Anda di halaman 1dari 109

PENGANTAR ILMU HUKUM

OLEH

SRI HERYATI, SH, M.Si


Arti, Kedudukan dan Fungsi PIH
• Pengantar Ilmu Hukum ( Inleiding tot de
Rechtswetenchap ) adalah mata kuliah dasar
untuk memberikan gambaran atau pandangan
umum tentang ilmu hukum secara keseluruhan
dengan memberikan pengetahuan ringkas
tentang ilmu hukum sebagai suatu kesatuan.
• Pengantar ilmu hukum adalah mata kuliah
pendahuluan yang bersifat teoritis analitis
yaitu memberikan uraian atau pelajaran yang
bersifat abstrak dan berlaku umum
Kedudukan PIH dalam Kurikulum
Pendidikan Hukum sebagai Mata
Kuliah Dasar Keahlian Hukum
(MKDKH) yang berfungsi :
1. Memperkenalkan ilmu hukum
dalam garis besar
2. Menumbuhkan sikap adil
3. Membangkitkan minat untuk
mempelajari ilmu hukum
APA SEBENARNYA HUKUM ITU ?

LAW → BAHASA INGGRIS

DROIT → BAHASA PERANCIS

RECHT → BAHASA BELANDA/ JERMAN

DIRITO → BAHASA ITALIA


o Pengertiannya Hukum begitu luas, sulit
untuk didefinisikan secara lengkap dan
menyeluruh.

o Para sarjana tetap memberikan defenisi


sesuai dengan sudut pandangnya
masing-masing

o Secara sederhana hukum itu mengatur


hubungan antara anggota masyarakat
yang satu dengan masyarakat lainnya
Beberapa Defenisi Hukum
1. Drs. E. Utrecht, SH
“Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan
(perintah-perintah dan larangan-larangan ) yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena
itu harus ditaati oleh masyarakat itu”

2. S.M Amin, SH
“Hukum adalah kumpulan-kumpulan peraturan-
peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi
itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah
mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan
manusia, sehingga keamanan dan ketertiban
3. Prof. Meyers
Semua aturan yang mengandung pertimbangan
kesusilaan , ditujukan kepada tingkah laku manusia
dalam masyarakat yang menjadi pedoman bagi
penguasa negara dalam melakuakn tugasnya

4. Leon Duguit
Aturan tingkah laku masyarakat , aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan
masyarakat oleh masyarakat sebagai jaminan diri
kepentingan bersama dan jika dilanggar
menimbulkan reaksi bersama
Unsur-unsur dalam Pengertian Hukum adalah :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia
2. Peraturan itu diadakan oleh badan berwenang
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran
peraturan tersebut

Ciri-ciri Hukum
5. Adanya suatu perintah, larangan dan kebolehan
6. Adanya sanksi yang tegas

Sifat hukum mengatur dan memaksa


Ilmu Hukum adalah Ilmu Pengetahuan
yang objeknya hukum karena :

1. Mempelajari seluk beluk hukum, asal mula,


wujud, asas , system macam pembagian,
sumber, perkembangan , fungsi, kedudukan
hukum dalam masyarakat

2. Menelaah hukum sebagai gejala, fenomena


dalam kehidupan manusia dimana pun dan
kapanpun (universal)
Metode yang digunakan dalam
mempelajari ilmu hukum
1. Metode idealis : perwujudan nilai-nilai keadilan
2. Metode normative : analisis hukum sebagai
system abstrak otonom dan bebas nilai
3. Metode sosiologis : hukum sebagai alat untuk
mengatur masyarakat
4. Metode histories : melihat sejarah hukum
5. Metode sistematis : hukum sebagai system
6. Metode komparatif: membandingkan antara
tata hukum
BEBERAPA PENGERTIAN DI DALAM HUKUM

1. SUBJEK HUKUM adalah pendukung hak dan


kewajiban yang terdiri dari :
1. Orang pribadi (manusia dewasa)
2. Badan hukum ( organisasi baik yang berbadan
hukum punya hak dan kewajiban )

2. OBJEK HUKUM adalah segala sesuatu yang


berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi
pokok suatu hubungan hukum bagi para subjek
hukum.
contoh: benda yang mempunyai nilai ekonomis
3. HUBUNGAN HUKUM adalah hubungan antara
subjek hukum yang di atur oleh kaidah hukum .
Dalam setiap hubungan hukum selalu terdapat
hak dan kewajiban .
Hubungan hukum ( HH) dapat dibagi :
1. HH. bersegi satu : timbul kewajiban saja
( hibah/pemberian )
2. HH . bersegi dua : timbul hak dan kewajiban
( perjanjian , jual beli )
3. HH. Sederajat : (pernikahan suami isteri)
4. HH. Tidak sederajat : penguasa dengan rakyat
5. HH Timbal balik : timbulkan hak dan kewajiban
6. HH. Timpang bukan sepihak : pinjam meminjam
4. PERISTIWA HUKUM adalah peristiwa yang
oleh kaidah hukum diberi akibat hukum
berupa timbulnya atau hapusnya hak dan
atau kewajiban tertentu bagi subyek hukum
yang terkait pada peristiwa tersebut.

5. AKIBAT HUKUM adalah akibat yang


ditimbulkan oleh peristiwa hukum seperti
timbulnya hak dan kewajiban
Apakah ilmu hukum adalah ilmu ?
Ilmu adalah cara manusia untuk memperoleh
pengetahuan dengan mempergunakan akal budinya
• Ilmu terdiri dari - produk dan - proses
Sebagai produk , ilmu adalah pengetahuan yang
sudah terkaji kebenarannya dalam bidang tertentu
dan tersusun dalam suatu sistem
Sebagai proses, ilmu menunjuk pada kegiatan akal
budi manusia untuk memperoleh pengetahuan
dalam bidang tertentu secara bertatanan atau
sistematis dengan menggunakan seperangkat
pengertian yang secara khusus diciptakan untuk itu
Menurut Harold Berman Ilmu harus
memenuhi 3 kriteria:

1. Metodologikal yaitu merupakan seperangkat


pengetahuan yang terintegrasi yang lahir dalam
konteksitas dedukto-hipotetiko-verifikatif
2. Nilai yaitu subtansi yang mengacu pada premis-
premis/alasan nilai obyektivitas, bebas pamrih,
skeptis, toleransi dan keterbukaan.
3. Sosiologikal yang meliputi pembentukan
komunitas ilmuwan, penautan berbagai disiplin
Menurut Peter R Senn Ilmu itu dapat
dianggap sebagai suatu sistem yang
menghasilkan kebenaran dan juga seperti
sistem-sistem yang lainnya dia mempunyai
komponen-komponennya yang
berhubungan satu sama lain, komponen
utama dari sistem ilmu adalah :
1. Perumusan masalah
2. Pengamatan dan deskripsi
3. Penjelasan
4. Ramalan dan kontrol
Dari sudut subtansi ilmu terdiri :
1. Ilmu formal
Yaitu merujuk pada ilmu tidak bertumpu pada
pengalaman atau empiris, obyek kajian
bertumpu pada struktur murni yaitu analisis
aturan operasional dan struktur logika.

