mengenai bagaimana individu yang menempati
suatu posisi tertentu dalam berperilaku. Mencakup harapan atau standar perilaku yang
telah diterima oleh keluarga, komunitas, dan kultur.

5. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan
standar, aspirasi, tujuan/ penilaian personal tertentu.

(Kozier, 2010 dan pendidikan keperawatan jiwa, 2015)


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI

1. Perkembangan
Saat individu berkembang faktor yang mempengaruhi konsep diri berubah. Contohnya bayi
membutuhkan lingkungan yang suportif dan penuh kasih sayang, sementara anak anak
membutuhkan kebebasan untuk menggali dan belajar.

2. Keluarga Dan Budaya


Nilai yang dianut oleh seseorang sangat dipengaruhi oleh keluarga dan budaya. Selanjutnya
teman sebaya mempengaruhi anak dan dengan demikian mempengaruhi rasa dirinya. Ketika
anak berkontraksi dengan membedakan harapan dari keluarga, budaya dan teman sebaya.
Sebagai contoh anak mungkin menyadari orang tuanya mengharapkan dia tidak minum
alcohol dan mengharapkan dia menghadiri layanan agama setiap sabtu malam. Pada saat
bersamaan teman sebayanya meminum bir dan mendorongnya untuk menghabiskan malam
sabtunya bersama mereka.

3. Sumber Daya
individu memiliki sumber daya eksternal dan internal.
contoh sumber daya eksternal adalah jaringan,dukungan ,pendanaan yang memadai dan
organisasi. Secara umum semakin besar jumlah yang dimiliki dan digunakan individu,
pengaruhnya pada konsep diri semakin positif.Contoh sumber daya internal adalah rasa
percaya diri dan nilai diri.

4. Riwayat Keberhasilan Dan Kegagalan


individu yang pernah mengalami kegagalan menganggap dirinya orang yang gagal.
Sedangkan individu yang memiliki riwayat keberhasilan, memiliki konsep diri yang positif
yang kemungkinan dapat mencapai lebih banyak keberhasilan .

5. Penyakit
penyakit dan trauma juga dapat mempengaruhi konsep diri. Contoh wanita yang telah
menjalani mastektomi mungkin memandang bahwa dirinya tidak lagi menarik. Selain itu
kehilangan akibat mastektomi dapat mempengaruhi cara ia bertindak dan menilai dirinya
sendiri

6. Stressor
Stressor dapat menguatkan konsep diri saat individu berhasil menghadapi masalah. Di pihak
lain stressor yang berlebihan dapat menyebabkan respons maladaptive termasuk
penyalahgunaan zat, menarik diri dan ansietas. Kemampuan individu untuk menangani
stressor sangat bergantung pada sumber daya personal (Kozier, 2010)

RENTANG RESPON KONSEP DIRI


Konsep Diri Yang Sehat

1. GAMBARAN DIRI YANG POSITIF


Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai dengan
kesehatan diri.

2. IDEAL DIRI REALITAS


Individu yang mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup yang dapat di
capai.

3. KONSEP DIRI POSITIF


Menunjukkan bahawa individu akan sukses dalam hidupnya.

4. HARGA DIRI TINGGI


Seorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandang dirinya sebagai seorang
yang berarti dan bermanfaat.

5. KEPUASAN PENAMPILAN PERAN


Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orag lain secara
intim dan mendapat kepuasan.

6. INDENTITAS JELAS
Individu merasakan keunikan dirinya, yang memberi arah kehidupan dan mencapai keadaan

Komponen Konsep Diri


Komponen konsep diri terdiri dari lima, yakni : gambaran diri, ideal diri, harga diri,
peran, identitas diri (Stuart dan Sundeen, 1991).
1.      Gambaran diri (citra tubuh)
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar
atau tidak sadar terhadap tubuhnya, yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan objek yang kontak secara terus menerus (anting, make up, pakaian, kursi roda)
baik masa lalu maupun sekarang.
2.      Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus berperilaku
berdasarkan standar tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Standar ideal diri dapat
berhubungan dengan tipe yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita dan harapan
pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga, budaya).
Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi orang yang
penting pada dirinya yang memberikan tuntunan atau harapan. Pada usia remaja ideal diri
akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru, teman. Gangguan idela diri
adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis ideal diri yang samar dan
tidak jelas serta cenderung menuntut.

