Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH FASILITAS SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan, dan
keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Pasal 1 Undang-
undang No.20 tahun 2003).

Belajar merupakan suatu proses tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan
(Hamalik 2003:36). Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Belajar adalah usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya (Sardiman 2004:20). Dengan belajar manusia dapat mengembangkan
potensi yang dibawanya sejak lahir. Dalam pendidikan formal selalu diikuti pengukuran dan
penilaian, demikian juga dalam proses kegiatan belajar mengajar, dengan mengetahui hasil
belajar dapat diketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang atau lambat. Laporan hasil belajar
yang diperoleh siswa diserahkan dalam periode tertentu yaitu dalam bentuk Buku Raport. Jadi
hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah seseorang mengadakan sesuatu kegiatan
belajar yang terbentuk dalam suatu nilai hasil belajar yang diberikan oleh Guru.

Usaha untuk mencapai suatu hasil belajar dari proses belajar mengajar seseorang siswa
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang timbul dari dalam diri siswa
itu sendiri, digolongkan menjadi dua yaitu: faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor
fisiologis diantaranya: keadaan fisik, sedangkan faktor psikologis, diantaranya: intelegensi, bakat
khusus, minat dan perhatian, dan keadaan emosi serta disiplin. Faktor eksternal yang berasal dari
luar diri siswa itu sendiri, digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor sosial dan non sosial. Faktor
sosial, diantaranya: manusia (sesama manusia) baik manusia itu ada (hadir) atau kehadirannya
itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Faktor non sosial diantarnya: keadaan udara,
suhu, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar, alat-alat pelajaran, dan lain-lain
(Suryabrata, 1993: 249)

Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik itu berupa studi, kerja,
hobi atau aktivitas apapun ialah minat. Minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau
sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya
kegiatan tersebut (Sudarsono, 2003:28). Dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan
melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama,
lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang
dipelajari.

Mutu pendidikan yang dikembangkan agar tetap baik, maka perlu diadakan dan diciptakan suatu
fasilitas yang dapat membantu dan mendorong hasil belajar siswa. Sebagai realisasinya
pemerintah membuat beberapa peraturan perundang-undangan, UU No 20 Tahun 2003, yang
mengatur tentang “Sistem Pendidikan Nasional”, diatur dalam pasal 45 ayat 1 yang berbunyi:
Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan fasilitas yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi, fisik, kecerdasan
intelektual, sosial emosional, dan kewajiban peserta didik (UU No. 20 2003:33). Kemampuan
belajar apabila didukung dengan fasilitas belajar yang memadai di sekolah ataupun di rumah
berupa peralatan dan perlengkapan, maka memperoleh hasil belajar cenderung lebih baik
(Sujanto, 1990:206).

SD N 1 Taman Asri merupakan salah satu sekolah yang berada di Baradatu Kabupaten Way
kanan . Dalam menghadapi tantangan SD N 1 Taman Asri berusaha untuk memenuhi segala
kebutuhan guna menunjang proses belajar yang baik dan terencana, namun keterbatasan fasilitas
guna menunjang proses belajar mengajar tidak bias diindahkan.

Pada surve yang dilakukan penulis di SD N 1 Taman Asri Fasilitas yang ada di SD N 1 Taman
Asri Tergolong layak digunakan dan lumayan lengkap . SD N 1 Taman asri sudah terdapat
perpustakaan, LCD proyektor dan ruang belajar yang nyaman namun fasilitas yang ada belum
sepenuhnya dipergunakan dengan baik .

Selain itu siswa kelas 6 disini memiliki minat yang rendah terhadap pelajaran IPA (Ilmu
Pengatahuan Alam) hal ini ditunjukan dengan sikap sering bermain-mainnya anak dalam kelas
saat pelajaran berlangsung,sering melamun atau memainkan bolpoin mereka, seringnya siswa
mengganggu temannya, dan seringnya protes apabila di berikan tugas. Akan tetapi di lihat dari
Hasil belajar siswa pada nilai raport semester nilai mencukupi yaitu rata- rata nilai Pelajara IPA
mencapai 75 ( Wawancara dengan salah satu guru kelas )

Kenyataan bahwa penggunaan fasilitas pendukung belajar kurang dan minat belajar mengetik
yang kurang ini mendorong penulis untuk mengungkapkan lebih jauh tentang Pengaruh
penggunaan Fasilitas pendukung dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar penulis menulis
skrisi ini dengan judul : “PENGARUH PENGGUNAAN FASILITAS DAN MINAT BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD N 1 TAMAN ASRI KECAMATAN
BARADATU KABUPATEN WAY KANAN “

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat menimbulkan
tantangan baru dan berbagai aspek kehidupan
b. Masih adanya siswa yang kurang memiliki minat dalam proses pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik
c. Fasilitas belajar yang masih kurang diberikan kepada siswa
d. Pentingnya menumbuhkan minat belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar

1.3 Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tidak seluruh masalah masalah akan dibatasi
mengingat keterbatasan penulis dari segi waktu,kemampuan, tenaga dan biaya. Dengan demikian
penulis membatasi “Pengaruh Penggunaan Fasilitas belajar dan minat belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa kelas VI SD N 1 Taman Asri pada pembelajaran IPA

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas ,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apakah Penggunaan fasilitas berpengaruh terhadap hasil belajar?
b. Apakah minat belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar?
c. Apakah penggunaan fasilitas mempengaruhi minat belajar siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:


a. Penggunaan fasilitas berpengaruh terhadap hasil belajar
b. Minat belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
c. Penggunaan fasilitas mempengarui minat belajar siswa

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian terhadap layanan informasi dan pelayanan pembelajaran dengan
kemandirian belajar siswa, manfaat yang diharapakan penulis adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian
selanjutnya yang lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat praktis
a. Peneliti
Memberikan wawasan atau pengalaman dalam melakukan penelitian tentang Pengaruh
Fasilitas dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VI pada materi IPA tahun
ajaran 2017-2018
b. Sekolah
Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pemberian tentang
penggunaan fasilitas sekolah dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VI pada
materi IPA tahun ajaran 2017-2018

1.7 Hipotesis

Hipotesis semntara penulis yaitu :


a. Penggunaan fasilitas dengan maksimal meningkatkan prestasi belajar siswa
b. Minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa
c. Penggunaan fasilitas secara maksimal akan meningkatkan minat belajar siswa
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian teori

1. Kajian Penggunaan Fasilitas Belajar

Pengertian Fasilitas Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan
perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan. (Kamus Besar Indonesia, 2001:
314).

Sedangkan menurut Suryo Subroto di dalam Arianto Sam (2012) “fasilitas adalah segala sesuatu
yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat berupa benda-benda
maupun uang”

Menurut Muhroji dkk (2004:49) “Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat
berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien”

Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa fasilits belajar adalah
segala sesuatu baik berupa benda bergerak atau tidak bergerak serta uang (pembiayaan) yang
dapat mempermudah, memperlancar, mengeffektifkan serta mengefisienkan penyelenggaraan
kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar.

2.1.1 Peranan Fasilitas Belajar Dalam Proses Pembelajaran

Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan keberadaan serta kondisi dari
fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak, hal
tersebut sesuai dengan pendapat dari Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa,
“kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau
fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.”

Lebih lanjut Moh. Surya (2004: 80) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik fasilitas belajar
terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, “Keadaan fasilitas fisik tempat belajar
berlangsung di kampus/sekolah ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar.
Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan
teratur. Sebaliknya lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil
belajar”

Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan lancar dan baik jika
didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap serta dengan kondisi yang baik
sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik.
2.1.2 Jenis-jenis Fasilitas Belajar

Menurut The Liang Gie (2002) fasilitas belajar dapat dilihat dari tempat dimana aktivitas belajar
itu dilakukan. Berdasarkan tempat aktivitas belajar dilaksanakan, maka fasilitas belajar dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu: (1) Fasilitas belajar di sekolah dan (2) Fasilitas belajar di
rumah.

Menurut Oemar Hamalik (2003) terkait fasilitas belajar sebagai unsur penunjang belajar, bahwa:
“Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita, yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-
perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan
mempengaruhi. Secara keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar….”.

Menurut Mulyani (dalam Suharsismi dan Lia, 2008), “Perpustakaan sekolah merupakan suatu
unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistemik dengan cara tertentu untuk
digunakan siswa dan guru sebagai suatu sumber informasi dalam rangka menunjang program
belajar dan mengajar.

Dari paparan serta pendapat yang dikemukakan para ahli dapat di tarik sebuah kesimpulan
mengenai jenis-jenis fasilitas yang secara umum dapat mempengaruhi sebuah kegiatan belajar
serta dapat membantu proses kelancaran belajar diantaranya adalah:

1. 1. Fasilitas belajar di sekolah


1. a. Gedung sekolah

Gedung sekolah menjadi central perhatian dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang ingin
memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka beranggapan kalau suatu sekolah
mempunyai bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat belajar dengan nyaman dan
menganggap sekolah tersebut sebagai sekolah yang ideal.

1. b. Ruang Belajar

Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah suatu ruangan sebagai
tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang belajar yang baik dan serasi adalah
ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi yang kondusif, karena ruangan belajar merupakan
salah satu unsur penunjang belajar yang effektif dan menjadi linggungan belajar yang nantinya
berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Dengan demikian letak kelas sudah di
perhatikan dan diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat
proses belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan cukup
menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Sebaliknya jika
ruang belajar menyediakan lingkungan yang kurang atau tidak menyenangkan, maka kegiatan
belajar yang kurang terangsang dan hasilnya kurang memuaskan.

Secara ideal menurut Oemar Hamalik (2003) Ruang belajar harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Pencahayaan serta ventilasi yang baik, karena ruang demikian akan terasa besar
bantuannya dalam kebiatan belajar. Sebaliknya ruang yang gelap atau memerlukan penerangan
pada siang hari dan pengap tentunya kurang baik bagi kesehatan dan sedikit-banyak kurang
menunjang kepentingan belajar

2) Jauh dari hiruk-pikuk jalan raya atau keramaian kota, karena hal itu akan mengganggu
konsentrasi anak dalam belajar. Menempati ruang yang tenang dan jauh dari kegaduhan lebih
mendukung anak dalam belajar.

3) Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan ruangan agar ruangan sedap dipandang
mata.

4) Lingkungan tertib dan aman, karena lingkungan yang kurang aman akan turut mengganggu
konsentrasi belajar, bahkan secara fisik mungkin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

5) Menciptakan situasi ruang belajar yang nyaman, hal terebut dirasa penting guna membantu
ketenangan dan kesenangan belajar serta kenyamanan akan membawa kejernihan suasana dan
mempengaruhi pula prilaku dan sikap.

6) Ukuran ruang cukup memadai untuk kegiatan belajar, ukuran ruang kelas hendaknya
disesuaikan dengan rancangan pengembangan instruksional yang sangat effektif untuk belajar
mengajar sehingga daya serap anak didik terhadap suara guru dapat mendengar dengan baik.

7) Cat tembok, meski tergolong sesuatu yang bersifat subjektif namun hendaknya pemilihan
warna jangan yang bersifat mencolok.

8) Atur ruangan agar serasi terhadap penempatan meja dan kursi serta peralatan-peralatan
lain, dan jangan biarkan terkesan semrawut dan berantakan karena akan mempengaruhi motif
belajar.

1. c. Alat Bantu Belajar dan Media Pengajaran

Alat bantu belajar berfungsi untuk membantu siswa belajar guna meningkatkan efisiensi dalam
belajar, sedangkan media pengajaran dapat diartikan “sebagai segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”. Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk
meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media tidak lain adalah
untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah mengerti bahan pelajaran yang disajikan.

Penggunaan media harus disesuaikan dengan pencapaian tujuan. Bila penggunaan media tidak
tepat membawa akibat pada pencapaian tujuan pengajaran kurang efektif. Untuk itu guru harus
terampil memilih media pengajaran agar tidak mengalami kesukaran dalam menunaikan
tugasnya.

Beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam proses belajar antara lain:
1) Media grafis atau media visual. Dalam media ini pesan-pesan dapat di sampaikan atau
dituangkan dalam bentuk Simbol-simbol komunikasi. Contohnya : Wallchart, Gambar, Slide

2) Media audio dan audio-visual. Media audio adalah media yang berhubungan dengan
pendengaran, sedangkan media audio-visual adalah media yang menggabungkan unsur yang
bersifat pendengaran (bunyi) dan penglihatan (grafis) secara bersamaan. berfungsi
menyampaikan pesan pembelajaran yang akan disampaikan, dituangkan kedalam lambang-
lambang audio baik bersifat verbalis. Contohnya: Radio, rekaman, film, video, program televisi

3) Media proyeksi. Media proyeksi adalah media baik bersifat visual ataupun audio visual.
Media ini interaksinya harus di proyeksikan dengan proyektor terlebih dahulu agar pesan dapat
dilihat oleh siswa. Yang termasuk dalam media ini adalah, film bingkai, Overhead projector
(OHP) dan transparansi, serta proyektor digital.

4) Objek (benda sebenarnya) dan Model serta media-media lain

1. d. Perpustakaan sekolah

Menurut The Liang Gie (2004) “perpustakaan adalah sebuah bangunan gedung yang isinya
berupa buku-buku dan bahan bacaan lainnya serta berbagai sumber pengetahuan seperti film,
chalet yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh para pengguna. Dengan demikian perpustakaan
berfungsi sebagai sumber informsi, sebagai sumber referensi guna mempermudah siswa dalam
mengakses sumber belajar”.

1. e. Alat-alat tulis

Proses belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa alat tulis yang dibutuhkan. Semakin
lengkap alat tulis yang dimiliki semakin kecil kemungkinan belajarnya akan terlambat. Alat-alat
tulis tersebut adalah berupa: buku tulis, pensil, ballpoint, penggaris, penghapus, dan alat-alat lain
yang berhubungan secara langsung dengan proses belajar siswa yang perlu di miliki.

1. f. Buku Pelajaran

Selain alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku yang dapat menunjang
dalam proses belajar. Buku-buku yang dimiliki siswa antara lain:

1) Buku Pelajaran Wajib. Yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang
dipelajari oleh peserta didik.

2) Buku Kamus, meliputi kamus bahasa Indonesia, kamus Inggris-Indonesia dan kamus-
kamus lain yang berhubungan dengan meteri pelajaran yang dipelajari.

3) Buku Tambahan seperti majalah tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain-lain.

1. g. Fasilitas-fasilitas lain
Disamping macam-macam fasilitas belajar yang sudah disebutkan diatas, adapula hal-hal lain
yang menunjang belajar siswa antara lain yaitu soal uang, pembiayaan atau kesanggupan
pembiayaan guna pembayaran kebutuhan belajar seperti pembayaran SPP dan lain-lain, juga
beberapa fasilitas lain seperti: rak buku, tas sekolah, transportasi, dan lain-lain.

1. 2. Fasilitas belajar di rumah

Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya:
sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari/rak buku, ruangan, alat-alat tulis dan gambar
serta penerangan. Mengenai prasayarat yang harus di penuhi terkait fasilitas belajar dirumah agar
dikatakan baik bisa juga mengacu pada prasyarat mengenai fasilitas belajar di sekolah seperti
halnya mengenai ruangan.

Dari pendapat ahli, maka fasilitas dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang memudahkan
dan melancarkan proses belajar mengajar yang unsur-unsurnya meliputi: (1) Keadaan dan
ketersediaan tempat belajar, (2) kelengkapan, (3) alat bantu belajar , (4) peralatan-perlengkapan
belajar, (5) perpustakaan, serta (6) kelengkapan-kelengkapan lain penunjang kelancaran proses
belajar siswa seperti ketersediaan uang/pembiayaan.

2.2 Kajian Minat

a. Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketrikatan pada suatu hal dan aktivitas, tanpa

ada yang menyuruh (Slameto,2010: 180).

Minat adalah perasaan yang ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu

(Djaali, 2004 : 122).

Minat adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,

aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang

(Abdul Rahman,2004 : 262).


Crow dan crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang

mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang lain, benda, kegiatan,

pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Djaali,2007 : 121).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu yang ingin dicapai.

b. Jenis jenis minat

Minat dibagi dalam enam jenis (Djaali, 2007 : 122) yaitu :

1) Realistis

Orang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat, dan sering sangat atletis,

memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil. Akan tetapi ia kurang mampu menggunakan

medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain.

2) Investigative

Orang investigative termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka umumnya

berorientasi pada tugas, introspektif, dan asocial, lebih menyukai memikirkan sesuatu dari pada

melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, menyukai tugas tugas yang

tidak pasti (ambiguous), suka bekerja sendirian, kurang pemahaman dalam kepemimpinan

akademik dan intelektualnya, menyatakan diri sendiri sebagai analisis, selalu ingin tahu, bebas,

dan bersyarat, dan kurang menyukai pekerjaan yang berulang.

3) Artistik

Orang artistik menyukai hal hal yang tidak terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi,

sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat

kreatif dalam bidang seni dan musik.

4) Social
Tipe ini dapat bertanggung jawab, berkemanusiaan, dan sering alim, suka bekerja dalam

kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil

bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intelektual, suka memecahkan masalah yang

ada keitannya dengan perasaan; menyukai kegiatan menginformasikan, malatih dan mengajar.

5) Enterprising

Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal

untuk berdagang, mamiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri,

dan umumnya sangat aktif.

6) Konvensional

Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi

verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas

yang berstruktur tetapi patuh, praktis, senang, tertib, efisien; mereka mengidentifikasi dengan

kekuasaan dan materi.

c. Faktor yang menimbulkan minat

Crow and Crow (Abdul Rahman,2004 : 264), berpendapat ada tiga faktor yang menjadi

timbulnya minat, yaitu :

1) Dorongan dari dalam diri individu

Misal dorongan untuk makan, ingin tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan

minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain lain.

Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar,

menuntut ilmu,melakukan penelitian dan lain lain. Dorongan untuk seks akan membangkitkan

minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap pakaian dan kosmetika dan

lain lain.
2) Motif sosial

Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan

perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin

mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup

luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

3) Faktor emosional

Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan

kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan

memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan

minat terhadap hal tersebut.

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individual maupun kelompok (Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 19).

WJS. Poerwadarminta berpendapat bahwa, prestasi adalah hasil yang telah dicapai

(dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas`ud Khasanah Abdul Qohar,

prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan hati (Syaiful Bahri Djamarah,2012: 21).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan

kerja, baik secara individual maupun kelompok dlam bidang kegiatan tertentu.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah

kesan dari bahan yang telah dipahami (Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 21).
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan kesan yang mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Syaiful Bahri Djamarah,

2012: 23).

Maka dapat difahami dari uraian diatas, mengenai makna “prestasi” dan “belajar”.

Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah

suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam individu, yakni perubahan tingkah laku.

b. Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

1. Faktor faktor yang timbul dari dalam diri siswa (intern)

Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (2010 : 54)

yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.

a) Faktor Jasmani

Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat

tubuh.

1) Faktor kesehatan

Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang

terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya

lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.

2) Cacat

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya

mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan,

lumpuh, dan lain-lain.

b) Faktor psikologis

1) Intelegensi
Intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-

konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi.

2) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-

mata kepada suatu benda.

3) Bakat

Menurut Hilgard bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat

adalah kemampuan untuk belajar yang dimiliki oleh seorang individu (Slameto, 2010: 57).

4) Minat

Minat adalah menyangkut aktivitas aktivitas yang dipilih dan dilakukan secara bebas oleh

individu.

5) Motivasi

Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di

dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu

perlu ada tindakan dan berbuat untuk mencapainya.

6) Kematangan

Kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan menuju kedewasaan

individu atau seseorang.

7) Kesiapan

Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip adalah preparedes to respon or

react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi.

2. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)


a) keluarga

Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga

antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga,

pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.

b) Cara orang tua mendidik anak anaknya dalam keluarga

Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini

dipertegas oleh Wirowidjojo mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang

pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi

bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara.

c) Relasi antar anggota keluarga

Yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak

dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari

relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak

acuh, dan sebagainya.

d) Keadaan keluarga

Keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh

beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur

keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga

terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan.

e) Pengertian

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan

diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang
tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan

yang dialaminya.

f) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar

selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan

lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat

tulis menulis, dan sebagainya.

g) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam

belajar, Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar

mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.

h) rumah

Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, suasana rumah merupakan situasi

atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar.

Suasana rumah yang gaduh, bising dan berantakan tidak akan memberikan ketenangan terhadap

diri anak untuk belajar.

Faktor sekolah

a) Guru dan cara mengajar

Guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian

guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu

mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang

akan dicapai oleh siswa.


b) Model pembelajaran

Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap prestasi

belajar siswa,

c) Alat-alat pelajaran

Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang tidak

kalah pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan,

laboratorium, dan sebagaianya. bahwa sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan

yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya,

kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar

anak.

d) Kurikulum

Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian

besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa dapat menerimanya, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik

terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.

e) Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah

dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa

(Slameto, 2010 : 68).


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian

1. Jenis metode penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena hasil dari penelitian akan dihitung dengan

angka statistik.

2. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian ini di

Sekolah Menengah Atas Negeri I Gamping.

3. Variable penelitian

Hatch dan Farhadi mengemukakan bahwa Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut

dari seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau

satu obyek dengan obyek lain ( Sugiono,2001 : 21 ).


Oleh karena itu seorang peneliti perlu melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap

variabel penelitiannya. Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel utama dalam

penelitian dan penentuan fungsinya masing masing (Saifuddin,2010:60).

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam macam

variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi (dalam Sugiono,2001 : 21) :

a) Variabel independen : variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam

bahasa indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

b) Variabel dependen : sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia

dering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

4. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

di tari kesimpulan (Sugiono,2001 : 57).

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi suluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Dalam penelitian ini, yang mejadi subjek adalah siswa kelas XB SMA Negeri 1 Gamping,

Tahun Pelajaran 2012/2013, terdiri atas 96 siswa. Adapun rincian jumlah siswa masing masing

kelas adalah sebagai berikut :


No. Kelas Jumlah

1. XA 32

2. XB 32

3. XC 32

5. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiono,2001: 57 ). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian yang

berjumlah 32 siswa adalah dari kelas XB.

6. Teknik pengumpulan sampel

Dalam penelitia ini, sampel yang digunakan terdiri atas 1 kelas yaitu kelas XB. Penentuan

besarnya sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan pertimbangan dari Suharsini

Arikunto (2006 :134) sebagai berikut :

Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-

25 % atau lebih, tergantung setidak tidaknya dari :

1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan dana.

2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak

sedikitnya data.

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar,

tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.


Berdasarkan pendapat diatas, besarnya sampel yang diambil adalah 20% dari populasi, sehingga

jumlah sampel yang diperoleh 32 siswa.

7. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data di maksud untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti

dengan menggunakan metode yang tepat dan instrumen yang baku.”Didalam kegiatan penelitian,

cara memperoleh data dikenal sebagai metode pengumpulan data”(Suharsimi Arikunto,2006 :

222). Untuk itu digunakan teknik teknik, prosedur serta alat yang dapat diandalkan karena baik

buruknya suatu penelitian sebagian tergantung pada teknik teknik pengumpulan data.

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan dalam pribadinya, atau hal hal yang ia ketahui

(Suharsimi Arikunto,2006 : 225).instrumen untuk metode angket adalah angket atau kuesioner.

Dalam penelitian jenis ini angket yang dipakai adalah angket tertutup,dengan maksud subyek

yang dikenai angket tinggal memilih jawaban yang tersedia.

b) Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal hal yang variabel yang berupa catatan, traskrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi

Arikunto,2006 : 231).

8. Metode analisis data

Metode analisi data adalah cara yang harus ditempuh untuk menguraikan data menurut

unsur unsur yang ada didalamnya sehingga mudah dibaca dan dienterpretasikan (Suharsimi

Arikunto,2006: 235).
Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, berdasarkan data penelitian setelah data

diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan

akhir dalam penelitian. Di dalam penelitian ini untuk teknik analisi datanya peneliti

menggunakan metode statistik, karena data yang dianalisis adalah berupa angka-angka. Untuk

memperoleh korelasi X1 dan X2 dengan Y (minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar)

digunakan analisis regresi dua prediktor atau analisis regresi ganda.

Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis

regresi dua prediktor :

1) Untuk persamaan garis regresi menggunakan rumus :

Y = a1X1 + a2X2 + K

Keterangan:

X = variabel bebas (prediktor)

Y = variabel terikat (kriterium)

a = bilangan koefisien

K = bilangan konstan

(Sutrisno Hadi, 2000:18)

2) Untuk mencari korelasi kriterium dengan dua prediktor menggunakan rumus :

Ry (1,2) =

Keterangan:

Ry (1,2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor X2

= jumlah produk antara X1 dengan Y


= jumlah produk antara X2 dengan Y

= jumlah kuadrat kriterium Y

(Sutrisno Hadi, 2000:22)

3) Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus :

Freg =

Keterangan:

Freg = harga F garis regresi

R = koefisien korelasi

N = jumlah sampel

M = jumlah prediktor

(Sutrisno Hadi, 2000:23)

4) Untuk mencari sumbangan relatif (SR) menggunakan rumus :

SR%x =

Keterangan:

SR% = sumbangan relatif kuadrat

JKreg = jumlah kuadrat regresi

Jktot = jumlah kuadrat total

(Sutrisno Hadi, 2000:36-40)

5) Untuk mencari sumbangan efektif (SE) menggunakan rumus :

SE%x = SR% x R2

Keterangan:

SE% = sumbangan efektif prediktor

R2 = koefisien determinan
(Sutrisno Hadi, 2000:39)

Setelah rxy (korelasi hitung) diketahui, untuk menguji signifikansi tidaknya rhitung

dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Pedoman yang digunakan adalah

sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel, maka Ha diterima.

b. Jika rhitung < rtabel, Ha ditolak.

L. Jadwal penelitian

Bulan ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

1. Pengajuan judul

2. Pembuatan proposal

3. Observasi lokasi dan izin penelitian

4. Pengumpulan data

5. Analisis data

6. Penulisan laporan

7. Ujian skripsi

M. Sistematika Skripsi

Bagian awal, berisi tentang halaman judul, pernyataan keaslian tulisan, halaman

pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar table dan daftar lampiran.
Bab I pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II landasan teori, membahas teori yang melandasi permasalahan skripsi yang

merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi. Pada bab ini berisi tentang minat,

motivasi belajar dan prestasi belajar.

Bab III metode penelitian, bab ini menjelaskan tentang setting penelitian, variable

penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, serta metode analisis data penelitian.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian

dan pembahasan penelitian.

Bab V pentup, bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian serta saran saran yang

diberikan oleh peneliti terhadap hasil penelitian.

Bagian akhir, berisi daftar pustaka serta lampiran lampiran yang mendukung.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Predana

Media

Djaali. 2007. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sardiman. 2003. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Saiffudin Azwar. 2010. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya.jakarta: Rineke Cipta

S.Nasution. 2000. Didaktik Asas Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sobur Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta


Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta

Syaifudin Bahri Djamarah. 2008.psikologi belajar. Jakarta: Rineke Cipta

Syaiful Bahri Djamari.2012. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional

Ahmadi, Abu.(2007). Sosiologi pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Arikunto, S (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Rrevisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto,S.(2006).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta: RinekaCipta.

BPS. 2000.statistik Industri Sedang dan Besar , Jakarta : BPS

BPS, 2002. Jawa tengah Dalam Angka Semarang : BPS

Buchori. (1991). Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT. Aksara Baru.

Chaplin, James P. (2002 ).Kamus Psikologi. Jakarta : Rajawali

Christpher Pass dan Bryan Lowes. 1994. Kamus Lengkap Ekonomi,. Jakarta: Erlangga,

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta. Balai
Pustaka.

Djaali. (2007).Psikologi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Djaali. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. ( 2008 ). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gie, The Liang ( 1995 ). Cara belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Liberty

Kadariyah, Analisa Pendapatan Nasional, (Jakarta: Bina Aksara, 1981)


Kurjono. (2010). Proses belajar Mengajar dengan Aspek-aspeknyna Panduan bagi Para
Pendidik, Mahasiswa dan Para Praktisi Pendidikan. Bandung: ProgramStudi Pendidikan
Akuntansi: Tidak diterbitkan.

Notodiharjo, Hardjono, (1990). Pendidikan tinggi dan tenaga kerja tingkat tinggi di Indonesia.
Jakarta : Universitas Indonesia

Sujanto, Agus. (2004). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suprapto, Amin, ( 2007 ). “Minat masuk perguruan tinggi siswa kelas III program keahlian
teknik instalasi listrik pada SMK di Purworejo”, Skripsi , FT UNS

Surya, Mohamad. (1999). Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Todaro, Michael P, Pembangunan Ekonomi di Dunia ke-3, terj. Haris Munandar,

(Jakarta: erlangga, 1999)

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja.http://www.e-


psikologi.com/remaja.050602.htm

Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter-Evers, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok,

(Jakarta: Rajawali, 1982)

Hamalik, Oemar,(2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Sardiman, A.M (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rajagrafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi dan Lia. (2008). Manajement Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media

Sukardi ( 1987 ). Bimbingan dan Penyuluhan. Surabaya : Usaha Nasional

Jakarta: Rineka Cipta

Sukirno, Sadono.1997. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

The Liang Gie (2002). Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Pusat Kemajuan Studi.

Thamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, Peranan Orang Tua dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, (Yogyakarta: Gunung Mulia, 1989)

The Liang Gie (2004). Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press

Umar Tirtarahrdja dan La Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan.Jakarta : Pusat Pembukuan


Depdiknas Penerbit Rineka Cipta

Wahyurini, Ernanti. (2003). Perlindungan anak : berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun


2002 tentang perlindungan anak. Jakarta : UNICEF

Wayan Nurkancana dan Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Bandung : tarsito

Widodo, Hg. Suseno Triyanto, Indikator Ekonomi Dasar Perekonomian Indonesia,

(Yogyakarta: Kanisius, 1990),

Anda mungkin juga menyukai