Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

No.85/AKBP/HRD-PKWT/IV/2019

Kesepakatan Kerja atau dalam hal ini disebut “Perjanjian” dibuat pada tanggal 20 bulan
April tahun 2019 oleh dan antara :

1. Nama : Ndaru Satriyo Aji


Jabatan : Direktur

Dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama PT. ANDIFA KHARISMA
BORNEO PRATAMA Perseroan terbatas yang beralamat di Jalan Poros Kodeco Km. 6
RT. 9 Kelurahan/Desa Sarigadung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Zahwan M. Mutamaddin


Jenis Kelamin : Laki - Laki
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA. Bahwasannya Kedua Pihak sepakat untuk membuat suatu ikatan kerja untuk
jangka waktu tertentu dengan mengikuti segala ketentuan dibawah ini :

Pasal 1
PENUNJUKAN

1.1. PIHAK KEDUA sepakat menerima penunjukan PIHAK PERTAMA sebagai :

Jabatan : Driver
Dept / Section : Transport

1.2. PIHAK KEDUA bekerja berdasarkan jenis dan sifat pekerjaannya tidak berhak atas
overtime/upah lembur

1.3. PIHAK KEDUA berjanji akan melaksanakan semua tugas dan kewajiban yang
sesuai dengan petunjuk yang diberikan PIHAK PERTAMA melalui atasannya untuk
keperluan PIHAK PERTAMA yang berpedoman pada peraturan tata tertib
perusahaan.

1
Pasal 2
UPAH & TUNJANGAN HARI RAYA

2.1. Besarnya upah PIHAK KEDUA atas pelaksanaan tugas dan pekerjaannya
ditetapkan sebagai berikut :

Gaji pokok : Rp. 2.660.000-,


Ritase
Unit Hino 700 : Rp. 35.000-, /ret
Unit Quester : Rp. 30.000-, /ret

2.2. Pajak penghasilan ditanggung oleh PIHAK PERTAMA yang diberikan dalam bentuk
tunjangan pajak.

2.3. Upah PIHAK KEDUA dibayar atau ditransfer ke rekening bank yang ditunjuk oleh
PIHAK PERTAMA pada setiap akhir bulan pada bulan berjalan atau paling lambat
pada tanggal 5 (lima) pada bulan berikutnya.

2.4. Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan sebesar 100% dari besarnya gaji pokok
kepada PIHAK KEDUA apabila telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara
terus menerus sampai pada tanggal hari raya keagamaan yang ditetapkan
pemerintah.

2.5. PIHAK PERTAMA tidak memberikan THR apabila masa kerja PIHAK KEDUA kurang
dari 1 (satu) bulan sampai dengan tanggal hari raya keagamaan yang ditetapkan
pemerintah.

2.6. Apabila masa kerja PIHAK KEDUA adalah 1 (satu) bulan atau lebih, tetapi kurang
dari 12 (dua belas) bulan, maka THR akan diberikan secara prorata, dengan
formula penghitungan sebagai berikut :
Masa kerja/12 x gaji pokok

2.7. Tunjangan Hari Raya (THR) akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Hari Raya Keagamaan atau
sesuai kebijakan perusahaan.

Pasal 3
FASILITAS PEMELIHARAAN KESEHATAN & BPJS KETENAGAKERJAAN

3.1. PIHAK PERTAMA akan memberikan kepada PIHAK KEDUA fasilitas perawatan
kesehatan bagi PIHAK KEDUA melalui BPJS_Kesehatan atau sesuai dengan
Peraturan Perusahaan.

3.2. Besarnya penggantian biaya fasilitas perawatan/ kesehatan diatas serta tata
cara / prosedur sesuai dengan aturan BPJS_Kesehatan dan klaim diatur dalam
peraturan perusahaan dan surat keputusan direksi.

3.3. PIHAK KEDUA wajib mengikuti program BPJS_Ketenagakerjaan atau jaminan


sosial ketenagakerjaan yang dibayarkan melalui badan penyelenggara jaminan
sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh PIHAK PERTAMA

3.4. Premi Jaminan Hari Tua (JHT) atau jaminan sosial ketenagakerjaan
(BPJS_Ketenagakerjaan ) tersebut akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA
sebesar 2% untuk Jaminan Hari Tua (JHT) dari gaji pokok PIHAK KEDUA sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

2
Pasal 4
JANGKA WAKTU

4.1. Kesepakatan ini dibuat untuk jangka waktu 6 bulan, terhitung tanggal 20 April
2019 sampai dengan tanggal 20 September 2019, jangka waktu ini merupakan
waktu lamanya PIHAK KEDUA bekerja pada PIHAK PERTAMA.

