PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
MEMBANGUN KEDISIPLIN SISWA SEKOLAH DI KELAS IV SDN
SONKIKO AMABI OEFETO TIMUR KABUPATEN KUPANG
SKRIPSI
OLEH
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Kupang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program sarjana
Pendidikan Guru sekolah Dasar
OLEH
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Mengesahkan:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kupang
Dekan,
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa, atas segalah rahmat dan juga
kesempatan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi saya dengan segalah
kekurangan. Segalah syukur kuucapkan kepadaMu Ya Tuhan, karena sudah
menghadirkan orang-orang berarti di sekeliling saya yang senantiasa memberik
semangat dan doa, sehingga skripsi saya ini bisa dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini di persembahkan untuk orang-orang yang tercinta.
1. Terima kasih banyak untukmu malaikat pelindungku Ayah, Ibu dan
semua keluarga tercintaku, yang selalu memerikan semangat, nasehat,
motivasi, untuk saya dan selalu memberikan banyak masukan sehingga
diri ini bisah meraih suatu kebanggaan.
2. Terima kasih juga buat orang-orang yang secara tidak langsung
membantuku untuk menyelesaikan tugas akhitku.
3. Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah Kupang
KATA PENGANTAR
Segala sesuatu yang di rai oleh kita tidak seindah karunia yang Tuhan
berikan untuk kita, keberhasilah yang kita rai hari ini akan selalu menjadi hal
istimewa untuk hari –hari hidup kita ke depannya. Puji dan syukur kehadirat
Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas berkatNya yang dilimpahkan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul
“Impelementasi Pendidikan Karakter Dalam Membangun Kedisiplin Siswa
Sekolah Di Kelas IV SDN Sonkiko Amabi Oefeto Timur Kabupaten Kupang”.
Penulis menyadari bahwa selama proses perkuliahan maupun penyususnan
skripsi ini tidak akan memperoleh hasil yang menggembirakan, jika tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materi, maka sepantasnya pada
kesempatan ini penulis dengan ketulusan hati menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Zainur Wula, M.Si. Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang yang
telah menerima penulis untuk belajar di kampus Universitas
Muhammadiyah Kupang.
2. Ibu Nirdiyah Lestari, S.Pd.,M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kupang.
3. Bapak Uslan, S.Pd.,M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar dan selaku dosen Pembimbing I Universitas
Muhammadiyah Kupang.
4. Bapak Julhidayat Muhsam, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II dalam penulisan
skripsi ini, yang telah iklas membimbing penulis tanpa mengenal waktu
dan tempat untuk menerima kehadiran penulis berkonsultasi dan
memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Kupang yang sudah mendidik
kami seperti anak kandungnya sendiri.
6. Bapak dan Ibunda tercinta karena atas segala cinta, ketulusan, kasih
sayang dan doa yang telah diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
7. Kakak dan adik tercinta karena atas segala cinta, ketulusan, kasih sayang
dan doa yang telah diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
8. Kekasih tercinta yang selalu mendukung dan memotivasi saya dalam
menyusun skripsi ini sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
9. Teman-teman Ella, Densi, Akris, seperjuangan yang selalu membantu dan
memberikan semangat untuk berjuang bersama dalam meraih kesuksesan
bersama.
10. Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah Kupang. Dengan ini
penulis harapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini.
Kupang,……………2021
Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
sesungguhnya, sebab kedepan bangsa Indonesia akan dipegang oleh generasi yang
penurunan sikap atau perilaku positif (Jahroh & Sutarna, 2016). Impelementasi
bahwa pembiasaan merupakan salah satu hal yang dapat ditempuh dalam
memuat nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan, dalam hal ini termasuk nilai
karakter kemandirian
pendidikan. hal itu cenderung sukses ketika seorang guru menggunakan prosedur
disiplin yang efektif guna membantu siswa untuk mengubah perilaku yang tak
terduga. Ketika seseorang memiliki disiplin diri yang memadai dan mendapat
memiliki disiplin diri yang rendah maka bukti permasalahan yang kecil akan
menjadi pegunungan.
sekolah dasar, sekolah dasar merupakan tempat peserta didik pada tahap belaja
sendiri. Hal ini membuat kepalah sekolah dan guru SD harus mampu memberi
perhatian yang lebih terhadap pendidikan karakter siswanya. Guru sebagai salah
adanya pendidikan karakter disiplin di Indonesia, hal ini dibukti dengan adanya
karakter di Indonesia.
dan prasarana sekolah. Sebagian besar dari tenaga pendidik juga belum
pelaksanaan, dan hasilnya sudah baik. Terbutki dari perubahan sikap peserta
Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang dan mana yang
tentang hal mana yang baik untuk peserta didik paham akan (kognitif) tentang
mana yang benar dan mana yang salah, mampu merasakan (afektif) dan nilai yang
baik dan bias melakukan (pisikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter
yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral
knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good (moral
feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan
dilakukan.
