Anda di halaman 1dari 4

Masalah 1

Enkulturasi mengacu pada proses belajar di mana seseorang menjadi tahu tentang aturan, kebiasaan, keterampilan dan
nilai-nilai masyarakat. Kata enkulturasi umumnya disandingkan dengan 'akulturasi' Yang mengacu pada modifikasi
budaya individu atau kelompok, karena interaksi dengan budaya lain.
Seorang individu mengadopsi budaya dengan cara enkulturasi atau sosialisasi. Sosialisasi menunjukkan proses
menggabungkan norma-norma dan kepercayaan masyarakat dalam kehidupan seseorang. Dalam kutipan artikel ini, kita
akan berbicara tentang perbedaan antara enkulturasi dan akulturasi.

Isi: Enkulturasi & Akulturasi


1. Grafik perbandingan
2. Definisi
3. Perbedaan utama
4. Kesimpulan
Grafik perbandingan

Dasar untuk
Enkulturasi Akulturasi
Perbandingan
Enkulturasi berarti proses Akulturasi menyiratkan proses mengubah
memperoleh aturan, norma, nilai, adat kepercayaan budaya dan adat istiadat
Berarti istiadat dan pedoman budaya untuk budaya sendiri, dengan mengadopsi
menjadi bagian dari masyarakat. ciriciri budaya yang berbeda.
Proses sosialisasi pertama dan Sosialisasi selanjutnya dengan budaya
Apa itu? terpenting pada budaya. yang berbeda.
Proses di mana budaya seseorang
Proses Proses memperoleh budaya.
termasuk dalam budaya orang lain.
Budaya Satu budaya Dua atau lebih budaya
Penting untuk
Iya Tidak
bertahan hidup
Itu tidak mengubah praktik budaya Ini memodifikasi praktik budaya yang
Modifikasi
yang ada. ada.
Menghasilkan
Tidak Iya
asimilasi

Definisi Enkulturasi
Enculturation dapat didefinisikan sebagai proses belajar dengan bantuan di mana seorang individu memahami aturan,
norma, dan nilai-nilai budaya atau masyarakat tertentu di mana ia menjadi bagian darinya. Ini adalah apa yang kita pilih
dari lingkungan luar kita, untuk mengembangkan diri kita sebagai bagian dari lingkungan itu, yaitu mencampur dengan
sempurna.
Dengan kata lain, itu berarti belajar dan menerima karakteristik, perilaku, bahasa, ritual, moral dan pola budaya di
sekitar kita dari satu generasi ke generasi lainnya. Di sini, belajar berarti memahami dan memperoleh konten tradisional
dari budaya yang mengamati anggota masyarakat lainnya, seperti orang tua, keluarga, guru, teman, kenalan, kerabat,
dll., Mendapatkan instruksi dari para penatua, dan mengalami hal-hal ketika terjadi. Dalam enkulturasi, budaya mapan
atau yang berlaku memengaruhi dan mengajar individu atau kelompok tentang budaya ke tingkat tertentu sehingga
target menanamkan norma, nilai, dan perilaku budaya. Selanjutnya, ia diterima sebagai anggota fungsional masyarakat
yang melakukan fungsi dan perannya dalam kelompok.
Untuk lebih spesifik, target akan memiliki pengetahuan lengkap tentang apa yang dianggap dapat diterima atau tidak
dapat diterima oleh masyarakat dan ia akan berubah sebagai anggota masyarakat dewasa yang bertanggung jawab.