4.2. Jika diperlukan, kesepakatan kerja ini dapat diperpanjang, dan selambat-
lambatnya 7 ( tujuh ) hari sebelum kesepakatan kerja berakhir, PIHAK PERTAMA
memberitahukan maksudnya kepada PIHAK KEDUA untuk memperpanjang
kesepakatan kerja ini

Pasal 5
TEMPAT PEKERJAAN DAN PENERIMAAN

5.1. Tempat penerimaan (Point of Hire) PIHAK KEDUA adalah di Sebamban

5.2. PIHAK KEDUA ditempatkan di unit kerja, di site Sebamban

5.3. PIHAK PERTAMA memberikan fasilitas mess/tempat tinggal kepada PIHAK KEDUA.

5.4. Dalam pelaksanaan tugas, bila dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA dapat dan bersedia dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain
atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam lingkungan PERUSAHAAN ATAU
GROUP PERUSAHAAN pada lokasi yang ditentukan kemudian, untuk
melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi PIHAK KEDUA, dan
ketentuan peraturan perusahaan yang berlaku berdasarkan pedoman kerja serta
norma-norma tingkah laku yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

5.5. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugas pekerjaan seperti yang tersebut dalam
pasal 1 ayat 1.1 dengan sebaik-baiknya.

Pasal 6
WAKTU KERJA

6.1. Pihak pertama memberlakukan 6 (Enam) hari kerja dalam seminggu dengan
ketentuan sebagai berikut :

JAM KERJA : 7:00 S/D 19:00 / 19:00 S/D 7:00


ROSTER KERJA : 6 (enam) Hari kerja ,1 (satu) Hari Off/libur

Atau waktu lain yang ditentukan oleh Pihak Pertama berdasarkan jam kerja pada
Departemen atau Divisi yang dimana Pihak Kedua ditempatkan.

6.2. Berdasarkan sifat, fungsi dan tanggung jawab pekerjaannya PIHAK KEDUA
bersedia dan sanggup bekerja diluar jam kerja yang telah ditentukan.

3
Pasal 7
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

7.1. PIHAK KEDUA wajib mengikuti petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja yang
ditentukan PIHAK PERTAMA.

7.2. PIHAK PERTAMA akan menyediakan peralatan – peralatan keselamatan kerja


kepada PIHAK KEDUA dan alat – alat lain yang diperlukan dalam melaksanakan
tugasnya.

7.3. PIHAK KEDUA wajib menggunakan atau memakai alat – alat keselamatan kerja
tersebut dengan petunjuk – petunjuk atau ketentuan yang dibuat oleh PIHAK
PERTAMA.

7.4. Apabila PIHAK KEDUA tidak berkerja lagi pada PIHAK PERTAMA maka peralatan
keselamatan kerja tersebut wajib dikembalikan kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 8
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN UPAH PENUH

8.1. Izin meninggalkan pekerjaan adalah waktu dimana PIHAK KEDUA tidak ada di
tempat kerjanya selama sehari atau jam-jam kerja biasa yang ditentukan
baginya dengan atau tanpa upah.

8.2. Selama sakit yang dibuktikan surat keterangan dokter, maka PIHAK KEDUA tetap
akan mendapat upah penuh (gaji pokok) dari PIHAK PERTAMA.

8.3. PIHAK KEDUA diberikan Izin Dispensasi untuk meninggalkan pekerjaannya yang
dibuktikan dengan keterangan yang sah, dengan tetap mendapat upah dalam
hal-hal sebagai berikut :

N Keterangan Meninggalkan pekerjaan Daerah Kalsel Luar Kalsel


o
1 Pernikahan karyawan/karyawati sendiri 3 Hari 4 Hari
2 Pernikahan anak karyawan 2 Hari 3 Hari
3 Khitanan / Baptisan anak karyawan 2 Hari 3 Hari
4 Istri Karyawan melahirkan / keguguran 2 Hari 3 Hari
5 Suami.istri/anak/orang tua/mertua karyawan 2 Hari 3 Hari
meninggal dunia
6 Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal 1 Hari 2 Hari
dunia
7 Suami/istri/anak/orang tua/mertua dirawat di RS 1 Hari 2 Hari

8.4. Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk bekerja bukan karena sakit atau selain point
8.3. diatas maka akan dipotong gaji pokok PIHAK KEDUA selama jumlah hari
PIHAK KEDUA tidak masuk bekerja, dengan formula penghitungan sebagai
berikut :

Gaji Pokok/30 x ( 30 - jumlah hari tidak masuk )

4
Pasal 9
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

9.1. Apabila dalam penilaian PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dianggap tidak cakap
atau tidak mampu dalam melakukan tugas atau pekerjaan yang di berikan
kepadanya dan PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban membayar sisa upah masa
kerja PIHAK KEDUA yang masih ada.