Sonkiko Amabi Oefeto Timur Kab Kupang yang akan di selengarakan beberapa
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
disiplin Sekolah Di Kelas IV SDN Sonkiko Amabi Oefeto Timur Kab Kupang.
Proses pendidikan karakter disiplin tidak dilakukan dalam waktu singkat dan
dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan di luar kelas yang masih dalam
oleh prilaku guru, karena guru berhadapan langsung dengan peserta didiknya.
kelas IV SDN Sonkiko Amabi Oefeto Timur Kab Kupang dalam kegiatan
pembelajaran?
manfaat toritis maupun manfaat secara praktis kepada semua pihak yang terkait:
1.4.2 Hasil penelitian ini direncang untuk memberikan manfaat secara praktis kepada
a. Bagi siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi peneliti
sandiri.
7
sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang yang terbentuk karena
pengaruh hereditas dan lingkungan yang diwujudkan melalui sikap dan perilaku
sifat alami seseorang dalam merespon situasi yang diwujudkan dalam tindakan
baik adalah manusia yang memiliki kepribadian yang baik, seperti jujur, suka
menolong, rendah hati, dan cinta damai. Sedangkan manusia yang berkarakter
buruk adalah manusia yang memiliki kepribadian tidak baik, seperti suka
berbohong, curang, rakus, dan tidak menghargai orang lain. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa karakter merupakan sifat alami yang ada pada diri seseorang
8
yang bersifat unik dan berbeda dengan orang lain yang terbentuk karena pengaruh
adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa”.
yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh
yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah”. Pendidikan
hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan
kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari
“Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu” (Kesuma, dkk, 2018). Sesuatu
ang mengandung nilai yang diwujudkan melalui sikap dan perilaku dapat disebut
sebagai karakter. Jadi, suatu karakter melekat dengan nilai dari sikap dan perilaku
tersebut. Di Indonesia, nilai karakter yang berkembang berasal dari budaya dan
adat istiadat bangsa yang diwujudkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila.
Sani,2017). Nilai-nilai tersebut yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Religius yaitu sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain. Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan
tugas dengan sebaik-baiknya. Kreatif yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Mandiri adalah
sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Rasa
ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
kelompoknya.
Cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain. Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
11
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Gemar membaca
memberikan kebajikan bagi dirinya. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan
(Samani dan Hariyanto, 2018). Nilai-nilai tersebut adalah jujur, tanggung jawab,
cerdas, sehat dan bersih, peduli, kreatif, dan gotong royong. Yang dimaksud
dalam nilai jujur yaitu menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang
sudah terjadi. Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Tanggung jawab
lingkungan (alam, sosial, budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
artinya melakukan tugas dengan sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang
tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu
mengontrol diri dan mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan
Cerdas artinya berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh
perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan empatik,
12
bergaul secara santun, menjunjung kebenaran dan kebajikan, mencintai Tuhan dan
kedisiplinan, terampil, menjaga diri dan lingkungan, dan menerapkan pola hidup
santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain, mau
mendengar orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain, tidak
mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam
kegiatan masyarakat, menyayangi manusia dan makhluk lain, setia, dan cinta
masalah secara inovatif, luwes, kritis, berani mengambil keputusan dengan cepat
dan tepat, menampilkan sesuatu secara luar biasa (unik), memiliki ide baru, ingin
terus berubah, dapat membaca situasi dan memanfaatkan peluang baru. Gotong
royong artinya mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih
tenaga untuk saling berbagi dengan sesama, mau mengembangkan potensi diri
untuk dipakai saling berbagi agar mendapatkan hasil yang terbaik, dan tidak
egoistis.
diterapkan dalam PPK meliputi religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
merupakan nilai-nilai yang berasal dari budaya dan adat istiadat bangsa yang
yang positif dan tidak merugikan orang lain. Nilai-nilai karakter tersebut dapat
didik. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
kedua, mengoreksi perilaku pesertadidik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang
dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu; 1)cinta kepada Allah dan
hormat dan santun; 5) kasih sayang, peduli, dan kerjasama; 6) percaya diri,
baik dan rendah hati;serta9) toleransi, cinta damai dan persatuan (Mulyasa, 2014).
