Anda di halaman 1dari 4

Tugas 3

Nama : Faradila Serdani Putri


Nim : 837721317
Mata Kuliah : Hak Asasi Manusia
Kode mata kuliah : 02
Tutor : Drs. Zainal Arifin M.Pd

1. Coba Anda sebutkan peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Piagam PBB !

Jawab :
1) Pada tanggal 14 Agustus 1941 ditandatangani Piagam Atlantik (Atlantic Charter) oleh Perdana Menteri
Inggris Winston Churcil dan Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt.
2) Pada tanggal 1 Januari 1942 dikemukakan maklumat bangsa-bangsa (Declaration of the United Nation).
Pada prinspnya maklumat ini menyetujui dalam Atlantic Charter.
3) Pada tanggal 30 Oktober 1943 dikemukakan maklumat Moskow. Maklumat ini menegaskan agar segera
dibentuk badan perdamaian dan kemanan internasional.
4) Pada tanggal 7 Oktober 1944, Dumberston Oaks membuat Proposal memuat usula tentang kerangka asas
badan yang hendak didirikan, lima badan kelengkapan dan pengakuan bahwa organisasi yang didirikan atas
ide F.D Roosevelt.
5) Pada Februari 1945 diadakan konferensi Yalta. Konferensi ini membicarakan hak suara (veto) dalam
Dewan Keamanan PBB.
6) Pada tanggal 25 April – 26 Juni 1945 diadakan Konferensi Sam Fransisko. Dalam konferensi ini
dilakukan penandatanganan Piagam PBB oleh 51 Negara anggota PBB.
7) Pada tanggal 24 Oktober 1945 dilaksanakan ratifikasi Piagam PBB oleh lima anggota tetap Dewan
Keamanan.

2. Bagaimana status hukum dari Deklarasi Universal dewasa ini menurut Scott Davidson !

Jawab :
Scott Davidson (1993 : 92 93) mengemukakan beberapa jawaban yang bermakna normatif yakni: Pertama,
Deklarasi tetap berstatus sebagai resolusi yang tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat negara-negara.
Akan tetapi mengingat perkembangan-perkembangan praktik PBB yang nyata di kemudian hari,
dimungkinkan status berubah. Kedua, Deklarasi dapat diargumenkan sebagai tafsiran resmi terhadap
Piagam oleh Majelis Umum PBB. Ketiga, Deklarasi dapat dipostulatkan telah menjadi bagian dari prinsip-
prinsip hukum yang umum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab.

3. Cara pandang terhadap HAM sebagai suatu etos baru, mengandung pengakuan akan nilai-nilai HAM, sebut
dan jelaskan !

Jawab :
Cara pandang terhadap hak-hak asasi manusia sebagai suatu etos baru, dalam hal ini etos baru
menyatakan penolakan terhadap tatanan biologis alami. Konsep hak asasi dirancang untuk menentang
kecenderungan alam yang didominasi kekejaman, tidak memperhatikan individu, ketidakadilan,
keagresifan, dan kekuasaan yang kuat atas yang lemah. Etos baru menegaskan dan memproklamasikan
bahwa ajaran-ajaran yang harus diikuti tidak berasal dari alam, tetapi betujuan untuk memaksa dan
mendominasi naluri alami.
( Cassesse 1994 : 240-245 ) menyarikan tentang hak-hak asasi manusia sebagai etos baru sebagai berikut :
1. Konsep hak-hak asasi manusia didasarkan atas nilai-nilai agama tradisional yang diambil dari barat dan
timur dengan gagasan utamanya terambil dari filsafat barat, namun ia tetap merupakan ajaran
kemanusiaan yang tidak disertai mitos dan magis.
2. Hak asasi manusia merupakan suatu upaya manusia untuk menjadikan manusia sebagai makhluk sosial,
jiwa sosial manusia mengalahkan dorongan nalurinya sebagai binatang alami.
3. Hak asasi manusia didasarkan atas suatu keinginan yang ekspansif untuk mempersatukan dunia dan
untuk membuat suatu daftar pedoman bagi semua pemerintahan.
4. Pelanggaran sistematis terhadap HAM tidak dianggap merupakan kendala bagi sebuah negara untuk
memperolah status subyek internasioanl dan tidak menghalangi menjadi anggota PBB.
4. HAM sebagai konsepsi yang mencakup hak-hak rakyat memiliki pengaruh terhadap masyarakat
internasional. Pengaruh tersebut tercermin dalam hal apa saja, sebut dan jelaskan ! :

Jawab :
Pengaruh hak asasi manusia sebagai konsepsi yang mencakup hak-hak rakyat terhadap masyarakat
internasional dapat dicermati dalam beberapa hal, diantaranya :
a. Prinsip Resiprositas Versus Tuntutan-Tuntutan Masyarakat, yaitu suatu prinsip yang menekankan
pada sebuah negara untuk memenuhi kewajibannya selama pihak lain juga melakukan kewajiban
tersebut atau sebaliknya.
b. Rakyat dan individu sebagai warga masyarakat internasional, dalam hal ini rakyat maupun individu
diakui oleh negarawan atau pemerintah sebagai subyek hukum internasional.
c. Hak-hak asasi manusia dan hak-hak orang asing.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia diberlakukan ketika warganegara tersebut ada di dalam
negaranya, sebaliknya apabila warganegara tersebut berada di negara lain maka negaranya sangat
sedikit melakukan perlindungan karena sudah berada diluar kedaulatan.
d. Teknik menciptakan standar hukum internasional.
Hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri terhadap hukum internasional hanya bersifat
instrumental dan bukan dalam hal tatanan atau metode pembuatan hukum internasional.
e. Pengawasan internasional.
Dua mekanisme pengawasan internasional setelah Perang Dunia II yaitu :
i. Pengawasan dapat digerakkan oleh badan-badan yang lain seperti, Organisasi Buruh,
Serikat Pekerja, dll. Dalam hal ini dapat diaktifkan secara otomatis tanpa suatu permintaan
khusus.
ii. Pengawasan internasional sifatnya hanya membuktikan kejadian-kejadian pelanggaran yang
mungkin terjadi dan menganjurkan negara yang bersangkutan untuk menghentikan tingkah
lakunya yang melanggar peraturan tersebut tanpa mengeluarkan suatu pengutukan resmi
atau mewajibkan suatu ganti rugi.
f. Pertanggungjawaban internasional.
Hak-hak asasi manusia telah berpengaruh pula terhadap pertanggungjawaban suatu negara akibat
pelanggaran yang dilakukannya terhadap peraturan internasional.
g. Hukum Perang, ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam hukum perang, antara lain :
i. Tahun 1949 berlaku larangan pembalasan terhadap tawanan perang, orang terluka, sakit,
dan korban kapal tenggelam, sebagai mana juga orang sipil yang ditahan musuh sejak
dimulainya permusuhan itu.
ii. Senjata yang tidak manusiawi, seperti pelanggaran penggunaan bom Napalm, senjata
perangkap, penggunaan peluru yang tidak dapat ditelusi sinar.
iii. Dibentuknya kategori baru kejahatan internasional yang berkaitan dengan perang, misalnya
penindasan rasial, politik, pengusiran, dan tindakan tidak manusiawi lainnya yang
dilakukan dalam perang.
iv. Diperkenalkannya prisip Yuridiksi Universal bagi kejahatan perang dan kejahatan terhadap
kemanusiaan yang berhak menghukum adalah negara asal penjahat, atau negara korban
kejahatan, atau negara tempat kejahatan dilakukan, dan setiap negara dapat mengadili dan
menghukum setiap orang yang telah melakukan kejahatan.
v. Perang saudara, Konvensi Jenewa 1949 mengenai korban perang tidak memberikan
keabsahan politik kepada para pemberontak, juga tidak memberikan kepada mereka hal-hal
khusus mengenai perilaku permusuhan. Mereka mendapat jaminan khusus jika mereka
tertangkap, diantara jaminan tersebut diberikan kepada orang-orang sipil yang luka atau
sakit yang tidak mengambil bagian atau tidak mampu mengambil bagian dalam tindakan
permusuhan tersebut.

5. Terdapat tiga faktor yang menghambat perkembangan HAM, sebut dan jelaskan !

1) Kondisi Sosial Budaya

Salah satu faktor terhambatnya penegakan HAM di Indonesia adalah kondisi sosial budaya. Hal ini tidak
terlepas dari kondisi Indonesia yang berupa negara kepulauan. Dengan banyaknya pulau di Indonesia maka
beraneka ragam pula adat, kebudayaan, ras, maupun suku di Indonesia. Kondisi sosial budaya yang
menghambat penegakan hukum di Indonesia diantaranya adalah:
Masih tingginya penerapan hukum adat di atas hukum nasional sehingga beberapa ketentuan justru
melanggar HAM suatu kelompok masyarakat, hal ini mengakibatkan pemerintah dan aparat kepolisian
kesulitan untuk menegakkan HAM untuk kelompok masyarakat tersebut
Status sosial dan stratifikasi penduduk Indonesia yang sangat kompleks membuat penegakan HAM sulit
untuk dilakukan.
Masyarakat sebagai objek penegak hukum berperan besar dalam penegakan HAM. Walaupun sebagai objek,
beberapa hambatan penegakan HAM justru datang dari masyarakat itu sendiri yakni:

- Masih rendahnya pemahaman penduduk tentang HAM sehingga mereka tidak menyadari ketika hak-
haknya telah dilanggar

- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang upaya aparat dan pemerintah dalam melindungi
kepentingan-kepentingannya

- Ketidakberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan perlindungan hukum untuk menuntut haknya


karena keterbatasan ekonomi, kondisi psikologi, maupun terkendala faktor sosial dan politik

- Belum banyak masyarakat yang sadar hukum dan betapa pentingnya penegakan HAM di dalam
kehidupan

- Masih banyak masyarakat yang enggan berpartisipasi dalam penegakan HAM seperti membiarkan
pelanggaran HAM terjadi di sekitarnya dengan alasan tidak mau menggangu urusan orang lain.

2) Komunikasi dan Informasi

- Komunikasi dan informasi menjadi salah satu penyebab terhambatnya penegakan HAM di Indonesia.
Hal ini dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
- Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari gunung, lembah, rawa-rawa dan sebagainya serta bentuk
negaranya yang berupa negara kepulauan menyebabkan sulitnya akses komunikasi dan informasi ke
beberapa daerah.
- Belum adanya sarana dan prasarana yang memadai yang mencakup seluruh wilayah Indonesia untuk
berkomunikasi dan menyebarkan informasi.
- Belum banyak sumber daya manusia yang berpendidikan dan terampil untuk memecahkan masalah
komunikasi dan informasi di Indonesia. Meskipun beberapa peneliti sudah menghasilkan terobosan baru
di bidang komunikasi dan informasi namun dukungan pemerintah dan pihak swasta di Indonesia masih
rendah.
- Terbatasnya sistem informasi yang digunakan di Indonesia dari segi perangkat maupun teknologinya.

3) Kebijakan Pemerintah

- Dalam membuat kebijakan, pemerintah harus berpedoman kepada kepentingan nasional. Kebijakan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap penegakan HAM. Beberapa hambatan dalam penegakan HAM
oleh pemerintah adalah:
- nBeberapa kebijakan pemerintah menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat karena dianggap
tidak bisa melindungi hak seluruh warga negara.
- Untuk menjaga stabilitas nasioal terkadang pemerintah sendiri yang justru mengabaikan HAM warga
negaranya
- Belum adanya kesamaan prinsip atau pandangan tentang pentingnya jaminan HAM oleh para penguasa.

Anda mungkin juga menyukai