Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEKNOLOGI AUDIO VISUAL

Jurusan Teknik Elektro


Program Studi D-III Teknik Telekomunikasi

Dosen Pengampu:
Muhammad Zakuan Agung, S.T.

Oleh :
Dellya Efriyani (062130330089)
Imam Nurkholis (062130331090)
Innaya Arrafah (062130331091)
Muhammad Raichan (062130331093)
Nadira Gladyz Viela (062130331094)
Nazwa Zielda (062130330093)
Nora Rizkika Amalia (062130331095)
Nuri Puspa Sari (062130331096)
Shashaka Bahri Ilmi (062130331098)
Sherly Amanda Merlin (062130331099)
Virnantia Utamy (062130330095)
4 TA
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023
MAKALAH

TEKNOLOGI AUDIO VISUAL

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI UNTUK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Oleh :

Dosen Pengampu

Muhammad Zakuan Agung, S.T.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan semesta Alam yang telah memberikan kesempatan serta
pengetahuan sehingga makalah yang mengangkat tema “materi dasar audio visual dari segi
teknik dan transmisi” ini sekiranya dapat terselesaikan pada waktunya. Adapun makalah ini
membahas tentang cakupan kecil pengetahuan dasar mengenai dasar audio visual dari segi
teknik dan transmisi dan penerapannya yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam
pengaplikasian sistem audio visual. Shalawat serta salam tentunya kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman kejahiliyaan ke zaman
modernisasai seperti saat ini. Berkat beliau jugalah secara tidak langsung makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini merupakan rangkaian tugas dalam pembelajaran di kelas yang bertujuan
untuk memajukan pengetahuan siswa tentang makalah ini. Oleh karenanya, maka penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Muhammad Zakuan Agung,
S.T. teruntuk Dosen pengampuh atas motivasi, dukungan, serta anjurannya untuk
pembuatan makalah ini. Semoga hal tersebut bernilai ibada di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang “materi dasar audio visual dari
segi teknik dan transmisi” ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan
khususnya para pelajar untuk memahami jaringan komputer dengan baik dan bagi penulis
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Palembang, 21 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI………....................................................................................ii
I. PENDAHULUAN ......................................................................3
I.1 Latar Belakang.....................................................................3
I.2 Rumusan Masalah...............................................................3
I.3 Tujuan..................................................................................4
II. PEMBAHASAN..........................................................................5
II.1 Pengertian Audio Visual......................................................5
II.2 Ciri-Ciri Audio Visual.........................................................6
II.3 Jenis-Jenis Audio Visual......................................................6
II.4 Fungsi Audio Visual............................................................7
II.5 Macam-Macam Media Audio Visual...................................8
II.6 Manfaat Audio Visual.........................................................11
II.7 Kelebihan & Kekurangan Media Audio Visual...................11
II.8 Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran
Audio Visual........................................................................14
II.9 Proses Pembuatan Media Audio Visual...............................15
III. PENUTUP...................................................................................20
III.1 Kesimpulan..........................................................................20
III.2 Saran....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi Informasi, sangat


berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui
kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat
proses pembelajaran lebih menarik.
Menurut Sanjay proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu
proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan
(guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya
berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan
komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima
oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik
oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang
disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber pelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran audio visual?
2. Apa ciri-ciri audio visual?
3. Apa saja jenis-jenis audio visual?
4. Apa fungsi dari audio visual
5. Apa saja macam-macam media audio visual ?
6. Apa manfaat dari media audio visual ?
7. Apa saja kelebihan dan kelemahan media audio visual ?
8. Bagaimana proses perancangan pembuatan media audio visual ?
9. Bagaimana cara pembuatan media audio visual ?

3
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan definisi media audio visual
2. Untuk mejelaskan manfaat dari media audio visual
3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan media audio visual
4. Untuk menjelaskan proses perancangan pembuatan media audio visual
5. Untuk menjelaskan cara pembuatan media audio visual
6. Untuk menjelaskan macam-macam media audio visual

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AUDIO VISUAL


Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita
mengetahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu” .
            Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education
Communication Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa “ media adalah segala
bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi” . Media pembelajaran sangat
beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam
itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal
dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah
ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga
jenis media yang ada yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media
audio-visual adalah media yang mencakup dua jenis media yaitu audio dan visual.
            Jika dilihat dari perkembangan media pendidikan, pada mulanya media hanya
sebagai alat bantu guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual misalnya gambar,
model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar
serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain,
pengembangan, produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada
sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi
dengan audio sehingga kita kenal adanya audio-visual . Konsep pengajaran visual kemudian
berkembang menjadi audio-visual pada tahun 1940, istilah ini bermakna sejumlah peralatan
yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep gagasan dan pengalaman yang
ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.
            Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual
mempunyai sifat sebagai berikut:
• Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
• Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
• Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.

5
• Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan
hasil yang dicapai
• Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).                        
     Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
auditif (mendengar) dan visual (melihat).Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu
audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk
membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
Pengertian lain media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan anatara gambar dan suara
membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori
media audio-visual adalah: televise, video-VCD,sound dan film.

2.2 CIRI-CIRI AUDIO VISUAL

 Pada umumnya bersifat linier.

 Pada umumnya menyajikan visual yang dinamis.

 Digunakan dengan cara yang telah di terapkan sebelumnya oleh perancangan


ataupun pembuatannya.

 Berupa representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.

 Dikembangkan dengan prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.

 Biasanya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah

2.3 JENIS JENIS AUDIO VISUAL


2.3.1 Audio-Visual Murni

Audio-visual murni atau biasa disebut juga dengan audio-visual gerak adalah media
yang dapat menampilkan unsur suara serta gambar yang bergerak, unsur suara atau
unsur gambar itu berasal dari suatu sumber.

 Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan,
misalnya film komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Namun, film bersuara
yang dimaksud dalam pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran.

6
 Video
Video adalah sebuah media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama
semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disampaikan bisa bersifat
fakta ataupun fiktif, bersifat informative, edukatif serta instruksional.
 Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyajikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio-visual serta unsur gerak didalamnya.

2.3.1 Audio-Visual Tidak Murni

Audio Visual tidak murni ialah media yang unsur suara serta gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda. Audio-visual tak murni biasa disebut dengan audio-
visual diam plus suara adalah media yang menampilkan suara disertai gambar
diam, Misalnya Sound slide (Film bingkai suara).

2.4 FUNGSI AUDIO VISUAL


2.4.1 Fungsi Edukatif
Menyampaiakan pengaruh yang bernilai pendidikan, mendidik siswa serta masyarakat
supaya berfikir kritis, memberi pengalaman yang bermakna serta mengembangkan
dan memperluas cakrawala berpikir siswa.
2.4.2 Fungsi Sosial
Menyampaikan informasi autentik pada bidang kehidupan dan juga konsep yang
sama pada setiap orang agar bisa memperluas pergaulan, pengenalan, pemahaman
mengenai orang dan adat istiadat serta cara bergaul.
2.4.3 Fungsi Ekonomis
Dengan memakai media pendidikan pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan
efisien, penyampaian materi dapat menekan sedikit mungkin pemakaian biaya,
tenaga, dan waktu tanpa mengurangi efektivitas dalam pencapaian tujuan.
2.4.4 Fungsi Budaya
Memberikan perubahan-perubahan dalam segi kehidupan manusia, dapat mewariskan
serta meneruskan unsur-unsur budaya dan seni yang ada di masyarakat.

7
2.5 MACAM-MACAM AUDIO VISUAL
1. Audio-Visual Murni
Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu media yang dapat
menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara maupun unsur gambar
tersebut berasal dari suatu sumber.
a. Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti
film komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud
dalam pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang
amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik adalah
film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang dipelajari. Oemar
Hamalik mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu : “ The right film in
the right place at the right time used in the right way” .
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film, vidio, ataupun televisi hendaknya
dapat memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Sesuai dengan tema pembelajaran
b) Dapat menarik minat siswa
c) Benar dan autentik
d) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa
f) Perbendaharaan bahasa yang benar .
b.Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin
populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa
bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film.
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak
dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
c. Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak. Televisi dalam pengertiannya
berasal dari dua kata, yaitu tele (bahasa Yunani), yang berarti jauh,  dan  visi  (bahasa Latin),
berarti penglihatan.

8
Television (bahasa Inggris) bermakna melihat jauh. Kata melihat jauh mengandung
makna bahwa gambar yang diproduksi pada satu tempat (stasiun televisi) yang dapat dilihat
di tempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi minitor atau televisi
set.
Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan
gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Dengan demikian peranan TV baik sebagai
gambar hidup atau radio yang dapat menampilkan gambar yang dapat dilihat dan
menghasilkan suara yang dapat didengar pada waktu yang sama.
Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan dan pengajaran. Banyak siaran televisi yang khusus menginformasikan atau
menyiarkan pesan-pesan materi pendidikan dan pengajaran, yang disebut televisi pendidikan
(educational television).
Menurut Darwanto (via Sukiman, 2011: 195), acara siaran pendidikan yang disiarkan
melalui televisi, ada dua klasifikasi, yaitu:
a.       Siaran pendidikan sekolah (school broadcasting)
Yang menjadi sasaran acara ini adalah para murid sekolah, dari tingkat taman kanak-
kanak sampai dengan para mahasiswa di perguruan tinggi. Siaran langsung dikirim ke
sekolah-sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, acara siaran pendidikan jenis ini erat
sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada tahun ajaran itu. Ini berarti
bahwa stasiun penyiaran yang bersangkutan melakukan kerjasama dengan Departemen
Pendidikan Nasional. Hal yang diharapkan dari siaran pendidikan untuk sekolah ini tentu saja
disesuaikan dengan landasan dan tujuan pendidikan dari negara yang bersangkutan. Karena
acara siaran pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu akan memberikan
pengaruh secara langsung kepada anak-anak tentang:
a) Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai
dengan pola pikir mereka.
b) Membantu anak-anak atas sesuatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami.
c) Merangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara kegiatan belajar
dengan keadaan sekitarnya.
d) Merangsang anak-anak untuk berkeinginan menjadi seorang cendekiawan.
Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai seperti tersebut di atas, acara pendidikan
untuk sekolah merupakan inti dari siaran pendidikan pada umumnya. Karena itu, setiap usaha
harus diarahkan untuk mempersiapkan bahan-bahan pendidikan, agar acara itu dapat
disajikan dengan baik dan sejalan dengan landasan dan tujuan pendidikan nasional, dengan

9
prioritas utama menyajikan bahan-bahan yang mampu mendorong kegiatan belajar dengan
baik.
b.      Siaran pendidikan sepanjang masa (life long education)
Berbeda dengan siaran pendidikan yang berlandaskan kurikulum sekolah, acara
pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan yang
menjadi sasaran khalayak umum. Hanya saja khalayak umum dibagi menurut tingkatan
tertentu, misalnya: usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan sebagainya. Televisi sebagai
media pendidikan dan pengajaran tentu tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dan kekurangan media televisi menurut Sanaky adalah sebagai berikut:
Kelebihan media televisi sebagai berikut:
a)    Memiliki daya jangkauan yang lebih luas.
b) Memiliki daya tarik yang besar, karena memiliki sifat audio visual.
c) Dapat mengatasi batas ruang dan waktu.
d)   Dapat menginformasikan pesan-pesan yang aktual.
e)   Dapat menampilkan obyek belajar seperti benda atau kejadian aslinya.
f)    Membantu pengajar memperluas referensi dan pengalaman.
g)   Sebutan televisi sebagai jendela dunia, membawa khalayak untuk dapat melihat secara
langsung peristiwa, suasana, dan situasi tempat, kota, daerah-daerah di belahan dunia.

2.    Audio-Visual tidak murni


Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda . Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual
diam plus suara yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti sound slide
(Film bingkai suara). Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual
yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip
termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. Gabungan slide (film
bingkai) dengan tape audio adalah jenis system multimedia yang paling mudah diproduksi .
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk
berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau
mendorong lahirnya respon emosional. Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa
dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit. Dengan menggunakan slide
bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan
semakin banyak indera siswa yang terlibat ( visual dan audio). Dengan semakin banyaknya
indera yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep. Slide bersuara dapat

10
dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point,
Camtasia, dan windows movie maker.

2.6 MANFAAT AUDIO VISUAL


Manfaat Mengguanakan Media Berbasis Audio-Visual (Film atau Video). Beberapa
manfaat menggunakan media berbasis Audio visual (film atau video) yaitu :
a) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa
ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam
sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti
carakerja jantung ketika berdenyut;
b) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
c) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan
segi-segi afektif lainnya.
d) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
e) Film dan video dapat menyajikan eristiwa yang berbahya bila dilihat
secaralangsung;
f) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil,
kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
g) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar, frame demi frame,
film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan satu atau
dua menit.

2.7 KELEBIHAN & KEKURANGAN MEDIA AUDIO VISUAL


Media audio visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Ada dua jenis
media audio visual disini yaitu audio visual gerak dan audio visual diam.
Kelebihan media audio visual gerak
1.        Kelebihan dan kekurangan film sebagai media audio visual gerak.
a.Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:
1) Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu
keterampilan tangan dan sebagainya.
2) Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.

11
3) Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
4) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi
murni.
5) Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
6)  Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang
diperagakan.
7)  Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
b.Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:
1)Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu
film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.
2)Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
3)Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.
4)Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

2. Kelebihan dan kekurangan video sebagai media audio visual gerak


a. Kelebihan video
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan lainnya.
2)Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt memperoleh informasi
dari ahli-ahli/ spesialis.
3)Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga dalam
waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan penyajiannya.
4)Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5)Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan
didengar.
6)Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut, artinya
kontrol sepenuhnya ditangan guru.
7)   Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya
b.Kekurangan video
1)Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.
2)  Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk
umpan balik yang lain.
3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
4)  Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks

12
3.    Kelebihan dan kekurangan televisi sebagai media audio visual gerak
a.    Kelebihan televisi:
1)Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2) Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.
3) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4) Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5) Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6) Menarik minat anak.
7) Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice training.
8) Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap
sekolah
b.    Kekurangan-Kekurangan Televisi:
1) Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum disiarkan.
4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa
untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa
bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.

Kelebihan dan kekurangan media audio visual diam


1. Kelebihan dan kekurangan film bingkai sebagai media audio visual diam.
a. Kelebihan film bingkai sebagai media pendidikan adalah:
1) Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara
serentak;
2) Perhatian anak-anak dapat dipussatkan pada satu butir tertentu;
3) Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas;
4) Film bingkai berada di bawah kontrol guru;
5) Dapat dilakukan secara klasikal maupun individu;
6) Penyimpanannya mudah (praktis);
7) Dapat mengatasi keterbatasan keterbatasan ruang, waktu dan indera;
8) Mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya;
9) Relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan media TV atau film;

13
10) Program dibuat dalam waktu singkat.
b. Kekurangan film bingkai suara adalah:
1). Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau
tertukar apabila penyimpanannya kurang baik;
2). Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still);
3). Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap, apabila tidaK
gelap makagambar yang diproyeksikan kurang jelas;
4). Dibangdingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flannel pembuatan film
bingkai jauh lebih mahal biayanya
2. Kelebihan dan kekurangan film rangkai
a. Kelebihan film rangkai yaitu:
1). Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur
2) Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang
berbeda dalam satu rangkai
3). Ukuran gambar sudah pasti
4). Penyimpanannya mudah
5). Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah
6). Dapat untuk belajar kelompok maupun individual
b. Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit
diedit atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal
dan memerlukan peralatan laboraturium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai.

2.8 PROSES PERENCANAAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO


VISUAL
Dalam proses perencanaan pembuatan media audio visual ada beberapa langkah yang harus
dikerjakan , diantaranya :
1.      Menentukan gaya gambar
Gaya gambar yang terdapat dalam media audio visual dapat berupa film bebas ataupun yang
sudah ditentukan, karena tidak ada patokan tertentu, tergantung kreatifitas.
2.      Membuat sketsa gambar
Gambar sketsa disini sebaiknya disesuaikan dengan materi yang akan di buat animasi
ataupun background yang digunakan. Dalam menggambar isi bisa langsung di program flash
atau dengan software lain seperti adobe photoshop, coreldraw, dan lainnya.

14
3.      Mengimpor sketsa gambar
Setelah sketsa selesai selanjutnya dalah mengimpor gambar tersebut ke macromedia flash
dengan cara membuka File > Import > Import to stage, lalu ppilih gambar yang akan
dimasukkan, pilih Open.

2.9 PROSES PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL


Pembuatan media audio visual TV/Video pembelajaran memerlukan beberapa tahapan
kegiatan antara lain:
1. Tahap Pra Produksi
Pada tahapan ini terdapat hal-hal yang diperlukan untuk sebuah proses pembuatan film
pendek antara lain:
a) Ide cerita
             Ide cerita adalah gagasan utama yang nantinya akan dijadikan sebuah scenario.
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai
hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah
menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus,
terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film
akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan
faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya. Ide
film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain: Pengalaman pribadi penulis
yang menghebohkan, percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan,
cerita rakyat atau dongeng, biografi seorang terkenal atau berjasa. Adaptasi dari cerita di
komik, cerpen, atau novel, dari kajian musik, dll.
b) Skenario
           Adalah sebuah naskah yang nantinya akan di pentaskan ataupun di gambarkan pemain
pada sebuah pertunjukan. Ada dua tugas utama penulis skenario yaitu menentukan plot yang
menarik dan menciptakan karakter yang unik. Jika penulis naskah sulit mengarang suatu
cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan
diberi adaptasi yang lain.
c) Breakdown Skenario
           Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah yang memuat seluruh
informasi detail yang dibutuhkan
tiap scene harus ada. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang
akan dibuat film.

15
d) Rencana Biaya
          Biaya adalah hal yang sangat vital untuk kelangsungan proses produksi sebuah
pembuatan film pendek ini.
e) Mencari Tim Produksi
            Secara garis besar beberapa posisi yang dibutuhkan adalah Produser (promotor yang
pertama kali), penulis skenario, sutradara, cameramen, pemain, tim property dan editor.
f) Jadwal Produksi
            Jadwal produksi dibuat setelah ada breakdown skenario, jadwal yang tersusun baik
akan memperlancar dan menghemat seluruh tenaga serta biaya produksi. Jadwal atau working
schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang
diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene
dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat
menentukan jadwal pengambilan gambar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun
alokasi biaya: Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain, penyediaan kaset
video, penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan, penyediaan property, kostum, make-
up, honor untuk pemain, konsumsi, akomodasi dan transportasi, menyewa alat jika tidak
tersedia.
g) Hunting Lokasi
            Memilih dan mencari lokasi atau setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk
pengambilan gambar di tempat umum, biasanya memerlukan surat ijin. Akan sangat
menggangggu jalannya shooting, jika dalam pertengahan shooting tiba-tiba diusir karena
tidak ijin terlebih dahulu. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko, seperti
akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber  listik,dll. Setting yang
telah ditentukan skenario harus betul-betl layak dan tidak menyulitkan pda saat produksi. Jika
biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh.
h) Menyiapkan Kostum dan Property
           Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya.
Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau
menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi
tanggung jawab tim property dan artistik.
i) Menyiapkan Peralatan
          Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang
lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
• Clipboard.

16
• Proyektor.
• Lampu.
• Kabel Roll.
• TV Monitor.
• Kamera video S-VHS atau Handycam.
• Pita/Tape.
• Mikrophone clip-on wireless.
• Tripod Kamera.
• Tripod Lampu.
j) Casting Pemain
            Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat
dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau
cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi
kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.

2. Tahap Produksi
a) Tata Setting
           Set construction atau tata setting merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan
pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih
menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar
peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.
b) Tata Suara
           Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan
berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber
suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.
c) Tata Cahaya
            Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya kualitas
teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan
menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat
merekam objek. Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan
perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap)
agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan
gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang
melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya.

17
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang
ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Perlu
diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih
baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi
batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang
menandakan cahaya under.
           Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang
disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna
putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna
cahaya.
d) Tata Kostum
            Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar
dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain.
Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada
lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan
sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk
mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan
kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan,
kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot
selanjutnya.
e) Tata Rias
          Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi
juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih
ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias,
disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera.
Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.

3. Tahap Pasca Produksi


a) Proses Editing
           Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah
tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor
akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.
Tugas editor antara lain sebagai berikut:
• Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.

18
• Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
•   Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
•   Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
• Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang
diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.
b) Review Hasil Editing
            Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film
tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat
menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang
diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini
berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan
dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa
yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya
kesempurnaan hasil akhir suatu film.
c) Presentasi dan Evaluasi
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai
dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih
luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
• Ahli Sinematografi.
• Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
• Ahli Produksi Film.
• Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting,  dll.
• Ahli Editing Film (Editor).
• Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
• Penonton/penikmat film.
• Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan
mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam
dalam pembuatan film.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.      Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif
(mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu
audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk
membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
2.      Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran Audio Visual terdiri dari :
a.       Menentukan gaya gambar
b.      Membuat sketsa gambar
c.       Mengimpor sketsa gambar
3. Cara membuat media Audio Visual terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap Pra Produksi
b. Tahap Produksi
c. Tahap Pasca Produksi
4. Macam-macam Media Audio Visual
a.Audio-Visual Murni
b. Audio-Visual tidak murni

3.2 Saran

Bagi Dosen dengan adanya makalah ini diharapkan bagi tenaga pendidik untuk media
audiovisual sebagai bahan ajar untuk meningkatkan memanfaatkan pemebelajaran yang
efektif dalam kelas.
Bagi Pembaca: setelah membaca makalah ini semoga pengetahuan tentang media audio
visual lebih jelas dan bermanfaat bagi dunia pendidikan.

20
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU
Hujair, Sanaky, Media Pembelajaran, SafiriaInsania Press, Yogyakarta, 2010
Sadiman, Arif,Media Pembelajaran, RajawaliPers, Jakarta,1996
Syukur NC, Fatah, TeknologiPendidikan,Rasail, Semarang, 2005

B. INTERNET
http://sharingmediapembelajaran.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-
berbasisaudio.html

http://faizal-ahsan.blogspot.com/2014/09/media-pembelajaran-pembuatan-audio.html

http://arsipmakalah.blogspot.com/2008/11/macam-macammedia- pembelajaran.html/

iii

Anda mungkin juga menyukai