BELAJAR SISWA
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan, dan
keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Pasal 1 Undang-
undang No.20 tahun 2003).
Belajar merupakan suatu proses tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan
(Hamalik 2003:36). Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Belajar adalah usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya (Sardiman 2004:20). Dengan belajar manusia dapat mengembangkan
potensi yang dibawanya sejak lahir. Dalam pendidikan formal selalu diikuti pengukuran dan
penilaian, demikian juga dalam proses kegiatan belajar mengajar, dengan mengetahui hasil
belajar dapat diketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang atau lambat. Laporan hasil belajar
yang diperoleh siswa diserahkan dalam periode tertentu yaitu dalam bentuk Buku Raport. Jadi
hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah seseorang mengadakan sesuatu kegiatan
belajar yang terbentuk dalam suatu nilai hasil belajar yang diberikan oleh Guru.
Usaha untuk mencapai suatu hasil belajar dari proses belajar mengajar seseorang siswa
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang timbul dari dalam diri siswa
itu sendiri, digolongkan menjadi dua yaitu: faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor
fisiologis diantaranya: keadaan fisik, sedangkan faktor psikologis, diantaranya: intelegensi, bakat
khusus, minat dan perhatian, dan keadaan emosi serta disiplin. Faktor eksternal yang berasal dari
luar diri siswa itu sendiri, digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor sosial dan non sosial. Faktor
sosial, diantaranya: manusia (sesama manusia) baik manusia itu ada (hadir) atau kehadirannya
itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Faktor non sosial diantarnya: keadaan udara,
suhu, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar, alat-alat pelajaran, dan lain-lain
(Suryabrata, 1993: 249)
Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik itu berupa studi, kerja,
hobi atau aktivitas apapun ialah minat. Minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau
sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya
kegiatan tersebut (Sudarsono, 2003:28). Dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan
melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama,
lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang
dipelajari.
Mutu pendidikan yang dikembangkan agar tetap baik, maka perlu diadakan dan diciptakan suatu
fasilitas yang dapat membantu dan mendorong hasil belajar siswa. Sebagai realisasinya
pemerintah membuat beberapa peraturan perundang-undangan, UU No 20 Tahun 2003, yang
mengatur tentang “Sistem Pendidikan Nasional”, diatur dalam pasal 45 ayat 1 yang berbunyi:
Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan fasilitas yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi, fisik, kecerdasan
intelektual, sosial emosional, dan kewajiban peserta didik (UU No. 20 2003:33). Kemampuan
belajar apabila didukung dengan fasilitas belajar yang memadai di sekolah ataupun di rumah
berupa peralatan dan perlengkapan, maka memperoleh hasil belajar cenderung lebih baik
(Sujanto, 1990:206).
SD N 1 Taman Asri merupakan salah satu sekolah yang berada di Baradatu Kabupaten Way
kanan . Dalam menghadapi tantangan SD N 1 Taman Asri berusaha untuk memenuhi segala
kebutuhan guna menunjang proses belajar yang baik dan terencana, namun keterbatasan fasilitas
guna menunjang proses belajar mengajar tidak bias diindahkan.
Pada surve yang dilakukan penulis di SD N 1 Taman Asri Fasilitas yang ada di SD N 1 Taman
Asri Tergolong layak digunakan dan lumayan lengkap . SD N 1 Taman asri sudah terdapat
perpustakaan, LCD proyektor dan ruang belajar yang nyaman namun fasilitas yang ada belum
sepenuhnya dipergunakan dengan baik .
Selain itu siswa kelas 6 disini memiliki minat yang rendah terhadap pelajaran IPA (Ilmu
Pengatahuan Alam) hal ini ditunjukan dengan sikap sering bermain-mainnya anak dalam kelas
saat pelajaran berlangsung,sering melamun atau memainkan bolpoin mereka, seringnya siswa
mengganggu temannya, dan seringnya protes apabila di berikan tugas. Akan tetapi di lihat dari
Hasil belajar siswa pada nilai raport semester nilai mencukupi yaitu rata- rata nilai Pelajara IPA
mencapai 75 ( Wawancara dengan salah satu guru kelas )
Kenyataan bahwa penggunaan fasilitas pendukung belajar kurang dan minat belajar mengetik
yang kurang ini mendorong penulis untuk mengungkapkan lebih jauh tentang Pengaruh
penggunaan Fasilitas pendukung dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar penulis menulis
skrisi ini dengan judul : “PENGARUH PENGGUNAAN FASILITAS DAN MINAT BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD N 1 TAMAN ASRI KECAMATAN
BARADATU KABUPATEN WAY KANAN “
Dari latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat menimbulkan
tantangan baru dan berbagai aspek kehidupan
b. Masih adanya siswa yang kurang memiliki minat dalam proses pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik
c. Fasilitas belajar yang masih kurang diberikan kepada siswa
d. Pentingnya menumbuhkan minat belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tidak seluruh masalah masalah akan dibatasi
mengingat keterbatasan penulis dari segi waktu,kemampuan, tenaga dan biaya. Dengan demikian
penulis membatasi “Pengaruh Penggunaan Fasilitas belajar dan minat belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa kelas VI SD N 1 Taman Asri pada pembelajaran IPA
Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas ,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apakah Penggunaan fasilitas berpengaruh terhadap hasil belajar?
b. Apakah minat belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar?
c. Apakah penggunaan fasilitas mempengaruhi minat belajar siswa?
Dengan melakukan penelitian terhadap layanan informasi dan pelayanan pembelajaran dengan
kemandirian belajar siswa, manfaat yang diharapakan penulis adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian
selanjutnya yang lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat praktis
a. Peneliti
Memberikan wawasan atau pengalaman dalam melakukan penelitian tentang Pengaruh
Fasilitas dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VI pada materi IPA tahun
ajaran 2017-2018
b. Sekolah
Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pemberian tentang
penggunaan fasilitas sekolah dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VI pada
materi IPA tahun ajaran 2017-2018
1.7 Hipotesis
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan
perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan. (Kamus Besar Indonesia, 2001:
314).
Sedangkan menurut Suryo Subroto di dalam Arianto Sam (2012) “fasilitas adalah segala sesuatu
yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat berupa benda-benda
maupun uang”
Menurut Muhroji dkk (2004:49) “Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat
berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien”
Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa fasilits belajar adalah
segala sesuatu baik berupa benda bergerak atau tidak bergerak serta uang (pembiayaan) yang
dapat mempermudah, memperlancar, mengeffektifkan serta mengefisienkan penyelenggaraan
kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar.
Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan keberadaan serta kondisi dari
fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak, hal
tersebut sesuai dengan pendapat dari Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa,
“kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau
fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.”
Lebih lanjut Moh. Surya (2004: 80) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik fasilitas belajar
terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, “Keadaan fasilitas fisik tempat belajar
berlangsung di kampus/sekolah ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar.
Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan
teratur. Sebaliknya lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil
belajar”
Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan lancar dan baik jika
didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap serta dengan kondisi yang baik
sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik.
2.1.2 Jenis-jenis Fasilitas Belajar
Menurut The Liang Gie (2002) fasilitas belajar dapat dilihat dari tempat dimana aktivitas belajar
itu dilakukan. Berdasarkan tempat aktivitas belajar dilaksanakan, maka fasilitas belajar dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu: (1) Fasilitas belajar di sekolah dan (2) Fasilitas belajar di
rumah.
Menurut Oemar Hamalik (2003) terkait fasilitas belajar sebagai unsur penunjang belajar, bahwa:
“Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita, yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-
perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan
mempengaruhi. Secara keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar….”.
Menurut Mulyani (dalam Suharsismi dan Lia, 2008), “Perpustakaan sekolah merupakan suatu
unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistemik dengan cara tertentu untuk
digunakan siswa dan guru sebagai suatu sumber informasi dalam rangka menunjang program
belajar dan mengajar.
Dari paparan serta pendapat yang dikemukakan para ahli dapat di tarik sebuah kesimpulan
mengenai jenis-jenis fasilitas yang secara umum dapat mempengaruhi sebuah kegiatan belajar
serta dapat membantu proses kelancaran belajar diantaranya adalah:
Gedung sekolah menjadi central perhatian dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang ingin
memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka beranggapan kalau suatu sekolah
mempunyai bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat belajar dengan nyaman dan
menganggap sekolah tersebut sebagai sekolah yang ideal.
1. b. Ruang Belajar
Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah suatu ruangan sebagai
tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang belajar yang baik dan serasi adalah
ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi yang kondusif, karena ruangan belajar merupakan
salah satu unsur penunjang belajar yang effektif dan menjadi linggungan belajar yang nantinya
berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Dengan demikian letak kelas sudah di
perhatikan dan diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat
proses belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan cukup
menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Sebaliknya jika
ruang belajar menyediakan lingkungan yang kurang atau tidak menyenangkan, maka kegiatan
belajar yang kurang terangsang dan hasilnya kurang memuaskan.
Secara ideal menurut Oemar Hamalik (2003) Ruang belajar harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Pencahayaan serta ventilasi yang baik, karena ruang demikian akan terasa besar
bantuannya dalam kebiatan belajar. Sebaliknya ruang yang gelap atau memerlukan penerangan
pada siang hari dan pengap tentunya kurang baik bagi kesehatan dan sedikit-banyak kurang
menunjang kepentingan belajar
2) Jauh dari hiruk-pikuk jalan raya atau keramaian kota, karena hal itu akan mengganggu
konsentrasi anak dalam belajar. Menempati ruang yang tenang dan jauh dari kegaduhan lebih
mendukung anak dalam belajar.
3) Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan ruangan agar ruangan sedap dipandang
mata.
4) Lingkungan tertib dan aman, karena lingkungan yang kurang aman akan turut mengganggu
konsentrasi belajar, bahkan secara fisik mungkin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
5) Menciptakan situasi ruang belajar yang nyaman, hal terebut dirasa penting guna membantu
ketenangan dan kesenangan belajar serta kenyamanan akan membawa kejernihan suasana dan
mempengaruhi pula prilaku dan sikap.
6) Ukuran ruang cukup memadai untuk kegiatan belajar, ukuran ruang kelas hendaknya
disesuaikan dengan rancangan pengembangan instruksional yang sangat effektif untuk belajar
mengajar sehingga daya serap anak didik terhadap suara guru dapat mendengar dengan baik.
7) Cat tembok, meski tergolong sesuatu yang bersifat subjektif namun hendaknya pemilihan
warna jangan yang bersifat mencolok.
8) Atur ruangan agar serasi terhadap penempatan meja dan kursi serta peralatan-peralatan
lain, dan jangan biarkan terkesan semrawut dan berantakan karena akan mempengaruhi motif
belajar.
Alat bantu belajar berfungsi untuk membantu siswa belajar guna meningkatkan efisiensi dalam
belajar, sedangkan media pengajaran dapat diartikan “sebagai segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”. Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk
meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media tidak lain adalah
untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah mengerti bahan pelajaran yang disajikan.
Penggunaan media harus disesuaikan dengan pencapaian tujuan. Bila penggunaan media tidak
tepat membawa akibat pada pencapaian tujuan pengajaran kurang efektif. Untuk itu guru harus
terampil memilih media pengajaran agar tidak mengalami kesukaran dalam menunaikan
tugasnya.
Beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam proses belajar antara lain:
1) Media grafis atau media visual. Dalam media ini pesan-pesan dapat di sampaikan atau
dituangkan dalam bentuk Simbol-simbol komunikasi. Contohnya : Wallchart, Gambar, Slide
2) Media audio dan audio-visual. Media audio adalah media yang berhubungan dengan
pendengaran, sedangkan media audio-visual adalah media yang menggabungkan unsur yang
bersifat pendengaran (bunyi) dan penglihatan (grafis) secara bersamaan. berfungsi
menyampaikan pesan pembelajaran yang akan disampaikan, dituangkan kedalam lambang-
lambang audio baik bersifat verbalis. Contohnya: Radio, rekaman, film, video, program televisi
3) Media proyeksi. Media proyeksi adalah media baik bersifat visual ataupun audio visual.
Media ini interaksinya harus di proyeksikan dengan proyektor terlebih dahulu agar pesan dapat
dilihat oleh siswa. Yang termasuk dalam media ini adalah, film bingkai, Overhead projector
(OHP) dan transparansi, serta proyektor digital.
1. d. Perpustakaan sekolah
Menurut The Liang Gie (2004) “perpustakaan adalah sebuah bangunan gedung yang isinya
berupa buku-buku dan bahan bacaan lainnya serta berbagai sumber pengetahuan seperti film,
chalet yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh para pengguna. Dengan demikian perpustakaan
berfungsi sebagai sumber informsi, sebagai sumber referensi guna mempermudah siswa dalam
mengakses sumber belajar”.
1. e. Alat-alat tulis
Proses belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa alat tulis yang dibutuhkan. Semakin
lengkap alat tulis yang dimiliki semakin kecil kemungkinan belajarnya akan terlambat. Alat-alat
tulis tersebut adalah berupa: buku tulis, pensil, ballpoint, penggaris, penghapus, dan alat-alat lain
yang berhubungan secara langsung dengan proses belajar siswa yang perlu di miliki.
1. f. Buku Pelajaran
Selain alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku yang dapat menunjang
dalam proses belajar. Buku-buku yang dimiliki siswa antara lain:
1) Buku Pelajaran Wajib. Yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang
dipelajari oleh peserta didik.
2) Buku Kamus, meliputi kamus bahasa Indonesia, kamus Inggris-Indonesia dan kamus-
kamus lain yang berhubungan dengan meteri pelajaran yang dipelajari.
3) Buku Tambahan seperti majalah tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain-lain.
1. g. Fasilitas-fasilitas lain
Disamping macam-macam fasilitas belajar yang sudah disebutkan diatas, adapula hal-hal lain
yang menunjang belajar siswa antara lain yaitu soal uang, pembiayaan atau kesanggupan
pembiayaan guna pembayaran kebutuhan belajar seperti pembayaran SPP dan lain-lain, juga
beberapa fasilitas lain seperti: rak buku, tas sekolah, transportasi, dan lain-lain.
Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya:
sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari/rak buku, ruangan, alat-alat tulis dan gambar
serta penerangan. Mengenai prasayarat yang harus di penuhi terkait fasilitas belajar dirumah agar
dikatakan baik bisa juga mengacu pada prasyarat mengenai fasilitas belajar di sekolah seperti
halnya mengenai ruangan.
Dari pendapat ahli, maka fasilitas dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang memudahkan
dan melancarkan proses belajar mengajar yang unsur-unsurnya meliputi: (1) Keadaan dan
ketersediaan tempat belajar, (2) kelengkapan, (3) alat bantu belajar , (4) peralatan-perlengkapan
belajar, (5) perpustakaan, serta (6) kelengkapan-kelengkapan lain penunjang kelancaran proses
belajar siswa seperti ketersediaan uang/pembiayaan.
a. Pengertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketrikatan pada suatu hal dan aktivitas, tanpa
Minat adalah perasaan yang ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu
Minat adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,
aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang
mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang lain, benda, kegiatan,
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan atau keinginan
1) Realistis
Orang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat, dan sering sangat atletis,
memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil. Akan tetapi ia kurang mampu menggunakan
medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain.
2) Investigative
berorientasi pada tugas, introspektif, dan asocial, lebih menyukai memikirkan sesuatu dari pada
melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, menyukai tugas tugas yang
tidak pasti (ambiguous), suka bekerja sendirian, kurang pemahaman dalam kepemimpinan
akademik dan intelektualnya, menyatakan diri sendiri sebagai analisis, selalu ingin tahu, bebas,
3) Artistik
Orang artistik menyukai hal hal yang tidak terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi,
sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat
4) Social
Tipe ini dapat bertanggung jawab, berkemanusiaan, dan sering alim, suka bekerja dalam
kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil
bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intelektual, suka memecahkan masalah yang
ada keitannya dengan perasaan; menyukai kegiatan menginformasikan, malatih dan mengajar.
5) Enterprising
Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal
untuk berdagang, mamiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri,
6) Konvensional
verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas
yang berstruktur tetapi patuh, praktis, senang, tertib, efisien; mereka mengidentifikasi dengan
Crow and Crow (Abdul Rahman,2004 : 264), berpendapat ada tiga faktor yang menjadi
Misal dorongan untuk makan, ingin tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan
minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain lain.
Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar,
menuntut ilmu,melakukan penelitian dan lain lain. Dorongan untuk seks akan membangkitkan
minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap pakaian dan kosmetika dan
lain lain.
2) Motif sosial
Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan
perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin
mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup
luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
3) Faktor emosional
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan
kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan
memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
WJS. Poerwadarminta berpendapat bahwa, prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas`ud Khasanah Abdul Qohar,
prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan
kerja, baik secara individual maupun kelompok dlam bidang kegiatan tertentu.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipahami (Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 21).
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Syaiful Bahri Djamarah,
2012: 23).
Maka dapat difahami dari uraian diatas, mengenai makna “prestasi” dan “belajar”.
Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah
suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam individu, yakni perubahan tingkah laku.
Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (2010 : 54)
a) Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat
tubuh.
1) Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang
terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya
lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.
2) Cacat
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya
mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan,
b) Faktor psikologis
1) Intelegensi
Intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-
2) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-
3) Bakat
Menurut Hilgard bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat
adalah kemampuan untuk belajar yang dimiliki oleh seorang individu (Slameto, 2010: 57).
4) Minat
Minat adalah menyangkut aktivitas aktivitas yang dipilih dan dilakukan secara bebas oleh
individu.
5) Motivasi
Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu
6) Kematangan
Kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan menuju kedewasaan
7) Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip adalah preparedes to respon or
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga
antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga,
pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.
Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini
dipertegas oleh Wirowidjojo mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi
bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara.
Yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak
dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari
relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak
d) Keadaan keluarga
Keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur
keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga
e) Pengertian
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan
diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang
tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan
yang dialaminya.
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar
selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan
lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam
belajar, Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar
h) rumah
Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, suasana rumah merupakan situasi
atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar.
Suasana rumah yang gaduh, bising dan berantakan tidak akan memberikan ketenangan terhadap
Faktor sekolah
Guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian
guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang
Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap prestasi
belajar siswa,
c) Alat-alat pelajaran
Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang tidak
laboratorium, dan sebagaianya. bahwa sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan
yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya,
kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar
anak.
d) Kurikulum
Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian
besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa dapat menerimanya, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik
e) Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah
dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa
Metode penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena hasil dari penelitian akan dihitung dengan
angka statistik.
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian ini di
3. Variable penelitian
Hatch dan Farhadi mengemukakan bahwa Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
dari seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau
variabel penelitiannya. Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel utama dalam
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam macam
a) Variabel independen : variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam
bahasa indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
b) Variabel dependen : sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia
dering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
4. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi suluruh karakteristik/sifat
Dalam penelitian ini, yang mejadi subjek adalah siswa kelas XB SMA Negeri 1 Gamping,
Tahun Pelajaran 2012/2013, terdiri atas 96 siswa. Adapun rincian jumlah siswa masing masing
1. XA 32
2. XB 32
3. XC 32
5. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiono,2001: 57 ). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian yang
Dalam penelitia ini, sampel yang digunakan terdiri atas 1 kelas yaitu kelas XB. Penentuan
besarnya sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan pertimbangan dari Suharsini
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak
sedikitnya data.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar,
Pengumpulan data di maksud untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti
dengan menggunakan metode yang tepat dan instrumen yang baku.”Didalam kegiatan penelitian,
222). Untuk itu digunakan teknik teknik, prosedur serta alat yang dapat diandalkan karena baik
buruknya suatu penelitian sebagian tergantung pada teknik teknik pengumpulan data.
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan dalam pribadinya, atau hal hal yang ia ketahui
(Suharsimi Arikunto,2006 : 225).instrumen untuk metode angket adalah angket atau kuesioner.
Dalam penelitian jenis ini angket yang dipakai adalah angket tertutup,dengan maksud subyek
b) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal hal yang variabel yang berupa catatan, traskrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi
Arikunto,2006 : 231).
Metode analisi data adalah cara yang harus ditempuh untuk menguraikan data menurut
unsur unsur yang ada didalamnya sehingga mudah dibaca dan dienterpretasikan (Suharsimi
Arikunto,2006: 235).
Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, berdasarkan data penelitian setelah data
diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan
akhir dalam penelitian. Di dalam penelitian ini untuk teknik analisi datanya peneliti
menggunakan metode statistik, karena data yang dianalisis adalah berupa angka-angka. Untuk
memperoleh korelasi X1 dan X2 dengan Y (minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar)
Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis
Y = a1X1 + a2X2 + K
Keterangan:
a = bilangan koefisien
K = bilangan konstan
Ry (1,2) =
Keterangan:
a1 = koefisien prediktor X1
a2 = koefisien prediktor X2
Freg =
Keterangan:
R = koefisien korelasi
N = jumlah sampel
M = jumlah prediktor
SR%x =
Keterangan:
SE%x = SR% x R2
Keterangan:
R2 = koefisien determinan
(Sutrisno Hadi, 2000:39)
Setelah rxy (korelasi hitung) diketahui, untuk menguji signifikansi tidaknya rhitung
dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Pedoman yang digunakan adalah
sebagai berikut:
L. Jadwal penelitian
Bulan ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pengajuan judul
2. Pembuatan proposal
4. Pengumpulan data
5. Analisis data
6. Penulisan laporan
7. Ujian skripsi
M. Sistematika Skripsi
Bagian awal, berisi tentang halaman judul, pernyataan keaslian tulisan, halaman
pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar table dan daftar lampiran.
Bab I pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II landasan teori, membahas teori yang melandasi permasalahan skripsi yang
merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi. Pada bab ini berisi tentang minat,
Bab III metode penelitian, bab ini menjelaskan tentang setting penelitian, variable
penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, serta metode analisis data penelitian.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian
Bab V pentup, bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian serta saran saran yang
Bagian akhir, berisi daftar pustaka serta lampiran lampiran yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Predana
Media
Sardiman. 2003. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya.jakarta: Rineke Cipta
Sobur Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta
Syaiful Bahri Djamari.2012. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
Bumi Aksara.
Arikunto,S.(2006).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta: RinekaCipta.
Christpher Pass dan Bryan Lowes. 1994. Kamus Lengkap Ekonomi,. Jakarta: Erlangga,
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta. Balai
Pustaka.
Gie, The Liang ( 1995 ). Cara belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Liberty
Notodiharjo, Hardjono, (1990). Pendidikan tinggi dan tenaga kerja tingkat tinggi di Indonesia.
Jakarta : Universitas Indonesia
Suprapto, Amin, ( 2007 ). “Minat masuk perguruan tinggi siswa kelas III program keahlian
teknik instalasi listrik pada SMK di Purworejo”, Skripsi , FT UNS
Surya, Mohamad. (1999). Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sardiman, A.M (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukirno, Sadono.1997. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
The Liang Gie (2002). Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Pusat Kemajuan Studi.
Thamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, Peranan Orang Tua dalam
The Liang Gie (2004). Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press