DISUSUN OLEH :
PRAMESTI RC
VIOLA
SHERLY
KELAS : XI IPS 2
Puji syukur Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana
ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas sekolah. Adapun yang Kami
bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Kesetaraan Untuk Mencapai Kepentingan Umum
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya
Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu
sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada para berbagai pihak yang telah membantu kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih kurang. Dalam makalah ini kami sudah
berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang
akan datang.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI……............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 2
A. Kesetaraan Untuk Mencapai Kepentingan Umum.................................................. 2
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 5
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam masyarakat, memang ada perbedaan atau ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial terdiri
dari ketidaksamaan sosial horizontal dan ketidaksamaan sosial vertikal. Ketidaksamaan sosial
horizontal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukan adanya tingkatan
lebih tinggi atau lebih rendah (disebut juga, differensiasi sosial). Sementara itu, ketidaksamaan sosial
vertikal adalah perbedaan antar individu atau kelompok yang menunjukan adanya tingkatan lebih
rendah atau lebih tinggi (disebut juga, stratifikasi sosial). Dalam interaksi sosial antarindividu yang
berbeda tersebut, prinsip kesetaraan perlu diterapkan. Dengan prinsip ini, harmoni sosial dapat tercipta.
Harmoni sosial merupakan kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dan setiap anggota
masyarakat dapat menjalani secara baik sesuai kodrat dan posisi sosialnya.
Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus diterapkan
ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial. Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan
bagi bangsa kita, maka usaha untuk membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat
penting. Secara sederhana, masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri
atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat
multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai
golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bersama dalam wilayah local maupun
nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia, prinsip kesetaraan ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 27 yang berbunyi (1)
segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hokum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hokum dan pemerintah itu dengan tidak ada kecualinya, (2) tiap-tiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, dan (3) setiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
Sejak zaman dahulu hingga sekarang, hal yang sangat fundamental dari hak asasi manusia
itu adalah ide yang meletakkan semua orang terlahir bebas dan memiliki kesetaraan dalam hak
asasi manusia. Demikian pula dalam kehidupan masyarakat yang majemuk seperti Indonesia,
prinsip kesetaraan sangat perlu diterapkan.
Namun apakah semua harus diperlakukan sama untuk menciptakan suatu keadilan, tanpa
memandang tingkat pendidikan, kedudukan atau jabatan, status dan peran sosial? Memang tak
dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan, kedudukan dan jabatan, status dan peran sosial telah
membuat seolah-olah setiap orang tersebut mempunyai hak istimewa dan mendapat perlakuan
yang lebih pula. Namun, mereka punya kewajiban yang sama seperti halnya orang-orang
disekitarnya. Dalam hal kewajiban sebagai warga negara tak ada yang diperlakukan berbeda,
semuanya setara. Demikian pula halnya dengan hak, setiap orang mempunyai hak yang sama
untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi, memperoleh kedudukan atau jabatan dan memiliki
status dan peran sosial yang sama dalam masyarakatnya. Kesetaraan memungkinkan setiap orang
2
untuk mendapatkan kesempatan dan memperoleh pendidikan yang layak, pekerjaan dan
menempati jabatan atau keudukan dalam masyarakatnya. Tak ada seorangpun yang berhak untuk
menghalangi orang lain untuk mencapai itu semua. Bahkan negara diperbolehkan ubtuk
menerapkan suatu tindakan afirmatif.
Tindakan afirmatif adalah tindakan atau kebijakan yang diambil untuk tujuan agar kelompok
atau golongan tertentu (gender ataupun profesi) memperoleh peluang yang setara dengan
kelompok atau golongan lain dalam bidang yang sama.
Prinsip-prinsip kesetaraan telah menjadi amanat dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia yaitu dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Pasal-pasal dalam
UUD 1945 tersebut sudah menyebutkan prinsip-peinsip kesetaraan tersebut, baik secara implisit
maupun eksplisit. Adanya pengaturan persamaan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal UUD
1945 tersebut telah menunjukkan bahwa kesetaraan dalam kehidupan negara dan berbangsa kita
sudah diakui dan dijamin oleh negara. Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945 secara eksplisit menegaskan
pengakuanakan prinsip kesetaraan, “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya,”.
3
BAB III
KESIMPULAN
Kesetaraan adalah sistem sosial politik di mana semua orang dari masyarakat/kelompok tertentu
memiliki status yang sama
Terdapat lima kategori kesetaraan, antara lain
1. Kesetaraan hukum
2. Kesetaraan politik
3. Kesetaraan sosial
4. Kesetaraan ekonomi
5. Kesetaraan moral
Terdapat tiga konsep kesetaraan, antara lain:
1. Kesetaraan kesempatan
2. Kesetaraan sejak awal
3. Kesetaraan hasil
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib, teratur, aman
dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh harmoni. Harmoni sosial adalah
kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya. Harmoni sosial
juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Agar harmoni sosial dapat
terwujud dalam masyarakat maka, prinsip kesetaraan harus diterapkan ditengah-tengah
differensiasi dan stratifikasi sosial.
4
DAFTAR PUSTAKA
http://titienidayantie.blogspot.com/2019/11/perbedaan-dan-kesetaraan-antar-kelompok.html
https://wahyudibagiilmu.blogspot.com/2018/10/relasi-antarkelompok-dan-terciptanya.html
https://annisaa407.blogspot.com/2022/02/kesetaraan-untuk-mencapai-kepentingan.html
https://blog.unnes.ac.id/darmayunita/2017/11/12/perbedaan-kesetaraan-dan-harmoni-sosial-materi-
sosiologi-sma-kelas-xi/