PENDAHULUAN
Pada perkuliahan PEKAN-1 ini kita disuguhkan pada materi hukum asuransi yang sifatnya
masih dalam suatu pengantar. Materi yang dibahas, antara lain: (A) Pengertian Asuransi; (B)
Sifat Asuransi; (c) Tujuan Asuransi; (Fungsi Asuransi); (D) Fungsi Asuransi; dan (E) Manfaat
Asuransi.
Mengenai apa yang dibahas dalam pada masing-masing Sub tersebut dapat dilihat pada
pembahasan masing-masing.
Selamat membaca, semoga sukses.
Dosen Pengampu
SURAJIMAN
[Date]
1. Adanya sejumlah risiko yang cukup besar dan terpisah, akan tetapi dapat
dikombinasi;
2. Suatu kejadian yang terjadi secara merata dan diperhitungkan secara
matematik, dengan suatu marge kesalahan yang relatif kecil. Hal ini
memungkinkan untuk memperkirakan kerugian-kerugian yang mungkin
timbul dan untuk mengkalkulasi biaya tahunannya.
Pada dasarnya, asuransi atau pertanggungan ialah suatu bentuk kontrak atau
persetujuan yang dinamakan polis (policy) dan menyatakan bahwa pihak satu,
disebut Penanggung (insurer) menyetujui, sebagai balas jasa, bagi suatu ganti
kerugian atau dikenal sebagai premi (premium), akan membayar sejumlah uang
yang telah disetujui, kepada pihak lain (yang dipertanggungkan; insured) 2
untuk mengganti suatu kerugian, kerusakan, atau Iuka, pada sesuatu yang
berharga yang di dalamnya itu. Orang yang dipertanggungkan mempunyai
insurable interest yang kadang-kadang disebut risiko (risk), sebagai akibat dari
suatu peristiwa dan disebut hazard atau peril. Premi itu dapat dibayar dalam satu
jumlah sekaligus atau angsuran; kontraknya dapat berlaku untuk satu periode
tertentu atau sampai terjadinya peristiwa; risikonya dapat merupakan harta
milik, harta benda, kekayaan, atau keuntungan, penghasilan, atau nyawa
manusia.
[Date]
[Date]
Definisi asuransi juga diatur dalam Pasal 264 KUHD. Pasal tersebut
menyatakan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian,
dimana seorang Penanggung mengikatkan diri kepada seorang Tertanggung,
dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
(Tertanggung) karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, dan mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tidak pasti.
1. Adanya dua pihak yang terkait dalam asuransi, yaitu Penanggung dan
Tertanggung;
2. Adanya peralihan risiko dari Tertanggung kepada Penanggung;
[Date]
Menurut hemat penulis, para perancang KUHD di masa itu tidak punya niat
untuk menghilangkan frasa yang berintikan asuransi sejumlah uang (seperti
asuransi jiwa) di dalam Pasal 246 KUHD. Karena pada masa itu, belum
dibedakan secara tegas antara asuransi kerugian dan asuransi sejumlah uang,
sehingga definisi asuransi Pasal 246 KUHD sesungguhnya mencakup kedua-
duanya. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya pengaturan khusus mengenai
asuransi jiwa di dalam Buku I, Bab X, Bagian Ketiga, mulai dari Pasal 302 -
308 KUHD.
Definisi asuransi yang lebih lengkap mencakup baik asuransi kerugian maupun
asuransi sejumlah uang dapat ditemukan dalam rumusan Pasal 1 butir 1
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang
menyatakan:
"Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada Tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada Tertanggung,
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
Tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”
Agar bisa memahami lebih jauh bahwa rumusan Pasal 1 butir 1 UU Nomor 2
Tahun 1992 lebih luas dan lengkap, maka berikut ini dibuat perbandingan
dengan rumusan Pasal 246 KUHD berikut ini:
Pengertian asuransi yang lebih mutakhir tentu saja harus mengacu pada
ketentuan undang-undang terbaru, yakni Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2014 tentang Perasuransian, di mana pada Pasal 1 butir (1)
menyatakan bahwa:
‘’Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu Perusahaan Asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh Perusahaan
Asuransi sebagai imbalan untuk:
[Date]
[Date]
B. Sifat Asuransi
Ada tiga aliran pemikiran yang mencoba memberikan pandangan mengenai
sifat asuransi. Aliran pertama, memandang asuransi dalam hubungan
Tertanggung dan Penanggung, yaitu bahwa asuransi merupakan sarana
peralihan (pemindahan) risiko (risk transfer). Menurut aliran pertama ini,
asuransi adalah pemindahan risiko murni dari Tertanggung kepada Penanggung.