Definisi Akulturasi
Akulturasi berarti penyesuaian terhadap budaya yang berbeda, biasanya yang dominan atau kuat. Ini mengacu pada
transformasi budaya individu atau kelompok untuk beradaptasi sesuai dengan budaya lain. Dalam istilah yang lebih
baik, akulturasi berarti kontak budaya dan proses pertukaran di mana manusia mengadopsi, belajar dan menyesuaikan
diri dengan beberapa atau sebagian besar sesuai dengan nilai-nilai, aturan, pola dan praktik budaya baru atau yang
berlaku di masyarakat, yang bukan milik mereka. budaya asli.
Akulturasi terutama ditemukan di antara orang-orang yang bermigrasi dari berbagai negara, yang mencoba
menggabungkan budaya baru dalam kehidupan mereka. Itu terjadi ketika orang-orang dari budaya yang berbeda
bersentuhan satu sama lain, di mana orang-orang mengadopsi ciri-ciri budaya baru atau mengambil bagian dalam
budaya lain.
Namun demikian, ini adalah proses pinjaman budaya yang luas, antara budaya yang lebih tinggi dan yang lebih rendah.
Peminjaman bisa dua arah, tetapi biasanya budaya yang kurang kuat meminjam sifat dari yang lebih kuat.
Lebih lanjut, ketika akulturasi berlanjut untuk periode yang sangat lama ternyata asimilasi, di mana budaya asli atau asli
orang atau kelompok itu ditinggalkan dan budaya baru muncul. Namun, akulturasi juga dapat mengakibatkan
pemisahan, integrasi, marginalisasi atau transmutasi terlepas dari asimilasi.

Perbedaan Kunci Antara Enkulturasi dan Akulturasi


Perbedaan antara enkulturasi dan akulturasi dapat ditarik dengan jelas dengan alasan berikut:
1. Enculturation adalah proses pembelajaran budaya di mana seseorang datang untuk mengetahui tentang aturan,
nilai-nilai dan pola perilaku / budaya asli mereka sendiri. Sebaliknya, akulturasi mengacu pada proses
pembelajaran budaya di mana anggota kelompok budaya tertentu dipengaruhi oleh budaya lain, dengan
melakukan kontak dengannya dan mengadopsinya sampai taraf tertentu.
2. Enculturation adalah pengenalan pertama dan terpenting seseorang terhadap budaya, yang terjadi sesaat setelah
kelahiran. Sebaliknya, akulturasi adalah sosialisasi berikutnya dengan budaya yang berbeda.
3. Dalam enkulturasi, seseorang belajar atau memperoleh budaya sendiri, yang menjadi miliknya. Sebaliknya,
dalam akulturasi, budaya seseorang digolongkan oleh budaya lain.
4. Enculturation hanya mengandung satu budaya, sedangkan dua budaya atau lebih ada dalam akulturasi.
5. Enculturation adalah persyaratan penting bagi seorang individu untuk bertahan hidup dalam masyarakat, yang
terjadi tanpa pengaruh apa pun. Sebagai lawan, akulturasi bukan suatu keharusan, untuk bertahan hidup, tetapi
seseorang dapat mempelajari budaya orang lain bila diperlukan.
6. Enculturation tidak mengarah pada modifikasi dalam budaya yang ada. Di sisi lain, dalam kasus transformasi
akulturasi dalam budaya seseorang atau penggabungan dua budaya atau lebih terlihat.
7. Dalam kasus enkulturasi, tidak ada risiko asimilasi, sedangkan jika akulturasi berlanjut untuk waktu yang lama,
maka akan menghasilkan asimilasi.

Perubahan kebudayaan realita dalam masyarakat terdapat 2 kekuatan berkenaan dengan perubahan kebudayaan, yaitu
konservatisme dan keinginan akan perubahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan


Discovery dan invention
➢ Discovery dan invention adalah pangkal tolak dalam studi mengenai pertumbuhan dan perubahan kebudayaan,
karena hanya dengan proses inilah unsur yang baru dapat ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia. ➢
Menurut Linton, Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan dan invention adalah penerapan yang baru
dari pengetahuan.

Basic invention
Basic invention dapat diterangkan sebagi suatu peristiwa yang meliputi pemakaian prinsip baru atau kombinasi dari
prinsip baru. Basic disini mempunyai arti, bahwa ia membuka kemungkinan akan adanya kemajuan dan menjadi dasar
dari berbagai invention.
Improving invention
Artinya adalah memperbaiki penemuan yang telah ada

 Akulturasi
Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakanbahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbulsebagai hasil,
jika kelompok – kelompok manusiayang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan
kontak secaralangsung dan terus-menerus, yang kemudianmenimbulkan perubahan dalam pola kebudayaanyang
original dari salah satu kelompok atau padakedua-duanya.

• Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana
masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung,
tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
• Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda
sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
• Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat meningbulkan prosesakulturasi:
- Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antarbagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat
pula terjadiantar individu-individu dari dua kelompok.
- Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan
- Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai
- Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakatyang berbeda besarnya
- Antara aspek-aspek yang material dan yang non material darikebudayaan yang sederhana dengan
kebudayaan yang komplek,dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang komplek pula.

 Enkulturasi
Terjadi secara agak dipaksakan selama awal masa kanak-kanak tetapi ketika mereka bertambah dewasa akan belajar
secara lebih sadar untuk menerima atau menolak nilai-nilai atau anjuran-anjuran dari masyarakatnya. Proses
enkulturasi sejak kecil sudah dimulai dalam alam pikiran warga suatu masyarakat. Mula-mula dari orang-orang di
dalam lingkungan keluarganya, kemudian dari teman-teman bermain. Dengan berkali-kali meniru, tindakannya
menjadi suatu pola yang mantap dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan. Hampir semua aspek kehidupan
manusia dalam bermasyarakat merupakan proses enkulturasi secara sadar maupun tak sadar. Proses pembelajaran ini
dimulai sejak kecil hingga akhir hayat.

Masalah 2
1. Kognitivisme
Pengertian teori belajar kognitivisme menjelaskan bahwa belajar di artikan siswa mencoba untuk melakukan
hal-hal baru yang berkaitan dengan pengalaman yang dulu sudah di dapatkan sebelumnya.
Contoh :
Dalam sebuah diskusi pada satu kelompok dan suatu mata pelajaran, disinilah para siswa di beri masalah yaitu
tugasnya harus bisa mencari solusi masalah tersebut bersama-sama dengan kelompoknya, biasanya hasil dari
solusi pengalaman yang sebelumnya di dapatkan lebih mudah karena berasal dari pengalaman sendiri.

2. Humanistik
Pengertian teori belajar Humanistik bisa di artikan sebagai proses memanusiakan manusia. Dimana seseorang
bisa menggali dan mengaktualisasikan serta menggali potensi diri sendiri agar dapat di terapkan pada
lingkungan. Proses teori belajar inilah yang menitik beratkan pada kebebasan setiap orang.
Peran kognitf dan afektif sangat mempengaruhi proses belajar Humanistik. Kognitif artinya penguasaan ilmu
sedangkan afektif di artikan sebagai sikap yang keduanya harus di kembangkan dalam proses membangun
individu itu sendiri.
Contoh : Bergotong royong, tidak hanya dilakukan dalam lingkup kecil misal satu RT, namun juga untuk
lingkungan besar. Misal melakukan kontribusi dengan menjadi relawan ketika terjadi bencana.

3. Sosial
Teori belajar sosial memiliki konsep pada komponen kognitif dan pikiran dari setiap individu masing-masing.
Orang yang belajar dengan cara melihat atau mengamati sesuatu secara langsung lebih mudah di pahami dari
pada secara teori saja atau sekedar lewat tulisan.
Teori belajar Sosial menerapkan observasi learning guna proses pembelajaraan yang proses belajarnya
menggunakan sistem mengamati dahulu lalu dengan sejalannya hukum sistematis maka bisa mendapatkan
hukum imbalan balik yang bisa di berikan kepada orang lain.
Contoh : Pada perkembangan anak, yaitu seorang anak cenderung meniru perilaku orang tuanya karena ia
melihat perilaku tersebut setiap hari secara berulang-ulang.

4. Behaviorisme
Penjelasan dari teori belajar Behaviorisme yaitu pada perubahan perilaku yang dapat memperngaruhi murid itu
sendiri. Tidak hanya cara berfikirnya dan kecerdasanya, namun sejalan dengan mental yang terbentuk
menggunaka teori belajar Behaviorisme.
Para pengajar seperti guru harus di tuntut untuk bisa memupuk dan menemukan keberanian dari siswa itu.
Contoh saja pengajar memberikan pertanyaan kepada murid dan yang bisa menjawab akan di beri reward. Hal
inilah yang nantinya dapat melatih keberanian dan keaktifan.
Contoh : Penerapan teori belajar behavioristik adalah adanya sistem point ketika siswa melakukan pelanggaran
terhadap aturan-aturan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai