Selain tiga prinsip diatas, Mathews dalam Hernawan (2007: 5.6) mengemukakan prinsip-prinsip penilaian pembelajaran terpadu, sebagai berikut.
a. Penilaian hendaknya berbasis unjuk kerja siswa sehingga selain memanfaatkan penilaian produk, penilaian terhadap proses perlu juga mendapatkan
perhatian yang lebih besar.
b. Pada setiap penilaian hendaknya siswa dilibatkan.
c. Penilaian hendaknya memberikan perhatian pula pada refleksi diri.
d. Penilaian alternatif hendaknya dimanfaatkan karena kompleksnya aspek yang harus dinilai.
e. Umpan-balik hendaknya dimanfaatkan sebesa-besarnya untuk pengemabngan anak baik secara individual maupun sosial.
f. Dengan demikian, penialain pembelajaran terpadu hendaknya mengutamakan penilaian acuan patokan dengan tetap memanfaatkan penilaian acuan
normatif.
g. Penilaian pembelajaran terpadu perlu memberikan perhatian yang cukup banyak pada penilaian dampak pengiring seperti kemampuan bekerja sama,
tenggang rasa, saling tergantung, disamping keterpaduan persepsi siswa.
h. Penilaian pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan dalam proses yang terus menerus, bukan kegiatan penilaian yang dilakukan di awal atau diakhir
program pembelajaran saja.
i. Penilaian juga harus bersifat multidimensional, komprehensif, dan sistematis.
Pada pembelajaran terpadu sebagaimana dikemukakan diatas mencakup penilaian terhadap proses dan produk dengan sasaran peserta didik dan guru berkaitan
dengan program pengajarannya. Penilaian ini harus dilakukan secara informal, rasional, dan tidak rancu sebagaimana yang dikemukakan Mathews dalam
Hernawan (2007: 5.7) berikut ini.
a. Penilaian Proses
Sasaran yang dinilai dalam penelitian proses adalah tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses
merupakan upaya mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan
belajar. Penilaian proses terdiri dari:
1. Penilaian terhadap siswa
Penilaian terhadap siswa sebagai pembelajar mencakup penilaian yang berkaitan dengan:
a) Perkembangan konseptual anak
b) Tingkat kemampuan mengadapai tantangan
c) Interaksi siswa dengan siswa lainnya
d) Kemampuan anak berkomunikasi
e) Kerasionalan argumen/alasan
f) Kerjasama dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok
g) Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok
h) Penggunaan bahasa dengan baik dan benar sesuai tingkat kemampuan siswa.
Berdasarkan paparan diatas, penilaian yang dilakukan hendaknya valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, dan
berkesinambungan sebagaimana yang disarankan dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Kuswari dalam Hernawan (2007: 5.9) mengemukakan bahwa PBK
merupakan suatu penilaian berdasarkan suatu pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui
pengukuran bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK secara umum bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian
belajar siswa dan memperbaiki program dari kegiatan belajar tersebut. Sedangkan secara khusus, PBK bertujuan untuk memberikan (1) informasi tentang
kemajuan belaja siswa, (2) informasi yang dapat digunakan untuk memberikan kemajuan belajar lebih lanjut, (3) motivasi belajar siswa dan melakukan
permberian bimbingan yang lebih tepat.
Menurut Hernawan (2007: 5.9) mengemukakan bahwa fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah untuk membantu siswa (1) dalam mewujudkan dirinya dengan
mengubah atau mengembangkan perilakunya kearah yang lebih baik dan maju, (2) siswa mendapatkan kepuasan atas apa yang dikerjakannya, (3) membantu
guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang dilakukannya telah memadai atau tidak, dan (4) membantu guru membuat pertimbangan dan keputusan
administrasi.
Dengan mengaju pada paparan diatas, penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran terpadu diharapkan dapat mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan
hasil belajar yang harus dikuasai anak secara seimbang dalam tiga ranah dengan mebggunakan berbagai bentuk model alat penilaian yang tepat.
a. Perencanaan
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai baik itu oleh guru maupun siswa.
2. Menentukan criteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh siswa maupun oleh guru.
3. Menentukan teknik dan instrument yang akan digunakan dalam proses penilaian.
b. Pelaksanaan
1. Penilaian berlangsung sejak awal sampai dengan akhir proses pembelajaran
2. Penilaian harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan, lebih dari sekedar salah satu aspek belajar yang harus dicapai sebagai bagian suatu program
3. Penilaian dapat diarahkan pada proses maupun produk serta program
d. Tahap Tindak-lanjut
Hasil pengamatan dan saran ditindaklanjuti secara operasional , namun tidak semua kegiatan akhir tindak lanjut dilakukan pada akhir kegiatan karena
penilaian dilakukan secara terus menerus , dan umpan balik dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Adapun format dalam penilaian pembelajaran terpadu sebagai berikut :
a. Format Observasi : Penilaian dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran terpadu dengan indikator kemampuan dan
penguasaan yang telah ditetapkan. Dari segi sasarannya, penilaian difokuskan pada proses maupun produk pembelajaran.
b. Format penilaian diri siswa : Format penilaian diri dalam bentuk jurnal tulisan siswa dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk memberikan
pertimbangan , motivasi, dan penguatan kepada siswa berkaitan dengan upaya peningkatan kemajuan belajar selanjutnya.
c. Format portofolio : portofolio dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi guru untuk memutuskan nilai setiap siswa serta penyusunan perencanaan
pembelajaran selanjutnya.
Rubrik : Criteria penilaian dapat disusun secara kolaboratif dengan melibatkan siswa sehingga anak dapat mengetahui criteria tersebut dan dapat
mengukur kemampuannya.
d. Cuplikan kerja : Dalam menilai performasi belajar siswa , guru dapat melakukan pemberian tugas yang menuntut mereka untuk
memperlihatkan hasil unjuk kerja mereka . Siswa diberi kesempatan untuk memaparkan rencana kegiatannya maka guru sudah dapat memberikan
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi guru melakukan beberapa tindakan, yaitu guru melakukan konsultasi dengan guru lainnya (guru di kelas
sebelumnya) yang sudah mengetahui banyak tentang siswa. Sehingga, guru mendapatkan informasi yang rinci mengenai sikap siswa. Selain itu, guru juga
melakukan kerjasama dengan orang tua. Khususnya siswa yang memiliki sikap yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa yang lebih tertutup dan
tidak aktif di kelas. Kerjasama dengan orang tua dilakukan agar anak bisa mendapatkan bimbingan langsung dari kedua belah pihak, baik guru maupun orang
tua.
Jawaban : Untuk Soal Nomor 3
Format penilaian non-tes pada ranah kognitif yang dapat digunakan dalam penilaian pembelajaran terpadu dengan mata pelajaran yang dipadukan adalah
bahasa Indonesia dan Matematika.
Pengembangan instrumen evaluasi non tes dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Tes Perbuatan
Kemampuan Membaca
1. 1
2. 2
3. 3
2. Sering jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan
teman
3. Kadang-kadang jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru
dan teman
4 Tidak pernah jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru
dan teman
5 Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan
teman
6 Sering santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan
teman
7
Kadang-kadang santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada
guru dan teman
Jumlah Skor
Nilai
Keterangan:
a. Rentang skor masing-masing sikap = 1,00 s.d. 4,00
b. Jumlah skor = jumlah skor seluruh criteria
c. skor sikap = rata-rata dari skor sikap
d. Kode nilai/Predikat:
3.25 - 4.00 = SB (Sangat baik)
2.50 – 3.24 = B (Baik)
1.75 – 2.49 = C (Cukup)
1.00 – 1.74 = K (Kurang)
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019