Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang
polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai
imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya
suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya
telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Oleh karena
itu, akibat dari asas pacta sunt servanda adalah perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali
tanpa persetujuan dari pihak lain.
Polis berfungsi sebagai alat bukti tertulis bahwa telah terjadi perjanjian asuransi antara
tertanggung dan penanggung. Polis memuat kesepakatan mengenai syarat-syarat khusus
dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban untuk mencapai
tujuan asuransi.
Ketika tertanggung dan penanggung menyepakati keseluruhan isi dari polis, maka salah
satu pihak tidak dapat membatalkan perjanjian secara sepihak.
1. Tertanggung
Tertanggung Yaitu pihak yang mengalihkan resiko. Tertanggung wajib membayar premi dan
berhak memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas objek yang diasuransikan. Pihak
tertanggung biasanya adalah orang-perorangan.
2. Penanggung
Penanggung Yaitu pihak yang menerima pengalihan risiko. Penanggung mempunyai
kewajiban untuk memikul risiko yang dialihkann kepadanya dan berhak memperoleh
pembayaran premi dari tertanggung.
1. Perseroan Terbatas ;
2. Koperasi ;
3. Usaha Bersama yang telah ada pada saat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
diundangkan.