2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), PPK memiliki tujuan sebagai
14
Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik
pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan
mengimplementasikan PPK.
proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta
didik. Hal tersebut juga dimaksudkan sebagai bekal bagi peserta didik dalam
Peserta didik usia sekolah dasar secara umum berada pada tahap
perkembangan akhir masa anak-anak atau berusia 6 sampai 11 tahun. Rifa’i dan
15
pertama, peserta didik pada tahap masa anak-anak berada pada usia yang
menyulitkan. Masa di mana anak tidak lagi menuruti perintah, lebih banyak
dipengaruhi teman sebaya daripada orang tua atau anggota keluarga lain. Kedua,
masa akhir anak-anak adalah masa usia tidak rapi. Masa dimana anak cenderung
dan suasana rumah tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga. Keempat,
Masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses
atau sangat sukses. Keenam, usia berkelompok. Masa dimana perhatian utama
anak tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok
usia penyesuaian diri. Pada tahap ini anak menyesuaikan diri dengan standar yang
Peserta didik usia sekolah dasar mengalami perkembangan yang pesat baik
dari segi fisik maupun psikisnya. Desmita (2016) menjelaskan bahwa secara
fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan
pubertas. Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada
panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama
karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ
tubuh. Sedangkan perkembangan motorik anak usia sekolah dasar sudah lebih
halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik, seiring bertambahnya berat
dan kekuatan badan anak. Otot-otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat,
melempar, dan berlari dapat dilakukan secara lebih akurat dan cepat. Anak juga
pesat.
kemampuan berbahasa, dan pengolahan informasi. Piaget (dalam Rifa’i dan Anni,
2015) menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar masuk
dalam tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini anak sudah
praoperasional hanya berfokus pada tinggi atau lebarnya tempat, namun untuk
pemikiran anak pada tahap ini sudah mengkoordinasikan ke dua dimensi tadi,
didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam
dirinya pada suatu lingkungan sosial tanpa kehilangan jati dirinya. Perkembangan
ini berkaitan dengan perubahan emosi dan kepribadian peserta didik terhadap
orang lain.
sekolah dasar juga dapat dilihat dari perkembangan konsep diri, hubungan
dengan pertumbuhan dan perubahan fisik, kognitif, dan kemampuan sosial, anak
usia sekolah dasar juga mengalami perubahan dalam pandangan terhadap dirinya
perubahan konsep diri anak usia sekolah (6-10 tahun). Gambaran tersebut adalah
sebagai berikut: Pada awal-awal masuk sekolah dasar, terjadi penurunan dalam
konsep diri anak-anak. Hal ini mungkin disebabkan oleh tuntutan baru dalam
akademik dan perubahan sosial yang muncul di sekolah. Sekolah dasar banyak
Anak-anak usia sekolah dasar juga sering memfokuskan perhatian pada bidang-
bidang di mana mereka lebih unggul dan kurang perhatiannya pada bidang-bidang
masa untuk pertama kalinya anak memulai kehidupan sosial yang sesungguhnya.
yang menyita waktu anak usia sekolah dasar. Interaksi teman sebaya terjadi dalam
grup atau kelompok. Anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima sebagai
anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bermain bersama teman-
tentang moralitas dapat dibedakan atas dua tahap, yaitu tahap heteronomous
anak usia sekitar 6 hingga 9 tahun. Anak pada masa ini yakin akan keadilan
immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan segera
dijatuhkan. Dan tahap autonomous morality terjadi pada anak usia sekitar 9
sampai 12 tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar bahwa aturan-aturan dan
perkembangan spiritual Fowler, anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap
mythic-literal faith. Tahap mythic-literal faith terjadi pada usia 7 sampai 11 tahun.
