Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NURHAYATI RANGKUTI

NIM : 855887429

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJRAN DI SD

1. Kurikulum memiliki enam fungsi yaitu fungsi utama yaitu penyesuaian, integrasi,
diferensiasi, persiapan, pemilihan dan diagnostik. Jelaskan dan berikan contoh fungsi
kurikulum sebagai:

a. Penyesuaian;

b. Diferensiasi;

c. Persiapan;

d. Pemilihan.

Jawaban

a. Fungsi Penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan


harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat welladjusted yaitu mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis.

Contoh nya siswa harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi di lingkungan- nya baik lingkungan fisik ataupun lingkungan
sosial.

b. Fungsi Diferensiasi.

Fungsi Diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan indivi- du siswa. Setiap siswa
memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psi- kis, yang harus dihargai dan
dilayani dengan baik.

c. Fungsi Persiapan.

Fungsi Persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup
dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan
pendidikannya.

d. Fungsi Pemilihan.

Fungsi Pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat
hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan
individual siswa berarti pula diberinya ke- sempatan bagi siswa tersebut untuk memilih
apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi
tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.

2. a. Apa urgensi yang memunculkan adanya landasan sosiologis dan teknologis?

b, Apabila tidak memperhatikan kedua tersebut apa yang akan terjadi?

Jawaban

a. Kurikulum sebagai suatu sistem yang terdiri atas empat komponen, yaitu komponen
tujuan, isi/materi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Di mana setiap komponen
menjalankan fungsinya secara tepat dan bersinergi jika ditopang oleh sejumlah
landasan. Secara umum bahwa landasan pokok dalam kurikulum adalah landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dapat dikatakan filosofi berperan membantu kita dalam mengetahui
keberadaan pertumbuhan individu, pengembangan, dan belajar dari pengalaman. Ada
empat posisi filosofis yang dipengaruhi kurikulum pengembangan adalah idealisme,
realisme, pragmatisme, eksistensialisme. Psikologi perkembangan dapat diartikan
sebagai berikut “Psikologi perkembangan mrupakan cabang dari psikologi yang
mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran
berikut kematangan perilaku " (J.P. Chaplin, 1979)” Landasan dipandang dari
sosiologi, pendidikan adalah individu agar menjadi warga masyarakat yang
diharapkan, pendidikan adalah proses sosialisasi. dan landasan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan asumsi-asumsi yang bersumber pada hasil riset dan penelitian
dan aplikasi dari pengetahuan dalam mengembangkannya , karena hal ini lah yang
memunculkan adanya landasan sosiologis dan teknoligis sehingga dapat menciptakan
manusia yang terdidik baik dimasa sekarang maupun di masa depan ketika bisa
memilih landasan yang tepat.
b. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat. Jika membuat rumah tidak menggunakan landasan (fondasi) yang
kuat, kerugian tidak akan terlalu besar hanya sebanding dengan harga rumah yang
dibangun karena fondasinya kurang kokoh , dan jika kondisi keuangan
memungkinkan maka dengan segera akan mudah dibangun kembali. Tapi bila yang
roboh itu kurikulum sebagai alat untuk mempersiapkan manusia, maka kerugiannya
bersifat fatal dan tidak bisa diukur dengan materi karena menyangkut dengan upaya
memanusiakan manusia. Dengan demikian dalam mengembangkan kurikulum,
terlebih dahulu harus diidentifikasi dan dikaji secara selektif, akurat, mendalam dan
menyeluruh landasan apa saja yang harus dijadikan pijakan dalam merancang,
mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum. Dengan landasan yang
kokoh kurikulum yang dihasilkan akan kuat, yaitu program pendidikan yang
dihasilkan akan dapat menghasilkan manusia terdidik sesuai dengan hakikat
kemanusiannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun menyongsong kehidupan
jauh kemasa yang akan datang.Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam
mengembangkan kurikulum tidak hanya diperlukan oleh para penyusun kurikulum
ditingkat pusat (makro), akan tetapi terutama harus difahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pengembang kurikulum ditingkat operasional (satuan
pendidikan), yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan (supervisor)
dewan sekolah atau komite pendidikan dan para guru serta pihak- pihak lain yang
terkait (stacke holder).

3. Pada KTSP guru memiliki hak untuk berinovasi dalam pelaksanakan pembelajaran.
Misalnya mengembangkan model- model permainan dalam pembelajaran untuk menarik
perhatian siswa. Dalam fenomena tersebut, guru telah melaksanakan salah satu prinsip
umum pengembangan kurikulum.

a. Apakah prinsip umum yang telah dilakukan guru tersebut?

b. Jelaskan jenis prinsip umum yang dilakukan guru pada fenomena di atas?

Jawaban
a. Prinsip umum yang sudah di lakukan adalah yaitu berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Pengembangan model-model pembelajaran merupakan tahapan lanjutan dari hasil
refleksi da evaluasi guru terhadap hasil belajar murid-muridnya. Apabila dirasa dalam
mengaplikasikan model pembelajaran tersebut, suasa belajar masih belum bisa
maksimal atau efektif, guru dapat melakukan pengembangan dengan cara
mendiagnosa kebutuhan murid lalu memncocokkan kebutuhan tersebut dengan profil
murid. Maka dari situ, guru bisa menciptakan suasana belajar yang berpusat pada
siswa dan siswa akan merasa terlibat dalam kepemilikan belajarnya sendiri.

b. Jenis prinsip umum yang digunakan oleh guru adalah berkesinambungan. Suatu
inovasi didapat dari hasil pengaplikasian sistem belajar sebelumnya, maka dari itu
inovasi perlu terus dilakukan secara berkesinambungan untuk mengukur suatu
kemajuan siswa tersebut dengan mengembangkan model – model permainan dalam
pembelajaran sehingga menarik minat dan perhatian siswa .

Anda mungkin juga menyukai