Anda di halaman 1dari 10

KARYA ILMIAH TENTANG PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : TIARA S RANGKUTI


NIM : 855958756
SEMESTER : VI (ENAM)
MASA REGISTRASI : 2021.2
POKJAR : SERDANG BEDAGAI

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA (UPBJJ-UT)
MEDAN
Latihan 1

1. Carilah sebuah laporan penelitian dan bacalah dengan cermat, Catatlah butir butir
penting yang merupakan ciri khas laporan tersebut, dilihat dari segi substansi ,bahasa,
dan sistematika laporan. Berdasarkan catatan tersebut , cobalah bandingkan apakah
laporan penelitian yang anda baca memenuhi syarat sebagai karangan ilmiah . Beri
alasan yang mendukung pendapat anda!
2. Karangan ilmiah merupakan santapan akademisi dalam mengkaji berbagai ilmu dan
apabila mungkin mengembangkan ilmu baru . Bagaimana pendapat anda tentang
pernyataan tersebut ? Dukung pendapat anda dengan penjelasan atau alasan!
3. Cobalah diskusikan dengan teman teman anda mengapa karya ilmiah tidak menarik
untuk dibaca oleh masyarakat umum. Tuangkan hasil diskusi dalam sebuah tulisan ,
kemudian bandingkan dengan ciri ciri karya ilmiah . Buat simpulan dari perbandingan
tersebut !
4. Menurut anda , apa yang membuat karya ilmiah populer lebih menarik daripada karya
ilmiah ? Kaitkan alasan yang anda berikan dengan ciri ciri karya ilmiah populer !
5. Baca dengan cermat contoh paragraph berikut, kemudian diskusikan dengan teman-
teman apakah paragraph itu merupakan bagian dari karya ilmiah atau karya ilmiah
popular. Berikan alasan yang mendukung pendapat anda!

“Contoh Paragraf”

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat serta
kecendrungan terjadinya globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan menyebabkan beberapa
parameter dalam tatanan kehidupan juga berubah drastic. Perubahan ini berpengaruh
langsung terhadap sistem pendidikan nasional. Visi-misi, dan tujuan pendidikan nasional
yang selama ini dianggap sudah mantap, perlu dikaji ulang agar mampu mengakomodasi
perubahan yang terjadi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.    LatarBelakang.
Saat ini Negara Indonesia sedang menghadapi berbagai macam permasalahan
penyimpangan perilaku baik yang dilakukan oleh kalangan remaja maupun yang melibatkan
para pemimpin bangsa, sebut saja tawuran antar pelajar, kurang pekanya generasi muda
terhadap  lingkungan sekitar, anarkisme geng motor, atau yang lebih kompleks yaitu korupsi
yang tumbuh subur, sampai masalah kedisiplinan yang semakin lemah. Ini menjadi fakta
yang tidak terbantahkan, celakanya sebagian besar korupsi melibatkan para politisi yang
notabene nya kaum terdidik.
Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini di Negara kita sebenarnya tidak lepas dari
persoalan “Karakter”. Pendidikan karakter yang seharusnya didapatkan sejak masa kanak-
kanak,  malah membuat anak tersebut menyimpang dari apa yang diharapkan. Hal ini seiring
dengan kecenderungan bahwa seorang remaja yang sedang mencari identitas diri, selalu
mencari hal- hal baru, ditambah lagi dengan pengaruh kebudayaan asing yang sangat kuat
mempengaruhi generasi muda, hal ini dapat membuat mereka terjerumus lebih dalam kepada
hal- hal negatif. Pada tahap ini, orang tua dan pendidik berperan penting dalam memberi
pendidikan dan pengawasan kepada anak tersebut. Sebagai seorang pengamat pendidikan,
tentunya kami tidak akan berpangku tangan melihat kondisi generasi muda di Indonesia saat
ini. Tindakan Pemerintah yang dianggap acuh tak acuh dengan kondisi generasi muda di
Indonesia, sempat membuat masyarakat berang.
Realitas ini pada akhirnya menggugah kami melalui karya tulis ilmiah ini untuk kembali
menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirasa saat ini mulai tergerus oleh laju
arus globalisasi dan modernisasi yang tak terbendung lagi. Disebut-sebut dunia pendidikan
adalah sebagai benteng terakhir yang mampu menahan derasnya terjangan dekadensi moral
yang melanda bangsa ini. Tidak dapat dipungkiri lagi, dunia pendidikan saat ini hanya
mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan anak. Adapun pembentukan
karakter dan nilai-nilai budaya bangsa di dalam diri siswa semakin terpinggirkan.
Pendidikan karakter sesungguhnya memiliki intensitas yang sangat besar dalam
membangun anak bangsa. Dan semestinya Pendidikan Karakter termasuk dalam materi yang
harus dipelajari dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, dunia pendidikan dalam hal ini sangat diharapkan menjadi pengendali
untuk mengedukasi bangsa kita sehingga manusia Indonesia lebih berkarakter dan
bermartabat serta mulia.   
2. Rumusan Masalah
A.  Apa makna dari Pendidikan Karakter ?
B.  Apa penyebab dari rusaknya  Karakter ?
C.  Bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan yang menyangkut rusaknya Karakter di
Kalangan Remaja ?

