Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME

BUKU PENGANTAR ILMU HUKUM

• BAB I – PENDAHULUAN

Pengantar ilmu hukum yang biasa juga disebut


sebagai Encyclopedia Hukum merupakan dasar untuk pelajaran lebih lanjut
dalam studi hukum. Apabila ilmu pengantar ini tidak dipahami secara seksama
dan tuntas, tidaklah mungkin dapat diperoleh pengertian yang baik tentang
berbagai cabang ilmu hukum, baik yang privat maupun yang publik.

Unsur hukum, baik yang riil maupun yang idiil tentang


pengertian manusia dan alam sekeliling serta pergaulan. Memperhatikan
aspek metodologi dan sistematika dengan menghubungkan hukum dengan
etika dalam konsep keadilan yang berhubungan dengan nilai-nilai, asas, dan
pengkaidahan; dalam suatu rumusan yang meliputi pengertian hukum, asas
pokok, dan kerangka dasar.

Tujuan penulisan buku ini adalah untuk tujuan member input


materi bagi pengembangan pengajaran PIH yang beridentitas, serta sarat
bagi pengembangan studi ilmu hukum lebih lanjut, dengan berorientasi pada
tujuan menghasilkan sarjana hukum paripurna dan mampu mengemban
tugas-tugas dalam proses pembangunan bangsa.

• BAB II - ANEKA ARTI HUKUM

Hukum meliputi 8 kategori sebagai berikut:

1. Penguasa (Undang-undang, keputusan, hakim, dan lain-lain)

2. Para petugas

3. Sikap tindak

4. Sistem kaidah
5. Jalinan nilai

6. Tata hukum

7. Ilmu hukum

8. Disiplin hukum

• BAB III - DISIPLIN HUKUM

Disiplin hukum adalah sistem ajaran mengenai kenyataan atau


gejala-gejala hukum yang ada dan hidup di tengah pergaulan. Disiplin ilmu
merupakan disiplin perspektif yang berusaha menentukan apakah yang
seyogyanya, seharusnya, dan sepatutnya dilakukan dalam menghadapi
kenyataan.

Cabang-cabang ilmu hukum dalam disiplin hukum dibagi menjadi


3, yaitu :

1. Ilmu Hukum

Ilmu hukum adalah pengetahuan mengenai masalah yang


bersifat manusiawi, pengetahuan tentang yang benar dan tidak
benar menurut harkat kemanusiaan. Yang termasuk dalam ilmu
hukum (dogmatik hukum) adalah : Ilmu kaidah, ilmu pengertian,
dan ilmu kenyataan

2. Filsafat Hukum

Merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari


pertanyaan-pertanyaan mendasar dari hukum, mengemukakan
dasar-dasar kekuatan mengikat dari hukum

3. Politik Hukum

Politik hukum merupakan disiplin ilmu yang


mengkhususkan pada usaha memerankan hukum dalam
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh masyarakat tertentu.
• BAB IV - MENGENAL ILMU-ILMU HUKUM SEBAGAI
ILMU TENTANG KENYATAAN

Ilmu-ilmu hukum sebagai ilmu tentang kenyataan atau


Tatsachenwissenschaft atau Seinwissenschaft yang menyoroti hukum
sebagai perilaku. Yang termasuk ilmu-ilmu kenyataan tentang hukum antara
lain :

1. Sosiologi Hukum

2. Antropologi Hukum

3. Psikologi Hukum

4. Sejarah Hukum

5. Perbandingan Hukum

• BAB V - ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KAIDAH

Untuk memahami dengan baik pengertian tentang ilmu hukum


sebagai ilmu kaidah, penulis membagi bab ini menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ciri-ciri pokok yang terdapat padapengertian ilmu


pengetahuan, yaitu : rasional, bersifat empiris, bersifat umum,
dan bersifat akumulatif. Pada bagian ini juga dijelaskan mengenai
metode ilmu pengetahuan yang merupakan prosedur untuk
berpikir tertatur dalam penelitian untuk memperoleh konklusi
ilmiah berdasarkan postulat-postulat dan preposisi ilmiah
tertentu. Pada prinsipnya, metode ilmu ini meliputi tiga hal,
yakni : pernyatan masalah penelitian, pemecahan soal yang
diusulkan/hipotesa, dan testing serta verifikasi dari penyelesaian
yang diusulkan.

2. Ilmu Pengetahuan Kaidah

Merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kaidah-


kaidah(normwissenschaft atau sollenwissenschaft ). Kaidah
sendiri merupakan patokan atau ukuran atau pedoman untuk
berkelakuan atau bersikap di dalam ketentuan-ketentuan yang
telah menghayat di dalam pergaulan hidup.

Kaidah-kaidah ini terwujud secara alamiah dan dianut,


sekalipun tidak tertulis. Pada masyarakat modern, banyak
pengkaidahan yang melalui proses pembuatan undang-undang.