9.2. Apabila masih dalam masa kesepakatan kerja, proyek berhenti atau terhenti yang
disebabkan oleh hal yang diluar dugaan maka otomatis hubungan kerja antara
PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA terputus dan PIHAK PERTAMA tidak
berkewajiban membayar sisa upah masa kerja PIHAK KEDUA yang masih ada.

9.3. Dalam hal PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran berat maka PIHAK PERTAMA
dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) seketika secara sepihak
dengan PIHAK KEDUA, dan perusahaan tidak akan membayar upah sisa kontrak
kepada Pihak Kedua. Pelanggaran yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik


perusahaan
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan
c. Pelanggaran atas Peraturan Safety.
d. Pada saat kesepakatan kerja diadakan memberikan keterangan palsu atau
dipalsukan
e. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai obat bius atau
narkotika ditempat kerja
f. Menganiaya atau mengancam pengusaha atau teman sekerja
g. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja
h. Dengan sengaja atau kecerobohan merusak atau membiarkan asset
perusahaan yang mengakibatkan kerusakan berat
i. Apabila terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerusakan berat pada
unit dan menimbulkan kerugian pada perusahaan, yang nilai kerugiannya atas
aset perusahaan
j. Menolak untuk diberikan sanksi berupa Surat Peringatan, atau menolak untuk
di investigasi jika diperlukan oleh perusahaan

Pasal 10
TATA TERTIB KERJA

10.1. Selama adanya hubungan kerja, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mentaati dan
melakukan semua ketentuan tata tertib yang telah tercantum dalam peraturan
tata tertib kerja di perusahaan yang antara lain Pekerja ( Pihak Kedua ) wajib
melakukan absensi.

10.2. PIHAK KEDUA apabila mengajukan permohonan izin, meninggalkan tempat kerja,
permohonan datang terlambat atau keperluan lain harus melalui persetujuan
atasan dan prosedur yang telah diatur oleh perusahaan.

10.3. Dengan cara apapun baik langsung ataupun tidak langsung, PIHAK KEDUA tidak
diperkenankan membocorkan rahasia perusahaan, melakukan perbuatan yang
merugikan perusahaan atau melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya.

5
10.4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk menerima uang atau imbalan apapun
dari pihak lain yang diberikan karena fungsi jabatannya.

10.5. Unit Hauler / Dump Truck yang dikemudikan PIHAK KEDUA di Larang keluar area
Tambang, Jalan Hauling PT. TIA dan pelabuhan tanpa izin dari pengawas atau
atasan langsung.

10.6. Tindakan pelanggaran disiplin diambil terhadap PIHAK KEDUA yang melanggar
Peraturan tata tertib perusahaan, sesuai dengan peraturan perusahaan dan atau
Undang undang yang berlaku atau pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa
pesangon.

Pasal 11
LAIN-LAIN

11.1. Hal hal lain mengenai syarat, hak, kewajiban, dan sebagainya yang belum
tercantum dalam kesepakatan kerja ini akan diatur dan disesuaikan dengan
peraturan tata tertib perusahaan.

11.2. Jika dilakukan perubahan pada kesepakatan kerja ini terlebih dahulu akan
dibicarakan dengan PIHAK KEDUA.

11.3. Dengan berakhirnya kesepakatan kerja ini, PIHAK KEDUA tidak berhak untuk
menuntut kepada PIHAK PERTAMA selain hak upahnya yang belum dibayar.

11.4. Kedua belah pihak bersepakat bahwa kesepakatan ini ditanda tangani tanpa
paksaan dari pihak manapun dan masing-masing pihak menyatakan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani.

Demikian kesepakatan kerja ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada
hari dan tanggal tersebut diatas dalam rangkap 2 ( dua ), masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan tetap, yang aslinya diberikan kepada PIHAK KEDUA dan
salinannya untuk PIHAK PERTAMA.

Batulicin, 20 April 2019


PT ANDIFA KHARISMA BORNEO PRATAMA
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

NDARU SATRIYO AJI ………………………………….


Direktur

Anda mungkin juga menyukai