Pada tahap ini, sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya, anak secara
tengah berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret, maka anak
usia sekolah dasar akan memikirkan segala sesuatunya secara gambaran Tuhan
perkembangan merupakan tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode
diperlukan untuk bermain; 2) membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri
Juga agar guru dapat menerapkan model, strategi, atau metode yang sesuai
Peserta didik usia sekolah dasar secara umum berada pada tahap
perkembangan akhir masa anak-anak atau berusia 6 sampai 11 tahun. Rifa’i dan
pertama, peserta didik pada tahap masa anak-anak berada pada usia yang
menyulitkan. Masa di mana anak tidak lagi menuruti perintah, lebih banyak
dipengaruhi teman sebaya daripada orang tua atau anggota keluarga lain. Kedua,
masa akhir anak-anak adalah masa usia tidak rapi. Masa dimana anak cenderung
dan suasana rumah tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga. Keempat,
atau sangat sukses. Keenam, usia berkelompok. Masa dimana perhatian utama
anak tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok
usia penyesuaian diri. Pada tahap ini anak menyesuaikan diri dengan standar yang
Peserta didik usia sekolah dasar mengalami perkembangan yang pesat baik
dari segi fisik maupun psikisnya. Desmita (2016) menjelaskan bahwa secara
fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan
pubertas. Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada
panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama
karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ
tubuh. Sedangkan perkembangan motorik anak usia sekolah dasar sudah lebih
halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik, seiring bertambahnya berat
dan kekuatan badan anak. Otot-otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat,
melempar, dan berlari dapat dilakukan secara lebih akurat dan cepat. Anak juga
menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar masuk dalam
tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini anak sudah mampu
hanya berfokus pada tinggi atau lebarnya tempat, namun untuk pemikiran anak
memahami hubungannya.
didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam
dirinya pada suatu lingkungan sosial tanpa kehilangan jati dirinya. Perkembangan
ini berkaitan dengan perubahan emosi dan kepribadian peserta didik terhadap
orang lain.
sekolah dasar juga dapat dilihat dari perkembangan konsep diri, hubungan
dengan pertumbuhan dan perubahan fisik, kognitif, dan kemampuan sosial, anak
usia sekolah dasar juga mengalami perubahan dalam pandangan terhadap dirinya
perubahan konsep diri anak usia sekolah (6-10 tahun). Gambaran tersebut adalah
sebagai berikut: Pada awal-awal asuk sekolah dasar, terjadi penurunan dalam
konsep diri anak-anak. Hal ini mungkin disebabkan oleh tuntutan baru dalam
akademik dan perubahan sosial yang muncul di sekolah. Sekolah dasar banyak
Anak-anak usia sekolah dasar juga sering memfokuskan perhatian pada bidang-
bidang di mana mereka lebih unggul dan kurang perhatiannya pada bidang-bidang
masa untuk pertama kalinya anak memulai kehidupan sosial yang sesungguhnya.
yang menyita waktu anak usia sekolah dasar. Interaksi teman sebaya terjadi dalam
grup atau kelompok. Anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima sebagai
anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bermain bersama teman-
temannya.
Juga agar guru dapat menerapkan model, strategi, atau metode yang sesuai
dengan peserta didik yang akan diajar. Tri-pusat pendidikan sangat berperan
peran tri pusat pendidikan sebagai sarana pendidikan karakter anak sekolah dasar
Di lingkungan sekolah, peran guru, kepala sekolah, dan komite sekolah juga
Tugas guru yang paling utama dalam pendidikan karakter di sekolah adalah
agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu semua peserta didik sehingga tumbuh
guru dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi proses dan segi hasil. Dari segi proses
guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian peserta didik secara
aktif, khususnya mental, dan sosial dalam proses pendidikan karakter di sekolah.
Sementara itu, dari segi hasil guru dikatakan berhasil apabila pendidikan karakter
mendorong perwujudan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-
program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Kepala sekolah juga
peserta didik. Karena pada dasarnya pendidikan karakter tidak bisa berjalan
sendiri tanpa bantuan komponen di sekitarnya seperti diri peserta didik itu sendiri,
sebagai berikut.
Peneliti pertama oleh Sukman Kartika Abidin, (2015) dengan judul studi
dengan penelitian ini adalah terletak pada objek yang inggin diteliti
Penelitian yang kedua oleh Wahyu Sri Wilujeng, (2016) dengan judul
perbedaan penelitian Wahyu Sei Wilujeng dengan penelitian ini adalah penelitian
27
Wahyu Sri Wilujeng hanya meneliti pendidikan karakter di focus keagamaan saja
Dendang.
pendidikan karakter dengan model ADDIE meliputi lima tahapan sebagai berikut:
menunjukkan produk berpredikat sangat baik (97,96%), (b) hasil review ahli
media menunjukkan produk berpredikat sangat baik (92,5%), (c) hasil review ahli
hasil uji perorangan menunjukkan produk berpredikat sangat baik (90.41%). Hasil
Jurnal Profesi Keguruan Volume 4 Nomor 2 yang berjudul “Peran Bimbingan dan
sangat kurang. Pelayanan bimbingan dan konseling di anggap cukup efektif untuk
psikomotor pada siswa sekolah dasar. Oleh karenaitu, bimbingan dan konseling di
nilai mampu berperan secara positif dan aktif dalam menanamkan pendidikan
dilakukan.
seorang guru.