3. Ilmu Hukum Sebagai Ilmu Kaidah

Ilmu hukum sebagai ilmu kaidah merupakan ilmu yang


menelaah hukum sebagai kaidah dengan dogmatik hukum atau
sistematik hukum sehingga dapat dipahami dengan jelas. Pada
bagian ini dijelaskan lebih dalam tentang ide hukum, hukum
positif, dan paham-paham hukum.

4. Hukum dan Interdisiplin Ilmu

Disiplin meliputi analitis dan perspektif. Hukum


merupakan disiplin ilmu yang perspektif dimana ajarannya
merupakan sistem ajaran yang menentukan apakah yang
seharusnya dilakukan dalam menghadapi kenyataan-
kenyataan tertentu. Ilmu hukum tidaklah dapat bekerja sendiri,
melainkan senantiasa interdisplin dengan berbagai ilmu lain
baik yang analitis maupun sesama perspektif.

Ilmu hukum merupakan bagian dari ilmu pengetahuan


sosial, yang mempelajari sikap dan tingkah laku dalam
kehidupan manusia yang berhubungan dengan kehidupan
hukumnya dan kode-kode formil lain. Hukum adalah norma-
norma sosial yang bila dilanggar mempunyai sanksi berupa
ancaman dan penggunaan kekerasan fisik oleh pihak yang diakui
secara sosial untuk bertindak.

• BAB VI - STUDI HUKUM DENGAN PENDEKATAN ILMU


PENGERTIAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang pengertian-pengertian pokok
dalam hukum seperti masyarakat hukum, subyek hukum, peranan hukum,
peristiwa hukum, obyek hukum, dll yang dianggap relevan.

Yang dimaksud dengan masyarakat hukum atau


rechtsgemeen schappen adalah suatu masyarakat yang terdiri dari
kelompok-kelompok yang berhubungan satu sama lain dalam kaitannya
pula dengan alam sehingga bertingkah laku sedemikian rupa. Dalam
masyarakat hukum, apabila masyarakat telah berkembang menjadi
masyarakat majemuk, maka di dalamnya terjalin bergeraknya hukum di
tengah pergaulan.

Subyek hukum atau subject van een recht adalah orang


yang mempunyai hak yang berhak dan berkehendak atau melakukan
perbuatan hukum. Dalam hukum internasional, subyek hukum dapat
secara individual ataupun negara.

Peranan hukum mencerminkan secara lebih nyata bekerjanya


hukum di tengah kehidupan masyarakat, khususnya dalam penentuan hak
dan kewajiban dan perlindungan kepentingan sosial dan para individu.

Peristiwa hukum adalah semua peristiwa atau kejadian yang dapat


menimbulkan akibat hukum, antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan
hukum.

Obyek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek


hukum dan yang dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum, karena
sesuatu itu dapat dikuasai oleh subyek hukum. Sedangkan akibat hukum
merupakan suatu akibat yang ditimbulkan oleh adanya suatu hubungan
hukum.

• BAB VII - TUJUAN HUKUM DENGAN PENJELASAN TENTANG


PASANGAN NILAI DALAM HUKUM
Tujuan hukum memberikan peraturan-peraturan dalam pergaulan
hidup, untuk melindungi individu dalam hubungannya dengan masyarakat,
sehingga dengan demikian dapat terwujud suatu keadaan aman, tertib, dan
adil.

Untuk mencapai tujuan ini, perlu suatu pendekatan yang memberi


keseimbangan dan keserasian sebagai berikut :

1. Kebebasan dan ketertiban

2. Kepentingan pribadi dan kepentingan antar pribadi

3. Kesebandingan hukum dna kepastian hukum

4. Kebendaan (materialism) dan keakhlakan ( spiritualism)

5. Kelestarian (konservation) dan kebaruan (inovatism)

Dengan keseimbangan pasangan paham di atas, secara ideal


diharapkan tujuan hukum bagi kesejahteraan dan keadilan dapat terwujud.

• BAB 8 - TERJADINYA HUKUM DAN FUNGSINYA DALAM


MASYARAKAT

Pada bab ini dibahas mengenai terjadinya hukum dan fungsinya


bagi pergaulan hidup atau bermasyarakat. Dijelaskan sebagai berikut :

1. Terjadinya hukum (dalam perkembangan dewasa ini, tentunya


pembentukan atau terbentuknya hukum baru)
Ajaran yang berlaku dewasa ini menjelaskan bahwa
hukum terbentuk melalui beberapa cara, pertama karena
pembentuk undang-undang (wetgever) membuat aturan-aturan
hukum, hakim harus menerapkan undang-undang. Penerapan
undang-undang tidak dapat berlangsung secara mekanis,
ia menuntut penafsiran dan karena itu ia sendiri kreatif.
Perundang-undangan juga tidak dapat lengkap sempurna,
terkadang harus digunakan istilah-istilah yang kabur yang
maknanya harus diberikan lebih jauh oleh hakim. Kadang- kadang
juga terdapat kekosongan (leemtes) dalam undang-undang yang
harus diisi oleh peradilan.

