Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR – DASAR ILMU BUDAYA

“ MANUSIA DAN KEADILAN”


DOSEN PEMBIMBING : Dr. Gustianingsih M.Hum

DISUSUN OLEH :
YEMIMA JOY PRISKILA TARIGAN / 222202049
TRILIN KRISNIAT MAGDALENA LAIA / 222202045
BILLY ANDREW / 222202009
NICO STEVANUS PURBA / 222202031

PROGRAM STUDI D-III BAHASA INGGRIS


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR
 

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sungguh berkat
limpahan rahmat -Nya  kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjulul "Manusia dan
Keadilan" demi memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
mengucapkan banyak terimakasih. kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang
bermanfaat bagi semua pihak dikehidupan sehari-hari. 
DAFTAR ISI
 

KATA PENGANTAR…………………………………………………       i

DAFTAR ISI…………………………………………………………..       ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………

Latar Belakang Masalah ……………………………………………...      1


1. Rumusan Masalah .………………………………………………       2
2. Tujuan Penulisan .………………………………………………..       2

BAB II MANUSIA DAN KEADILAN…………………………………..


1. Pengertian Keadilan……………………………………………..      3
2. Keadilan Sosial…………………………………………………. 3
3. Macam-macam Keadilan………………………………………..      4
4. Kejujuran…………………………….…………………………. 4
5. Kecurangan…………………..………………………………….      5
6. Pemulihan Nama Baik………………………………………….. 6
7. Pembalasan……………………………………………………... 6

BAB III PENUTUP……………………………………………………….


1. Kesimpulan……………………………………………………….     
2. Saran……………………………………………………………...     

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..          

 
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam hidup dan kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah
menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak
adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat
kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan
selalu dibenturkan oleh permasalahan – permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang
kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan
teknis hingga bahkan sikap moral.

Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat
tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut
akan mencoba untuk bertanya atau melakukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri.
Nah… cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti
demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apabun hingga bahkan membalasnya dengan
berdusta dan melakukan kecurangan.

Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap
antara hak dan kewajiban. Setiap diri kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”,
dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan
sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.

Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini
dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan
dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal
yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki ciri
antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik
secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama
antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan
itu sendiri dapat bersifat hukum.

Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana
kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan
kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.
2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang disebut dengan keadilan?


2. Bagaimana Cara berbuat adil?
3. Apa pembalasan bagi seseorang yang tidak adil?
4. Di mana kita harus berbuat adil?

3. Tujuan Penulisan

Tujuannya dibuat makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar


2. Mengetahui, memahami serta diaplikasikan makna keadilan dalam  kehidupan kita.
3. Sebagai sumber pengetahuan dan ilmu khususnya bagi penulis umunya bagi pembaca
BAB II

 MANUSIA DAN KEADILAN

1.      PENGERTIAN KEADILAN

A.    Pengertian Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S
Poerwadarminta, kata adil berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun tidak
sewenang-wenang. Sedangkan menurut istilah keadilan adalah  pengakuan dan perlakukan
yang seimbang antara hak dan kewajiban. Menurut Aristoteles  keadilan adalah kelayakan
dalam tindakan manusia, kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung
ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. . Menurut pendapat yang lebih umum
dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban.
Dengan kata lain keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi
haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Keadilan menurut Beberapa para pemikir yang mendefinisikan keadilan adalah :

1. Aristoteles, adalah kelayakan dalam tindakan manusia.


2. Plato, adalah orang yang dapat mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan
oleh akal.
3. Socrates, memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
4. Kong Hu Chu, keadilan terjadi apabila anak sebagai anak,ayah sebagai ayah, dan raja
sebagai raja, masing-masing telah melaksanakkan kewajibannya.

2. KEADILAN SOSIAL
Pancasila sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” ini
mengandung pengertian tidak ada kemiskinan dalam Indonesia merdeka. Bung Hatta
dalam uraiannya mengenaai sila kelima Pancasila menulis bahwa keadilan sosial adalah
langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu diperinci perbuatan dan sikap yang
perlu dipupuk yaitu :

a. Perbuatan luhur ynag mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan


b. Sikap adil terhadap sesama
c. Sikap suka memberi pertolongan terhadap yang membutuhkan
d. Sikap suka bekerja keras
e. Sikap menghargai hasil karya orang lain
Asas terciptanya keadilan sosial dituangkan melalui 8 jalur pemerataan yaitu :

1. pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok


2. pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. pemerataan pembagian pendapatan
4. pemerataan kesempatan kerja
5. pemerataan kesempatan berusaha
6. pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
7. pemerataan penyebaran pembangunan
8. pemerataan memperoleh keadilan

3. MACAM – MACAM KEADILAN

1. Keadilan individual, adalah keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau buruk
masing-masing individu

2. Keadilan sosial, adalah keadilan yang pelaksanaanya bergantung pada struktur –struktur
itu terdapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan ideologi.

3. Keadilan legal (keadilan moral), terwujud bila setiap anggota dalam masyarakat
melakukan fungsinya dengan baik menurut kemampuannya atau jeadilan terwujud bila
setiap orang melaksanakanpekerjaanya menurut sifat dasarnya yang paling cocok

4. Keadilan distributif, terwujud apabila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan
hal-hal yang tidak sama
contoh, sistem penggajian/upah, lulusan SMA dibedakan dengan lulusan sarjana.

5. Keadilan komutatif, terwujud apabila tindakan nya tidak bercorak ekstrim sehingga
merusak atau menghancurkan pertalian didalam masyarakay, sehingga masyarakat
menjadi tidak tertib. guna keadilan komutatif untuk memeliharaketertiban masyarakat
dan kepentingan publik.

4. KEJUJURAN

Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan oleh seseorang sesuai dengan hati
nuraninya dan apa yang dikatakan sesuai dengan knyataan yang ada. Jujur juga berarti hati
seseorang bersih dari perbuatan yang dilarang oleh agama. Adapun kesadaran moral adalah
kesadaran tentang diri sendiri berhadapan dengan hal baik dan buruk. Dalam kehidupan
sehari-hari jujur atau tidak jujur merupakan bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan.

Ketidakjujuran sangat luas wawasannya sesuai dengan luasnya kehidupan dan kebutuhan
manusia. Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara berbagai cara dan sikap perlu
dipupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan seseorang diperbolehkan berkata
tidak jujur sampai pada batas-batas yang dapat dibenarkan.
5. KECURANGAN

Kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani. Orang yang
sudah berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan atau materi. Bagi orang
yang berbuat curang akan mendatangkan kesenangan bagi dirinya meskipun orang lain
menderita.

Faktor yang mempengaruhi orang yang melakukan kecurangan diantaranya :

1) Faktor Ekonomi
2) Faktor Kebudayaan
3) Faktor Peradaban
4) Faktor Teknik

Selain yang disebutkan di atas penyebab kecurangan  juga ada beberapa lagi, seperti :

a. Penyembunyian (concealment)
Kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan dari deteksi dan
hukuman sebagai akibatnya.

b. Kesempatan/Peluang (opportunity)
Pelaku perlu berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat agar dapat
mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam sistem dan juga menghindari
deteksi.

c. Motivasi (motivation)
Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas demikian, suatu kebutuhan
pribadi seperti ketamakan/kelobaan/kerakusan dan motivator yang lain.

d. Daya tarik (attraction)


Sasaran dari kecurangan perlu menarik bagi pelaku.

e. Keberhasilan (success)
Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur dengan baik untuk
menghindari penuntutan atau deteksi.
6. PEMULIHAN NAMA BAIK

Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak
tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tidak tercemar. Penjagaan
nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan.

Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai
dengan kodrat manusia, yaitu :

1) Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk bermoral


2) Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi untuk mewujudkan
dirinya sendiri sebagai pelaku moral.

Bila nama baik seseorang tercemar maka orang tersebut akan melakukan apa saja
untuk memulihkan nama baiknya.Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia
akan segala kesalahannya bahwa apa yang diperbuat tidak sesuai dengan ukuran
moral atau akhlak.

Tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai
manusia.

Ada 3 macam godaan yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita.Bila orang tidak
dapat mengendalikan hawa nafsunya maka ia akan terjerumus kejurang kenistaan
karena untuk mendapatkan derajat/pangkat, harta dan wanita dipergunakan jalan
yang tidak wajar.

Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf
tidak hanya dibibir saja melainkan harus bertingkah laku sopan, ramah dan berbuat darma
serta mempunyai sikap rela dan tawakal yang harus selalu dipupuk.

7. PEMBALASAN

Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain.Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebalik pergaulan
yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari pembahasan ini maka dapat disimulkan bahwa keadilan itu adalah suatu perbuatan
yang tidak memandang jabatan, kedudukan, serta martabanya sebagai manusia, akan tetapi
berdasarkan perilaku baik dan buruknya. Atau disebut juga tidak memihak, maka dari itu
perilaku jujur menjadi dasar utama dalam perilaku adil, jangan sampai perilaku kecurangan
menjadi penghalang untuk berbuat adil, karena semua perbuatan itu akan ada balasannya,
baik itu balasan di dunia, yang bisa saja dihindari, maupun pembalasan di akhirat yang tidak
bisa dihindari, dan di akhiratkah seseorang akan mendapatkan peradilan yang seadil-adilnya.
Tak seorangpun yang dapat menghindari peradilan dari-Nya. Jadi, mari kita berbuat adil
karena-Nya.

2. SARAN

Dengan dibuatnya makalah yang berjudul manusia dan keadilan ini diharapkan kita para
mahasiswa khususnya, bisa memahami dan melaksanakan keadilan di dalam kehidupan
sehari-hari, tidak berbuat curang, selalu mengikuti hati nurani yang sifatnya benar.
Alangkah baiknya jika bisa disampaikan juga kepada saudara kita yang belum mengerti arti
dari keadilan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Zen Harun dan Zenal Mutaqin.2011. Bulughul Maram min Adillatul


Ahkam tarjamah.Jakarta:Bone Pustaka cet. Ke 2 h. 390

Drs. Siswono Supartono Widyo. 2009.Ilmu Budaya Dasar.Bogor Selatan:Graha Indonesia


h.114

Widyo Nugroho dan Achmad Muchji. 1996.  Ilmu Budaya Dasar. Rev ed. Cet 5. Jakarta:
Gunadarma.
Mochlisin. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMP VII. Jakarta: Interplus
Tri Astuty S.Pd.I. 2015. Buku Pedoman Umum Pelajar RIPAIL Rangkuman Ilmu Pendidikan
Agama Islam Lengkap SD kelas 4,5,6. Cet pertama 2015. Jakarta:Vicosta Publishing.

Internet :
http://putrikumalasari.wordpress.com/2011/04/23/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keadilan/
http://radenmasyonatanpandukristanto.blogspot.com/2012/06/tugas-ibd-cara-pemulihan-
nama-baik.html
http://hariansib.com/?p=106872
http://musiklib.org/Iwan_Fals-Bongkar-Lirik_Lagu.htm
http://polhukam.kompasiana.com
https://romyandikajm.wordpress.com/2018/04/13/tugas-makalah-ilmu-budaya-dasar-
manusia-keadilan/
https://arafarra17.blogspot.com/2016/06/makalah-manusia-dan-keadilan.html

Anda mungkin juga menyukai