Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


MANUSIA DAN KEADILAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK IV :
NAMA:
ANDRIANI 4512060098
MIRJAN RAIS 4512060
YUNITA PURNAMA 4512060146
FAJRI LANTI 451206
FLORIANUS ARAM 451206
SUPRIANTO SELLE 451206
ABDUL GAFUR 451206




KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah member rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua,dan tidak lupa pula kita haturkan salam
kepada Nabi Muhammad SAW,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar ini dengan tepat waktu.
Makalah dengan judul Manusia dan Cinta Kasih ini kami susun untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah ISBD oleh dosen yang bersangkutan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr.H.Husain Hamka,MS
selaku dosen ISBD,serta kekompakan dan keaktifan dalam kelompok VI itu
sendiri,kedua factor inilah dan beberapa factor yang lain yang banyak
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena
itu kritik dan saran dari dosen maupun teman-teman sekalian sekalian sangat
kami butuhkan.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca
sekalian,khususnya dami dan teman-teman mahasiswa yang lain.


Makassar, 2013



Tim Penyusun
Kelompok IV




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Rasa keadilan itu setiap saat ditunggu-tunggu oleh semua orang. Adil dianggap indah. Semua
membutuhkannya. Semua orang juga mau diajak untuk memperjuangkannya. Orang juga mau
mengorban apa saja yang dimiliki untuk memperjuangkan keadilan. Keadilan sepertinya
menjadi sesuatu yang mahal, jarang terjadi, dan juga sulit diwujudkan.

Orang menjadi senang kalau diperlakukan secara adil. Sekelompok masyarakat menjadi rukun
dan damai manakala rasa keadilan berhasil terpelihara. Berapapun orang mendapatkan bagian,
tidak ada yang mempersoalkan, asalkan rasa keadilan terpenuhi. Keadilan biasanya dirasakan
dan bukan saja dirasionalkan. Orang bilang bahwa rasanya sesuatu itu sudah adil, dan bukan
mengatakan bahwa hitungannya sudah adil.

Sebaliknya, orang sangat tidak suka jika diperlakukan tidak adil. Biasanya jika seseorang
diperlakukan tidak adil, maka akan marah dan menuntut. Jika tidak berani atau tidak kuasa
menuntut ketidak adilan itu, maka seseorang akan dendam. Dia akan pura-pura menerima,
padahal hanya sebatas menahan rasa sakit hati.

Oleh karena itu maka benar, jika pemerintah atau pemimpin pada level apapun harus selalu
berusaha menjaga rasa keadilan itu di tengah-tengah masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin
harus mampu menjaga rasa keadilan. Syarat utama sebagai pemimpin harus adil. Masyarakat
menjadi bangga jika memiliki pemimpin yang adil dan menyukai keadilan.

Akan tetapi ternyata, mencari pemimpin yang adil tidak mudah. Karena memang berbuat adil
ternyata juga tidak gampang. Dalam hidup ini banyak tuntutan dan juga banyak pilihan.
Tuntutan yang beraneka ragam, semuanya minta dipenuhi. Sedangkan kekuatan yang tersedia
terbatas. Maka, terpaksa harus memilih yang sekiranya dianggap mendesak. Tatkala harus
memilih, maka siapapun tidak akan bisa memilihnya secara tepat, dalam arti memenuhi
kehendak semua pihak. Ada sebagian yang merasa diuntungkan, dan sebagiannya lagi
dirugikan. Maka, mulailah muncul rasa ketidak-adilan itu.
1.2. Rumusan Masalah







1.3. Batasan Masalah















BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian manusia
Bahasa manusia berasal dari kata manu(Sansekerta), mens (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang ini. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia
merupakan suatu oganisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia
merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh karena itu ia menangis, menuntut
agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar
bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat
untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

2.2 Pengertian keadilan
Keadilan adalah keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan
kewajiban.
Aristoteles: keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai
titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Plato: diproyeksikan pada orang. Orang yang adil adalah orang yang mengendalikan diri dan
perasaannya dengan akal.
Socrates: diproyeksikan pada pemerintahan. Keadilan tercipta bilamana setiap warga negara
sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Alasannya, karena pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai
ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini
terbatas pada nilai nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata adil berarti tidak berat sebelah, sepatutnya tidak
sewenang-wenang dan tidak memihak.
Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan antara hak dan kewajiban yang seimbang atau
harmonis. Dan telah di tetapkan dalam MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman
penghayatan dan pengamalan pancasila (Ekaprasetia Panca Karsa). Dengan ada dan tidaknya
keadilan menimbulkan kreativitas manusia.

Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan
haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakuai dan diperlakukan sesuai dengan harkat
dan martabatnya, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya, tanpa
membedakan suku, keurunan, dan agamanya. Hakikat keadilan dalam Pancasila, UUD 1945, dan
GBHN, kata adil terdapat pada:
1. Pancasila yaitu sila kedua dan kelima
2. Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV
3. GBHN 1999-2004 tentang visi
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan
menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila
setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang
sama dari kekayaan bersama.Konsep keadilan ini perlu dipahami dan dihayati agar terciptanya
homohumanus (manusia yang berbudaya, manusiawi, dan lembut).

Macam-macam Keadilan
Menurut sumbernya:
1. Keadilan individual, adalah keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak
buruk masing-masing individu.
2. Keadilan sosial, adalah keadilan yang pelaksanaannya bergantung pada struktur-struktur
yang terdapat dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan ideologi.

Menurut jenisnya:
1. Keadilan legal (keadilan moral)
Terwujud bila setiap anggota dalam masyarakat melakukan fungsinya dengan baik menurut
kemampuannya.
2. Keadilan distributif
Terwujud apabila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama
secara tidak sama pula.
Contoh: sistem penggajian/upah lulusan SMA dibedakan dengan lulusan sarjana.
3. Keadilan kumulatif
Terwujud apabila tindakannya tidak bercorak ekstrem sehingga merusak atau menghancurkan
pertalian di dalam masyarakat dan masyarakat menjadi tidak tertib.
Keadilan kumulatif berguna untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kepentingan publik.

Ciri-Ciri Nilai Keadilan
1. Tidak memihak
2. Sama hak
3. Sah menurut hukum
4. Layak dan wajar
5. Benar secara moral
Bila keadilan dijunjung dalam masyarakat, maka akan tercipta iklim kehidupan yang tentram,
harmonis, dan sejahtera.
Dengan keadilan, maka:
a. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga negara
b. Adanya kewajiban yang sama
c. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran
Akibat ketidakadilan:
1. Kehancuran bagi dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
2. Terciptanya kezaliman.
a. Keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang lain
b. Sewenang-wenang merampas hak orang lain
Bagaimana agar tercipta keadilan? Dengan:
1. Adanya tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah
2. Berlaku adil pada siapapun, hidup akan sukses.
3. Cari ilmu supaya mengetahui
a. Hak dan kewajiban serta aturan-aturan hidup lurus dan benar
b. Tahu hak Allah SWT, diri sendiri, orang tua, keluarga, dan umat
c. Orang yang kurang berilmu cenderung mudah berbuat zalim
d. Batasan antara yang benar (hak) dan salah (batil), tidak mengikuti hawa nafsu
4. Berusaha menyelesaikan masalah dengan data dan informasi yang benar dan akurat (dengan
cross check agar keputusan tidak subjektif)
5. Menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan, dan
keharmonisan dalam hidup.
*)adil merupakan ciri seseorang yang taqwa kepada Allah(*
berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.(Q.S. Al-Maidah:5)
Adil terhadap Allah:
Menyadari bahwa kita adalah ciptaan Allah, milik Allah, dan segalanya adalah titipan Allah.
Adil terhadap diri sendiri:
1. Perlakukan diri kita adil (kebutuhan jasmani dan rohani, bersih dari penyakit hati)
2. Ibadah yang tulus dan istiqomah
3. Jaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat, maka hidup akan tentram.
hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan,
menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap diri sendiri. (Q.S. Annisa: 135)
Adil terhadap orang tua:
Jadilah anak yang shaleh, berbakti, dan balas budi.
Adil terhadap orang lain:
Janganlah memanfaatkan kekuasaan dari amanah untuk kepentingan pribadi.
Mengayomi semua pihak, menegakkan hukum, jadi panutan yang baik.
_Pemimpin yang adil akan masuk surga

