Anda di halaman 1dari 4

8 Prinsip-prinsip Penilaian dalam Pembelajaran_ bagaimana cara melakukan penilaian

dalam pembelajaran? Agar penilaian yang anda lakukan benar-benar dapat memberi
gambaran yang sebenarya tentang pencapan hasil belajar siswa maka dalam melakukan
penilaian anda perlu pemperhatikan prinsip-prinsip penilaian berikut :

1. Berorientasi pada pencapain kompetensi


Penilaian yang anda lakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian siswa dalam
pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Related
 9 Pendekatan Yang Cocok Untuk Pembelajaran IPA di SD
 8 Ways to Make Use of XR Technology in Learning
 Hakikat Dan Unsur-Unsur Negara

2. Valid (mengukur apa yang seharunya diukur)


Penilaian yang anda lakukan harus dapat mengukur apa yang seharunya diukur. Untuk itu
anda memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkna hasil pengukuran yang valid
dan reliable.

Contoh : pada akhir pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat mempraktekan cara
mencangkok yang baik dan benar. Untuk mencapai kompetensi tersebut anda tidak dapat
menilai hanya dengan menggunakan tes tertulis (paper and pencil test) jika hanya itu yang
anda lakukan anda hanya akan dapat mengukur pengetahuan siswa tentang mencangkok.

Agar anda dapat mengetahui keterampilan siswa dalam mencangkok, anda perlu menilai
untuk kerja siswa. Untuk keperluan tersebtu. Anda dapat memberi tugas (task) kepada siswa
untuk mempraktekan cara mencangkok.

3. Adil
Penilaian yang anda lakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus memperoleh
kesempatan dan perlakuan yang sama. Contoh penilaian tidak adil yang sering kita temukan
di lapangan, misalnya dalam tes tertulis guru menyediakan 10 butir soal.

Semua siswa diwajibkan mengerjakan butir soal nomor 1-5 dan setiap siswa diberi kebebasan
untuk memilih 2 dari 5 butir soal nomor 6 – 10. Dari contoh tersebtu tampak bahwa semua
siswa mendapat perlakuan yang sama hanya untuk mengerjakan butir soal nomor 1-5 tetapi
tidak mendapat perlakukan yang sama untuk 2 butir soal pilihan yang diambil dari butir soal
nomor 6 – 10

4. Objektif
Dalam menilai hasil belajra siswa anda harus dapat menjaga objektivitas proses dan hasil
penilaian . objekativitas dapat mempengaruhi penilaian pada saat pelaksanaan. Penskoran,
dan pengambilan keputusan hasil belajra siswa. Hallo effect, carry over effect, order effect,
serta mechanic effect dapat menjadi penyebab tingginya unsur subjektivitas hasil penskoran.

5. Berkesinambungan
Penilaian yang anda lakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan
berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar
siswa . pengambilan keputusan pencapaian hasil belajar siswa tidak boleh dilakukan hanya
berdasar informasi hasil belajar siswa pada tes akhir semester saja tetapi harus diputuskan
berdasar informasi hasil belajar siswa dari berbagai sumber yang diperoleh secara
berkesinambungan.

6. Menyeluruh
Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang anda lukan harus
mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang mungkin
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

7. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil belajar
siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan .

8. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga pihak-pihak yang
berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya dapat memberikan gambaran mengenai tingkat
pencapaian hasil belajra siswa, keunggulan dan kelemahan siswa, minat, serta potensi siswa
dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur
sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan.

2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa
dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
objektivitas penilaian, pendidik menggunakan rubrik atau pedoman dalam
memberikan penilaian terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes
praktik atau kinerja.

3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak relevan di
dalam penilaian sehingga perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap hasil penilaian.

4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil
penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen
yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses
pembelajaran kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana
dan pelaksanaan pembelajarannya.

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan


keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu,
pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik.
Selain itu, pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria penilaian
serta dasar penilaian yang digunakan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek


kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan
semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup semua aspek
hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.

7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan


mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan
dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam
penilaian kelas, misalnya, guru mata pelajaran matematika menyiapkan rencana penilaian
bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.

8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada kompetensi
(KI L, KI, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria pencapaian
yang telah ditetapkan.

9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,


prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti prinsip-
prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar yang
objektif.

Perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia berpengaruh pada perkembangan prinsip


penilaian pendidikan. Oleh karena itu prinsip penilaian dijelaskan lebih lanjut dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013
tentang standar penilaian pendidikan.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut

Anda mungkin juga menyukai