29
pelajaran yang akan di bawakan oleh guru untuk peserta didik kelas VI kususnya,
dengan materi tersebut guru akan menjelaskan kepada mereka mengenai karakter
Guru memberikan
pemahaman mengenai
karakter budaya sekolah
Amabi Oefeto Timur Kab kupang. Pemilihan sekolah SDN Sonkiko ini sebagi
salah satu sekolah yang akan saya ambil untuk penelitian judul proposal,
a. Jenis penelitian
diteliti mengenai pendidikan karakter berbasis local wisdom pada SDN Sonkiko
Amabi Oefeto Timur Kab Kupang peneliti akan melakukan tindakan langsung 4
menghasilkan data defektif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dan perilaku
yang diamati.
dalam secara utuh objek terhadap suatu gejala untuk memper oleh kebenaran.
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah secara partisipatif dan
peneliti sendiri berperan sebagai instrument kunci yang harus mempersiapkan diri
b. Desain Penelitian
31
observasi untuk mengetahui nilai-nilai karakter apa saja yang menjadi perhatian
desain penelitian.
Observasi
Membuat instrument
penelitian
pada pedoman wawancara lebilanjut akan dilakukan peneliti lebih dalam tentang
peserta didik yang merupakan wujud dari impelementasi nilai yang berkarakter
dalam diri siswa yang berusaha dikembangkan oleh sekolah. Impelementasi nilai
karakter yakni nilai disiplin. Nilai tersebut merupakan nilai yang menjadi prioritas
di SDN Sonkiko.
Dimensi karakter yang diukur terdiri dari nilai karakter disiplin. Pengukuran
Data-data yang diperoleh tersebut, kemudian akan diolah dan disajikan dalam
1. Populasi
33
Populasi adalah sekumpulan orang, kajian atau benda, yang dijadikan untuk
suatu objek penelitian (Darmawan, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungking mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat
sampel digunakan tabel Isaac dan Michael (2010). Tabel Isaac dan Michael dalam
melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%, jadi sampel
tabel di atas, maka dengan populasi sebanyak 11 orang dapat di ambil sampel 10
orang (perhitungan populasi dan sampel pada lampiran 1). Jumlah populasi dan
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik
kelas IV sebanyak 16 orang, yang terdiri dari 2 rombel. Yang di gabung dalam 1
kelas.
Oleh karenanya, secara otomatis para siswa tersebut juga lebih tanggap dan
Variabel adalah objek penelitian atau megetahui apa yang terjadi titik
sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variabel
terentu yang diteiapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesipulanya
peneliti ini tidak menggunakan konsep hubungan antara variabel. Hal ini
lainnya.
teknik pengumpulan data yang akan di gunakan adalah interview, observasi dan
dokumentasi. Teknik ini digunakan peneliti karena suatu fenomena itu dimengerti
tersebut berlangsung. Dan disamping itu untuk melengkapi data yang diperlukan
dokumentasi.
dan guru). Instrumen dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara (kepala
sekolah dan guru), dan angket yang berisi seperangkat pertanyaan yang harus
dijawab dan diisi oleh responden (siswa), instrumen penelitian yang digunakan,
jawaban yang didasarkan pada skala Likert. Berikut merupakan tabel instrumen
angket.
Instrumen Angket
No Nilai Karakter Indikator
1. Disiplin (Tindakan yang menunjukkan Mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah)
perilaku tertib dan patuh pada berbagai di rumah
ketentuan dan peraturan) Memakai seragam sekolah sesuai
peraturan yang telah ditentukan
dengan rapi dan bersih
Melaksanakan tugas piket sesuai
jadwal
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.
Menurut Arikunto (2009: 180), skala Likert adalah skala yang disusun dalam
bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh respons yang menunjukkan tingkatan.
Pertanyaan
Positif Nilai Negatif Nilai
Konsisten (KS) 5 Tidak Pernah 1 Dari
Hampir selalu (HS) 4 Jarang 2
Kadang-kadang (KK) 3 Kadang- kadang 3 tabel di
Jarang (JR) 2 Hampir selalu 4
Tidak pernah (TP) 1 Konsistem 5 atas
dapat diketahui bahwa pertanyaan positif akan bernilai 5 jika KS, 4 jika HS, 3 jika
KK, 2 jika JR, dan 1 jika TP. Sementara itu, nilai untuk pertanyaan negatif akan
bernilai 1 jika TP, 2 jika JR, 3 jika KK, 4 jika HS, dan 5 jika KS.
36
data, maka dapat juga dikatakan sebagai teknik pengumpulan data. Untuk
unsur penting yang harus diperhatikan, sehingga peneliti mendapatkan data yang
lengkap dan akurat sesuai dengan subyek penelitian yaitu proses implementasi
a. Wawancara
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam (Sugiyono, 2011). Sementara itu, menurut Djam’an Satori dan
Aan Komariah (2011), wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan
Responden atau informan dalam wawancara ini adalah kepala sekolah, Waka
Kurikulum, dan seorang guru kelas yang ditunjuk oleh kepala sekolah SDN
b. Kuesioner (Angket)
ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan tindakan siswa
Kupang Timur. Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada siswa untuk
mengetahui dan mengukur perilaku nilai religius, jujur, tekun, disiplin, dan
peduli/tanggung jawab pada siswa sebagai suatu reaksi atau wujud dari
internalisasi nilai-nilai karakter dalam diri siswa yang muncul dari upaya sekolah
kuesioner dengan skala Likert kepada responden (siswa). Angket respon siswa
proses pembelajaran.
c. Dokumentasi
Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011) studi dokumentasi yaitu
penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah
metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
mengambil dari dokumen dokumen berupa contoh silabus dan RPP yang memuat
nilai-nilai karakter dan foto kondisi lingkungan SDN Sonkiko Kupang Timur.
menunjang penelitian.
d. Observasi
aktivitas siswa, guru, dan karyawan di sekolah dengan data atau keterangan yang
yang vital dan penting dalam penelitian, karena tercapainnya tujuan penelitian
digunakan. Oleh karna itu dalam pembuatan instrument penelitian tersebut dahulu
dan guru), dan angket yang berisi seperangkant pernyataan yang harus dijawab
dan diisi oleh responden (siswa). Dalam penelitian ini menggunakan pengecekan
Teknik analisis data bertujuan agar proses penyusunan data dapat ditafsirkan
maknanya. Untuk data kuantitatif yang diperoleh dari kuisioner yakni diawali
40
dengan pengolahan data skala Likert, data kuantitatif tadi dapat dianalisis dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SDN Sonkiko Tahun
16 orang.
wawancara. Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari dokumentasi
hasil wawancara pertanyaan dan jawaban, antara kepsek dan wali kelas mengenai
validasi oleh dua validator yakni oleh Dosen PGSD UMK dan Guru kelas IV
SDN Sonkiko, untuk menguji kelayakan dan kevalidan dari instrumen. Setelah
itu, pertanyaan tersebut diberikan kepada Kepsek dan Wali kelas IV.
Hasil penelitian ini di peroleh dari beberapa data yang telah di analisis yakni
ada revisi dan layak di gunakan, sedangkan hasil validator II tidak ada revisi pada
Validator Rata-
No Perangkat wawancara Kriteria
VI V II rata
1 Wawancara 6,24% 6,24% 6,24% Sangat Valid
2 Observasi 4,8% 4,8% 4,8% Sangat Valid
validasi perangkat oleh validator I dan validator II bahwa telah memenuhi kriteria
N Nara
o Sumber Pertanyaan Penelitian Hasil wawancara
1 Kepala 1. Apa yang sudah bapak 1. berdasarkan hasil wawancara yang
Sekolah lakukan untuk di sampaikan oleh kepala mengenai
meningkatkan mutu mutu pendidikan karakter yang
pendidikan Karakter? diterapkan dalam mengembangkan
perestadi belajar siswa sangat baik,
dan terkadan ada banyak kendala
yang harus di hadapi oleh mereka
karna tempat tinggal merka sauh
dari lokasih sekolah.
2. Dalam kemampuan 2. Dengan perencanaan kurukulum
membimbing guru, selalu ada kesepakatan bersama
apakah bapak melakukan kepalah sekolah dan guru-guru
perencannaan untuk menjalangkan penerapan
pendidikan karakter yang akan dilakukan bersama
progam pembelajaran? peserta didik.
3. Dalam mengembangkan 3. Dalam pengembangan guru baik
tenaga kependidikan non guru kelas mau pun guru mata
guru, apakah bapak pelajaran selalu memberikan
memberikan kesempatan kesempatan untuk mengerjakan
kepada mereka untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan
mengikuti pendidikan kurikumul dan di lakukan evaluasi
Karakter Disiplin secara bersama
teratur?
