Anda di halaman 1dari 3

Disusun Oleh:

1.Arini Hidayati (03.06.19.0075)


2.Fredy Alfriyadi (03.06.19.0081)
3.I.Gede Kartika C (03.06.19.0083)
4.Kurnia Syaqbanika (03.06.19.0086)
5.Oprayanti Pane (03.06.19.0095)
6.Rizky Ananda (03.06.19.0096)
7.Teguh Prastiyo (03.06.19.0103)
Contoh Kasus : “Janda miskin tak dapat psks”

SRAGEN – Salah satu warga miskin, Sutarni (60) asal Kampung Kuwung Sari RT 003
RW 20, Kelurahan Sragen Kulon, ternyata tidak mendapat dana program simpanan keluarga
sejahtera (PSKS). Ironisnya, janda beranak satu itu tinggal satu kampung dengan Bupati Agus
Fachtur Rahman. Rumahnya pun hanya berjarak sekitar 100 meter dari kediaman Bupati.
Di temui di rumahnya, Selasa (14/4), dia mengaku sejak tahun lalu tak mendapat bantuan
uang kompensasi dari pemerintah yang sebelumnya berlabel Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Dirinya selama ini hanya memperoleh batuan beras untuk rakyat miskin (raskin).
Dari pantauan, rumah nenek itu tidak layak huni. Di rumah selebar empat meter dan
panjang enam meter itu, dirinya tinggal bersama anak tunggalnya, Sri Lestari (18) yang bekerja
sebagai karyawan toko.
‘’Tahun lalu dan sekarang tidak dapat (bantuan PSKS-red). Padahal saya ya ingin dapat untuk
keperluan sehari-hari membeli seperti membeli sembako,’’ ungkapnya.
Dia mengaku selama ini tidak bekerja, lantaran kondisi tubuh yang tidak memungkinkan. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup, dirinya hanya mengandalkan pemasukan anak serta bantuan dari
tetangga. Diakuinya, dia kali pertama mendiami Bumi Sukowati setelah pindah dari Matesih
Karanganyar sejak 18 tahun silam, saat Bupati HR Bawono membuka lowongan petugas penyapu
jalan.Berharap Bantuan. Setelah itu berbagai pekerjaan serabutan ia lakukan, seperti mengamen
dan membantu warga sekitar. ‘’Saya hanya bisa berahrap agar pemerintah memberi bantuan.
Mereka yang mampu malah dapat. Saya sungkan terus menerima bantuan dari tetangga,’’
paparnya. Nasib sama juga dialami tetangga Sutarni, Harmin (60). Pria yang selama ini bekerja
sebagai tukang angkut sampah tersebut mengaku selama ini tidak terdaftar sebagai penerima
bantuan PSKS.
Dia mengaku pernah didata oleh pihak kelurahan untuk bantuan dana kompensasi, namun
belum ada tindak lanjut. Menurutnya, penghasilannya Rp 200 ribu sebulan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
‘’Kami berharap pemerintah bersikap adil. Karena uang itu banyak membantu warga seperti
saya,’’ujar dia.
Lurah Sragen Kulon Rinaldhy Arief Wicaksono mengaku, data penerima PSKS masih
menggunakan data 2011 silam, dan belum dilakukan pendataan terbaru warga miskin. Sebab,
pendataan itu adalah kewenangan Badan Pusat Statistik (BPS).
‘’Kami hanya berwenang memberikan informasi ke warga terkait jadwal dan tempat pengambilan
PSKS,’’ tandasnya. (ger-26). (http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/janda-miskin-tak-
dapat-psks/)

Kesimpulan :
Dari berita diatas menunjukan bahwa pemerintah masih belum adil dalam memberikan
bantuan kepada rakyat miskin yang ada di Indonesia sehingga belum terwujudnya dalam
rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Seperti dalam berita ini
yang memberitakan tentang seorang janda miskin di Sragen yang tidak mendapat dana
program simpanan keluarga sejahtera.

Unsur 5W+1H
1.Apakah yang dibahas di dalam kasus tersebut?
Jawab: Seorang janda di Kelurahan Sragen Kulon, yang ternyata tidak mendapat dana program
simpanan keluarga sejahtera (PSKS).
2.Kapan si Korban mulai tidak mendapatkan PSKS Tersebut?
Jawab: Di temui di rumahnya, Selasa (14/4), dia mengaku sejak tahun lalu tak mendapat
bantuan uang kompensasi dari pemerintah yang sebelumnya berlabel Bantuan Langsung Tunai
(BLT). Dirinya selama ini hanya memperoleh batuan beras untuk rakyat miskin (raskin).
3.Dimana Kasus tersebut terjadi?
Jawab: SRAGEN ,Kampung Kuwung Sari RT 003 RW 20, Kelurahan Sragen Kulon,
4.Mengapa masih banyak beberapa warga yang belum mendapatkan PSKS di wilayah Sragen?

Jawab: Karena menurut Lurah Sragen Kulon Rinaldhy Arief Wicaksono,data penerima PSKS
masih menggunakan data 2011 silam, dan belum dilakukan pendataan terbaru warga miskin.
Sebab, pendataan itu adalah kewenangan Badan Pusat Statistik (BPS).
5.Bagaimana langkah penyelesaian kasus tersebut?
Jawab:Bagi warga yang seharusnya mendapatkan hak PSKS ,akan dilakukan pendataan
terbaru,namun hanya dapat dilakukan atas kewenangan BPS saja .

Anda mungkin juga menyukai