Ada faktor yang mempengaruhi ideal diri :


a.       Kecenderungan individu menempatkan diri pada batas kemampuannya.
b.      Faktor body akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri kemudian standar ini
ditetapkan dengan standar kelompok teman.
c.       Ambisi dan keinginan untuk melebih dan berhasil, kebutuhan yang realitas keinginan untuk
menghindari kegagalan, perasaan cemas, rendah diri.

3.      Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Pencapaian ideal diri atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan yang
berharga, jika individu sukses maka cenderung harga diri tinggi. Jika individu sering gagal
cenderung harga diri rendah.
Menurut (Stuart dan Sundeen 1991) ada empat cara meningkatkan harga diri rendah
pada anak:
a.       Memberikan kesempatan untuk anak berhasil
Beri tugas yang kemungkinan dapat diselesaikan kemudia beri pengetahuan dan pujian
akan keberhasilan.
b.      Menanamkan gagasan
Berikan gagasan yang dapat memotivasi kreativitas anak untuk berkembang.
c.       Mendorong aspirasi
Pertanyaan dan anak perlu ditanggapi dengan memberikan penjelasan yang sesuai,
berikan pengetahuan dan sokongan untuk aspirasi yang positif dan bermakna.
d.      Membantu membentuk koping
Pada tiap tahap perkembangan individu mempunyai tugas perkembangan yang harus
diselesaikan. Anak akan merasa lebih berhasil jika diterima dan diakui oleh orang lain, merasa
mampu menghadapi kehidupan, merasa dapat mengontrol dirinya, harga diri yang rendah
berhubungan dengan interpersonal yang buruk dan terutama menonjol pada pasien skizotrenia
dan depresi.

Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negative terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal  mencapai keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara:
a.       Situasional
Yaitu terjadi trauma yang secara tiba-tiba. Misal: dicerai, putus sekolah, putus hubungan
kerja, operasi.
b.      Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau
dirawat. Pasien ini mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit atau dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondiri ni mengakibatkan respon yang
maladaptive.

4.      Peran
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya dimasyarakat (Kelliat, B.A, 1998).
Posisi dimasyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran, stress peran terdiri dari
konflik peran, peran tidak jelas, peran yang terlalu banyak.
Sikap peran terdiri dari :
a.       Konflik peran : dialami jika peran yang diminta konflik dengan system individu atau dua
peran yang konflik satu sama lain.
b.      Peran yang tidak jelas : terjadi jika individu diberi peran yang tidak jelas dalam hal perlaku
dan penampilan yang diharapkan.
c.       Peran yang tidak sesuai: terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai dan sikap,
misalnya seseorang yang masuk ke dalam suatu profesi dimana terjadi konflik antara nilai
individu dan profesi.
d.      Peran berlebih: jika seorang individu menerima banyak peran missal sebagai istri, ibu,
perawat, mahasiswa di tuntut melakukan banyak hal terjadi tidk terjadi waktu untuk
menyelesaikan.
5.      Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan
penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang
utuh (Kelliat, B.A, 1992).

Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang
dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari
perasaan yang berharga, kemampuan dan penguasaan dri seorang yang mandiri dapat
mengatur dan menerima dirinya.
Menurut oleh Budi Ana Kelliat tahun 1992 mengidentifikasikan enam cirri pertahanan
ego :
a.       Mengenal diri sendiri sebagai organism yang utuh dan terpisah dari orang lain.
b.      Mengakui jenis kelamin sendiri.
c.       Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
d.      Menilai dir sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat.
e.       Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
f.       Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan.

B.     Rentang Respon Konsep Diri


Rentang respon konsep diri
( Skema : Rentang Respon Konsep Diri Stuart & Sundeen, 1991)

Pengertian :
a.       Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b.      Konsep diri positif : apabila indivdu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri
c.       Harga diri rendah : transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri
maladaptive
d.      Kekacauan identitas : kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial, kepribadian pada masa dewasa
yang harmonis.
e.       Depersonalisasi : perasaan  yang tidak realistic dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain. (Kelliat, 2005)

Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons
konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas,
dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi diri sebagai
individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya
secara keseluruhan. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan melatarbelakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan citra
tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri
tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa
identitas yang jelas.
Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif dalam
beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan dengan mengungkapkan keputusan
akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan yang tinggi. Tanda-tanda individu yang
memiliki konsep diri yang positif adalah : Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Seseorang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah
pasti ada jalan keluarnya. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Menerima
pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa
merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi
meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap
perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak
disetujui oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk
mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk
mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri
rendah adalah transisi antara respon konsep diri yang adaptif dengan konsep diri yang
maladaptif. Tanda dan gejala yang ditunjukkan sperti perasaan malu terhadap diri sendiri,
akibat tindakan penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, dan merendahkan martabat.
Tanda dan gejala yang lain dari harga diri rendah diantaranya rasa bersalah pada diri sendiri,
mengkritik diri sendiri/orang lain, menarik diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis,
perasaan tidak mampu, perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri kurang, mudah
tersinggung dan marah berlebihan.
Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk
melakukan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and
Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau
harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan
penerimaan. . Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.
Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah.
Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek.
Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi dari
seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Pencapaian identitas diperlukan untuk
hubungan yang intim karena identitas seseorang diekspresikan dalam berhubungan dengan
orang lain. Seksualitas juga merupakan salah satu identitas. Rasa identitas ini secara kontinu
timbul dan dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup. Kekacauan identitas dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang dapat dikenal dengan stressor identitas. Biasanya pada masa remaja,
identitas banyak mengalami perubahan, yang meyebabkan ketidakamanan dan ansietas.
Remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, emosional, dan mental
akibat peningkatan kematangan. Stressor identitas diantaranya kehilangan pekerjaan,
perkosaan, perceraian, kelalaian, konflik dengan orang lain, dan masih banyak lagi. Identitas
masa kanak-kanak dalam kematangan aspek psikososial, merupakan ciri-ciri masa dewasa
yang harmonis.
Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan yaitu dengan tidak adanya rasa percaya
diri, ketergantungan, sukar membuat keputusan, masalah daalam hubungan interpersonal,
ragu dan proyeksi. Jika seseorang memiliki perilaku dengan depersonalisasi, berarti orang
tersebut telah mengalami gangguan dalam konsep dirinya. Orang dengan gangguan
depersonalisasi mengalami persepsi yang menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup
mereka yang membuat mereka tidan nyaman, gejala-gejala kemungkinan sementara atau lama
atau berulang untuk beberapa tahun. orang dengan gangguan tersebut seringkali mempunyai
kesulitan yang sangat besar untuk menggambarkan gejala-gejala mereka dan bisa merasa
takut atau yakin bahwa mereka akan gila. Gangguan depersonalisasi seringkali hilang tanpa
pengobatan. Pengobatan dijamin hanya jika gangguan tersebut lama, berulang, atau
menyebabkan gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis telah efektif
untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan antidepresan membantu seseorang dengan
gangguan tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perawat dalam pengkajain kepada kliennya, juga
meliputi konsep diri. Konsep diri merupakan pengetahuan individu tentang dirinya sendiri.
Dalam konsep diri, terdapat rentang respon konsep diri. Rentang respon diri terentang dari
respon adaptif sampai respon maladaptif. Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif,
terdapat lima rentang respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri
rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Tindakan keperawatan yang baik dan benar
membantu klien mengidentifikasikan penilaian tentang situasi dan perasaan yang terkait, guna
meningkatkan penilaian diri dan kemudian melakukan perubahan perilaku.

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., Panjaitan, R.U., & Daulima, N.H.C., (2005). Proses keperawatan Kesehatan
jiwa. Jakarta : EGC
Kozier, B., Erb,G., Berman, A., & Synder, S. (2010) “Buku ajar fundamental keperawatan”,
edisi 7 volume 1. Jakarta : EGC
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Andi
Tarwoto, Wartona. 2004. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Ed.1. Jakarta:
Salemba medika
Potter & Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC
Sunaryo (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Stuart, G. W., & Sundeen, S.J., (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Edisi 3.
EGC: Jakarta
Videbeck, Sheila. L (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Wong, D. L, (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC
Pustaka familia. 2006. Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai