Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah

Sejarah Ekonomi Perkotaan


 Posisi Indonesia sangat strategis
mengingat pada periode awal pelayaran
dan perdagangan merupakan jalur
penghubung antara kawasan Timur
(Cina, Jepang, Korea) dengan kawasan
Barat baik Asia, Afrika, maupun Eropa
 Jalur ekonomi paling kuno yang pernah
ada adalah jalur sutera. Jalur ini
menghubungkan perdagangan dari Cina
sampai Afrika dan Eropa
 Perdagangan masa kuno merupakan
perdagangan internasional melalui
pantai dan pelabuhan, sedang
daerah pedalaman tidak dikenal.
 Dilihat dari sudut budaya merupakan
jalan masuknya agama-agama
seperti Hindu/Budha, Islam, Kristen
 Abad I dan II telah terjadi lalu lintas
maritim penduduk dari Asia tenggara,
Polynesia, dan Madagaskar
 Periode tersebut terjadi peningkatan
arus lalulintas disebabkan penemuan-
penemua baru dalam pelayaran,
penyempurnaan kapal, dan
peningkatan permintaan emas dari
Eropa di pasaran India akibat
berhentinya pasokan dari Asia Tengah
 Jalur perdagangan darat “jalan
sutera” Tiongkok-Asia Tengah-
Turkestan-L Tengah-India
 Jalur pedagangan laut , Tiongkok-
Nusatara-Malaka-India Teluk
Persia Suriah
L Tengah

Mesir L Merah
 Sudah baik berkat kapal-kapal laut
besar (jung) yang bis amemuat
manusia 600-700 orang (revolusi
pelayaran)
 Arus angin Tropis yang baik dan
meniup secara teratur menurut
musim  menjadi dasar bagi
pelayaran di Asia Selatan
Adanya embargo emas dari kaisar Roma
 Sebagai alat tukar perdagangan

internasional digunakan emas, perak,


manik-manik, dll
 Bangsa Yunani-Romawi membayar

rempah-rempah di pasar India dengan


emas dan perak
 Telah ditemukan komoditi manik-manik

dari kaca dan batu di Nusantara akhir


abad sebelum Masehi
 Terhentinya pasokan emas Asia Tengah
akibat pergerakan besar-besaran bangsa
nomad yang menyebabkan kekacauan
 Abad V M terjadi serbuan bangsa-bangsa
nomaden (serti suku Hun, Germanik, dll)
serta penaklukan oleh tentara Islam 
Laut Tengah dikuasai oleh saudagar-
saudagar Islam
 Sehingga Eropa Barat abad VII – XI
mengalami keterputusan perniagaan
dengan Asia (bisa juga akibat dominasi
gereja dan sismte manorila dengan motif
pengolahan lahan tanah)
 Sumber-sumber dari Cina  kapal dagang di
Samudra Hindia berasal dari Asia Tenggara,
bukan dari India (gambaran orang Yunani)
 Barang dagangan Nusantara berupa cengkih
yang sebetulnya berasal dari Maluku
 Groenveldt  tahun 414 M barang dagangan
utama dari Jawa adalah emas, perak, cula
badak, gading, kayu gaharu, cendana, adas,
lada, pinang, serta belerang
 Komoditi dagang yang disukai Tiongkok dari
Jawa : rempah-rempah, pakaian, dupa, burung
kakatua
 Golongan finasiir (penyandang dana) 
merupakan golongan kaya, hartawan,
bangsawan yang memasukkan dalam
usaha dagang secara insidental
(bisanya raja-raja atau bangsawan)
 Golongan saudagar kelontong,
pedagang keliling  nilah yang
merupakan tulang punggung pelayaran
dan jumlahnya mendominasi
 Perdagangan di bandar-bandar dagang
Nusantara dilakukan ole pedagang keliling
dengan pengawasan raja dan kepala-kepala
negeri
 Pengaruh raja-raja dan kepala negeri terlihat
drai penarikan cukai dan bea terhadap
pemasukan dan pengeluaran barang,
penimbunan barang, monopoli, perdagangan
berkala, kepemilikan kapal, permodalan
pelayaran dan pedagangan laut, hak rampas
di pantai bagi yang terdampar dan bajak laut
 Kekayaan harta benda
raja/bangsawan berasal dari
perdagangan serta usaha-usaha yang
dipungut dari pedagangan melalui
kerajaan, peperangan, dan bajak laut
 Kondisi kota-kota pelabuhan di
Sumatera dan Jawa  pedagang
keliling dalam hubungan kenegaraan
tergantung dari kebijakan raja dan
kaum bangsawan
 Sampai perkiraan abad XVI M, kondisi
pelayaran tidak mengalami perubahan
signifikan
 Perjalanan dari Tonkin ke India selama 12
bulan dan ketika kembali menjadi 10 bulan
 Kanton – Palembang pada abad VII selama
20 hari dan abad XI menjadi 1 bulan
 India – Tiongkok abad XI semala 6 bulan
 Aceh – Tiongkok pada abad XIV selama 6
bulan
 Aceh – Srilanka pada abad XV selama 20 hari
 Pada prinsipnya kondisi perdagangan
dan pelayaran Nusantara hampir sama
dengan periode sebelumnya
 Komoditas-komoditas unggulang
masing-masing kerajaan digunakan
untuk mendapatkan barang drai daerah
lain.
 Kekayaan raja juga diperoleh dari bea
perdagangan di kota pelabuhan dagang
seperti Sriwijaya, Majapahit, Malaka dll
 Perdagangan tidak hanya
berlangsung di daerah pesisir saja,
akan tetapi sudah masuk daerah
pedalaman dengan menjadikan
sungai sebagai jalur lalulintasnya
 Komoditi yang paling gencar pada
masa ini adalah lada, rempah-repah
dan kayu gaharu
 Abad VII – XI M, Sriwijaya tampil
sebagai satu-satunya kerajaan
maritim pertama yang mendominasi
pelayaran di Asia Tenggara dan
Tiongkok
 Bahkan Sriwijaya dijadikan sebagai
pelabuhan internasional sekitar tahun
1325 M
 Melemahnya Sriwijaya digantikan Melayu
(Jambi) yang berkuasa atas semenanjung
Malaka, namun sejak dipindahkannya
pusat pemerintahan di Mingkabau
(pedalaman) menyebabkan kontrol atas
Malak lemah,  Malaka menjadi pelabuhan
mandiri dan menjadi pusat perniagaan
sejak abad XIV
 Di Jawa baru mulai abad VIII perdagangan
mulai maju dengan tampilnya pelabuhan
Tuban sebagai pelbauhan transit antara
Nusantara bagian Timur (Maluku dan Nusa
Tenggara) dengan bagian barat
 Pada abad X, pedagang Mataram
Hindu mulai turut serta dalam
perdagangan nusantara dengan
membawa komoditi beras. Pada
masa ini di Jawa sudah terdapat
peredaran easm dan perak, namun
pegawai tinggi tidak menerima gaji
berupa uang melainkan hasil-hasil
bumi yang diperoleh dari rakyat
 Menurut Casparis  pedagang Jawa Timur
membawa beras dan hasil bumi lain dari Jawa
ke Maluku dan Nusa Tenggara untuk ditukar
dengan rempah-rempah dna kayu gaharu
 Hasil pertukaran tersbeut diangkut ke
Sriwijaya untuk dijual pada pedagang Asing
 Pedagang Jawa di Sriwijaya membawa emas,
porselen, sutra dari Cina, kain dari India, dupa
dari Arab, dll untuk dibawa ke Jawa
Maluku
barat Malaka
Rempah-
rempah,
Emas, cengkeh, lada,
porselen, pala
kain, dupa,
sutra Jawa
Nusa Tenggara
beras
Kayu gaharu,
Alur komoditi dari barat
cendana
Alur komoditi dari Maluku

Alur komoditi dari Nusa Tenggara

Alur komoditi dari Jawa


 Tahun 1419 banyak saudagar Islam dari
Gresik
 Antara 1450-1500 Islam menguasai pesisir
Utara pantai Jawa Timur dan Jawa Tengah
dimana mereka mulai menjadi daerah
yang mandiri dan merdeka, mereka tidak
lagi mau mengakui pusat Majapahit
 Menurut Graaf, abad XIII – XVI, perkebunan
rempah-rempah di Maluku mengalami
perluasan akibat peningkatan permintaan
di pasaran Internasional
 Mula-mula cengkeh (komoditi paling
kuno dari Nusantara) hanya ada di
Ternate dan merupakan hasil hutan,
namun periode berikutnya, cengkeh
telah dibudidayakan dengan ditanam
di perkebunan-perkebunan (abad XV)
 Perkebuna lada di Banda
 Munculnya kota-kota dagang dan
pelayaran di Pantai Utara Jawa yang
diawali oleh Tuban kemudian Gresik (tahun
1415) menjadi tempat kediaman sudagar-
sudagar kaya Tiongkok), Surabaya, dan
Jepara menjadikan kepala-kepala
pemerintahan di daerah tersbeut lambat
laun menjadi raja pelabuhan yang medeka
 Keadaan lebih maju dibanding pedalaman
 Agama Islam tersebur menurut jalur
perdagangan  kemungkinan besar
propaganda para saudagar Islam

Anda mungkin juga menyukai