Tertanggung adalah orang atau perusahaan yang menghadapi risiko dan
Penanggung adalah orang atau perusahaan yang mengkhususkan diri memikul
risiko. Bisnis utama dari Penanggung adalah memikul risiko dengan
menerimafee. Penerimaanfee ini membedakannya dengan pemikul risiko lain.
Pengertian risiko menurut Carl Olsson (2002) adalah "Risk is the uncertainty
offuture out come(s). This is a short and simple statement that suggest that risk
is something that happened in thefuture but cannot be predicted exactly today
because there is uncertainty." Sedangkan pengertian risiko menurut Emmet dan
Therese (1995) adalah "Risk is a condition in which there is a possibility of an
adverse deviation from a desire outcome that is expected or hoped for.
[Date]
Banyak penulis yang mengatakan bahwa risiko timbul sebagai akibat adanya
ketidaktentuan (ketidakpastian) di masa mendatang. Tingkat ketidakpastian
tersebut biasanya berbeda untuk setiap peristiwa, demikian pula dengan akibat
yang ditimbulkannya, karena masing-masing memiliki karakteristik, kondisi,
lingkungan pelaksana, dan kemungkinan yang berbeda.
Ada beberapa klasifikasi risiko menurut Harsono dan Mehr, yaitu risiko murni
dan risiko spekulatif. Sedangkan Gunanto membagi risiko berdasarkan
sifatnya, yaitu risiko langsung, risiko tidak langsung, risiko tanggung gugat, dan
risiko yang timbul dari tindakan Iain. Berikut pengertian dari setiap
jenis/klasifikasi risiko tersebut di atas:
Risiko murni adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa atas suatu
objek yang apabila terjadi, akan selalu menimbulkan kerugian atau kerusakan,
misalnya kerugian akibat gedung terbakar atau ketidakmampuan bekerja
seseorang akibat kecelakaan.
Risiko langsung adalah risiko fisik berupa kerusakan atau hilangnya benda
Yang bersangkutan. Risiko tidak langsung adalah kerugian Yang terjadi
bersamaan dengan timbulnya kerugian Iain, akibat terjadinya suatu peristiwa.
Misalnya, bila terjadi kebakaran pada suatu pabrik, selain terdapat kerugian
langsung berupa kerusakan barang, dideritz pula kerugian Iain, seperti
terganggunya program pemasaran Yang telah direncanakan.
Risiko tanggung gugat, yaitu risiko tidak langsung yang harus ditanggung
perusahaan karena menimbulkan kerugian pada pihak Iain walaupun tanpa
suatu pelanggaran hukum. Misalnya suatu pabrik Oba: salah membuat obat dan
menimbulkan akibat buruk pada konsumennyæ maka pabrik obat tersebut
menjadi bertanggung gugat (bertanggung jawab) untuk akibat buruk hasil
produksinya, walaupun mungkin tidak terjadi suatu perbuatan melanggar
hukum.
Risiko yang timbul dari tindakan yang Iain, yaitu risiko atas suatu peristiwa
yang timbul karena terjadinya peristiwa Iain. Misalnya, seorang kontraktor
[Date]
Tampaklah bahwa apa yang dimaksud asuransi bergantung pada siapa yang
melihatnya. Profesor Kulp mengatakan bahwa asuransi dapat dianggap sebagai
bisnis, ilmu matematik-statistik terperinci atau alat/ teknik sosial yang luas.
C. Tujuan Asuransi
Menurut Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, asuransi itu mempunyai
tujuan utama mengalihkan risiko (Tertanggung) yang ditimbulkan Oleh
perisiwa-peristiwa (yang tidak diharapkan terjadi) kepada orang lain
(Penanggung) .
Pada awal kelahirannya, asuransi bertujuan untuk mengelola, mengalihkan atau
membagi risiko. Tujuan asuransi berupa mengelola lya, risiko di atas selaras
dengan pernyataan dua ahli bernama William Jr dan Richard M. Heins, bahwa
asuransi merupakan sarana utama (kunci) untuk mengelola risiko (insurance is a
key tool ofrisk management). Tetapi dalam perkembangannya, tujuan itu
kemudian dipecah menjadi tujuan yang bersifat sosial dan ekonomis. Tujuan
yang bersifat sosial, meliputi kesejahteraan anggota dan keamanan sosial (social
security). Sedangkan tujuan yang bersifat ekonomis mencakup tujuan
pengalihan risiko itu sendiri, kebutuhan akan ganti kerugian (uang asuransi) dan
premi.