2. Ilmu empiris
merujuk bahwa untuk memperoleh
pengetahuan faktual tentang kenyataan aktual,
dan karena itu bersumber pada pengalaman
dan eksperimental.
Berdasarkan klasifikasi keilmuan diatas, maka
ilmu hukum adalah ILMU ?
Philipus M. Hadjon menyatakan “ Ilmu hukum
diterima sebagai ilmu dengan tetap menghormati
karakteristik ilmu hukum yang merupakan
kepribadian ilmu hukum. ilmu hukum sebagai
suatu ilmu memiliki karakter yang khas. Dan
merupakan ilmu tersendiri (sui generis) karena
dengan kualitas keilmiahannya sulit dimasukan
dalam salah satu cabang pohon ilmu, baik cabang
ilmu pengetahuan alam, cabang ilmu pengetahuan
sosial, maupun cabang ilmu humaniora.
ILMU-ILMU YANG MEMBANTU ILMU HUKUM YAITU :
1. Sejarah hukum :
mempelajari perkembangan dan asal usul
system hukum dalam suatu masyarakat.
2. Politik hukum :
Salah satu bidang studi hukum yang
kegiatannya memilih atau menentukan hukum
mana yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh suatu masyarakat.
3. Perbandingan hukum :
mempelajari dan mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan dua atau lebih system hukum
antar Negara maupun dalam Negara itu sendiri
4. Antropologi hukum :
studi hukum yang mempelajari pola-pola sengketa dan
penyelsaiannya dalam masyarakat baik masyarakat
sederhana maupun masyarakat modern
5. Filsfat hukum :
Salah satu cabang filsafat yang mempelajari hakikat dari
hukum
6. Sosiologi hukum :
cabang ilmu hukum yang secara analitis dan empiris
mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
dengan gejala social lainnya.
7. Psikologi hukum:
mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan jiwa
manusia.
8. Ilmu hukum positif :
Ilmu yang mempelajari hukum yang hidup dan berlaku
pada waktu sekarang
TENTANG KAEDAH/NORMA
 KAEDAH/NORMA adalah aturan-aturan yang menjadi
pedoman bagi manusia untuk bertingkah laku yang baik
dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
 Peraturan hidup sebagai pemimpin kehidupan bersama yg
mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat

 Kaedah menurut isinya ada tiga macam yaitu :


 Perintah, yaitu suatu keharusan bagi seseorang untuk
berbuat sesuatu yang baik.
 Larangan yaitu keharusan bagi seseorang untuk tidak
berbuat sesuatu, karena tidak baik.
 Anjuran yaitu untuk berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu karena baik.
Manfaat dari pada kaedah /norma adalah :

 Sebagai pedoman, petunjuk dan tata aturan


bagi manusia bagaimana ia seharusnya
bertingkah laku, berbuat dan bertindak
didalam masyarakat serta dapat mengetahui
hal yang baik dan yang tidak baik, perbuatan
mana yang seharusnya dilaksanakan dan
perbuatan mana yang harus dihindarkan.
 Memberikan sanksi-sanksi yang berupa
ancaman hukuman terhadap sipelanggar, agar
ia sadar dan tidak mengulangi lagi perbuatan
tersebut dan lain-lainnya.
 Kaedah /norma Agama

o Kaedah agama adalah peraturan hidup yang


diterima sebagai perintah, larangan dan anjuran-
anjuran yang berasal dari Tuhan.
o Maksud dan tujuan dari pada kaedah agama
adalah agar manusia beriman. Para pemeluk
agama mengakui dan berkeyakinan bahwa
peraturan-peraturan hidup berasal dari Tuhan
merupakan tuntunan hidup yang benar.
o Pelanggaraan terhadap kaedah agama berarti
menentang perintah Tuhan yang akibatnya
mendapat hukuman dari Tuhan .
o Contoh dilarang memakan harta orang lain dengan
cara riba(norma dalam agama islam)
MACAM-MACAM KAEDAH/NORMA
 Kehidupan manusia didalam masyarakat terikat
oleh bermacam-macam kaedah/ norma yang
mangatur tingkah laku dan perbuatannya yaitu :
 Kaedah /norma Agama
 Kaedah /norma kesusilaan
 Kaedah/norma kesopanan
 Kaedah /norma hukum

Tujuan norma atau kaedah agar kepentingan


masing-masing warga masyarakat dan ketentraman
dalam masyarakat terpelihara dan terjamin.
Kaedah /norma kesusilaan
• Tujuan kaedah kesusilaan adalah
penyempurnaan seseorang dalam hidupnya
melalui suara hati nuraninya.
• Kaedah kesusilaan merupakan bisikan kalbu atau
suara batin dari setiap orang sebagai pedoman
dalam sikap dan perbuatannya. Isi hatinya akan
menyatakan perbuatan mana yang baik dan
perbuatan mana yang tidak baik
• Contohnya hendaklah engkau berbuat baik
terhadap sesama manusia
Kaedah/norma kesopanan
o Kaedah kesopanan adalah kaedah yang timbul dan
diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk
mengatur pergaulan, sehingga masing-masing
anggota masyarakat saling hormat-menghormati.
o kaedah kesopanan pengaruhnya terbatas pada
suatu lingkungan tertentu, jadi tidak berlaku
umum, misalnya apa yang dianggap sopan bagi
masyarakat tertentu, mungkin bagi masyarakat lain
tidak demikian.
o Contoh memberi sesuatu dengan tangan kiri.
Kaedah /norma hukum
• Sifat dari pada norma hukum adalah memaksa
dengan sanksi yang berupa ancaman hukuman,
karena alat-alat negara selalu berusaha agar
peraturan-peraturan hukum itu ditaati dan
dilaksanakan.
• Paksaan ini tidak berarti sewenang-wenang
melainkan sebagai alat yang dapat memberi
sanksi agar kaedah hukum itu dihormati dan
ditaati.
• Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain
dihukum dengan hukuman penjara setinggi-
TUJUAN HUKUM
 Hukum berfungsi menjamin kelangsungan
keseimbangan dalam hubungan antar anggota
masyarakat maka diperlukan aturan-aturan hukum yang
diadakan atas kehendak bersama tiap-tiap anggota
masyarakat.
 Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum dapat
diterima oleh seluruh anggota masyarakat , maka
peraturan itu harus sesuai dan tidak boleh bertentangan
dengan asas-asas keadilan dari masyarakat.
 Dengan demikian tujuan hukum adalah :
1. Menjamin kepastian hukum dalam msyarakat
2. Menjamin rasa keadilan yaitu asas-asas keadilan dari
masyarakat
Pendapat para sarjana tentang tujuan hukum
1. Van Apeldorn :
Hukum bertujuan mengatur pergaulan hidup
secara damai dan adil
2. Bellefroit :
Isi hukum harus ditentukan oleh keadilan dan
faedah.
3. Bentham :
Hukum bertujuan untuk mewujudkan apa yang
berfaedah bagi orang.
4. Utrecht :
Menjamin kepastian hukum dalam hubungan
yang terdapat dalam pergaulan masyarakat.
5. Satjipto Rahardjo
Menciptakan tata tertib didalam masyarakat

6. Surojo Wignjodipuro
Menjamin kepastian dalam hubungan dengan
masyarakat

7. Sudikno Mertokusumo
Menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,
menciptakan ketertiban dan keseimbangan.

8. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto


Kedamaian hidup antar pribadi yang meliputi
ketertiban ekster antarpribadi dan ketenangan intern
Ada 3 teori yang membahas tentang tujuan
hukum yaitu :
1. Teori Etis, menganggap tujuan hukum
adalah untuk mencapai KEADILAN.
2. Teori Utilitis yang menganggap bahwa
tujuan hukum adalah untuk mencapai
KEGUNAAN/KEMANFAATAN SOSIAL.
3. Teori Normatif-Positivistik (Campuran)
menganggap bahwa tujuan hukum
hanyalah untuk mencapai
KEPASTIAN HUKUM dan kemanfaatan
sosial.
TEORI ETIS
 Tujuan hukum untuk mewujudkan keadilan
 Isi hukum harus ditentukan oleh etika kita
tentang apa yg adil dan yg tidak adil.
 Dikemukakan oleh Aristoteles dalam bukunya
“Ethica Nichomachea dan Rhetorica
 Menurut Aristoteles keadilan berarti
memberikan kepada setiap orang apa yang
menjadi bagiannya atau haknya, jadi keadilan
tidak selalu berarti bahwa setiap orang harus
memperoleh bagian atau hak yang sama
 Menurut Aristoteles ada 2 macam keadilan
yaitu:
1. Keadilan Distributif : memberikan pada tiap
orang bagian menurut jasanya (tidak mesti
sama banyak), yang menjadi asas dalam
keadilan adalah keseimbangan.
2. Keadilan Komutatif : memberikan pada tiap
orang sama banyaknya dengan tanpa
mengingat jasa2nya. Yang menjadi asas dalam
kedilan ini adalah asas persamaan

Kelemahan teori ini : bertentangan dgn


kenyataan. Karena tidak mungkin tiap org dibuat
aturan sendiri2 (Hukum menyamaratakan dan
bersifat umum)
Teori Utilitis
 Menurut teori ini tujuan hukum
menjamin tercapainya kebahagiaan
sebanyak-banyaknya bagi sebanyak
mungkin orang
 Teori ini dianut olreh Jeremy Bentham.
 Kelemahan : hanya memperhatikan hal2
yg berfaedah shg bersifat umum dg me-
ngorbankan keadilan. Pdhal kebahagiaan
tdk mungkin tercapai tanpa keadilan.
Teori campuran
 Bellefroid : isi hukum ditentukan oleh keadilan dan
kefaedahan.

 van Apeldoorn : tujuan hukum mengatur pergaulan


hidup secara damai dan adil.

 van Kan : menjaga kepentingan tiap manusia supaya


kepentingannya tidak dapat diganggu.

 Purnadi P & Soerjono S : kedamaian hidup antar


pribadi.

 Sudikno M : menciptakan tatanan masyarakat yg tertib


 Disamping teori diatas di Indonesia muncul teori
pengayoman yang dikembangkan oleh Prof Mochtar
Kusumaatmadja yang menyatakan bahwa hukum
merupakan suatu alat untuk memelihara ketertiban
dalam masyarakat termasuk masyarakat yang
sedang membangun yaitu masyarakat yang sedang
berubah cepat .
 Dengan demikian hukum digunakan sebagai alat
untuk mewujudkan perubahan-perubahan di bidang
soasil.
 Teori ini berasal dari teori rekayasa sosial dari Roscoe
Pound yaitu “law as a tool of social engineering”
yang menyatakan hukum sebagai alat untuk
melakukan perubahan dalam masyarakat
Sumber-sumber Hukum
Pengertian sumber hukum
a. Sumber Hukum : segala sesuatu yang
menimbulkan aturan-aturan yang mengikat
dan memaksa sehingga bila aturan itu
dilanggar akan menimbulkan sanksi .
b. Tempat dimana kita dapat melihat bentuk
perwujudan hukum.
c. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan dan
melahirkan hukum
d. Asal mula hukum
Sumber hukum terbagi 2 yaitu :
1. Sumber hukum formal yaitu sumber hukum
ditinjau dari segi pembentukannya terdiri
dari:
a. UU ( dibuat lembaga resmi )
b. Kebiasaan ( terbetuk dengan sendirinya oleh
masyarakat)
c. Jurisprudensi ( putusan hakim di jadikan
referensi oleh hakim lainnya)
d. Traktat ( perjanjian antar Negara yang
diratifikasi
e. Doktrin ( pendapat para ahli hukum )
b. Sumber hukum material : sumber hukum yang
menentukan isi hukum berupa perasaan hukum
keyakinan hukum individual & pendapat umum

Sumber hukum material terbagi dua yaitu :


1. Bersifat idiil = patokan tentang konsep keadilan
2. bersifat riil = hal-hal yang benar-benar terjadi
dalam masyarakat antara lain berupa :
a. Stuktural ekonomi dan kebutuhan masyarakat
b. Adat istiadat yg telah membaku dalam
masyarakat
c. Tata hukum negara-negara lain
d. Keyakinan tentang agama dan kesusilaan
e. Kesadaran hukum
Ciri Ciri Hukum

1. Adanya perintah dan atau larangan


2. Perintah dan larangan itu harus dipatuhi
oleh setiap orang

Oleh karena itu hukum meliputi :


3. Berbagai peraturan yang mengatur
hubungan antara orang yang satu dengan
yang lain
4. Peraturan-peraturan tersebut dinamakan
kaedah hukum
Penggolongan Hukum
Pembagian hukum menurut asas pembagiannya
1. Menurut sumbernya hukum terbagi dalam:
a. Hukum undang-undang yaitu hukum yang
tercantum dalam peraturan perundang-
undangan
b. Hukum kebiasaan yaitu hukum yang terletak di
dalam peraturan-peraturan kebiasaan (adat)
c. Hukum traktat yaitu hukum yang ditetapkan
oleh negara dalam perjanjian antar negara
d. Hukum yurisprudensi yaitu hukum yang
terbentuk karena keputusan hakim.
2. Menurut bentuknya hukum terbagi dalam:
a. Hukum Tertulis yang dapat dibagi lagi atas :
1. Hukum tertulis yang dikodifikasikan
KUHP (Kitab Undang –undang Hukum Pidana)
KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang)
KUHPdt (Kitab Undang-undang Hukum
Perdata)
2. Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan
UU nomor 4 tahun 1971 tentang Perkawinan
b. Hukum tidak tertulis (hukum kebiasan)
3. Menurut tempat berlakunya hukum terbagi :

a. Hukum nasional yaitu hukum yang berlaku dalam


suatu negara
b. Hukum Internasional yaitu hukum yang
mengatur hubungan hukum dalam dunia
internasional
c. Hukum asing yaitu hukum yang berlaku dalam
negara lain
d. Hukum gereja yaitu kumpulan norma-norma
yang ditetapkan oleh gereja untuk para
anggotanya
4. Menurut waktu berlakunya hukum terbagi:

a. Ius Constitutum (hukum positif) yaitu hukum


yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat
tertentu dalam suatu daerah tertentu.
b. Ius Constituendum (hukum yang dicita-citakan)
yaitu hukum yang diharapkan berlaku dimasa
yang akan dataang.
c. Hukum asasi (hukum alam) yaitu hukum yang
berlaku umum dimana-mana dalam segala
waktu dan untuk segala bangsa di dunia
5. Menurut cara mempertahankannya
hukum terbagi :
a. Hukum Material yaitu hukum yang memuat
peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-
kepentingan dan hubungan-hubungan yang
berwujud perintah dan larangan.
Contoh Hukum pidana, hukum perdata
b. Hukum formal (hukum acara) yaitu hukum yang
memuat peraturan-peraturan yang mengatur
bagaimana melaksanakan dan mempertahankan
hukum material
Contoh Hukum acara pidana dan hukum acara
perdata
6. Menurut sifatnya hukum terbagi :

a. Hukum yang memaksa yaitu hukum yang


dalam keadaan bagaimanapun juga harus
dilaksanakan dan mempunyai daya paksa

b. Hukum yang mengatur (hukum pelengkap)


yaitu hukum yang dapat dikesampingkan
apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah
membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian
7. Menurut wujudnya hukum terbagi:

a. Hukum objektif yaitu hukum dalam suatu


negara yang berlaku umum dan tidak
mengenai orang atau golongan tertentu.

b. Hukum subjektif yaitu hukum berlaku


terhadap seorang tertentu atau lebih
Hukum subjektif disebut juga hak
Penggolongan hukum jenis ini sekarang
jarang digunakan
8. Menurut isinya hukum terbagi :
a. Hukum Privat (hukum sipil) yaitu hukum yang
mengatur hubungan hukum antara orang yang
satu dengan orang yang lain , dengan menitik
beratkan kepada kepentingan perseorangan
Contohnya Hukum perdata, hukum dagang
b. Hukum Publik (hukum negara) yaitu hukum yang
mengatur hubungan antara negara dengan alat
perlengkapannya dan hubungan negara dengan
warga negaranya.
Contohnya hukum pidana, hukum tata negara,
hukum administrasi negara, hukum internasional
Peristiwa dan Perbuatan Hukum
 Peristiwa hukum ( rechtsfeit) adalah peristiwa
yang oleh kaidah hukum diberi akibat hukum
 yakni berupa timbulnya atau hapusnya hak dan /
atau kewajiban tertentu bagi subyek hukum
tertentu yang terkait pada peristiwa tersebut.

Peristiwa hukum dibedakan:


1. Peristiwa hukum yang berupa perbuatan subyek
hukum
2. peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek
hukum.
Peristiwa hukum yang merupakan perbuatan
subyek hukum ada 2 yaitu :
1. Peristiwa hukumYang merupakan perbuatan
hukum
contohnya wasiat (merupakan perbuatan subyek
hukum tunggal) dan perjanjian ( yang merupakan
perbuatan subyek hukum berganda).

2. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan hukum

contohnya adalah zaakwarneming (Ps 1354


KUHPER) dan onrechtmatigedaad/melawan hukum
(Ps 1365 KUHPER).
Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum
dan bukan perbuatan hukum terdiri atas :
1. Kematian yang diatur dalam pasal 830 dan 833
KUHPerdata
2. Kelahiran diatur dalam Pasal 298 ayat (2) KUHPerdata
3. Lewat waktu yaitu seseorang dapat memperoleh hak
atau terlepas tanggungjawabnya sehabis masa
tertentu, terbagi atas :
a. Lewat waktu akuisitif yaitu orang memperoleh hak
sehabis masa tertentu dan memenuhi syarat yang
ditetapkan dalam undang-undang.
b. Lewat waktu ekstitktif yaitu sesorang dibebaskan dari
tanggung jawab setelah masa tertentu dan memenuhi
syarat yang ditetapkan dalam undang-undang
Perbuatan Hukum terdiri dari :
1. Perbuatan hukum sepihak yaitu perbuatan
hukum yang dilakukan oleh satu pihak saja dan
menimbulkan hak dan kewajiban pada satu
pihak pula. Misalnya
a Pembuatan surat wasiat
b Pemberian hadiah (hibah)
2. Perbuatan hukum dua pihak yaitu perbuatan
hukum yang dilakukan oleh dua pihak dan
menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua
pihak
Contohnya jual beli, sewa menyewa dll
Kodefikasi Hukum
Kodefikasi adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu
dallam kitab undang-undang secara sistematis dan
lengkap.
Tujuan kodefikasi hukum adalah :
1. Kepastian hukum
2. Penyederhanaan hukum
3. Kesatuan hukum
Contoh kodefikasi hukum :
4. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (1-5-1848)
5. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (1-5-1848)
6. Kitab undang-undang Hukum Pidana (1-1-1918)
Asas Dan Norma Hukum
Menurut terminologi bahasa pengertian asas ada 2
penertian :
1. Asas berarti dasar, alas dan pedoman
2. Asas berarti sesuatu kebenaran yang menjadi pokok
dasar atau tumpuan berfikir atau berpendapat.

Menurut R.H Soebroto Brotodiredjo, asas adalah


1. suatu sumber atau sebab yang menjadi pangkal
tolak sesuatu
2. Hal yang inherent dalam segala sesuatu
3. Yang menentukan hakekatnya
Menurut J.H.P Belleffoid asas adalah aturan pokok
(hoofdergel) yang di dapatkan dengan generalisasi
daripada sejumlah aturan-aturan hukum.

Lebih jauh Belleffoid mengatakan “asas hukum


umum adalah dasar yang dijabarkan dari hukum
positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap
berasal dari aturan-aturan yang lebih umum

Asas hukum umum merupakan pengendapan dari


hukum positif
 Menurut Satjipto Rahardjo mengatakan “Asas
Hukum adalah unsur yang penting dan pokok
dari peraturan hukum, asas hukum adalah
jantungnya peraturan hukum karena ia
merupakan landasan yang paling penting luas
bagi lahirnya peraturan hukum atau sebagai
Ratio legisnya peraturan hukum.

 Dari beberapa pendapat tadi dapat kita


simpulkan bahwa “asas hukum adalah dasar-
dasar umum yang terkandung dalam peraturan
hukum, dasar-dasar umum itu adalah sesuatu
yang mengandung nilai-nilai etis.
 Mari kita lihat contoh beberapa asas hukum
yang merupakan dasar berlakunya norma hukum

Ketika seseorang melakukan perbuatan dursil yang


merugikan orang lain ia harus mengganti kerugian
itu (asas hukum ) sedangkan norma hukumnya
adalah Pasal 1365 KUHPer.