3.    Tujuan Penelitian.


Penelitian ini bertujuan, untuk:
a.         Mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisten dalam mengambil keputusan
budi  pekerti di tengah-tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat ini.
b.        Mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan kesadaran
dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung jawab atas tindakannya.
4.    Metode Penelitian.
Metode yang kami gunakan adalah :
a.         Deskriptif
b.        Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet dan buku-buku panduan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.    Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Karakter Bisa disebut juga (Karakteristik). Untuk menunjukan ekstitensi dirinya manusia
pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendiri.
Adapun Pendidikan Karakter menurut sumber referensi dan para ahli sebagai berikut.
A.  Pendidikan Karakter Menurut Lickona
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat
dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang
tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas
Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha
yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
B.  Pendidikan Karakter Menurut Suyanto
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi
ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, maupun  negara.
C.  Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon
sesuatu (Kertajaya, 2010).
D.  Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi
Menurut  kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau
moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif
tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, Pendidikan Karakter adalah Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mengerti, menerapkan, dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ciri khas yang
dapat diterapkan dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
2.    Penyebab Rusaknya Pendidikan Karakter
Rusaknya Pendidikan Karakter menjadi salah satu penyebab Negara Indonesia bisa
dikatakan belum maju. Rusaknya Pendidikan Karakter disebabkan oleh berbagai macam hal-
hal negatif.
Teknologi, mungkin adalah suatu contoh dari berbagai macam  hal yang merusak
pendidikan karakter bangsa di Indonesia utamanya di kalangan remaja contohya saja banyak
sekali remja yang meggunakan perlatan teknologi untuk hal – hal yang negatif misalnya yang
lagi marak sekarang ini adalah trafficking melalui facebook, twitter, dan jejaring sosial
lainnya.
Selain itu, ada 3 penyebab utama rusaknya karakter bangsa, yaitu:
1. Pengaruh Budaya Luar
Hal ini memang tidak dapat dipungkiri akan akibatnya. Banyak sekali budaya luar yang
sudah masuk ke Indonesia dan mungkin sudah menjadi budaya di kalangan remaja, akan
tetapi hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang mayoritas
masyarakatnya beragama Islam.
2. Minimnya Pengetahuan Agama
Nah, inilah yang paling penting yang harus kita tanamkan pada diri kita masing-masing.
Karena apa, Agama merupakan tuntunan dasar supaya kita tidak salah dalam melakukan
setiap tindakan. Jika agama sudah kuat, yakinlah kejahatan di Indonesia akan dapat
diminimalisir. Contohnya saja, jika pejabat negeri ini memiliki agama yang baik, maka tidak
mungkin mereka berani memakan uang rakyat (korupsi). Akan tetapi sebaliknya, jika agama
sudah tidak diperdulikan, maka tunggulah kerusakan negara tersebut.
3. Salahnya Sistem Pendidikan
Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutkan
diatas, karena tidak efektifnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral.
Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan
tidak kondusif  bagi pembinaan moral.

3.    Cara Mengatasi Kerusakan Karakter Pada Diri Remaja


Kerusakan karakter bangsa tentu tidak boleh kita biarkan terus berlangsung, harus ada
upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Menurut Penulis ada beberapa hal yang harus kita
lakukan untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya adalah:

1.   Memperkokoh keimanan atau akidah kepada Allah SWT dengan jalan memberikan
pengetahuan  agama, baik yang dilakukan di rumah, kampus dan masyarakat, sehingga selalu
terikat dan mau menyesuaikan diri dengan ketentuan Allah SWT.
2.   Menanamkan perasaan dekat kepada Allah SWT, sehingga di mana pun kita berada, ke
manapun kita pergi dan bagaimanapun situasi dan kondisinya kita akan selalu merasa diawasi
oleh Allah SWT. Dengan hal demikian, maka akan membuat diri kita tidak berani
menyimpang dari jalan-Nya.
3.   Mewujudkan lingkungan yang religius, baik melalui bahan bacaan, tontonan maupun
lingkungan pergaulan, sehingga pengaruh dari lingkungan tersebut akan membuat manusia
terbentuk menjadi orang yang memiliki kepribadian yang religius.
4.   Menumbuhkan tanggung jawab pengembangan amanah dakwah dengan terus berusaha
untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap dan berperilaku dalam berbagai sisi kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa.
Dalam mengatasi kerusakan karakter pada diri manusia diperlukan perhatian yang
sangat serius dari pendidik-pendidik di dalam keluarga, di sekolah, maupun di ruang lingkup
masyarakat. Jika peran-peran berjalan dengan baik, maka akan terbentuk karakter-karakter
yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila
BAB III
PENUTUP
1.        Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan :
Pendidikan Karakter di Indonesia belum berada pada tahap maju. Sehingga perlu diadakan
perbaikan-perbaikan sistem pendidikan oleh pemerintah dalam memajukan Pendidikan
Karakter anak bangsa di Indonesia. Keluarga, sekolah, dan masyarakat pun juga memiliki
tanggung jawab dalam memajukan karakter anak bangsa. Dan juga, kurangnya rasa
kepedulian warga  terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh berbagai kelompok
masyarakat.
2.        Saran
Pendidikan Karakter bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan agar siswa dapat
memahami dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan Karakter tak
hanya menjadi tugas guru pelajaran agama ataupun Pkn, tetapi juga seluruh guru. Bukan
hanya di lingkup sekolah, pendidikan karakter harus dipikul pula oleh masyarakat secara luas.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat pun memanggul tugas memberikan
pendidikan karakter terhadap anak pada fase paling awal.
Jawaban no 1 butir penting ciri khas laporan tersebut adalah Pendidikan Karakter adalah
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mengerti, menerapkan, dan mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki ciri khas yang dapat diterapkan dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
laporan penelitian saya baca sudah memenuhi syarat sebagai karangan
ilmiah, karena Karangan dikemukakan dengan pemikiran yang sehat, disusun
dengan suatu sistem, dan memppunyai masalah dan pemecahan.

Jawaban no 2 saya setuju, karena dengan membaca karya ilmiah darisini penulis belajar
banyak tentang dasar penulisan, mengajak penulisnya, untuk berpikir kritis,
menuliskan pemikiran atau hasil percobaan ilmiah, kemudian
mempertanggungjawabkan hasilnya.

Jawaban no 3 Karya tulis ilmiah tidak menarik dibaca oleh masyarakat umum yaitu karena
pada karya tulis ilmiah dalam penulisannya murni menggunakan bahasa baku
sehingga akan sangat membosankan untuk dibaca oleh masyarakat umum.
Alasan kedua yaitu karena pada masyarakat indonesia belum terlalu
menerapkan budaya membaca.

Ciri – ciri karya ilmiah :


 Reproduktif
 Tidak Emotif
 Menggunakan Bahasa Baku
 Menggunakan Kaidah Keilmuan
 Bersifat Dekoratif
 Terdapat Kohesi
 Bersifat Objektif
 Menggunakan Kalimat Efektif

Perbedaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer :


Perbedaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer : Karya ilmiah
menggunakan bahasa baku sesuai EYD, sedangkan katya ilmiah populer
menggunakan bahasa sehari-hari. Karya ilmiah mengungkapkan laporan
dengan detail, sedangkan karya ilmiah populer hanya mengungkapkan
dengan sangat ringkas.
Jawaban no 4 Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah dengan penulisan menggunakan
bahasa sehari-hari yang ditulis melalui surat kabar, majalah, atau tabloid.
Karya ilmiah populer tidak mengikuti gaya bahasa karya ilmiah yang terlalu
terikat dan sistematis. Karya ilmiah dibuat dalam rangka menyebarluaskan
kepada masyarakat dengan penggunaan bahasa sehari-hari agar mudah
dipahami.Karya ilmiah menyajikan sebuah teori atau penelitian ilmiah
dengan laporan yang sangat ringkas untuk diperkenalkan pada publik.
Terkadang ditambahkan bagaimana pendapat dari penulis.

Adapun ciri-ciri dari karya ilmiah populer, yaitu:


- Tema yang diangkat berupa fakta objektif.
- Bahasa yang digunakan tidak baku.
- Cara penulisan yang sistematis.

1. Jawaban no 5 Bahasa yang penuh dengan istilah-istilah dan disusun dengan tata bahasa
resmi. Serta isinya yang padat dan jelas menggambarkan suatu keadaan yang
dilandasi oleh fakta-fakta yang bersifat objektif.

Anda mungkin juga menyukai