Anda di halaman 1dari 2

Nama : Septian Kurniawan Matkul : PLKH NON LITIGASI

Kelas : V.356 Dosen : Diah Irianti Permana Sari., S.H., M.H


NIM : 2016020908

Jawaban Pertanyaan No. 1

Intisari Jawaban :
Agar para pihak yang mengadakan perjanjian terhindar dari kerugian.
Ulsan Lengkap :
Pengertian mengenai itikad baik/good faith dalam kontrak secara jelas dipaparkan dalam
Simposium Hukum Perdata Nasional yang diselenggarakan Badan Pembinaan Hukum Nasional
(BPHN) yang menentukan bahwa itikad baik hendaknya diartikan sebagai berikut:
1. Kejujuran dalam membuat kontrak;
2. Pada tahap pembuatan ditekankan, apabila kontrak dibuat di hadapan pejabat, para pihak
dianggap beritikad baik (meskipun ada juga pendapat yang menyatakan keberatannya);
3. Sebagai kepatutan dalam tahap pelaksanaan, yaitu terkait suatu penilaian baik terhadap
perilaku para pihak dalam melaksanakan apa yang telah disepakati dalam kontrak, semata-
mata bertujuan untuk mencegah perilaku yang tidak patut dalam pelaksanaan kontrak
tersebut.

Berdasarkan pengertian itikad baik dalam kontrak/perjanjian tersebut maka unsur yang utama
adalah kejujuran. Kejujuran para pihak dalam perjanjian ini meliputi pada kejujuran atas
identitas diri dan kejujuran atas kehendak dan tujuan para pihak. Kejujuran adalah unsur yang
utama dalam pembuatan perjanjian/kontrak karena ketidakjujuran salah satu pihak dalam
perjanjian/kontrak dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak lainnya.

Jawaban Pertanyaan No. 2

Kelebihan :
1. Pemeriksaan dilakukan secara tertutup
2. Para pihak dapat lebih mudah memilih hukum acara yang sekiranya dapat
menyelesaikan sengketa mereka sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan
3. Waktu penyelesaian sengketa relatif cepat
4. Para pihak dapat menentukan tempat penyelesaian sengketa sesuai kesepakatan.

Kekuarangan :
1. Biaya lebih mahal
2. Waktu penyelesaian sengketa lama
3. Tidak terdapat upaya hukum banding
4. Daya paksa dari penyelesaian sengketa lemah
Jawaban Pertanyaan No. 3

a)     Aspek yuridis/normative ;

b)     Aspek sosiologi, masyarakat yang heterogen dengan berbagai budaya dan adat istiadat.
Dan beragam tingkat Pendidikan yang berbeda-beda dalam suatu wilayah/daerah ;

c)      Aspek regilius , di Indonesia legalitas 5 agama dan 1 kepercayaan harus menjadi


pertimbangan ;

d)     Aspek politik ;

e)     Aspek filosofis , di negara kita adalah nilai-nilai dari Pancasila.

Jawaban Pertanyaan No. 4

Akta perdamaian yang dibuat sebagai salah satu hasil penyelesaian sengketa non litigasi
memiliki kekuatan hukum mengikat berdasarkan Pasal 1338 ayat (1) B.W., yang berbunyi:
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya”.
 
Kata-kata “berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya” mau mengatakan,
bahwa perjanjian seperti itu mengikat para pihak dan karenanya para pihak harus memenuhi
janji-janjinya. Arti seperti itu diungkapkan dengan mengatakan: perjanjian berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang menutupnya

Jawaban Pertanyaan No. 5


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 60
Putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para
pihak.

Pasal 61
Dalam hal para pihak tidak melaksanakan putusan arbitrase secara sukarela, putusan
dilaksanakan berdasarkan perintah Ketua Pengadilan Negeri atas permohonan salah satu pihak
yang bersengketa.

Anda mungkin juga menyukai