Anda di halaman 1dari 2

MODUL 3

MEMANFAATKAN PUSTAKA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

QUIZ
PERTANYAAN :
1. Jelaskan peran pustaka dalam menulis karya ilmiah!
2. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan ilmiah?
3. Jelaskan manfaat kajian pustaka!
4. Jelaskan kaitan antara plagiarisme dan etika dalam pembuatan karya ilmiah!
5. Bagaimana cara mencegah Plagiarisme?

JAWABAN :

1. Pustaka berperan sebagai ‘ indra penglihatan’, pustaka itu ibarat Bahasa : sebegitu Bahasa yang
kita kuasai sebegitu pula dunia yang dapat kita lihat. Pustaka sebagai indra penglihatan juga
dapat dikaji dari sisi berjalannya waktu. Sebagai contoh, di masa hidup Copernicus, fakta yang
kita terima saat ini adalah ‘bumi itu sebenarnya mengitari matahari sekalipun seolah-olah
mataharilah yang mengelilingi bumi’ bukan merupakan ilmu pengetahuan biasa. Justru disitulah
peran Copernicus, yaitu mengubah pendangan orang saat itu yang percaya pada geosentris
(kepercayaan ‘matahari mengelilingi bumi’) menjadi percaya pada heliosentris (‘bumi
mengelilingi matahari’). Lebih jauh lagi, bekerja dengan pustakan akan sangat bermanfaat, baik
sebagai penulis karya ilmiah maupun bagi pembaca karya ilmiah.

2. Kegiatan Ilmiah merupakan interaksi antara data dan teori.Dari kajian sosio-historis, karya ilmiah
dituntut memiliki logos (penalaran dan argument), patos ( appeal atau kesenadaan emosi) dan
etos (tingkat kepercayaan). Ke-3 dimensi tersebut dapat direkonstruksi masing-masing sejalan
dengan teori kebenaran korespodensi, teori kebenaran konsistensi dan teori kebenaran
pragmatis.

3. Manfaat kajian pustaka :


- Memberi pembaca informas tentang hal-hal yang dapat diperoleh dari tulisan Anda
- Menyajikan konteks pada topik yang Anda kaji
- Membangunkredibilitas Anda sebagai penulis yang handal dan berwawasan luas
- Menyajikan argumententang relevansi dan signifikansi topik yang Anda tulis
- Sesuai dengan etika karya ilmiah
4. Plagiarisme merupakan suatu contoh yang penting atau mungkin sangat penting dari persoalan
etika dalam karya ilmiah. Etika, juga dikenal dengan filsafat moral, adalah cabang filsafat yang
berupaya untuk mensistemasi, mempertahankan dan merekomendasi konsep-konsep perilaku
benar dan salah. (lanjut ke halaman 3.38)
5. Pencegahan Plagiarisme dilakukan pada saat plagiarisme belum terjadi. Tahapan pencegahan
plagiarism :
- Tahap (re)sosialisasi dan (re)edukasi. Pada tahap ini, hal-hal yang berhubungan dengan
plagiarism dikenalkan , disosialisasikan dan/atau disampaikan kembali denagn cara
mendidik kepada pihak yang mungkin melakukan plagiarisme. Edukasi dapat disampaikan
secara formal (terliput daam suatu mata pelajaran/modul tertentu), informal (berbagai
pelatihan pengenalan dan sosialiasi plagiarisme) atau secara nonformal (lewat hubungan
antar individu dan /atau lembaga)
- Tahap pencegahan. Tiap lembaga atau kelompok indovidu mencipatkan aturan dan
mekanisme untuk mencegah serta saling mengingatkan untuk tidak melakukan plagiarism.
Terciptanya aturan dan mekanisme pencegahan plagiarisme merupakan suatu manifestasi
atau tahap lanjut dari proses dan edukasi tentang plagiarism. Aturan dan mekanisme dapat
menumbuhkan sikap dan praktek penulisan karya ilmiah yang pantas.
- Tahap deteksi. Sekalipun tahap sosialiasi, edukasi dan pencegahan sudah dilakukan, tahap
deteksi tetap harus dilakukan. Dalam kedua tahap sebelumnya, kemungkinan masih ada
orang yang karena satu dan lain hal tidak mendapatkannya dan/atau tidak teryakinkan
sehingga masih saja melakukan plagiarisme.

Anda mungkin juga menyukai