Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 3

PEMBARUAN DALAM PEMBELAJARAN PDGK4505

OLEH
NAMA : WULAN SUCI ROHMAH
NIM : 858674509

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
APRIL 2022.1
TUGAS TUTORIAL III

Program Studi : PGSD


Kode Mata Kuliah : PDGK4505
Nama Mata Kuliah : Pembaharuan dalam Pembelajaran di SD
Dosen pengampu : I Ketut Ngurah Ardiawan, M.Pd.
Nama Mahasiswa : WULAN SUCI ROHMAH
NIM : 858674509

JAWABAN
1. Latar belakang atau alasan penggunaan pembelajaran terpadu, sebagai berikut:
Kata kunci dari definisi pembelajaran terpadu adalah integrasi, satu atau beberapa mata
pelajaran, dan memusatkan pembelajaran. Beberapa istilah yang sering digunakan
untuk menerangkan pembelajaran terpadu adalah pendekatan interdisipliner bidang
studi, penedekatan topik-topik dalam mata pelajaran, pendekatan tematik, pendekatan
holistik, pendekatan infusi. Pendekatan pembelajaan terpadu sudah lama berkembang.
Secara konseptual, muncul bersamaan dengan adanya pergerakan progesivisme
pendidikan pada tahun 1930-an. Dengan dukungan dari berbagai studi perbandingan
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana efektivitas pendekatan terpadu ini maka dari
tahun ke tahun konsep kurikulum terpadu makin kuat dan dapat diterima banyak
kalangan pendidikan. Alasan yang mendasari penggunaan pembelajaran terpadu oleh
sebagian praktisi pendidikan karena pembelajaran terpadu sesuai dengan cara pandang
siswa dalam memperhatikan aspek kehidupan, memungkinkan untuk melihat
keterkaitan dan hubungan dari setiap mata pelajaran, dapat memfasilitasi irama proses
belajar siswa, serta siswa mendapat kesempatan untuk mengikuti lingkaran proses
belajar mereka sendiri.
Sumber: BMP MODUL 6 KB 1 hlm. 6.4

2. Kelamahan dan kelebihan dari pembelajaran terpadu, sebagai berikut:


Kelemahan Kelebihan
a. Menuntut guru memiliki pengetahuan a. Memberikan peluang dan motivasi
dan wawasan yang luas, kreativitas bagi guru untuk mengembangkan
tinggi, keterampilan metodologik yang materi pembelajaran serta mendorong
handal, kepercayaan diri dan etos guru untuk mengembangkan
akademik yang tinggi, dan berani untuk kreatifitas;
mengemas dan mengembangkan materi b. Mempermudah dan memotivasi siswa
secara luas dan terintegrasi. untuk mengenal, menerima, menyerap,
b. Menuntut kemampuan belajar siswa dan memahami keterkaitan atau
yang relatif baik, baik dalam aspek hubungan antara konsep, pengetahuan,
intelegensi maupun kreatifitasnya. nilaiatau tindakan yang terdapat dalam
c. Memerlukan bahan atau sumber beberapa pokok bahasan atau bidang
informasi yang cukup banyak dan studi;
berguna untuk menunjang dan c. Menghemat waktu, tenaga dan sarana
memperkaya serta mengembangkan serta biaya pembelajaran, disamping
wawasan dan pengetahuan yang menyederhanakan langkah-langkah
diperlukan. pembelajaran.
d. Memerlukan jenis kurikulum yang
terbuka untuk pengembangannya.
e. Membutuhkan sistem penilaian dan
pengukuran yang terpadu dalam arti
sistem yang berusaha menetapkan
keberhasilan belajar siswa dilihat dari
beberapa mata pelajaran yang terkait,
atau dengan kata lain, hasil belajar
merupakan kumpulan dan panduan
penguasaan dari berbagai materi yang
disatukan dan digabungkan
(Sa’ud,dkk,2006).
Sumber: https://wahidpriyono.com/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran-terpadu-
integrated-approach/ diakses pada 11 Juni 2022 pukul 19.51 WIB

3. Korelasi atau keterkaitan teori belajar dan pembelajaran kelas rangkap menurut
beberapa tokoh, sebagai berikut:
a. Teori tentang perkembangan kognitif oleh Jean Piaget memberikan sumbangan
dasar tentang latar belakang dari Developmentally Appropriate Practices. Teori ini
menunjukkan kebutuhan siswa untuk membangun pengetahuan melalui proses
belajar dan juga menunjukkan kebutuhan siswa untuk meraih kesempatan
berinteraksi secara fisik dengan sesame teman. Hal ini bisa di dapat melalui
penggunaan pembelajaran kelas rangkap.
b. Teori perkembangan social oleh Lev Vygostsky, di mana ditekankan pada
perkembangan kemampuan berbahasa dan bersosialisasi untuk oertumbuhan
kemampuan kognitif para siswa. Konsep teori ini merupakan dasar pijakan utama
dari pelaksanaan pembelajaran kelas.
c. Teori atribut dari Bernard Weiner, di mana memberikan sumbangan dasar
pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap dengan pemberian motivasi secara
internal kepada siswa dan juga bagi guru yang membantu siswanya belajar karena
memang siswa tersebut mempunyai keinginan untuk belajar.
d. Teori belajar social kognitif dari Albert Bandura. Teori ini menunjukkan bahawa
proses belajar yang terjadi dilalui dengan pendekatan model observasi. Model ini
merupakan langkah utama dari pembelajaran kelas rangkap
Sumber: BMP MODUL 6 KB 2 hlm. 6.32

4. Aktivitas bermain yang cocok buat anak sekolah dasar, sebagai berikut:
Aktivitas pada anak seolah dasar pada kelas rendah dengan beberapa bentuk aktivitas:
a. Aktivitas melatih otot-otot besar, seperti otot kaki, lengan, dan bahu. Contoh:
1) Permainan kejar-kejaran
2) Mengganting dan memanjat
3) Berguling di matras
4) Merayap melewati lorong
5) Melompat dan meloncat
b. Permainan sederhana yang memerlukan penjelasan singkat dan berlangsung
dalam durasi yang pendek, tetapi diselingi dengan variasi dan model permainan
lainnya. Contoh:
1) Permainan cendong, ada penjaga dan ada yang bersembunyi
2) Permaianan gerak yang diiringi dengan lagu
Untuk anak sekolah dasar pada kelas yang lebih tinggi aktivitas yang diberikan adalah
dalam bentuk penguasaan keterampilan seperti: bermain bola dengan berbagai ukuran,
dengan melempar, menendang atau memukul alat. Bermaian dalam situasi berlomba
atau bertanding seperti: melompat, merayap, menerobos, dan berlari cepat, sedangkan
aktivitas untuk pengujian diri dan menggunakan peralatan misalnya: memanjat tiang
meniti balok, menggantung pada palang tunggal atau pohon-pohonan, melompati peti
atau ban-ban bekas. Anak pada kelas tinggi juga sudah dapat diberikan latihan gerak
untuk pengembangan misalnya: berbagai teknik menyepak bola, memasukkan bola ke
dalam basket dengan cara yang efisien.
Sumber: BMP MODUL 7 KB 1 hlm. 7.8

5. Sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar pada
anak-anak, sebagai berikut:
a. Pertama, kecerdasan linguistik (linguistic intelligence). Jenis kecerdasan ini
berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata–kata secara
efektif baik secara oral maupun secara tertulis. Mereka yang memiliki kecerdasan
ini misalnya pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, orator.
b. Kedua, kecerdasan matematis-logis (logical–mathematical intelligence). Jenis
kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika.
Jalan pikiran bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat. Mereka
yang memiliki kecerdasan ini misalnya matematikus, programer, logikus. Tokoh
terkenal seperti Habibie yang ahli pesawat.
c. Ketiga, kecerdasan ruang (spatial intelligence). Jenis kecerdasan ini berkaitan
dengan kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan
kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya
imajinasi secara tepat. Mereka yang memiliki kecerdasan ini misalnya pemburu,
arsitek, dekorator.
d. Keempat, kecerdasan kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence). Jenis
kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh
untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka yang memiliki kecerdasan
ini misalnya aktor, atlet, penari, ahli bedah.
e. Kelima, kecerdasan musikal (musical intelligence). Jenis kecerdasan ini berkaitan
dengan kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati
bentuk–bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta
kemampuan memainkan alat musik. Mereka yang memiliki kecerdasan ini misalnya
komponis. Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.
f. Keenam, kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence). Jenis kecerdasan ini
berkaitan dengan kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan,
intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan yang menonjol
dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang. Mereka yang memiliki
kecerdasan ini misalnya komunikator, fasilitator.
g. Ketujuh, kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Jenis kecerdasan ini
berkaitan dengan kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan
kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu
berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan–gagasan. Mereka
mudah berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri, dan cenderung pendiam.
h. Kedelapan, kecerdasan lingkungan/ naturalis (naturalist intelligence). Jenis
kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan untuk mengerti flora dan fauna
dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik.
i. Kesembilan, kecerdasan eksistensial (exixtential intelligence). Jenis kecerdasan ini
berkaitan dengan kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang
untuk menjawab persoalan–persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia.
Mereka yang memiliki kecerdasan ini misalnya persoalan mengapa ada, apa makna
hidup ini.

Sumber: https://www.maswarsito.com/2019/07/9-jenis-kecerdasan-anak-menurut-
dr.html diakses pada tanggal 11 juni 2022 pukul 09.26 WIB

Anda mungkin juga menyukai