Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Latar Belakang Perumusan Visi Dan Misi


Visi Dan Misi merupakan seperangkat target dan tujuan untuk digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini merupakan impian dan cita-cita SD IT
Cahaya Makkah. Oleh sebab itu Visi Dan Misi disusun oleh Yayasan, Pimpinan
dan tim kurikulum SD IT Cahaya Makkah.
Visi Dan Misi SD IT Cahaya Makkah Pasaman Barat mengacu pada standar
nasional pendidikan serta Standar pendidikan yang ada pada JSIT pusat untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan
terdiri atas Standar Kompetensi Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar
Penilaian, Standar Pengelolaan.
Visi Dan Misi SD IT Cahaya Makkah bertujuan untuk mewujudkan generasi
yang cerdas dan berprestasi dengan akhlak Qur’ani serta mencintai lingkangan.
Dengan adanya Visi dan Misi SD IT Cahaya Makkah dapat menciptakan generasi
yang islami di Sumatera Barat khususnya di Pasaman Barat.

B. Visi Satuan Pendidikan

Visi SD IT Cahaya Makkah tercipta dari pandangan jauh kedepan dengan


harapan apa yang dijadikan Visi bisa terwujud. Harapan SD IT Cahaya Makkah
bisa mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang bisamenjadi
kenyataan dan terus berlansung. Adapun Visi tersebutadalah:

” Membangun Pasaman Barat yang beriman, bermartabat, cerdas, sehat,


sejahtera berwawasan lingkungan. serta mengacu kepada visi Dinas Pendidikan
Kabupaten Pasaman Barat” Terciptanya manusia yang cerdas Terampil dan
Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.” maka untuk mewujudkan visi diatas
SD IT Cahaya Makkah Pasaman memiliki visi sebagai berikut :“Terwujudnya

40
generasi yang cerdas, berprestasi dengan akhlak qur’ani dan mencintai
lingkungan hidup”.

Visi merupakan gamabaran tentang masa depan pendidikan di Pasaman Barat


dapat menjadi kenyataan. Seperti yang sudah dijelaskan dalamVisi SD IT Cahaya
Makkah merupakan langkah ataupun strategi agar terciptanya generasi yang
cerdas, berprestasi dengan akhlak qur’ani dan mencintai lingkungan hidup”.
C. Misi satuan pendidikan
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan
jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang kami
rumuskan berdasarkan visi di atas :
1. Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Melaksanakan pengembangan tenaga kependidikan yang memenuhi
standar kualitas dan kuantitas (manajemen)
3. Melaksanakan PBM keterpaduan Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan,
dan Islami (PAKEMI)melalui pendekatan CTL, mastery learning, dan
Problem Solving.

4. Menjalin kerja sama yang aktif dan melibatkan peranserta masyarakat


yang optimal (masyarakat)

5. Mengupayakan dukungan pemerintah (stake holder) untuk mencapai


Visi sekolah(pemerintahan)

6. Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang


berkualitas(sekolah)

7. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan kompetensi lulusan


(SKL) baik akademik maupun non akademik, minimal sesuai dengan
SNP.

8. Melaksanakan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif sesuai


dengan standar nasional pendidikan.

41
9. Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana dan prasarana sekolah yang
memadai sesuai dengan standar nasional pendidikan (SNP).

10. Melaksanakan pengembangan manajemen sekolah sesuai dengan standar


nasional pengelolaan pendidikan (SNP), yaitu sesuai dengan rambu-
rambu manajemen berbasis sekolah (MBS) yang transparan, mandiri dan
akuntabel.

11. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, disiplin, bertanggung jawab di


sekolah, keluarga dan masyarakat.

12. Melaksanakan pengenbangan lingkungan bersih, indah dan sehat bagi


seluruh warga sekolah dan masyarakat.

D. Tujuan Satuan Pendidikan

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik


agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demogratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Pendidikan Dasar adalah “Meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut ”.adapun tujuan dari SD IT Cahaya
Makkah Pasaman adalah :
1. Terwujudnya peserta didik yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani
2. Terwujudnya peserta didik yang santun, berakhlak mulia,
cerdas,berkualitas, dan berprestasi
3. Terwujudnya peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi
4. Terlaksananyaperkembangan kreatifitas siswa sehingga dapat
mengembangkan diri secara terus menerus.

42
5. Terwujudnya peserta didik trampil dan bersikap mandiri serta memiliki
kecakapan hidup
6. Terwujudnya warga sekolah yang sadar dan berperan aktif menjaga dan
mencintai lingkungan

E. Gerakan Literasi Sekolah

1. Pengertian dan tujuan Literasi

Secara luas, literasi yang dimaksud disini lebih dari sekedar membaca dan
menulis. Ia juga mencangkup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam
masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait
dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya. Membaca merupakan salah satu fungsi
yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada
kemampuan membaca (Glenn Doman). Dengan kemampuan membaca yang
membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun
dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang
lebih baik
Rendahnya reading literacy bangsa kita menyebabkan Sumber Daya
Manusia kita tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sebagai akibat lemahnya minat dan kemampuan membaca dan
menulis. Membaca dan menulis belum menjadi kebutuhan hidup dan belum
menjadi budaya bangsa. Jumlah perpustakaan dan buku buku jauh dari mencukupi
kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan permasalahan budaya
membaca belum dianggap sebagai critical problem, sementara banyak masalah
lain yang dianggap lebih mendesak.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri
nomor 23 tahun 2013 meluncurkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk
menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui bahasa.
Sederhananya, setiap anak di sekolah dasar diwajibkan membaca buku-buku

43
bacaan cerita lokal dan cerita rakyat yang memiliki kearifan lokal dalam materi
bacaannya sebelum pelajaran kelas dimulai.
Penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur ini penting dilakukan sejak dini
sebab proses pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak manusia yang
cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas emosional dan spiritual. Harus diakui,
salah satu kekeliruan besar dalam sistem pendidikan kita adalah sangat
mengedepankan kecerdasan intelektual, namun mengenyampingkan pelajaran
yang mengandung nilai-nilai moral. Tak heran jika saat ini banyak orang pintar,
berpendidikan tinggi, tapi tak tahu sopan-santun, tak punya sikap tenggang rasa,
tak punya empati, dan semacamnya. Padahal dari buku-buku cerita rakyat
misalnya, banyak digambarkan ucap dan laku nenek moyang kita yang begitu
luhur.
Anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar merupakan usia emas
sehingga penting menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur kepada mereka.
Adapun tujuan Gerakan literasi adalah salah satu cara untuk menanamkan
budi pekerti luhur tersebut. Guru memiliki peran penting dalam merangsang siswa
untuk belajar, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus
menggunakan pendekatan yang komprehensif serta progresif agar bisa
memotivasi rasa ingin tahu siswa dan memicu mereka untuk berpikir kritis.
Disamping itu tujuannya juga adalah untuk menjadikan sekolah sebagai
komunitas yang memiliki komitmen dan budaya membaca yang tinggi serta miliki
kemampuan untuk menulis yang komprehensif. Hal ini akan berhasil jika guru
mampu mengembangkan pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan literasi dan potensi siswa
seutuhnya. Dalam pengembangan pembelajaran, guru juga harus mampu memilih
dan memanfaatkan bahan ajar, seperti mendorong siswa untuk membaca buku-
buku yang berkualitas, karena membaca sejalan dengan proses berpikir kritis yang
memungkinkan siswa untuk kreatif dan berdaya cipta.
Gerakan literasi akan berhasil jika berjalan secara holistik. Selain guru di
sekolah, orang tua, perpustakaan, pemerintah, dan pihak swasta pun harus
bersama-sama mendukung mewujudkan gerakan literasi.

44
2. Konsep Dasar Literasi
a. Literasi Dasar
Mengembangkan kegiatan membaca, menulis, dan berhitung.
b. Literasi Perpustakaan
Menggalakkan kegiatan literasi dengan menggunakan referensi yang ada
di perpustakaan.
c. Literasi Tekhnologi
Menggunakan kemajuan tekhnologi untuk memudahkan kegiatan literasi.
d. Literasi Media
Menggunakan media sebagai media kampanye literasi. Media terbagi
menjadi media online seperti pembuatan blog yang akan me-link ke
website Gorontalo Meliterasi, facebook dan twitter. Sementara media
cetak bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan koran agar
menyediakan kolom khusus untuk bagi karya anak, seperti puisi,
karangan bebas, cerita bergambar, dsb. Atau bekerja sama dengan stasiun
TV dan radio untuk menyiarkan dan mengampanyekan gerakan literasi.
e. Literasi Visual
Kemampuan untuk mengapresiasi design grafis dan teks visual.

3. Jenis Kegiatan atau Program Literasi sekolah

Aksi dari Gerakan Literasi Sekolah adalah :


1. Menawarkan, mengajak atau menunjuk sekolah atau masyarakat
sekolah (siswa, guru, manajemen sekolah, kepala sekolah dan komite)
agar dapat melaksanakan kegiatan gerakan literasi  sekolah yang
merupakan bentuk aksi/kegiatan;
2. Mengadakan Sosialisasi tentang pemahaman kepada guru, kepala
sekolah, komite atau orang tua siswa tentang apa dan
bagaimana  gerakan literasi  sekolah;
3. Menyediakan Buku Bacaan Bagi Siswa, merupakan kegiatan yang
dirancang untuk mendapatkan buku bacaan bagi sekolah minimal 3

45
kali jumlah siswa di sekolah, setiap kelas di dorong untuk memiliki
sudut baca (reading corner), melalui kerjasama dengan komite sekolah
dan wali murid;
4. Program Membaca Setiap Hari, merupakan kegiatan yang dirancang
agar setiap sekolah mengalokasikan waktu minimal 15-30 menit
sehari, guna membiasakan siswa, guru, manajeman sekolah dan
kepala sekolah untuk membaca di sekolah maupun di rumah;
5. One Child Book, merupakan kegiatan yang dirancang untuk
meningkatkan jumlah dan jenis buku bacaan di sekolah, agar setiap
siswa paling sedikit memiliki 1 buku untuk di baca di sekolah/kelas
maupun di rumah, diharapkan orang tua membelikan minimal 1 buku
untuk satu semester  atau 1 buku satu tahun, yang kemudian
disumbangkan untuk perpustakaan sekolah;
6. Tantangan Membaca, merupakan kegiatan yang dirancang untuk
mengejar target/jumlah tertentu terhadap buku yang dibaca baik
tingkat sekolah, kabupaten/kota maupun tingkat provinsi;
7. Reading Award, merupakan kegiatan yang dirancang untuk
memberikan penghargaan membaca bagi siswa terbanyak membaca
buku baik bersakala tingkat masing masing sekolah, kabupaten/kota
maupun tingkat provinsi, hal ini bertujuan agar meransang siswa agar
terus membaca;
8. Pelatihan Menulis, merupakan kegiatan yang dirancang agar setiap
sekolah melatih/mendidik siswa untuk menulis, dengan pemberian
tugas  untuk menulis kembali buku yang telah dibaca dalam bentuk
resume buku atau resensi buku;
9. Writing Award, merupakan kegiatan yang dirancang untuk
memberikan penghargaan kemampuan menulis bagi siswa terhadap
buku yang dibaca baik bersakala tingkat masing masing sekolah,
kabupaten/kota maupun tingkat provinsi, hal ini bertujuan agar
meransang siswa untuk bisa menulis;

46
10. Program Aksi Lainnya, program aksi/kegiatan lainnya dapat dirancang
secara khusus dalam upaya membudayakan minat baca dan
meningkatkan kemampuan menulis siswa sesuai dengan sasaran dan
harapan yang diinginkan.

4. Pelaksanaan Literasi

Tekhnis Konsep Literasi (Harian, Mingguan, Bulanan, Per Semester/enam


bulanan) Sekolah :

a. Harian

1) Membaca buku-buku budi pekerti 15 menit sebelum pelajaran


dimulai di kelas masing-masing

2) Menyediakan pojok Literasi di perpustakaan, taman, atau lokasi


manapun yang nyaman di lingkungan sekolah

3) Menjadwalkan kegiatan literasi (membaca, menulis, mendongeng,


bermain drama, menggambar, kerajinan tangan, dst) bagi setiap
kelas di pojok Literasi

4) Membuat majalah dinding di perpus sekolah sebagai media apresiasi


karya anak

5) Mengaitkan setiap mata pelajaran dengan buku-buku yang


mengandung nilai-nilaibudi pekerti luhur

6) Mengarahkan hukuman siswa (yang bolos, tawuran, tdk


mengerjakan tugas, dll) dengan menyumbang buku anak untuk
sekolah

47
7) Membuat form observasi untuk menilai kemajuan anak dalam hal
literasi

8) Memposting gambar/cerita kegiatan literasi di media sosial


(facebook dan twitter Meliterasi)

b. mingguan

1) Mengadakan quis atau perlombaan kegiatan literasi (lomba


membaca, mendongeng, berpuisi, drama cerita rakyat, menari, dst)
yang menyenangkan

2) Meminta dan memotivasi anak untuk berkunjung ke Perpustakaan


Taman yang merupakan kegiatan mingguan Perpustakaan

3) Mendorong dan mendampingi anak untuk membuat karya


(mengarang, pusi, gambar, dll) untuk dimuat di media massa

4) Melakukan Evaluasi dan Observasi terhadap pelaksanaan kegiatan


literasi di akhir pekan

c. Bulanan

1) Program One mount one book( setiap siswa menyelesaikan membaca


satu bulan satu buku)

2) Mengadakan kegiatan kunjungan ke pusat-pusat Literasi (Gramedia,


museum, rumah adat, tokoh masyarakat, dinas Pariwisata, dst)

3) Mengadakan festival literasi keluarga (misal: lomba membaca atau


bermain drama antara orang tua dan anak)

48
d. Per Semester/ Enam Bulan

1) Memberi reward kepada siswa yang mendapatkan nilai terbaik


dalam bidang literasi (reading award dan writing award)

2) Mendorong orang tua siswa untuk menjadi penyumbang buku anak


di akhir semester

5. Tata Cara Pelaporan Kegiatan Literasi Sekolah

Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di


dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu,
makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya “kemampuan untuk
mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video,
gambar).”

Literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis,


berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang
diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai
Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna
bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam
lingkungan tertentu.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan
yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru,
kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang
tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat
(tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.),
dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan
dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif
berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa

49
pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15
menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati,
yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan
membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan
pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan
dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Untuk pelaporan kegiatan litersi sekolah, SD IT Cahaya Makkah
menggunakan cara monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah aktifitas yang
ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu
kebijakan yang sedang dilaksanakan. Monitoring diperlukan agar kesalahan awal
dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga
mengurangi risiko yang lebih besar, sedangkan evaluasi merupakan saduran dari
bahasa inggris "evaluation" yang diartikan sebagai penaksiran atau penilaian.
Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan
berkenaan dengan proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Cara literasi
sekolah dengan menggunakan monitoring dan evaluasi di SD IT Cahaya Makkah
menggunakan pola :
a.   Perpustakaan kepada sekolah
b.  Sekolah kepada murid

F. Strategi Penguatan Pendidikan Karakter


Pendidikan sangat menentukan terhadap pembentukan watak, kepribadian,
karakter dan budi pekerti warga. Oleh karenanya, fenomena kejahatan, tindak
criminal, perbuatan asusila dan penggunaan narkoba, baik oleh warga masyarakat
maupun anak didik, maka pendidikan dianggap yang paling bertanggung jawab.
Di Indonesia sendiri, berbagai penyelewengan dan kejahata juga kerap terjadi,
mulai dari korupsi, bullying, narkoba di lingkungan sekolah dan lain-lain.
Terjadinga berbagai penyelewengan dan kejatan tersebut menandakan rendahnya
akhlak, budi pekerti dan karakter bangsa.

50
Adapun karakter yang ditanamkan dalam perapan dan penguatan
karakter di SD IT Cahaya Makkah adalah sebagai berikut :
1. Guru sebagai contoh kehidupan keseharian
2. Memasukan nilai-nilai Islam ke dalam semua pembelajaran

3. Menyediakan saranan prasarana ibadah

4. Mendisaen lingkungan pendidikan Islami

5. Membiasakan nilai-nilai pendidikan karakter dalam keseharian anak

Pendidikan karakter di atas tujuannnya sama dengan pendidikan budi


pekerti, sebagai sarana untuk mengadakan perubahan secara mendasar atas
individu. Secara hakiki, budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang
akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama,
norma hukum, tata kerama, sopan santun dan norma budaya dan adat istiadat
masyarakat. Dengan penguatan karakter yang diterapkan oleh SD IT Cahaya
Makkah diharapkan bisa melahirkan generasi yang cerdas, berprestasi
dengan akhlak Qur’ani dan mencintai lingkungan hidup.

Program pembiasaan dan pengembangan akhlak Islami tidak hanya


melalui paparan dan penguatan, tapi juga melalui penerapan dikeseharian
dalam bersosialisasi antara murid dengan guru, murid dengan sesama murid
dan murid dengan warga sekitar sekolah.
Saat anak datang kesekolah pembiasaan dan pengembangan akhlak
langsung diterapkan agar anak terbiasa hingga dewasa. Dari pagi hingga jam
sekolah berakhir anak sudah menerapkan beberapa akhlak budi pekerti
dengan sangat baik seperti Sapa Pagi, Shalat Dhuha, muhasabah, Shalat
Dzuhur, Muraja’ah, Monitoring, Mentoring, Menegakkan Penegak Disiplin
Sekolah, dan Agenda Ibadah (Petugas Ibadah Mesjid secara bergilir pada
waktu sholat Zuhur dan Ashar).

51
Beberapa karakter ditanamkan pada peserta didik yang dilakukan secara
lisan (penjelasan secara langsung oleh guru) dan langsung diterapkan di
lapangan. Karakter berikut adalah :
1. Salam Solih, merupakan program pembiasaan siswa saat bertegur sapa dan
saling mengingatkan antara satu dengan yang lainnya dengan beberapa
ungkapan dari potongan hadits atau mahfudzat
2. Shalat Dhuha Dan Fardlu Berjamaah, sebagai pembiasaan dan
pembentukan karakter islami yang dilakukan siswa selama di sekolah agar
rutin dilakukan ketika mereka di rumah

52

Anda mungkin juga menyukai