[Date]
[Date]
3.Mengalihkan Risiko
Menurut teori pengalihan risiko (risk transfer theory), Tertanggung menyadari
bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta kekayaanmiliknya atau terhadap
jiwanya. Jika bahaya tersebut menimpa harta kekayaan atau jiwanya, dia akan
menderita kerugian atau korban jiwa/ cacat raganya. Secara ekonomi, kerugian
materiil/korban jiwa atau cacat raga akan memengaruhi perjalanan hidup
seseorang atau ahli warisnya. Tertanggung sebagai pihak yang terancam bahaya
merasa berat memikul beban risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Bila ditinjau dari berbagai sudut pandang keilmuan, maka asuransi memiliki
beragam tujuan, yaitu:
a. Dari segi hukum, asuransi bertujuan mengalihkan sebagian atau seluruh
risiko yang dihadapi oleh pemilik objek atau pemilik kegiatan usaha
kepada Penanggung, sehingga kerugian yang diderita oleh Tertanggung
tidak signifikan;
b. Ekonomi, tujuan risiko atau ketidakpastian hasil usaha (keuntungan yang
diharapkan) yang dilakukan seseorang atau badan usaha dalam rangka
memenuhi kebutuhan atau tujuan perusahaannya;
c. Dari segi sosial, asuransi memunyai tujuan menggalang kerja samadi
antara para Tertanggung untuk mengurangi beban kerugian di antara
mereka secara gotong-royong;
d. Dari segi matematis, asuransi bertujuan meramalkan besarnya
kemungkinan terjadinya risiko dan hasil ramalan itu dipakai sebagai dasar
untuk menentukan premi yang menjadi kewajiban Tertanggung atau
sebagai dasar dalam rangka membagi risiko kepada semua peserta
program asuransi;
e. Dari segi psikologi, asuransi bertujuan mengurangi tekanan mental dari
Tertanggung dan keluarganya, manakala terjadi peristiwa tidak pasti yang
menimpa harta atau usaha milik Tertanggung, karena dengan adanya
asuransi, Tertanggung dankeluarganya merasa tidak khawatir (tenang)
dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Secara pragmatis, sesungguhnya ada beberapa tujuan dari asuransi yang bisa
diidentifikasi secara umum, yaitu:
a. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang
diderita satu pihak;
b. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang
memakan banyak tenaga, waktu, dan biaya;
c. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian
yang timbul dan jumlahnya tidak tentu juga tidak pasti;
d. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank
memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh
peminjam uang;
e. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi
akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku
untuk asuransi jiwa;
[Date]
D. Fungsi Asuransi
Fungsi dasar asuransi dalam pandangan Sri Redjeki Hartono adalah suatu upaya
untuk menanggulangi ketidakpastian terhadap kerugian khusus untuk kerugian-
kerugian murni, dan bukan kerugian yang bersifat spekulatif.
a. Pengalihan Risiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan risiko/ kerugian
(chance of loss) dari Tertanggung sebagai "original risk bearer" kepada
satu atau beberapa Penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga
ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya
kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah
menjadi proteksi asuransi yang pasti (certainty) mengubah kerugian
menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
b. Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang
dihimpun tersebut berupa premi atau biaya berasuransi yang dibayar oleh
Tertanggung kepada Penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga
dana tersebut berkembang, dan kelak akan dipergunakan untuk membayar
kerugian yang mungkin hendak diderita salah seorang Tertanggung.
c. Premi Seimbang.
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang
dilakukan oleh masing-masing Tertanggung adalah seimbang dan wajar,
dibandingkan dengan risiko yang dialihkannya kepada Penanggung
(equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan
Tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarif premi (rate ofpremium)
dikalikan dengan nilai pertanggungan.
[Date]
Di samping itu, berdasarkan penelitian serta pendapat para sarjana, antara lain
Emmy Pangaribuan Simanjuntak dan Wirjono Prodjodikoro, dapat disimpulkan
bahwa asuransi memunyai fungsi atau peranan yang besar dalam menunjang
kegiatan manusia ataupun perusahaan. Hal itu disebabkan asuransi memberikan
beberapa manfaat, antara lain:
a. Ditutupnya perjanjian asuransi akan menciptakan rasa tentram kepada
yang bersangkutan;
b. Adanya keberanian untuk menggalang tujuan yang lebih besar, dapat
melahirkan rasa optimisme dalam meningkatkan usaha;
c. Asuransi merupakan dasar pertimbangan atau persyaratan dari pemberian
kredit;
d. Asuransi merupakan alat untuk membentuk modal dan pendapatan demi
masa depan;
e. Dengan asuransi akan menaikkan efisiensi dan kegiatan perusahaan;
f. Sebagai sarana jaminan sosial, dan lain-lain.
E. Manfaat Asuransi
Asuransi dapat memberikan manfaat, baik bagi masyarakat umum, maupun
dunia usaha secara khusus, yaitu:
[Date]
[Date]
SELAMAT BEKERJA.....
SEMOGA SUKSES SELALU.
[Date]