Anda di halaman 1dari 2

Nama : Septian Kurniawan Matkul : Hak Asasi Manusia

Kelas : V.356 Dosen : Candra Nur Hidayat,


S.H., M.H.
NIM : 2016020908

Jawaban Pertanyaan No. 1

HAM merupakan hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan
dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam masyarakat.

Jawaban Pertanyaan No. 2

Hambatan
1. Rendahnya kesadaran dan keberanian masyarakat untuk melaporkan pelanggaran HAM
yang terjadi baik mengenai dirinya maupun pihak lain.
2. Belum optimalnya kemampuan para hakim di peradilan HAM Profesior ad hoc.
3. Keterbatasan kemampuan pengetahuan masyarakat terhadap bentuk-bentuk
pelanggaran HAM.
4. Masalah hakim, ternyata tidak begitu mudah menentukan para calon hakim ad hoc di
luar hakim karir, meskipun sampai sekarang sudah begitu lantang orang berbicara
tentang pelangg aran HAM dan banyak pelatihan-pelatihan dan penanaman hak asasi
manusia; LSM hak asasi manusia pun ternyata tak banyak yang tersedia. Banyak tokoh-
tokoh HAM yang telah terikat oleh tugas di lembaga-lembaga lain.
5. Sulitnya mencari jaksa sebagai penuntut umum sebab hanya orang yang berpengalaman
penuntutan saja yang diangkut atau kata lain sifatnya tertutup.
6. Masalah pembahasan acara peradilan yang belum tuntas, masih tersisa pertanyaan
banding dan langsung saja dan peradilan tingkat pertama langsung ke Mahkamah Agung.

Tantangan

1. Dengan disahkannya UU No. 26 Tahun 2000 tentang Hak-Hak Asasi Manusia ditegaskan
bahwa pelanggaran hak-hak asasi manusia yang terjadi sebelum UU No. 26 disahkan
tidak dapat diadili berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia, sehingga peristiwa
pelanggaran HAM yang besar tidak mungkin lagi dapat diselesaikan berdasarkan
peradilan HAM ad hoc, misalnya:

 Kasus penembakan mahasiswa Tri Sakti pada bulan Mei 1998.


 Pembantaian warga muslim Tanjung Priok pada bulan September 1994.

2. Dengan adanya amandemen UUD 1945 pada Pasal 28 tentang larangan hukum berlaku
surut (non ret roaktif) memungkinkan npara tersangka dan terdakwa luput dan proses
hukum keadilan dan luput dan tegaknya hukum acara, akan sangat tidak adil
pelaksanaan hukum itu.
3. Nebis in idem (double jeo party) Asas mengatur bahwa orang yang telah dihukum oleh
pengadilan HAM tidak dapat lagi dituntut oleh pengadilan pidana biasa. Namun
keterbatasan lingkup pengadilan HAM yang haknya sebatas pada genosida
(pembantaian massal) dan kejahatan melawan kemanusiaan, mengakibatkan ada unsur-
unsur yang tidak terpenuhi.
Jawaban Pertanyaan No. 3

Pelanggaran HAM biasa, contohnya:

1. Melakukan penganiayaan
2. Mencemarkan nama baik seseorang atau kelompok
3. Menghalangi seseorang atau kelompok untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat.
4. Melakukan kekerasan seperti pemukulan.

Pelanggran HAM berat, contohnya:

1. Kejahatan Genosida, yaitu kejahatan yang berupa pembantaian secara massal secara
sistematis terhadap satu suku bangsa dengan maksud dan tujuan untuk memusnahkan
hingga punah bangsa tersebut. Contohnya Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur
oleh milisi Janjaweed yang terjadi di Sudan pada tahun 2004 silam.
2. Kejahatan Kemanusiaan, contohnya pembunuhan, pemusnahan, perbudakan,
pemindahan paksa penduduk, penganiayaan, hingga Kejahatan apartheid.

Jawaban Pertanyaan No. 4

Tidak dikenalnya asas daluarsa dalam UU No.26 Tahun 2000 berarti bahwa segala tindak pidana
yang masuk dalam yurisdiksi pengadilan HAM akan selalu bisa dilakukan penuntutan kapanpun.

Jawaban Pertanyaan No. 5

Hak Asasi Manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum karena hukum diperlukan untuk
menjamin agar Hak Asasi Manusia bisa dimiliki oleh setiap warga negara, untuk mencegah
pelanggaran dan menindak pelanggar tersebut dengan prinsip rule of law.

Anda mungkin juga menyukai