Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zakaria Npm : 17111721 Kelas : 1ka41

MANUSIA DAN KEADILAN A. PENGERTIAN KEADILAN Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Masing-masing orang menerima bagian yang tidak sama , sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidakadilan.

B. KEADILAN SOSIAL

Berbicara tentang keadilan ,akan mengingatkan kita kepada dasar negara kita yaitu Pancasila , yang dimana pada sila ke-5 nya berbunyi Keadlian Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan menurut Plato adalah diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil yaitu orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.

Perbuatan dan Sikap yang harus di lakukan demi mewujudkan keadilan sosial : Perbuatan Luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Sikap adil terhadap sesama , menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta Sikap suka bekerja keras menghormati hak-hak orang lain. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan. Sikap suka bekerja keras. Sikap menghargau hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Keadilan menurut Socrates yang memproyeksikan keadilan terhadap pemerintahan. Keadlian tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.

Keadilan menurut Kong Hucu yaitu keadilan terjadi apabila anaj ebagai anak, bila ayah sebagai ayah , bila raja masing-masing telah dilaksanakan kewajbannya.

Asas menuju terciptanya keadilan sosial , melalu 8 jalur pemerataan : 1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok khususnya pangan , sandang , papan. 2. Pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan. 3. Pemerataan pembagian pendapatan. 4. Pemerataan kesempatan kerja. 5. Pemerataan kesempatan berusaha. 6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita. 7. Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tanah air. 8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Menurut pendapat umum adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban.

A S C. BERBAGAI MACAM KEADILAN D. KEJUJURAN

1. Keadilan Legal atau Keadilan Moral Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuaanya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya. Pendapat plato disebut keadilan moral , sedangkan Sunoto disebut keadilan Legal. 2. Keadilan Distributif Keadilan yang terlaksana apabila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama. 3. Keadilan Komutatif Keadilan yang bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.

Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama dan hukum. barang siapa yang berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan , artinya orang itu berbuat benar.

E. KECURANGAN

Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur , dan sama dengan licik , meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagia lawan jujur.

F. PEMULIHAN NAMA BAIK

G. PEMBALASAN
Nama baik merupakan tujuan utama orag hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebangggaan batin yang tidak ternilai harganya. dari pada berputih mata lebih baik berputih tulang Tingkah Laku dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodart manusia : 1. Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral. 2. Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus di patuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.

Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa , perbuatan yang seimbang , tingkah laku yang serupa , tingkah laku yang seimbang. Sebagai contoh A memberikan makanan kepada B. Dilain kesempatan B memberikan Minuman kepada A. Perbutaan tersebuat merupakan pembalasan.

Refrensi : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/index-ilmu_budaya_dasar.htm http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab7-manusia_dan_keadilan.pdf

Anda mungkin juga menyukai