Dosen Pengampu:
Muhammad Zakuan Agung, S.T.
Oleh :
Dellya Efriyani (062130330089)
Imam Nurkholis (062130331090)
Innaya Arrafah (062130331091)
Muhammad Raichan (062130331093)
Nadira Gladyz Viela (062130331094)
Nazwa Zielda (062130330093)
Nora Rizkika Amalia (062130331095)
Nuri Puspa Sari (062130331096)
Shashaka Bahri Ilmi (062130331098)
Sherly Amanda Merlin (062130331099)
Virnantia Utamy (062130330095)
4 TA
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023
MAKALAH
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Dosen Pengampu
Puji syukur kehadirat Tuhan semesta Alam yang telah memberikan kesempatan serta
pengetahuan sehingga makalah yang mengangkat tema “materi dasar audio visual dari segi
teknik dan transmisi” ini sekiranya dapat terselesaikan pada waktunya. Adapun makalah ini
membahas tentang cakupan kecil pengetahuan dasar mengenai dasar audio visual dari segi
teknik dan transmisi dan penerapannya yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam
pengaplikasian sistem audio visual. Shalawat serta salam tentunya kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman kejahiliyaan ke zaman
modernisasai seperti saat ini. Berkat beliau jugalah secara tidak langsung makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini merupakan rangkaian tugas dalam pembelajaran di kelas yang bertujuan
untuk memajukan pengetahuan siswa tentang makalah ini. Oleh karenanya, maka penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Muhammad Zakuan Agung,
S.T. teruntuk Dosen pengampuh atas motivasi, dukungan, serta anjurannya untuk
pembuatan makalah ini. Semoga hal tersebut bernilai ibada di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang “materi dasar audio visual dari
segi teknik dan transmisi” ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan
khususnya para pelajar untuk memahami jaringan komputer dengan baik dan bagi penulis
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI………....................................................................................ii
I. PENDAHULUAN ......................................................................3
I.1 Latar Belakang.....................................................................3
I.2 Rumusan Masalah...............................................................3
I.3 Tujuan..................................................................................4
II. PEMBAHASAN..........................................................................5
II.1 Pengertian Audio Visual......................................................5
II.2 Ciri-Ciri Audio Visual.........................................................6
II.3 Jenis-Jenis Audio Visual......................................................6
II.4 Fungsi Audio Visual............................................................7
II.5 Macam-Macam Media Audio Visual...................................8
II.6 Manfaat Audio Visual.........................................................11
II.7 Kelebihan & Kekurangan Media Audio Visual...................11
II.8 Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran
Audio Visual........................................................................14
II.9 Proses Pembuatan Media Audio Visual...............................15
III. PENUTUP...................................................................................20
III.1 Kesimpulan..........................................................................20
III.2 Saran....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan definisi media audio visual
2. Untuk mejelaskan manfaat dari media audio visual
3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan media audio visual
4. Untuk menjelaskan proses perancangan pembuatan media audio visual
5. Untuk menjelaskan cara pembuatan media audio visual
6. Untuk menjelaskan macam-macam media audio visual
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
• Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan
hasil yang dicapai
• Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
auditif (mendengar) dan visual (melihat).Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu
audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk
membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
Pengertian lain media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan anatara gambar dan suara
membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori
media audio-visual adalah: televise, video-VCD,sound dan film.
Biasanya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah
Audio-visual murni atau biasa disebut juga dengan audio-visual gerak adalah media
yang dapat menampilkan unsur suara serta gambar yang bergerak, unsur suara atau
unsur gambar itu berasal dari suatu sumber.
Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan,
misalnya film komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Namun, film bersuara
yang dimaksud dalam pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran.
6
Video
Video adalah sebuah media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama
semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disampaikan bisa bersifat
fakta ataupun fiktif, bersifat informative, edukatif serta instruksional.
Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyajikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio-visual serta unsur gerak didalamnya.
Audio Visual tidak murni ialah media yang unsur suara serta gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda. Audio-visual tak murni biasa disebut dengan audio-
visual diam plus suara adalah media yang menampilkan suara disertai gambar
diam, Misalnya Sound slide (Film bingkai suara).
7
2.5 MACAM-MACAM AUDIO VISUAL
1. Audio-Visual Murni
Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu media yang dapat
menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara maupun unsur gambar
tersebut berasal dari suatu sumber.
a. Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti
film komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud
dalam pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang
amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik adalah
film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang dipelajari. Oemar
Hamalik mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu : “ The right film in
the right place at the right time used in the right way” .
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film, vidio, ataupun televisi hendaknya
dapat memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Sesuai dengan tema pembelajaran
b) Dapat menarik minat siswa
c) Benar dan autentik
d) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa
f) Perbendaharaan bahasa yang benar .
b.Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin
populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa
bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film.
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak
dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
c. Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak. Televisi dalam pengertiannya
berasal dari dua kata, yaitu tele (bahasa Yunani), yang berarti jauh, dan visi (bahasa Latin),
berarti penglihatan.
8
Television (bahasa Inggris) bermakna melihat jauh. Kata melihat jauh mengandung
makna bahwa gambar yang diproduksi pada satu tempat (stasiun televisi) yang dapat dilihat
di tempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi minitor atau televisi
set.
Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan
gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Dengan demikian peranan TV baik sebagai
gambar hidup atau radio yang dapat menampilkan gambar yang dapat dilihat dan
menghasilkan suara yang dapat didengar pada waktu yang sama.
Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan dan pengajaran. Banyak siaran televisi yang khusus menginformasikan atau
menyiarkan pesan-pesan materi pendidikan dan pengajaran, yang disebut televisi pendidikan
(educational television).
Menurut Darwanto (via Sukiman, 2011: 195), acara siaran pendidikan yang disiarkan
melalui televisi, ada dua klasifikasi, yaitu:
a. Siaran pendidikan sekolah (school broadcasting)
Yang menjadi sasaran acara ini adalah para murid sekolah, dari tingkat taman kanak-
kanak sampai dengan para mahasiswa di perguruan tinggi. Siaran langsung dikirim ke
sekolah-sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, acara siaran pendidikan jenis ini erat
sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada tahun ajaran itu. Ini berarti
bahwa stasiun penyiaran yang bersangkutan melakukan kerjasama dengan Departemen
Pendidikan Nasional. Hal yang diharapkan dari siaran pendidikan untuk sekolah ini tentu saja
disesuaikan dengan landasan dan tujuan pendidikan dari negara yang bersangkutan. Karena
acara siaran pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu akan memberikan
pengaruh secara langsung kepada anak-anak tentang:
a) Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai
dengan pola pikir mereka.
b) Membantu anak-anak atas sesuatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami.
c) Merangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara kegiatan belajar
dengan keadaan sekitarnya.
d) Merangsang anak-anak untuk berkeinginan menjadi seorang cendekiawan.
Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai seperti tersebut di atas, acara pendidikan
untuk sekolah merupakan inti dari siaran pendidikan pada umumnya. Karena itu, setiap usaha
harus diarahkan untuk mempersiapkan bahan-bahan pendidikan, agar acara itu dapat
disajikan dengan baik dan sejalan dengan landasan dan tujuan pendidikan nasional, dengan
9
prioritas utama menyajikan bahan-bahan yang mampu mendorong kegiatan belajar dengan
baik.
b. Siaran pendidikan sepanjang masa (life long education)
Berbeda dengan siaran pendidikan yang berlandaskan kurikulum sekolah, acara
pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan yang
menjadi sasaran khalayak umum. Hanya saja khalayak umum dibagi menurut tingkatan
tertentu, misalnya: usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan sebagainya. Televisi sebagai
media pendidikan dan pengajaran tentu tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dan kekurangan media televisi menurut Sanaky adalah sebagai berikut:
Kelebihan media televisi sebagai berikut:
a) Memiliki daya jangkauan yang lebih luas.
b) Memiliki daya tarik yang besar, karena memiliki sifat audio visual.
c) Dapat mengatasi batas ruang dan waktu.
d) Dapat menginformasikan pesan-pesan yang aktual.
e) Dapat menampilkan obyek belajar seperti benda atau kejadian aslinya.
f) Membantu pengajar memperluas referensi dan pengalaman.
g) Sebutan televisi sebagai jendela dunia, membawa khalayak untuk dapat melihat secara
langsung peristiwa, suasana, dan situasi tempat, kota, daerah-daerah di belahan dunia.
10
dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point,
Camtasia, dan windows movie maker.
11
3) Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
4) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi
murni.
5) Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
6) Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang
diperagakan.
7) Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
b.Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:
1)Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu
film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.
2)Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
3)Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.
4)Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
12
3. Kelebihan dan kekurangan televisi sebagai media audio visual gerak
a. Kelebihan televisi:
1)Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2) Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.
3) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4) Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5) Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6) Menarik minat anak.
7) Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice training.
8) Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap
sekolah
b. Kekurangan-Kekurangan Televisi:
1) Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum disiarkan.
4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa
untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa
bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.
13
10) Program dibuat dalam waktu singkat.
b. Kekurangan film bingkai suara adalah:
1). Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau
tertukar apabila penyimpanannya kurang baik;
2). Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still);
3). Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap, apabila tidaK
gelap makagambar yang diproyeksikan kurang jelas;
4). Dibangdingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flannel pembuatan film
bingkai jauh lebih mahal biayanya
2. Kelebihan dan kekurangan film rangkai
a. Kelebihan film rangkai yaitu:
1). Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur
2) Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang
berbeda dalam satu rangkai
3). Ukuran gambar sudah pasti
4). Penyimpanannya mudah
5). Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah
6). Dapat untuk belajar kelompok maupun individual
b. Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit
diedit atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal
dan memerlukan peralatan laboraturium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai.
14
3. Mengimpor sketsa gambar
Setelah sketsa selesai selanjutnya dalah mengimpor gambar tersebut ke macromedia flash
dengan cara membuka File > Import > Import to stage, lalu ppilih gambar yang akan
dimasukkan, pilih Open.
15
d) Rencana Biaya
Biaya adalah hal yang sangat vital untuk kelangsungan proses produksi sebuah
pembuatan film pendek ini.
e) Mencari Tim Produksi
Secara garis besar beberapa posisi yang dibutuhkan adalah Produser (promotor yang
pertama kali), penulis skenario, sutradara, cameramen, pemain, tim property dan editor.
f) Jadwal Produksi
Jadwal produksi dibuat setelah ada breakdown skenario, jadwal yang tersusun baik
akan memperlancar dan menghemat seluruh tenaga serta biaya produksi. Jadwal atau working
schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang
diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene
dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat
menentukan jadwal pengambilan gambar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun
alokasi biaya: Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain, penyediaan kaset
video, penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan, penyediaan property, kostum, make-
up, honor untuk pemain, konsumsi, akomodasi dan transportasi, menyewa alat jika tidak
tersedia.
g) Hunting Lokasi
Memilih dan mencari lokasi atau setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk
pengambilan gambar di tempat umum, biasanya memerlukan surat ijin. Akan sangat
menggangggu jalannya shooting, jika dalam pertengahan shooting tiba-tiba diusir karena
tidak ijin terlebih dahulu. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko, seperti
akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listik,dll. Setting yang
telah ditentukan skenario harus betul-betl layak dan tidak menyulitkan pda saat produksi. Jika
biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh.
h) Menyiapkan Kostum dan Property
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya.
Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau
menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi
tanggung jawab tim property dan artistik.
i) Menyiapkan Peralatan
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang
lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
• Clipboard.
16
• Proyektor.
• Lampu.
• Kabel Roll.
• TV Monitor.
• Kamera video S-VHS atau Handycam.
• Pita/Tape.
• Mikrophone clip-on wireless.
• Tripod Kamera.
• Tripod Lampu.
j) Casting Pemain
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat
dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau
cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi
kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
2. Tahap Produksi
a) Tata Setting
Set construction atau tata setting merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan
pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih
menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar
peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.
b) Tata Suara
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan
berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber
suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.
c) Tata Cahaya
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya kualitas
teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan
menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat
merekam objek. Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan
perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap)
agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan
gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang
melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya.
17
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang
ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Perlu
diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih
baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi
batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang
menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang
disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna
putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna
cahaya.
d) Tata Kostum
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar
dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain.
Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada
lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan
sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk
mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan
kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan,
kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot
selanjutnya.
e) Tata Rias
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi
juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih
ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias,
disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera.
Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.
18
• Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
• Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
• Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
• Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang
diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.
b) Review Hasil Editing
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film
tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat
menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang
diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini
berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan
dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa
yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya
kesempurnaan hasil akhir suatu film.
c) Presentasi dan Evaluasi
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai
dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih
luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
• Ahli Sinematografi.
• Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
• Ahli Produksi Film.
• Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
• Ahli Editing Film (Editor).
• Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
• Penonton/penikmat film.
• Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan
mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam
dalam pembuatan film.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif
(mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu
audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk
membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
2. Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran Audio Visual terdiri dari :
a. Menentukan gaya gambar
b. Membuat sketsa gambar
c. Mengimpor sketsa gambar
3. Cara membuat media Audio Visual terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap Pra Produksi
b. Tahap Produksi
c. Tahap Pasca Produksi
4. Macam-macam Media Audio Visual
a.Audio-Visual Murni
b. Audio-Visual tidak murni
3.2 Saran
Bagi Dosen dengan adanya makalah ini diharapkan bagi tenaga pendidik untuk media
audiovisual sebagai bahan ajar untuk meningkatkan memanfaatkan pemebelajaran yang
efektif dalam kelas.
Bagi Pembaca: setelah membaca makalah ini semoga pengetahuan tentang media audio
visual lebih jelas dan bermanfaat bagi dunia pendidikan.
20
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Hujair, Sanaky, Media Pembelajaran, SafiriaInsania Press, Yogyakarta, 2010
Sadiman, Arif,Media Pembelajaran, RajawaliPers, Jakarta,1996
Syukur NC, Fatah, TeknologiPendidikan,Rasail, Semarang, 2005
B. INTERNET
http://sharingmediapembelajaran.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-
berbasisaudio.html
http://faizal-ahsan.blogspot.com/2014/09/media-pembelajaran-pembuatan-audio.html
http://arsipmakalah.blogspot.com/2008/11/macam-macammedia- pembelajaran.html/
iii