Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

MATA KULIAH : HAK ASASI MANUSIA .06 (PKNI 4317)

NAMA : WINDA MARLIANA

NIM : 836482014

1. Coba Anda jelaskan, sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)!

2. Sebutkan 2 tokoh hak asasi manusia beserta teorinya!

3. Coba Anda jelaskan mengenai kekuasaan politik secara singkat dan jelas !

4. Jelaskan hak-hak sipil dan politik dalam Kovenan Internasional


Hak-Hak Sipil dan Politik dengan singkat !

5. Berikan berikan beberapa contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia dan

upaya penegakan HAM dan berikan komentarnya. (cari di berbagai media dan

jangan lupa kutip sumbernya)

Jawaban :

1. Sejarah Perkembangan HAM :

1. Hak Asasi Manusia di Inggris

Inggris merupakan negara pertama didunia yangmemperjuangkan hak asasi manusia.


Perjuangan tersebu tampak dengan adanya dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan
disahkan. Dokumen-dokumen tersebut sebagai berikut.

a. Magna Charta (tahun 1215)

Timbulnya magna Charta karena adanya tindakan kesewenangan Raja John Lackland terhadap
rakyat dan para bangsawan sejak menggantikan Raja Richard awal abad XII. Isi Magna Charta
sebagai berikut.

1). Raja berjanji dan keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan gereja Inggris

2). Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak sebagai
berikut.
• Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak Penduduk

• Polisi atau jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah

• Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa
perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya

• Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan
mengoreksi kesalahannya

b. Petition of Rights (tahun 1628)

Petition of Rights, pada dasarnya terisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak raja beserta
jaminannya, yang diajukan para bangsawan kepada raja di muka parlemen (DPR). Isinya
sebagai berikut.

• Pajak dan pungutan istimewa harus dengan persetujuan

• Warganegara tidak boleh dipaksakan menerima tentara dirumahnya

• Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai

c. Hobeas Corpus Act (tahun 1679)

Merupakan undang-undang yang mengatur tentang penahanan seseorang. Isinya sebagai


berikut.

• Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu dua hari setelah penahanan

• Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum

d. Bill of Rights (tahun 1689)

Merupakan undang-undang yang diterima parhemen Inggris, yang isinya mengatur tentang

• Kebebasan pemilihan anggota parlemen

• Kebebasan mengeluarkan pendapat

• Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara harus seizin parlemen

• Hak warga negara untuk beragama

• Parlemen berhak mengubah putusan raja


2. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat

Hak asasi manusia Amerika Serikat lahir tahun 1776 yang dikenal dengan “Declaration of
Independence of the United States”. Lahir dari pemikiran filsuf John Locke yang merumuskan
hak-hak alam seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik.

3. Hak Asasi Manusia di Perancis

Hak asasi manusia di Perancis dikenal dengan nama “Declaration des Droits de I’homme et du
Citoyen” (Pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara) yang lahir tahun 1789.
Dalam deklarasi ini dicanangkan hak atas kebebasan, hak atas kesamaan dan persaudaraan
atau kesetiakawanan.

4. Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh PBB

Naskah pengakuan hak asasi manusia oleh PBB dikenal dengan nama “Universal Declaration of
Human Rihgts, yang telah disetujui pada 10 Desember 1948. Selanjutnya tanggal 10 Desember
dijadikan sebagai peringatan hak asasi manusia sedunia.

2. Teori HAM dan tokohnya :

- Teori Hak Kodrati

Ajaran teori hak kodrati muncul pada abad pertengahan, dengan tokoh yang paling
menonjol Santo Thomas Aquinas. Ajaran hak kodrati mengandung dua ide filsafat, yakni :

1) ide bahwa posisi masing-masing kehidupan manusia ditentukan oleh Tuhan dan semua
manusia tunduk pada otoritas Tuhan;

2) ide bahwa setiap orang adalah individu yang otonom.Teori hak kodrati juga didukung oleh
Grotius.

Para pendukung teori hukum kodrati memilih pendekatan rasional sekuler, dengan
memandang semua permasalahan hukum sebagai ketentuan yang dapat diketahui dengan
menggunakan nalar yang benar dan kesahihannya tidak tergantung pada Tuhan.
Pandangan hukum kodrati Grotius terus mengalami penyempurnaan dan akhirnya berubah
menjadi teori hak kodrati yang menyatakan bahwa hak-hak individu yang subjektif
diakui.Teori ini didukung oleh Locke.

- Positivisme

Penganut teori ini adalah David Hume, yang mengungkapkan bahwa penelitian terhadap
fenomena sosial dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yakni : 1) kategori fakta, yang
dapat dibuktikan dengan "ada" secara empiris dan yang "benar" atau "salah"-nya dapat
diperlihatkan. Inilah yang dimaksud dengan "seharusnya'. Pendapat Hume dikenal dengan
dengan "utilitarianisme" yang kemudian dikembangkan oleh Jeremy Bentham. Tujuan
"utilitas" adalah untuk meningkatkan kesenangan manusia yang dapat dihitung secara
sistematis.