Aturan Hukum adalah ketentuan kongkrit tentang


cara bersikap tindak dalam kehidupan
Asas hukum adalah jiwa dari norma hukum
Beberapa Asas Hukum yang kita kenal

a. Bis de eadem re ne sit actio atau ne bis in idem “


mengenai perkara yang sama dan sejenis tidak
boleh disidangkan yang kedua kali”
b. Clausula rebus sic stantibus “suatu syarat dalam
hukum international bahwa suatu perjanjian antar
negara masih tetap berlaku, apabila situasi dan
kondisinya tetap sama”
c. Cogitationis poenam nemo patitur “ tiada
seorangpun dapat dihukum oleh sebab yang
dipikirkannya”
d. Tibus non est disputandum “ mengenai selera
tidak dapat disengketakan”
e. Fiat justitia ruat coelum atau fiat justitia
pereat mundus “ sekalipun esok langit akan
runtuh atau dunia akan musnah, keadilan harus
tetap ditegakkan
f. Geen straf zonder schuld “ tiada hukuman
tanpa kesalahan
g. In dubio pro reo yaitu dalam keragu raguan
diberlakukan ketentuan yang paling
menguntungkan bagi si terdakwa”
i. Lex posterior derogat legi priori atau lex
posterior derogat legi anteriori “undang-
undang yang lebih baru mengenyampingkan
undang-undang yang lama”
j. Lex specialis derogat legi generali “undang-
undang yang khusus didahulukan berlakunya
daripada undang-undang yang umum”
k. Lex superior derogat legi inferiori “ undang-
undang yang lebih tinggi mengeyampingkan
undang-undang yang lebih rendah
tingkatannya”
l. Unus testis nullus testis “ satu orang saksi
bukanlah saksi”
m. Qui tacet consentire videtur “siapa yang
berdiam diri dianggap menyetujui”
n. Re nullius credit occupanti “benda yang
diterlantarkan pemilliknya dapat diambil untuk
dimiliki”
o. u. Nullum delictum nulla poena sine praevia
poenali “ tiada suatu perbuatan dapat
dihukum, kecuali atas kekuatan ketentuan
pidana dalam undang yang telah ada lebih
dahulu daripada perbuatan itu” (Anselm von
feuebach)
p. Opinio necessitatis “ keyakinan atas sesuatu
menurut hukum adalah perlu sebagai syarat
untuk timbulnya hukum kebiasaan”
q. Pacta sunt servanda “setiap perjanjian itu
mengikat para pihak dan harus ditaati dengan
itikad baik”
r. Presumption of innocence “ praduga tak
bersalah”
s. Quiduid est in territorio, etiam est de territorio
asas yang menyatakan bahwa apa yang berada
dalam batas-batas wilayah negara tunduk
kepada hukum negara itu “
Perbedaan antara asas hukum dengan
norma hukum antara lain :
1. Asas merupakan suatu konsep,
sedangkan norma merupakan
penjabaran dari konsep tersebut.

2. Asas hukum tidak mempunyai sanksi


sedangkan norma hukum mempunyai
sanksi yang jelas
Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
 Istilah asas-asas umum pemerintahan yang baik
lahir dari Panitia De Monchy pada tahun 1950 di
Nederland yang membuat laporan tentang asas-asas
umum pemerintahan yang baik
 Gunanya untuk meningkatkan perlindungan hukum
secara lebih baik bagi masyarakat terhadap tindakan
pemerintah
 Walaupun pada awalnya muncul keberatan
terhadap konsep De Monchy ini dari para pejabat
dan pegawai di negeri Belanda namun istilah
tersebut mendapat sambutan yg baik dalam
perundang-undangan dan yuriprudensi di Belanda
 Asas-asas umum pemerintahan yang baik belum
pernah dituangkan secara resmi di dalam
peraturan perundang-undangan dalam
penyelenggaraan pemerintahan
 Artinya belum ada peraturan formal khusus
tentang asas-asas umum pemerintahan yang baik
 Asas-asas umum pemerintahan yang baik secara
utuh lebih mengikat secara moral atau sebagai
sumber hukum yang lebih bersifat doktrinal
 Ini tidak hanya terjadi di negeri Belanda sebagai
tempat lahirnya istilah tersebut tapi juga di
Indonesia.
 Pengertian asas-asas umum Pemerintahan yang
baik (AAUPB) menurut Jazim Hamidi adalah :
1. Merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan
berkembang dalam lingkungan hukum
administrasi negara.
2. Berfungsi sebagai pegangan bagi pejabat
administrasi negara dalam menjalankan fungsinya
3. Sebagian besar dari AAUPB masih merupakan
asas-asas yang tidak tertulis, masih abstrak, dan
masih perlu digali dalam praktik kehidupan di
masyarakat
4. Sebagian yang lain sudah menjadi kaedah hukum
tertulis dan terpencar dalam berbagai peraturan
hukum positif
 13 Prinsip Asas-asas umum Pemerintahan
yang baik yaitu :
1. Asas kepastian hukum (Principle of legal
security) asas ini menghendaki dihormatinya
hak yang telah diperoleh seseorang
berdasarkan suatu keputusan badan atau
pejabat administrasi suatu negara.
2. Asas keseimbangan hukum (Principle of
proportionality) asas ini menghendaki
proporsi yang wajar dalam penjatuhkan
hukum terhadap pegawai yang melakukan
kesalahan hukum
3. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan
(Principle of equality) asas ini menghendaki
agar dalam menghadapi kasus yang sama dapat
mengambil tindakan yang sama)
4. Asas bertindak cermat (Principle of carefulness)
asas ini menghendaki agar pejabat negara
bertindak hati-hati agar tidak menimbulkan
kerugian bagi masyarakat
5. Asas motivasi untuk setiap keputusan (Principle
of motivation)asas ini menghendaki agar pejabat
pemerintah dalam mengambil keputusan
bersandar pada alasan atau motivasi yang cukup
yang sifatnya benar,adil dan jelas.
5. Asas jangan mencampur adukan kewenangan
(Principle of non misuse of competence) asas ini
menghendaki agar pejabat negara tidak
menggunakan kewenangan diluar kewengannya.
6. Asas permainan yang layak (Principle of fair play)
asas ini menghendaki agar pejabat negara
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang benar dan adil
7. Asas keadilan dan kewajaran (Principle of
reasonable or prohibition of arbritrariness) asas
ini menghendaki agar pejabat negara dalam
bertindak tidak berlaku sewenang-wenang
9. Asas kepercayaan dan menanggapi
pengharapan yang wajar (Principle of meeting
raised expectation) asas ini menghendaki agar
tindakan pemerintah dapat menimbulkan
harapan yang wajar bagi yang berkepentingan.

10. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang


batal (Principle of undoing the consequencesof
an annulled decision ) asas ini menghendaki jika
terjadi pembatalan atas suatu keputusan maka
akibatnya harus dihilangkan sehingga yang
bersangkutan (yang terkena) harus diberikan
ganti rugi atau rehabilitasi
11. Asas perlindungan atas pandangan hidup
(Principle of protecting the personal may of life)
asas ini menghendaki agar setiap pegawai negeri
diberi kebebasan untuk mengatur kehidupan
pribadinya sesuai dengan pandangan hidup yg
dianutnya
12. Asas Kebijaksanaan (sapientia) asas ini
menghendaki agar dalam melaksanakan tugasnya
pemerintah diberi kebebasan dalam melakukan
kebijakan tanpa harus menunggu instruksi.
13. Asas penyelenggaraan kepentingan umum
(Principle of publik service) asas ini menghendaki
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya selalu
mengutamakan kepentingan umum
SISTEM HUKUM

 Sistem hukum adalah suatu kesatuan yang utuh dari


tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian-bagian atau
unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan
dan kait mengkait secara erat.
 Paul Scholten menyatakan bahwa “ hukum itu
merupakan suatu sistem yaitu bahwa semua
peraturan-peraturan itu saling berhubungan , yang
satu ditetapkan oleh yang lain , bahwa peraturan itu
dapat disusun secara mantik dan untuk yang bersifat
khusus dapat dicarikan aturan-aturan umumnya ,
sehingga sampailah pada asas-asasnya.
Menurut Lawrence M. Friedman
komponen sistem hukum terdiri dari :
a. Struktur hukum, yaitu menyangkut lembaga-
lembaga negara seperti legislatif, eksekutif
dan yudikatif.
b. Substansi hukum, mencakup semua
peraturan hukum.
c. Budaya hukum, yaitu sikap masyarakat,
kepercayaan masyarakat, nilai-nilai yang
dianut masyarakat serta ide-ide atau
pengharapan masyarakat terhadap hukum
 Menurut Fuller ada 8 asas yang harus dipenuhi
dalam sistem hukum yaitu :
1. Suatu sistem hukum mengandung aturan-
aturan tidak hanya memuat keputusan
sementara (adhock)
2. Peraturan itu setelah dibuat harus diumumkan
3. Berlaku asas fiksi setiap orang dianggap
mengetahui peraturan
4. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut
5. Peraturan harus dirumuskan dan disusun
dengan kata-kata yang mudah dimengerti
6. Suatu sistem hukum tidak boleh mengandung
tuntutan yang melebihi dari apa yang dilakukan
7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering
mengubah peraturan , karena orang akan
kehilangan orientasi
8. Suatu sistem hukum tidak boleh mengandung
aturan yang bertentangan satu sama lain

 Jika tidak dipenuhi kedelapan asas sistem hukum ,


maka tidak saja menyebabkan suatu sistem
hukum menjadi tidak baik karena sistem hukum
merupakan kualifikasi atas sesuatu yang
mengandung moralitas budaya hukum tertentu
 Dengan demikian sistem hukum itu merupakan
sesuatu yang bersifat menyeluruh dan berstruktur
PERANAN HUKUM
 Menurut Prof. Soerjono Soekanto peranan hukum
dalam masyarakat antara lain :
1. Alat ketertiban dan ketentraman masyarakat,
2. Sarana untuk mewujudkan keadilan social lahir bathin.
3. Sarana penggerak pembangunan.

 Menurut Prof. Sunaryati Hartono peranan hukum


dalam pembangunan Nasional mempunyai 4 Fungsi :
1. Sebagai sarana pemelihara ketertiban dan
keamanan,
2. Sebagai sarana pembangunan,
3. Sebagai sarana penegak keadilan,
ASAS PERUNDANG-UNDANGAN
 Asas merupakan sandaran dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan
 Ada 5 asas dalam Pembuatan Peraturan Perundang-
undangan yaitu :
1. Lex superiori derogat lex antheriori ( Peraturan hukum yang
dibuat kekuasaan yang lebih tinggi lebih tinggi pula
kedudukannya).
2. Lex Superiori derogat lex inferiori (Peraturan hukum yg lebih
tinggi membatalkan peraturan hukum yang lebih rendah)
3. Lex Posteriori derogat lex priori ( Peraturan hukum yang baru
mencabut peraturan hukum yang lama)
4. Lex Spesialis derogat lex generalis (Peraturan hukum yg
khusus mengenyampingkan peraturan hukum yang umum
5. Asas egalitair (non diskriminatif dalam perumusan norma)
Asas Tingkatan Hirarki adalah :
1. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang
lebih rendah tingkatannya tidak dapat mengubah
atau mengesampingkan ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang lebih tinggi
tingkatannya tetapi sebaliknya boleh.

2. Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat


dicabut, diubah, atau ditambah oleh atau dengan
peraturan perundang-undangan yang sederajat atau
lebih tinggi tingkatannya.
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan
yang lebih rendah tingkatannya tidak
mempunyai kekuatan hukum dan tidak
mengikat apabila isinya bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi tingkatannya.
4. Materi yang seharusnya diatur oleh peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
tingkatannya tidak dapat diatur oleh
peraturan perundang-undangan yang lebih
rendah tingkatannya.
 Asas hukum lain yang dijadikan dasar hukum
dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan yaitu :
1. Asas kelaziman yaitu cara pembuatan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pembentuk
peraturan masa lampau sepanjang belum ada
ketentuan normatif yang mengaturnya secara
lain
2. Asas Mutatis mutandis yaitu mengajarkan
bahwa cara pembentukan peraturan perundang-
undangan nasional (lebih tinggi) dapat diikuti
dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan daerah.
3. Asas praesumtio iustae causa (asas praduga
rechtmatig ) yaitu setiap tindakan pemerintah harus
dianggap sah (rechmatig) sampai ada
pembatalannya.
4. Asas Legalitas Tiada suatu peristiwa dapat dipidana
selain dari kekuatan ketentuan undang-undang
pidana yang mendahuluinya, asas legalitas yang
mengandung tiga pengertian, yaitu:
a. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam
dengan pidana kalau hal itu tidak terlebih dahulu
dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang
b. Untuk menentukan adanya perbuatan pidana tidak
boleh digunakan analogi (qiyas)
c. Aturan-aturan hukum pidana tidak berlaku surut
Landasan Perundang-undangan
 Landasan dalam pembuatan Peraturan perundang-
undangan adalah :
1. Landasan Filosofis
Setiap penyusunan peraturan perundang- undangan harus
memperhatikan cita-cita moral dan cita hukum sebagaimana
diamanatkan oleh Pancasila. Nilai-nilai yang bersumber pada
pandangan filosofis Pancasila, yakni :
a. Nilai-nilai religius bangsa Indonesia yang terangkum dalam sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan terhadap
harkat dan martabat kemanusiaan
c. Nilai-nilai kepentingan bangsa secara utuh, dan kesatuan hukum
nasional
d. Nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan rakyat
e. Nilai-nilai keadilan, baik individu maupun sosial
 Landasan filosofis di dalam peraturan secara visual
dapat dibagi 3 yaitu :
1. Landasan filosofis vertikal (transidental) yaitu yang
menyangkut tempat dan bunyi penulisannya yang
biasanya ditulis di posisi tengah di bawah judul.
C0ntohnya DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA
2. Landasan filosofi horizontal yaitu tempat penulisan
landasan filosofinya di tengah di atas kata
memutuskan. CONTOHNYA dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA
3. Landasan filosofi massive yaitu tentang falsafah
hidup pancasila harus terdapat di seluruh peraturan
2. Landasan Sosiologis
Pembentukan peraturan perundang-undangan harus
sesuai dengan kebutuhan, keyakinan dan kesadaran
hukum masyarakat.
3. Landasan Yuridis
Menurut Lembaga Administrasi Negara landasan yuridis
dalam pembuatan peraturan perundang-undangan
memuat keharusan:
a. adanya kewenangan dari pembuat peraturan
perundang-undangan,
b. adanya kesesuaian antara jenis dan materi
muatan peraturan perundang-undangan,
c. mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu,
d. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi tingkatannya,
 Asas-asas pembentukan peraturan perundang -undangan
yang baik menurut I.C. van der Vlies yaitu :
A. Asas-asas formil:
1. Asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke
doelstelling), yakni setiap pembentukan peraturan
perundang-undangan harus mempunyai tujuan dan
manfaat yang jelas untuk apa dibuat;
2. Asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste
orgaan), yakni setiap jenis peraturan perundang-
undangan harus dibuat oleh lembaga atau organ
pembentuk peraturan perundagundagan yang
berwenang; peraturan perundangundangan tersebut
dapat dibatalkan (vernietegbaar) atau batal demi hukum
(vanrechtswege nieteg), bila dibuat oleh lembaga atau
organ yang tidak berwenang;
3. Asas kedesakan pembuatan pengaturan (het
noodzakelijkheidsbeginsel);
4. Asas kedapatlaksanaan (dapat dilaksanakan)
(het beginsel van uitvoerbaarheid), yakni setiap
pembentukan peraturan perundang-undangan
harus didasarkan pada perhitungan bahwa
peraturan perundang-undangan yang dibentuk
nantinya dapat berlaku secara efektif di
masyarakat karena telah mendapat dukungan
baik secara filosofis, yuridis, maupun sosiologis
sejak tahap penyusunannya;
5. Asas konsensus (het beginsel van de consensus).
 B. Asas-asas materiil:
1. Asas terminologi dan sistematika yang benar (het
beginsel van duidelijke terminologie en duidelijke
systematiek);
2. Asas dapat dikenali (het beginsel van de
kenbaarheid);
3. Asas perlakuan yang sama dalam hukum (het
rechtsgelijkheidsbeginsel);
4. Asas kepastian hukum (het
rechtszekerheidsbeginsel);
5. Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan
individual (het beginsel van de individuele
rechtsbedeling).
METODE PENAFSIRAN HUKUM
 Penafsiran hukum adalah mencari dan menetapkan
pengertian atas dalil-daalil yang tercantum dalam
undang-undang sesuai dengan yang di kehendaki
serta yang dimaksud oleh pembuat undang-undang
 Macam-macam cara penafsiran hukum
1. Dalam pengertian subyektif dan obyektif.
a. Dalam pengertian subyekti yaitu yang di kehendaki
oleh pembuat undang-undang.
b. Dalam pengertian obyektif,apabila penafsiran lepas
dari pada pendapat pembuat undang-undang dan
sesuai dengan adat bahasa sehari-hari.
2. Dalam pengertian sempit dan luas.
a. Dalam pengertian sempit (restriktif),yakni
apabila dalil yang ditafsirkan di beri pengertian
yang sangat di batasi misalnya;Mata uang (pasal
1756 KUH Perdata)pengertian hanya uang logam
saja dan barang di artikan benda yang dapat
dilihat dan di raba saja
b. dalam pengertian luas (ekstensif),ialah apabila
dalil yang di tafsirkan di beri pengertian seluas-
luasnya.Misalnya: Pasal 1756Perdata alinea ke-2
KUH Perdata tentang mata uang juga diartikan
uang kertas.
3. Berdasarkan sumbernya penafsiran Bersifat:
a. Otentik, ialah penafsiran yang diberikan oleh
pembuat undang-undang seperti yang di
lampirkan pada undang-undang sebagai
penjelas.Penafsiran ini mengikat umum.
b. Doktrinair, ialah penafsiran yang didapat dalam
buku-buku dan hasil-hasil karya karya para
ahli.hakim tidak terikat karena penafsiran ini hanya
memiliki nilai teoretis.
c. Penafsiran hakim yaitu penafsiran yang
bersumber pada hakim (peradilan) hanya
mengikat pihak-pihak yang bersangkutan dan
berlaku bagi kasus-kasus tertentu (pasal 1917 ayat
(1) KUH Perdata.
Macam-Macam metode Penafsiran Hakim :
1. Penafsiran Grammatikal ( Penafsiran tata bahasa )
yaitu cara penafsiran berdasarkan pada bunyi
undang-undang, hakim wajib mencari arti kata-kata
yang lazim di pakai dalam bahasa sehari-hari yang
umum,oleh karena itu di pergunakan kamus bahasa
atau meminta bantuan pada para ahli bahasa.
2. Penafsiran sistematis adalah suatu penafsiran yang
menghubungkan pasal yang satu dengan pasal-pasal
yang lain dalam suatu perundang-undangan yang
bersangkutan atau pada perundang-undangan
hukum lainnya, sehingga kita mengerti apa yang di
maksud
3. Penafsiran historis adalah menafsirkan undang-
undang dengan cara melihat sejarah terjadinya suatu
undang-undang itu dibuat.
Penafsiran ini ada 2 macam :
a. Sejarah hukumnya, Yang diselidiki berdasarkan
sejarah terjadinya hukum tersebut. dapat diselidiki
dari memori penjelasan ,laporan-laporan perdebatan
dalam DPR dan surat menyurat antara menteri
dengan komisi DPR yang bersangkutan.
b. Sejarah undang-undangnya, yang diselidiki
maksudnya Pembentuk Undang-undang pada waktu
membuat undang-undang itu misalnya di denda 25
f, sekarang ditafsirkan dengan uang rupiah sesuai
4. Penafsiran Sosiologis(Teleologis) adalah penafsiran
yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat.
5. Penafsiran Autentik (resmi) yaitu penafsiran resmi
yang diberikan oleh pembuat undang-undang. Misalnya
Pada pasal 98 KUHP ;”malam” berarti waktu antara
matahari terbenam dan matahari terbit ,dan pasal 97
KUHP : Hari adalah waktu selama 24 jam dan yang di
maksud dengan bulan adalah waktu selama 30 hari.
6. Penafsiran nassional adalah penafsiran yang menilik
sesuai tidaknya dengan sistem hukum yang berlaku
misalnya Hak milik Pasal 570 KUHPer harus
ditafsirkan menurut hak milik sistem hukum
Indonesia.
6. Penafsiran analogis artinya memberi tafsiran
pada sesuatu peraturan hukum dengan
memberi ibarat (kiyas) pada kata-kata tersebut
sesuai dengan asas hukumnya ,sehingga sesuatu
peristiwa yang sebenarnya tidak dapat di
masukkan ,lalu dianggap sesuai dengan bunyi
peraturan tersebut
7. Penafsiran ekstensif adalah suatu penafsiran
dengan cara memperluas arti kata-kata yang
terdapat dalam peraturan perundang-undangan
sehingga suatu peristiwa dapat dimasukkan ke
dalam, misalnya “aliran listrik’ disamakan
9. Penafsiran restriktif adalah penafsiran dengan cara
membatasi atau mempersempit arti kata-kata yang
terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
10. Penafsiran a contrario adalah penafsiran yang
dilakukan dengan cara memberikan perlawanan
pengertian antara pengertian konkret yang dihadapi
dan peristiwa yang di atur dalam undang-undang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peristiwa yang
dihadapi itu tidak meliputi seperti yang diatur oleh
undang-undang..
PRODUK HUKUM DAERAH

o Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-


undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan
bersama kepala daerah (gubernur atau
bupati/walikota)
o Peraturan Kepala Daerah adalah peraturan
perundang-undangan tingkat daerah yang
dibentuk oleh salah satu unsur pemerintah
daerah yang berwenang membuat peraturan
perundang-undangan tingkat daerah
Peraturan perundang-undangan tingkat daerah
dalam arti luas juga meliputi :
1. Peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh unsur pemerintah pusat di daerah (kepala
wilayah)
2. Peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh pemerintah pusat yang berlaku untuk
daerah atau wilayah tertentu.

Pada hakekatnya peraturan daerah meliputi semua


peraturan yang dibuat oleh lembaga pemerintahan
yang ada di daerah baik dalam lingkup provinsi,
kabupaten/kota maupun desa.
Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah
(Perda) antara lain :
1. Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 menyatakan,’ Negara Kesatuan
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang
2. Pasal 18 ayat(6) UUD 1945 menetapkan,’ Pemerintahan
daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi
dan tugas pembantuan.
3. Pasal 75 – 80 UU no. 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan perundang-undangan
4. Bab IX tentang Perda dan Perkada Pasal 236-257 UU no.
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Proses Pembentukan Perda
Perda merupakan produk legislasi pemerintahan
daerah, yang prosesnya antara lain :
1. Rancangan Perda dapat berasal dari DPRD,
Gubernur, atau Bupati/Walikota.
2. Rancangan Perda harus mendapat persetujuan
bersama DPRD dan Gubernur atau Bupati/
Walikota untuk dapat dibahas lebih lanjut.
3. Rancangan Perda yang telah disetujui bersama
oleh DPRD dan Gubernur atau Bupati/Walikota
disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada
Gubernur atau BupatiWalikota untuk ditetapkan
sebagai Perda
Landasan Pembentukan Perda
1. Landasan filosofis, adalah landasan yang berkaitan
dengan dasar atau ideologi negara;
2. Landasan sosiologis, adalah landasan yang berkaitan
dengan kondisi atau kenyataan empiris yang hidup
dalam masyarakat, dapat berupa kebutuhan atau
tuntutan yang dihadapi oleh masyarakat,
kecenderungan, dan harapan masyarakat; dan
3. Landasan yuridis, adalah landasan yang berkaitan
dengan kewenangan untuk membentuk, kesesuaian
antara jenis dan materi muatan, tata cara atau
prosedur tertentu, dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
MATERI MUATAN PERDA
Berdasarkan Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 dan Pasal
250 ayat (1) UU Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Materi muatan sebuah Perda
tidak boleh mengatur tentang :
1. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat, seperti: politik luar negeri,
pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan
fiskal nasional dan agama.
2. Permasalahan yang menyimpang dari prinsip
NKRI, yang dapat merusak bingkai NKRI
3. Bertentangan dengan kepentingan umum dan
atau kesusilaan
Asas-asas yang perlu diperhatikan dalam
pembentukan Perda adalah :
1. Asas ’lex superior derogat legi inferiori’, yakni
ketentuan yang lebih tinggi derajatnya
menyampingkan ketentuan yang lebih rendah.
2. Asas ’lex specialis derogat legi generalis’, yakni
ketentuan yang bersifat khusus menyampingkan
ketentuan yang bersifat umum
3. Asas ’ lex posterior derogat legi priori’, yakni
ketentuan yang kemudian menyampingkan
ketentuan terdahulu.
4. Asas positivisme dan perspektif, yakni ketentuan
dalam perda memuatr permasalahan yang up to
o Sejak otonomi daerah bergulir banyak sekali Perda
bermasalah yang dibuat oleh pemerintah daerah baik
pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terkait
dengan perizinan, pajak dan retribusi di daerah dan oleh
Departemen Keuangan sudah direkomendasikan kepada
Departemen Dalam Negeri untuk membatalkan perda
yang terkait dengan pajak dan retribusi di daerah.
o Data yang diperoleh dari Departemen Dalam Negeri
menunjukkan bahwa sejak tahun 2002 - 2009 Perda yang
telah dibatalkan pemerintah melalui Keputusan Menteri
Dalam Negeri (Kepmendagri) mencapai 1.064 Perda.
o Pembatalan yang dilakukan oleh Pemerintah tersebut
adalah sebagai tindak lanjut dari evaluasi pemerintah
terhadap 7.500 perda yang telah disahkan pemerintah
daerah (pemda) sejak 2002 hingga 2009
PRODUK HUKUM DAERAH TERDIRI DARI :
1. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan
persetujuan bersama kepala daerah (gubernur atau
bupati/walikota)
2. Peraturan kepala Daerah adalah peraturan yang dibuat dan
ditetapkan oleh kepala daerah (gubernur atau bupati/walikota)
untuk melaksanakan perda dan kuasa undang-undang
3. Peraturan DPRD adalah peraturan yang dibentuk dan ditetapkan
oleh DPRD dalam melaksanakan tata tertib persidangan
4. Peraturan bersama kepala daerah adalah peraturaan yang
dibentuk secara bersama oleh kepala daerah dengan perangkatnya
atau dengan kepala daerah lain.
5. Peraturan Desa adalah peraturan yang dibuat oleh Badan
Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa dalam menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat
6. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan yang dibentuk oleh kepala
desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa
Fungsi dan tempat pengundangan
Peraturan
Pengundangan adalah pemberitahuan secara
formal suatu peraturan negara dengan
penempatanya dalam suatu penerbitan resmi yang
khusus untuk maksud itu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Tujuan pengundangan adalah agar secara formal
setiap orang dapat mengenali peraturan negara
karena setiap orang dianggap mengetahui undang-
undang, ketidaktahuan seseorang terhadap
undang-undang tidak memaafkannya.
 Fungsi pengundangan Peraturan Perundang-
undangan adalah :
1. Agar secara material suatu peraturan negara
diumumkan kepada khalayak ramai dengan
seluas-luasnya
2. Agar secara material sebanyak mungkin
khalayak ramai mengetahui dan memahami isi
serta maksud dalam peraturan negara tersebut
3. Agar peraturan perundang-undangan tersebut
mempunyai daya ikat dan daya laku bagi setiap
orang
 Fungsi Lembaran negara dan Berita Negara
adalah sebagai tempat pengundangan :
1. Undang-undang /Peraturan Pemerintah
pengganti undang-undang
2. Peraturan Pemerintah
3. Peraturan Presiden
4. Peraturan Perundang-undangan lain yang
menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku harus diundangkan dalam
lembaran negara atau berita negara
o Tambahan Lembaran negara berfungsi untuk
memuat penjelasan peraturan perundang-
undangan yang dimuat dalam lembaran negara
o Tambahan berita negara berfungsi memuat
penjelasan peraturan perundang-undangan yang
dimuat dalam berita negara
o Fungsi Lembaran Daerah adalah sebagai tempat
pengundangan Peraturan daerah propinsi dan
Pearaturan daerah kabupaten/kota.
o Fungsi Berita daerah adalah sebagai tempat
pengundangan peraturan gubernur dan peraturan
bupati /walikota
SEMOGA MENJADI ILMU
DAN BERMANFAAT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai