Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG PELAKSANAAN DEMOKRASI

ANTARA SISWA DAN GURU

NAMA KELOMPOK I:
1. SITI FAUZIAH KUNA
2. MERIANTI
3. LUSDI
4. INAL SAPUTRA
5. ADRIAN GOBDI
6. RAJAB

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH


SMA NEGERI 1 TINANGKUNG SELATAN
XI IPS
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat taufik
hidayahNYa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelaksanaan
Demokrasi Antara Siswa dan Siswa “ dengan lancar dan baik. Semoga Makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya mudah – mudahan makalah ini bermanfaat menambah pengetahuan bagi
pembaca. Saya akui makalah sangatlah jauh dari sempurna , sehingga saya minta maaf apabila
ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu diharapkan bagi pembaca untuk memberi
masukan yang sifatnya membangun makalah ini dengan baik.

Mansamat, Agustus 2019


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................


DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar belakang..........................................................................................
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................
1.4 Manfaat.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................

A. Konsep Demokrasi........................................................................................
B. Pelaksanaan Demokrasi Antara Siswa dan Siswa ......................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................


1. Kesimpulan......................................................................................................
2. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari semua
sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem
pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana
sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem domokrasi di
Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga
setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing.

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah.
Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara.

Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu
yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari
banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya
dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut.

© Pengertian Demokrasi?

© Bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahli ?

© Apa saja Pelaksanaan Demokrasi antara Siswa dengan siswa?

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut.

© Untuk mengetahui yang dimaksud dengan demokrasi.

© Untuk mengetahui pengertian demokrasi menurut para ahli..

© untuk mengetahui Pelaksanaan demokrasi antara guru dan siswa

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga
dapat memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan yang diberikan dan sebagai sarana media
pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Demokrasi
Demokratisasi artinya proses menuju demokrasi. Demokratisasi pendidikan mengandung
arti, proses menuju demokrasi di bidang pendidikan. Disamping unsur kebebasan dalam
berinteraksi, demokratisasi pendidikan juga mensyaraktkan komunikasi yang dialogis dengan
dua aspek yang inhern, yaitu :
1. Komunikasi berlagsung ke segala arah, dan bukan hanya bersifat satu arah yaitu dari pendidik ke
peserta didik (top down)
2. Arus komunikasi berlangsung secara seimbang, yakni antara pendidik dan peserta didik dan juga
antar peserta didik.
Sehingga pada akhirnya, model komunikasi berlangsung secara 3 arah (pendidik – peserta
didik-antar peserta didik), maka sumber belajar bukan hanya terletak pada pendidik melainkan
juga peserta didik dan pengajaran tidak melulu bersifat top- down, namun perlu diimbangi
dengan bottom-up.
Adapun inti dari demokrasi adalah kebebasan, persamaan hak, keadilan musyawarah dan
tanggung jawab. Demokratisasi pendidikan merupakan proses pembelajaran seluruh civitas
akademika untuk memajukan pendidikan. Kalau dalam politik ada rakyat, maka dalam
pendidikan ada peserta didik.
Pendidikan yang demokratis berarti melibatkan murid secara aktif dalam seluruh proses
pendidikannya (student- centersed-student active learning). Bukan sebaliknya, berpola top down,
yakni berpusat pada guru (teacher centered) sehingga murid berperan sebagai objek didik, atau
sebagaimana dikatakan oleh paulo freire dengan istilah banking syistem education atau pendidik
gaya bank dimana murid didibaratkan sebagai celengan yang bersifat koin.
Adapun bentuk – bentuk demokrasi pendidikan adalah:
1. kebebasan bagi pendidik dan peserta didik yang maksudnya kebebasannya meliputi kebebasan
berkarya, mengembangkan potensi dan berpendapat
2. persamaan peserta didik dalam pendidikan dimana peserta didik yang masuk di Lembaga
pendidikan tidak ada perbedaan derajat atau martabat, karena penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dari pendidik
3. penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan, misalnya pendidik dalam memberikan
hukuman kepada peserta didik harus yang bersifat mendidik karena dengan cara demikian akan
tercipta situasi dan kondisi yang demokratis dalam proses belajar mengajar
Pendidikan yang demokratis menerapkan sistem andragogi. Sistem ini menuntut keaktifan
siswa untuk berbuat (learning by doing). Di sini murid diberi umpan dan kail, kemudian
dibimbing untuk mencari ikan sendiri. Jadi bukan langsung diberi ikan tanpa proses
pemancingan. Proses pendidikan yang menekankan pentingnya nilai-nilai kebebasan dan
demokrasi inilah yang menjadikan pendidikan bernuansa humanis. Perlakuannya menggunakan
pendekatan humanistik.

Kebebasan menimbulkan kreativitas. Kreativitas merupakan proses mental dan kemampuan


tertentu untuk “mencipta”. Kreativitas adalah proses pemikiran terhadap sesuatu masalah yang
darinya dapat dihasilkan gagasan baru yang sebelumnya tak terpikirkan. Kreativitas juga berarti
sebagai proses interaktif antara individu dengan lingkungannya. Seseorang yang kreatif dapat
terlihat dari kemampuannya mengatasi masalah (problem sensitivity), mampu menciptakan ide
alternatif untuk memecahkan masalah (idea fluency), mampu memindahkan ide dari satu pola
pikir ke pola pikir yang lain (idea flexibility). Orang yang kreatif pun dapat dilihat dari
kemampuannya untuk menciptakan ide yang asli (idea originality). Seluruh kemampuan
pengembangan ide dan sensitivitas terhadap persoalan yang merupakan ciri kreatif tersebut tak
dapat terbentuk bilamana dalam diri seseorang terjadi tekanan dan pembatasan atas
kebebasannya.

Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi penerus
yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan bagaimana peran serta
kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan dalam
kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut :

a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku.
b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.
c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau anarkis.
e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.
f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah
g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan, masyarakat,
bangsa, dan negara
h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab.
i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.
Sekolah merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus
bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak,
karakter, budaya, dan agama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran utama dalam
menumbuhkan budaya demokrasi di kalangan pelajar. Oleh karena itu, sekolah harus
menampilkan budaya demokratis dalam pengelolaan pendidikannya. Sekolah juga menjadi
tempat anak mengenal, mengetahui, dan melaksanakan perilaku demokratis. Teori mengenai
demokrasi diajarkan di sekolah. Anak juga dapat menerapkan teori yang telah dipelajari di
sekolah.
B. Pelaksanaan Demokrasi Antara Siswa dan Siswa

1. Pemilihan Ketua OSIS

Bentuk Pelaksanaannya berupa siswa memberikan suaranya dalam pemilihan ketua


OSIS secara musyawarah untuk mencapai mufakat yaitu terpilihnya ketua OSIS yang
menurut mereka baik. Dengan pelaksanaan kegiatan ini maka dapat melatih siswa untuk
saling bertoleransi antara satu dengan yang lain dalam bentuk bermusyawarah untuk
mufakat.

2. Pembagian Tugas Piket Yang Merata


Siswa bermusyawarah untuk mendapat keadilan dalam pembagian tugas piket, agar
semua siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam menciptakan kebersihan kelas.
Dengan demikian maka siswa telah berlatih melesaikan perselisihan dalam memilih
anggota piket dengan cara yang damai yaitu berunding bersama.

3. Hadir Disekolah Tepat Waktu

Siswa yang berangkat kesekolah tepat waktu, memiliki kecenderungan siswa tersebut
mempunyai motifasi yang tinggi dalam meraih prestasi. Disamping itu melatih
kedisiplinan yang sangat berguna dalam kehidupan berdemokrasi.
BAB III

PENUTUP

Dalam Pelaksanaan budaya demokrasi yang umumnya diterapkan di sekolah adalah melalui
wadah Organisasi OSIS, pemilihan kepengurusan OSIS. Dimana OSIS adalah suatu wadah
organisasi yang diperuntukkan untuk siswa. Dimana hal tersebut merupakan salah satu bentuk
dari pembelajaran nyata dalam berpolitik secara demokratis pada tataran sekolah. Pelaksanaan
pemilihan kepengurusan OSIS sudah menerapkan budaya demokrasi dengan baik. Hal ini terlihat
dari pelaksanaan pemilihan yang berasaskan luber dan jurdil serta pelaksanaan yang
mencerminkan kultur/ budaya demokrasi.

Disamping itu dalam sistem pemilihan kepengurusan OSIS adalah adanya keleluasaan untuk
mengemukakan pendapat pada saat musyawarah. Adapun juga dalam setiap kegiatan OSIS pasti
akan terjalin kerjasama yang baik antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan sekolah,
terjalinnya interaksi antara siswa dengan guru seperti : ketika tahun ajaran baru, dimana setiap
sekolah – sekolah mengadakan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) dan yang mengurusi selama
kegiatan tersebut berlangsung biasanya adalah anak – anak OSIS, disamping itu juga dalam
OSIS ada berbagai seksi-seksi seperti seksi PHBI dan sebagaianya yang mana setiap seksi-seksi
menjalankan kegiatannya masing-masing yang berbeda antara satu seksi dengan seksi lainya.
Dalam membahas setiap kegiatan itu anggota OSIS akan berunding dengan pihak guru sehingga
akan ada interaksi langsung antara siswa dan guru.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Sekolah merupakan tonggak dasar
penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu
dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama. Melalui OSIS
yang merupakan wadah organisasi yang diperuntukkan untuk siswa dan dalam kegiatan OSIS
sendiri itu sudah bisa mencerminkan kultur budaya demokrasi khususnya dalam ruang lingkup
sekolah.

2. SARAN
Pengendalian diri juga menjadi unsur penting dari budaya demokrasi. Karena itu, sama
halnya dengan demokrasi, sikap mengendalikan diri diri juga harus menjadi jalan hidup, atau
prinsip yang menjiwai tindakan kita dalam segala bidang kehidupan. Sikap mengendalikan diri
juga dapat dipelajari, dibiasakan dan perlu untuk kita kembangkan. Kita perlu belajar secara
sungguh-sungguh dan berupaya keras membiasakan diri agar selalu bersikap dan berperilaku
terkendali.
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional.Jakarta:

Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis.Jakarta: Prenada Media

Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis di Era Reformasi.Jakarta: Gramedia

Tim Penyusun. 1993. Bahan Penataran P4, UUD 1945, GBHN.Jakarta: BP-7 Pusat

Tim Penyusun. 2004. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Blitar: Karya Muda

Tim Penyusun. 2005. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Blitar: Karya Muda

Widodo. 1998. Pendidikan Pancasila dan Filsafat Pancasila.Malang: Universitas


Wisnuwardana.

Anda mungkin juga menyukai