3. Kekuasaan politik adalah jenis kekuasaan yang dinilai paling berharga dibanding
kekuasaan-kekuasaan lainnya. Reprentasi kekuasaan politik yang paling tinggi adalah
negara. Itulah sebabnya negara begitu berkuasa. Negara memiliki sifat memaksa,
memonopoli, dan mencakup semua. kekuasaan yang cenderung disalahgunakan perlu
ditetapkan batas-batasnya agar kehadirannya tidak merendahkan martabat kemanusiaan.
Dari disinilah lahir ajaran konstitusionalisme yang mengandung gagasan bahwa kekuasaan
negara harus dibatasi.Pembatasan kekuasaan ini menjelma dalam penyusunan struktur
ketatanegaraan yang saling mengontrol pembagian tugas dan wewenang dalam negara
serta jaminan hak-hak asasi manusia. Sebagai salah satu konstitusi modern, UUD 1945
bukan hanya memuat struktur lembaga-lembaga negara, tetapi juga mengatur tugas dan
wewenang lembaga-lembaga tadi. Untuk mencegah agar kekuasaan tidak disalahgunakan,
dilakukan pula pembatasan kekuasaan baik dari segi isi maupun lama waktu dijalankannya
kekuasaan.

4. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (bahasa Inggris: International
Covenant on Civil and Political Rights, disingkat ICCPR) adalah sebuah perjanjian
multilateral yang ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa berdasarkan
Resolusi 2200A (XXI) pada tanggal 16 Desember 1966. Perjanjian ini mulai berlaku pada
tanggal 23 Maret 1976 (tiga bulan setelah penyerahan instrumen ratifikasi atau aksesi yang
ketiga puluh lima kepada Sekjen PBB, seperti yang diatur oleh Pasal 49). Perjanjian ini
mewajibkan negara anggotanya untuk melindungi hak-hak sipil dan politik individu, termasuk
hak untuk hidup, kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul,
hak elektoral, dan hak untuk memperoleh proses pengadilan yang adil dan tidak berpihak.
Pada bulan Februari 2017, terdapat 169 negara anggota dan enam penandatangan lain
yang belum meratifikasi.

Perjanjian ini merupakan bagian dari Piagam Hak Asasi Manusia Internasional bersama
dengan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dan Deklarasi
Hak Asasi Manusia Universal.

Pelaksanaan perjanjian ini diawasi oleh Komite Hak Asasi Manusia PBB (badan yang
terpisah dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB). Badan ini secara berkala meninjau laporan
dari negara anggota mengenai proses penerapan hak-hak yang terkandung di dalam
kovenan ini. Negara-negara harus memberikan laporan satu tahun setelah menjadi negara
anggota dan apabila diminta oleh Komite (biasanya setiap empat tahun). Komite ini
berkumpul di Jenewa dan mengadakan tiga sesi setiap tahunnya.
5. Contoh pelanggaran HAM internasional

- Konflik Israel dengan Palestina

(Sumber www.portalsejarah.com)

Kasus sengketa antara Israel dengan Palestina merupakan salah satu sengketa global yang
tidak ada habisnya. Dulunya, Israel hanya sebuah wilayah yang terbentuk dari perkumpulan
orang-orang Yahudi yang mengungsi ke wilayah Palestina.

Orang-orang Yahudi itu diterima baik oleh bangsa Palestina, namun kenyataannya Israel
mulai sedikit demi sedikit memperluas wilayahnya dengan menguasai sebagian besar
wilayah Palestina, dan pada akhirnya Israel memiliki wilayah yang lebih luas dibandingkan
dengan Palestina, padahal dulunya wilayah Israel lebih kecil dibanding Palestina.

Salah satu cara Israel dalam memperluas wilayahnya yaitu dengan cara berperang. Dengan
bantuan dari Amerika Serikat, beberapa kali Israel melancarkan serangan ke Palestina
hingga akhirnya mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di Palestina.
Bahkan sudah ada ribuan warga Palestina yang menjadi korban, termasuk anak-anak,
wanita dan sampai relawan yang membantu juga ikut menjadi korban.

Palestina sampai saat ini masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari PBB sebagai
suatu negara, namun setelah diakuinya Palestina tidak menghentikan peperangan antara
Israel dengan Palestina. Akibat tindakan dari Israel dan akhirnya masyarakat dunia
mengecam tindakan kejahatan kemanusiaan tersebut.

Contoh pelanggaran HAM nasional

- Pelanggaran HAM di Daerah Operasi Militer (DOM), Aceh


(sumber : sekilasinfoaceh.blogspot.com)

Peristiwa ini telah menimbulkan bentuk bentuk pelanggaran HAM terhadap penduduk sipil
yang berupa penyiksaan, penganiayaan, dan pemerkosaan yang berulang-ulang dengan
pola yang sama. Kasus-kasus dari berbagai bentuk tindakan kekerasan yang dialami
perempuan yang terjadi dari ratusan kekerasan seputar diberlakukannya Daerah Operasi
Militer selama ini tidak pernah terungkap.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan informasi ini tidak diketahui oleh masyarakat luas
dan dunia internasional seperti :

- Korban pemerkosaan terutama di Aceh, sering dianggap aib dan memalukan.


Akibatnya korban atau keluarga selalu berusaha untuk menutupi kejadian tersebut.
- Adanya ancaman dari pelaku untuk tidak "mengungkap" kejadian tersebut kepada
orang lain, karena pelakunya aparat yang sedang bertugas di daerah tersebut,
membuat korban/keluarga selalu berada dalam kondisi diintimidasi.
- Penderitaan dan trauma yang dialami oleh korban sangat mendalam, sehingga
sangat sulit bagi korban untuk menceritakan pengalaman buruknya, apalagi kepada
orang yang tidak terlalu dikenalnya.
- Adanya ancaman dari pihak-pihak tertentu terhadap orang ataupun LSM yang
mendampingi korban.
***

Anda mungkin juga menyukai