Disamping oleh perundang-undangan dan peradilan,


hukum juga terbentuk oleh pergaulan sosial yang terbentuk
melalui kebiasaan yang mengikat. Peradilan kasasi berfungsi
utama dalam pembentukan hukum.

2. Sebuah contoh tentang pengaruh agama terhadap hukum


Hukum agama yang sangat berpengaruh antara lain :
hukum yahudi, hukum kristen, dan hukum islam.

3. Pembentukan hukum dalam yurisprudensi (nukilan sejarah di


Indonesia)
Bentuk-bentuk hukum positif mempunyai suatu sifat yang
sejalan. Di dalam hukum obyektif dirumuskan secara teoritis
bahwa peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi di dalam
pergaulan masyarakat. Hukum subyektif menguasai
perhubungan yang muncul diantara dua orang oknum.hakim
merupakan alat yang menyelidiki apakah suatu perbuatan
sesuai dengan kaidah atau tidak berdasarkan nurani para hakim
itu, ada kemungkinan bahwa perumusan hukum oleh seorang
hakim dapat juga dipergunakan oleh hakim- hakim lain.

4. Fungsi hukum
Secara garis besar, fungsi hukum dapat diklasifir dalam
empat tahap, yaitu :
a) Fungsi hukum sebagai alat ketertiban dan keteraturan
masyarakat
b) Fungsi hukum sebagai sarana untuk mewujudkan
keadilan sosial lahir batin
c) Fungsi hukum sebagai sarana penggerak pembangunan
d) Fungsi kritis dari hukum

5. Penafsiran hukum
Penafsiran menentukan arti atau makna suatu teks
atau bunyi suatu pasal berdasar pada kaitannya. Metode
penafsiran hukum yang lazim digunakan antara lain :
penafsiran gramatikal, penafsiran sistematis, penafsiran
historis, dan penafsiran teologis.

• BAB IX - ALIRAN HUKUM

Hukum dibagi menjadi 3 aliran, yaitu :

1. Aliran Legisme
Aliran ini menganggap bahwa semua hukum terdapat
dalam undang-undang. Aliran ini menganggap hakim terikat
pada undang-undang, sehingga pekerjaannya hanya
melakukan pelaksanaan undang-undang, dengan jalan
pembentukan silogisme hukum 2.

2. Aliran Frie Rechtsbewegung


Aliran ini beranggapan bahwa di dalam melaksanakan
tugasnya, seorang hakim bebas untuk melakukan menurut
undang-undang atau tidak, hakim bertugas menciptakan hukum,
dan keputusannya lebih bersifat dinamis karena senantiasa
memperhatikan keadaan dan perkembangan masyarakat

3. Aliran Rechtsvinding
Merupakan aliran tengah antara 2 aliran sebelumnya.
Aliran ini menganggap bahwa hakim terikat pada undang-undang,
tetapi hakim juga memiliki kebebasan yang terikat.

• BAB X - ANEKA CARA PEMBEDAAN HUKUM

Dalam Bab ini membahas mengenai cara-cara pembedaan


hukum. Yang dibedakan adalah antara pasangan-pasangan hukum sebagai
berikut :

1. Ius Constitutum dan Ius Constituendum

Membandingkan antara hukum positif suatu negara


dengan hukum yang dicita-citakan oleh pergaulan hidup dan
negara, tetapi belum merupakan kaidah dalam bentuk undang-
undang).

2. Hukum Alam dan Hukum Positif

Membandingkan hukum alam sebagai ekspresi dari


kegiatan manusia yang memncari keadilan sejati yang mutlak
dengan hukum atau kaidah yang telah berlaku. Apabila kedua
hukum dihubungkan, akan terungkap tiga wawasan : hukum alam
sebagai sarana koreksi hukum positif, hukum alam menjadi inti
hukum positif, dan hukum alam menjadi pembenaran hak asasi
manusia

3. Hukum Imperatif dan Hukum Fakultatif

Berkisar pada penekanan bahwa hukum imperatif


(paksaan) harus ditaati secara mutlak, dan hukum fakultatif
adalah hukum pelangkap

4. Hukum Substantif dan Hukum Ajektif.

Hukum substantif merumuskan hak dan kewajiban subyek


hukum yang terkait dalam hubungan hukum, sedangkan
hukum ajektif memberikan pedoman bagaimana
penegakannya, atau mempertahankannya di dalam praktek.

5. Hukum Tidak Tertulis dan Hukum Tertulis

Hukum tidak tertulis adalah hukum kebiasaan yang sering


disebut sebagai hukum adat, sedangkan hukum tertulis
atau geschreveb recht adalah hukum yang mencakup
perundang-undangan dalam berbagai bentuk yang dibuat oleh
pembuat undang-undang dan traktat yang dihasilkan dari
hubungan hukum internasional

Anda mungkin juga menyukai