Akibat dari ketidakadilan adalah
1. Kehancuran : diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan Negara
2. Kezaliman yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang lain,
sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan kepuasan nafsu.
Bagaimana agar kita bias memiliki sifat adil ?
1. Tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah
2. Berlaku adil pada siapapun agar hidup sukses
3. Cari ilmu sebab dengan berilmu dapat mengetahui hak dan kewajiban dan aturan hidup yang
benar
4. Menghasilkan masalah dengan data dan informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap)
5. Menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan dan kemuliaan
dalam hidup.



Contoh kasus:

HUKUM HANYA BERLAKU BAGI PENCURI KAKAO, PENCURI PISANG, & PENCURI
SEMANGKA(Koruptor Dilarang Masuk Penjara)
Supremasi hukum di Indonesia masih harus direformasi untuk menciptakan kepercayaan
masyarakat dan dunia internasional terhadap sistem hukum Indonesia. Masih banyak kasus-
kasus ketidakadilan hukum yang terjadi di negara kita. Keadilan harus diposisikan secara netral,
artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
Keadaan yang sebaliknya terjadi di Indonesia. Bagi masyarakat kalangan bawah perlakuan
ketidakadilan sudah biasa terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas atau pejabat yang
punya kekuasaan sulit rasanya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Ini kan tidak adil !!
Kasus Nenek Minah asal Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan adalah salah satu contoh
ketidakadilan hukum di Indonesia. Kasus ini berawal dari pencurian 3 buah kakao oleh Nenek
Minah. Saya setuju apapun yang namanya tindakan mencuri adalah kesalahan. Namun
demikian jangan lupa hukum juga mempunyai prinsip kemanusiaan. Masak nenek-nenek kayak
begitu yang buta huruf dihukum hanya karena ketidaktahuan dan keawaman Nenek Minah
tentang hukum.
Menitikkan air mata ketika saya menyaksikan Nenek Minah duduk di depan pengadilan dengan
wajah tuanya yang sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk datang ke sidang kasusnya ini
Nenek Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk biaya transportasi dari rumah ke
pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh. Seorang Nenek Minah saja bisa menghadiri
persidangannya walaupun harus meminjam uang untuk biaya transportasi. Seorang pejabat
yang terkena kasus hukum mungkin banyak yang mangkir dari panggilan pengadilan dengan
alasan sakit yang kadang dibuat-buat. Tidak malukah dia dengan Nenek Minah?. Pantaskah
Nenek Minah dihukum hanya karena mencuri 3 buah kakao yang harganya mungkin tidak lebih
dari Rp.10.000,-?. Dimana prinsip kemanusiaan itu?. Adilkah ini bagi Nenek Minah?.
Bagaimana dengan koruptor kelas kakap?. Inilah sebenarnya yang menjadi ketidakadilan hukum
yang terjadi di Indonesia. Begitu sulitnya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Apakah
karena mereka punya kekuasaan, punya kekuatan, dan punya banyak uang ?, sehingga bisa
mengalahkan hukum dan hukum tidak berlaku bagi mereka para koruptor. Saya sangat prihatin
dengan keadaan ini.
Sangat mudah menjerat hukum terhadap Nenek Minah, gampang sekali menghukum seorang
yang hanya mencuri satu buah semangka, begitu mudahnya menjebloskan ke penjara suami-
istri yang kedapatan mencuri pisang karena keadaan kemiskinan. Namun demikian sangat sulit
dan sangat berbelit-belit begitu akan menjerat para koruptor dan pejabat yang tersandung
masalah hukum di negeri ini. Ini sangat diskriminatif dan memalukan sistem hukum dan
keadilan di Indonesia. Apa bedanya seorang koruptor dengan mereka-mereka itu?.
Saya tidak membenarkan tindakan pencurian oleh Nenek Minah dan mereka-mereka yang
mempunyai kasus seperti Nenek Minah. Saya juga tidak membela perbuatan yang dilakukan
oleh Nenek Minah dan mereka-mereka itu. Tetapi dimana keadilan hukum itu? Dimana prinsip
kemanusian itu?. Seharusnya para penegak hukum mempunyai prinsip kemanusiaan dan bukan
hanya menjalankan hukum secara positifistik.
Inilah dinamika hukum di Indonesia, yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan, yang
mempunyai uang banyak, dan yang mempunyai kekuatan. Mereka pasti aman dari gangguan
hukum walaupun aturan negara dilanggar. Orang biasa seperti Nenek Minah dan teman-
temannya itu, yang hanya melakukan tindakan pencurian kecil langsung ditangkap dan
dijebloskan ke penjara. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang
negara milyaran rupiah dapat berkeliaran dengan bebasnya.
Oleh karena itu perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara komprehensif mulai dari
tingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah dengan melakukan pembaruan
dalam sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku masyarakat hukum kita ke arah kondisi
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tidak melupakan aspek kemanusiaan.
2.3 Perlakuan tidak adil
Perilaku tidak adil adalah perilaku yang yang tidak berpegang atas kebenaran, bisa juga
perilaku yang menguntungkan salah satu pihak.









BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
- Keadilan adalah keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan
kewajiban.
-Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan antara hak dan kewajiban yang seimbang atau harmonis.
Dan telah di tetapkan dalam MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan
pancasila (Ekaprasetia Panca Karsa). Dengan ada dan tidaknya keadilan menimbulkan kreativitas
manusia.
-Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan
haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakuai dan diperlakukan sesuai dengan harkat
dan martabatnya, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya, tanpa
membedakan suku, keurunan, dan agamanya. Hakikat keadilan dalam Pancasila, UUD 1945, dan
GBHN, kata adil terdapat pada:
1. Pancasila yaitu sila kedua dan kelima
2. Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV
3. GBHN 1999-2004 tentang visi
-Materi ini mengajarkan kepada kita bahwa kita harus selalu bersikap adil. Adil tidak hanya
berlaku pada tindakan kita terhadap orang lain namun adil terhadap diri kita sendiri, adil
terhadap sang kholik pun perlu kita terapkan. Adil terhadap diri sendir ada dua kategori yaitu
adil terhadap jasmani seperti member makanan yang sehat untuk tubuh dan adil terhadap
ruhani kita dengan memberikan ruh kita makanan batin seperti sholat &puasa. Adil terhadap
sang kholik adalah dengan melaksanakan apa yang membuat-Nya ridho terhadap apa yang kita
lakukan.
Dari paparan diatas sudah sangat jelas sekali bahwasannya keadilan akan membawa pada
kemaslahatan umat, jika setiap orang di muka bumi ini memiliki sifat adil maka akan tercipta
kehidupan yang harmonis, aman damai sehingga tidak akan ada tindakan-tindakan yang
merugikan.
3.2. KRITIK

3.3. SARAN

DAFTAR PUSTAKA


http://khabibmuafi.blogspot.com/2012/12/11-manusia-dan-cinta-kasih-penderitaan.html
http://deulfah1amtk.blogspot.com/2011/06/materi-7.html
http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1223:rasa-
keadilan&catid=25:artikel-rektor
http://metakalasari.wordpress.com/2010/06/09/pengertian-keadilan/
http://bigkodok.blogspot.com/2010/05/perlakuan-tidak-adil.html

Anda mungkin juga menyukai