4. Apakah Bapak sebagai 4. Dalam mengembangkan visi dan
pemimpin di sekolah misi sesudah berdirinya sekolah,
dapat mengembangkan selalu ada peningkatan dari tahun
visi serta melaksanakan ke tahun hingga tahun 2015-2017
misi dengan baik? sudah terakderitasi B dan untuk
sementara masih berusahalagi
untuk akderitasi A. akan tetapi
masih banyak kekurangan yaitu
kekurangan standar PTK.
5. Dalam merumuskan 5. Dalam merumuskan kebijakan visi
kebijakan sekolah dan misi sekolah yang sudah ada,
apakah sesuai dengan masih ada lagi program yaitu
visi dan misi jangka panjang, jangka mengenah
dan jangka pendek dalam program
tahunan, dan sering melakukan
evaluasi diri untuk melakukan
perbaikan di tahun berikut pada
setiap tahun pelajaran.
44
pembagian data hasil disiplin siswa disajikan pada grafik histogram 1 di bawini.
46
kelas terletak pada interval 60-68.1 sebanyak 14 siswa atau 58,73% dan paling
perilaku karakter apa saja yang paling sering dan paling jarang dilakukan siswa
Ferekuensi
No Kategori Skor % Ferekuensi
1. Baik 14.9 77,8% 11
3. Rendah/Kurang 31,7% 2
Total 100.00 16
Hasil analisis data penelitian 2021
pembagian data hasil disiplin siswa disajikan pada grafik di bawah ini.
47
Nilai persentase paling tinggi terdapat pada diageam batang 2 sebesar 77,8%.
Butir pernyataan tersebut adalah memakai seragam sekolah sesuai peraturan yang
telah ditentukan dengan rapi dan bersih. Sedangkan butir pernyataan yang
lagi. Butir diagram batang 3 yakni 50,8% pernyataan ini bisa menjadi bahan
terutama siswa dalam hal mengerjakan PR di tumah agar lebih mudah. Penentuan
karakter disiplin.
Baik = ≥ Mi + 1SDi
= ≥ 14.9
= < 11.5
Ferekuensi
No Kategori Skor % Ferekuensi
1. Baik 14.9 66,7% 11
3. Rendah/Kurang 12.7% 2
Total 100.00 16
Hasil analisis data penelitian 2021
sebanyak 11 siswa atau 66,7%, kategori cukup sebanyak 3 siswa atau 20,6% dan
kategori kurang sebanyak 2 siswa atau 12,7%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Kupang adalah cukup. Hasil presentase kategorisasi tersebut bisa menjadi bahan
49
evaluasi sekolah untuk lebih meningkatkan nilai karakter disiplin pada peserta
3. Rendah/Kurang 12.7% 2
Total 100.00 16
Perilaku siswa dalam menerapkan nilai disiplin siswa pada kategori baik
sebanyak 11 siswa atau 66,7%, kategori cukup sebanyak 3 siswa atau 20,7% dan
menerapkan nilai karakter sebagian besar dalam kategori cukup. Nilai karakter
yang paling menonjol adalah nilai karakter disiplin. Hasil presentase kategorisasi
50
tersebut bisa menjadi bahan evaluasi sekolah untuk mempertahankan dan lebih
Oafeto Timor tidak terlepas dari adanya kendala. Kepala SDN Sonkiko
masih seperti ini, sehingga pihak orang tua pun belum seutuhnya membersamai
anak seperti yang diharapkan oleh sekolah. Contohnya adalah bila pihak sekolah
yang kami berikan di lingkungan sekolah, ya sama saja. Jadi pengasuhan kami di
sekolah akan kembali menjadi nol karena keawaman orang tua yang mungkin
rutin dan jika ada hal-hal yang harus segera diselesaikan” (hasil wawancara
Kepala Sekolah pada hari kamis tanggal 17 juni 2021 pukul 08.30 WIB).
yaitu pihak orang tua pun belum seutuhnya membersamai anak seperti yang
51
Hasil wawancara tersebut tidak berbeda jauh dengan keterangan guru Kelas
yaitu: 1) adanya orang tua yang tidak peduli terhadap kondisi siswa dan proses
pihak sekolah juga tetap berusaha mengatasi kendala tersebut yaitu: 1) dengan
mengadakan dewan kelas secara rutin, 2) komunikasi wali kelas kepada orang tua
yang intensif atas masalah yang dialami sekolah, 3) adanya pendampingan secara
rutin, 5) kedekatan guru maple dengan siswa untuk menggali masalah siswa”
(hasil wawancara Wali kelas pada hari senin tanggal 02 juni 2021 pukul 08.00
WIB).
sekolah dalam mengatasi kendala tersebut yaitu psikolog sekolah alam. Upaya
52
menangai siswa dan dengan orang tua, adanya pertemuan antara wali kelas/pihak
sekolah dengan orang tua siswa secara rutin seperti sebulan atau dua bulan sekali.
lain: a) pihak orang tua belum seutuhnya membersamai anak seperti yang
kegiatan belajar menjagar secara rutin, b) mengadakan dewan kelas secara rutin,
c) komunikasi wali kelas kepada orang tua secara intensif atas masalah siswa
4.2 Pembahasan
elemen di lingkungan sekolah dalam hal ini termasuk guru. Yang paling penting
53
dilakukan dengan memupuk peran aktif siswa dan dilaksanakan dalam kegiatan
Hal ini diawali dari rumusan visi SDN Sonkiko Kabupaten Kupang yaitu
mampu menanamkan nilai ketauhi dan karakter agama kepada anak didiknya.
Kupang dilaksanakan mulai dari awal ketika siswa memasuki pintu gerbang
berpedoman pada bahan ajar yang berisi mengenai nilai karakter yang harus
seluruh elemen sekolah agar dapat didukung dan berjalan sesuai tujuan sekolah.
Kemudian untuk menguatkan nilai karakter tersebut, pihak sekolah juga membuat
dengan berbagai pihak baik pihak sekolah, keluarga dan masyarakat agar berjalan
sesuai dengan tujuan. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu menjalin komunikasi
yang baik dengan berbagai pihak sebagai sarana sharing dan evaluasi untuk
Kabupaten Kupang antara lain: a) pihak orang tua belum seutuhnya membersamai
anak seperti yang diharapkan oleh sekolah, b) pembiasaan di rumah yang tidak
dewan kelas secara rutin, c) komunikasi wali kelas kepada orang tua secara
merupakan pendidikan yang mengajarkan hakikat dalam ketiga ranah cipta, rasa,
55
perkembangan sosial, emosional, dan etis siswa. Pendapat tersebut juga dikuatkan
dengan pendapat T. Ramli (2003) bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan
makna yang sama dengan perilaku, moral atau pendidikan akhlak. Tujuannya
adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi pribadi yang baik, jika di
masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara
pendidikan karakter perlu adanya kerjasama sebagai pihak agar dapat berjalan
5.1 Simpulan
Bedasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka
guru berpedoman pada buku bahan ajar yang berisi mengenai nilai karakter
yang harus ditanamkan pada siswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai ajaran
untuk menguatkan nilai karakter tersebut, pihak sekolah juga membuat tata
mengerjakan tugas yang di berikan guru. Selain itu, siswa di ajarkan untuk
Sisanya pada kategori baik sebanyak 11 orang (66,7%), dan pada kategori
karakter dapat dijelaskan sebagai berikut; nilai disiplin siswa sebagian besar
mengadakan dewan kelas secara rutin, komunikasi wali kelas kepada orang
tua secara intensif atas masalah siswa yang dialami sekolah, adanya
akademik), adanya dao secara rutin, dan menjalin kedekatan antara guru
2. Penelitian ini tidak meneliti keseluruhan elemen sekolah yang terdiri dari
kepala sekolah, guru, serta siswa secara detail dan satu persatu. Dalam
penelitian ini subyek yang diteliti dibatasi pada kepala sekolah, wali kelas
yang ditunjuk sekolah dan siswa kelas VA putra dan kelas VB putri.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut ada beberapa saran yang dapat peneliti
Kupang.
sikap dan perilaku serta karakter yang baik perlu dipertahankan dan
rumah dalam nilai disiplin. Hal ini dikarenaka perilaku tersebut memiliki
Sonkiko Kabupaten Kupang khususnya antara guru dan orang tua agar
3. Kegiatan apel motivasi di pagi hari yang dilakukan pihak sekolah dapat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Wawancara Kepala sekolah SDN Sonkiko Foto Pada Saat Perkenalan Di Dalam Kelas.
62
Wawancara guru kelas IVA SDN Sonkiko Foto pada saat mencerikakan Pengalaman
Foto bersama guru – guru SDN Sonkiko foto bersama kelas IVA SDN Sonkiko